Anda di halaman 1dari 8

Bab 2

Distribusi kepada Pemegang Saham: Dividen dan Pembelian Kembali Saham

15.1 Dividen Versus Keuntungan Modal: Manakah yang Lebih Disukai Investor?

15.1A Teori Dividen Tidak Relevan

 Profesor Miller dan Franco Modigliani (MM) mengajukan tori dividen tidak relevan
yang menyatakan kebijakan dividen tidak berdampak pada harga saham maupun
biaya modal suatu perusahaan yang dibuktikan bahwa nilai suatu perusahaan hanya
ditentukan oleh profitabilitas dasar dan risiko bisnisnya
 Nilai perusahaan hanya bergantuk pada laba yang dihasilkan oleh asetnya, bukan
bagaimana laba dipecah antara dividen dan saldo laba, namun dengan asumsi tidak
ada pajak yang dibayarkan atas dividen saham dapat dijual dan dibeli tanpa ada biaya
transaksi dan setiap orang dapat informasi yang sama tentang laba perusahaan di
masa depan.
 Berdasarkan asumsi, MM berpendapat setiap pemegang saham dapat menentukan
kebijakan dividennya sendiri dengan cara menjual sahamnya.

15.1B Alasan Investor Lebih Menyukai Dividen

 Kesimpulan teori MM tidak relevan adalah kabijakan dividen tidak memengaruhi


harga saham dan tingkat pengembalian yang diminta atas ekuitas rs.
 Kenyataannya sebagian besar investor menghadapi biaya transaksi ketika mereka
menjual saham sehingga investor yang mencari aliran laba yang stabil secara logis
akan lebih menyukai perusahaan yang membayarkan dividen secara rutin.

15.1C Alasan Investor Lebih Menyukai Keuntungan Modal

 Dividen mengurangi biaya transaksi bagi investor yang mencari pendapatan stabil atas
investasi mereka, dividen akan meningkatkan biaya transaksi bagi investor lain yang
tidak begitu tertarik pada pendapatan dan lebih tertarik pada penghematan uang
untuk jangka panjang di masa depan.
 Peraturan perpajakan mendorong banyak investor individual untuk lebih menyukai
keuntungan modal dibandingkan dividen
 Dividen dikenakan pajak pada tahun diterimanya, tetapi keuntungan modal tidak
dikenakan pajak sehingga saham itu dijual.
 Pajak atas dividen sering kali lebih tinggi dari tarid pajak atas keuntungan modal.

15.2 Beberapa Isu Kebijakan Dividen Lainya

15.2A Hipotesis Konten Informasi atau Sinyal

 MM berpendapat kenaikan dividen di atas jumlah yang diharapkan merupakan suatu


sinyal bagi investor bahwa manajemen perushaaan meramalkan laba yang baik di
masa depan. Sebaliknya, penurunan dividen atau kenaikan dalam jumlah lebih kecil
dari yang diharapkan merupakan suatu sinyal bahwa manajemen meramalkan lama
masa depan yang buruk.
 Perubahan harga tersebut hanya menunjukkan bahwa pengumuman dividen memiliki
konten informasi atau sinyal tentang laba di masa depan.
 Manajer sebaiknya mempertimbangkan dampak sinyal ketika mereka menentukan
kebijakan dividen

15.2B Dampak Klien

 Jika suatu perusahaan lebih memilih untuk menahan dan menginvestasikan kembali
laba daripada membayar dividen, pemegang saham yang membutuhkan pendapatan
saat ini akan berada dalam posisi yang menguntungkan.
 Pemegang saham yang lebih suka menyimpan daripada menghabiskan dividen akan
lebih menyukai kebijakan dividen yang rendah, karena semakin kecil jumlah dividen
yang dibayarkan semakin kecil jumlah pajak berjalan yang harus dibayarekan oleh
pemegang saham, dan semakin kecil pengorbanan yang harus mereka lakukan untuk
menginvestasikan kembali dividen setelah pajak
 Jadi investor yang ingin pendapatan investasi data ini sebaiknya memiliki saham di
perusahaan yang dividennya tinggi, sementara investor yang tidak membutuhkan
pendapatkan investasi saat ini sebaiknya memiliki saham perusahaan yang rendah.
 Hal tersebut menunjukkan adanya efek klien yang artinya perusahaan memiliki
kelompok klien yang berbeda-beda dan setiap klien memiliki preferensi yang
berlainan sehingga perushaan sebaiknya menerapkan kebijakan dividen yang stabil
demi menghindari kekecerwaan kelompok kliennya.

15.3 Menciptakan Kebijakan Dividen dalam Praktik

15.3A Menetapkan Target Rasio Pembayaran: Modal Dividen Residual

 Ketika memutuskan beberapa kas yang akan didistribusikan kepada pemegang saham,
perusahaan harus mempertimbangkan dua hal :
1) Tujuan utamanya adalah untuk memaksimalkan nilai pemegang saham
2) Arus kas perusahaan sebenarnya dimiliki oleh pemegang saham sehingga
manajemen sebaiknya tidak menahan lama, kecuali jika mereka dapat
menginvestasikan kembali laba tersebut pada tingkat pengembaliannya yang
tinggi dibandingkan dengan yang dapat diperoleh pemegang saham itu sendiri
 Beberapa perusahaan menghasilkan kas dlaam jumlah besar, umumya
mendistribusikan sebagian besar presentase kas kepada pemegang saham sehingga
akan menarik klien investor yang mentukai dividen tinggi
 Perusahaan lain mungkin tidak mau menghasilkan kas dalam jumlah kecil tapi
memiliki banyak peluang investasi yang baik, biaanya tidak mendistribusikan atau
mendistribusikan kas dalam jumlah kecil tetapi menikmati kenaikan laba dan harga
saham sehingga menarik investor yang menyukai keuntungan modal
 Pada umumnya perusahaan yang berada dalam industri yang stabil dan menghasilkan
kas (fasilitas umum, makanan, tembakau) membayarkan dividen yang relative tinggi,
sementara perusahaan di industri yang tumbuh dengan cepat (perangkat lunak
komputer dan bioteknologi) cenderung membayar dividen lebih rendah.
 Bagi suatu perusahaan rasio pembayaran yang optimal merupakan fungsi dari empat
faktor :
1) Opini manajemen tentang preferensi para investornya atas dividen versus
keuntungan modal
2) Peluang investasi perusahaan
3) Target struktur modal perusahaan
4) Ketersediaan serta biaya modal eksternal
 Faktor yang ada digabungkan menjadi model dividen residual, berdasarkan model ini
diasumsikan investor akan mengukuti empat langkah ini ketika menentukan target
rasio pembayarannya :
1) Perusahaan menentukan anggaran modal optimal
2) Perusahan menentukan jumlah ekuitas yang dibutuhkan untuk mendanai
anggaran tertentu, dengan mempertimbangkan target struktur modal
3) Perusahaan mengunakaan saldo laba untuk memenuhi persyaratan ekuitas
semakismial mungkin
4) Perusahaan membayar dividen hanya jika tersedia laba dalam jumlah yang
lebih besar daipada yang dibutuhkan untuk mendukung anggaran modal yang
optimal
 Dividen yang dibayarkan setiap tahunnya dapat dinyatakan dengan menggunakan
persamaan berikut ini :
Dividen = laba neto – saldo laba yang dibutuhkan untuk mendanai investasi baru
= laba neto – [(Target rasio ekuitas)(total anggaran modal)]
 Karena peluang investasi dan pendapatan bervariasi dari tahun ke tahun, kepatuhan
terhadap kebijakan dividen residual akan menghasilkan dividen yang tidak stabil
 Perusahaan mungkin tidak membayarkan dividen selama satu tahun karena
memerlukan dana untuk membiayai peluang investasi yang bagus, tapi tahun
berikutnya perusahaan akan membayarkan dividen dalam jumlah besar karena
peluang investasi buruk sehingga perusahaan tidak perlu menahan banyak laba
 Laba yang berfluktuasi juga akan menghasilkan dividen yang bervariasi bahkan jika
peluang investasinya stabil.
 Strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengimbangi kekhawatiran tidak
optimal jika selalu mengikuti model residual setiap tahun :
1) Memperkirakan laba dan peluang investasi, secara rata-rata selama sekitar 5
tahun mendatang
2) Menggunakan informasi yang diperkirakan untuk mengetahui rata-rata
dividen yang akan dibayarkan dengan menggunakan model residual (dan rasio
pembayaran terkaitnya) selama periode perencanaan
3) Menetapkan target kebijakan pembayaran berdasarkan data yang diproyeksi.
 Perusahaan dapat secara temporer menunda pembayaran dividen karena kebutuhan
jangka pendek terhadap kas, tetapi harapannya adalah mereka mampu
mengembalikan dividen tersebut ketika situasinya kembali normal

15.3B Pendapatan, Arus Kas, dan Dividen


 Arus kas sebenarnya lebih penting ketika menentukan dividen selain laba
 Ketika pendapatan berubah secara drastis, baik naik atau turun dividen cenderung
akan mengikuti dengan suatu jeda sementara manajemen menutuskan apakah
perubahan pendapatan ini akan berlanjut

15.3C Prosedur Pembayaran

 Umumnya perusahaan membayar dividen secara kuartalan, dan jika kondisinya


mengizinkan dividen naik sekali setiap tahun
 Prosedur pembayaran aktualnya adalah sebagai berikut :
1) Tanggal pengumuman
2) Tanggal pemegang saham yang tercatat
3) Tanggal ex-dividen
4) Tanggal pembayaran

15.4 Program Reinvestasi Dividen

 Perusahaan besar menerapkan program reinvestasi dividen (DRIPs) dimana


pemegang saham dapat secara otomatis menginvestasikan kembali dividen mereka
ke dalam saham perusahaan pembayar
 Terdapat dua jenis DRIPs :
1) Program yang melibatkan hanya saham lama dan telah beredar
2) Program yang melibatkan saham yang baru diterbitkan
 Pemegang saham memilih antara terus menerima cek dividen dan membiarkan
perusahaan menggunakan dividen itu untuk membeli lebih banyak saham
perusahaan bagi investor.
 Salah satu aspek penting DRIPs adalah mendorong perusahaan untuk mempelajari
ulang kebijakan dividen mendaftar.
 Banyak perusahaan yang menawarkan DRIPs telah memperluas program mereka
dengan cara pendaftaran terbuka dimana siapapun dapat membeli saham
perusahaan langsung sehingga tidak perlu membayar biaya pialang.
 Pemegang saham dapat berinvestasi lebih banyak dari dividen yang diterima, hanya
perlu mengirim cek dan membeli saham tanpa membayar komisi pialang.

15.5 Ringkasan Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kebijakan Dividen

15.5A Batasan

 Kontrak perjanjian obligasi, membatasi pembayaran dividen tehadap laba yang


dihasilkan setelah pinjaman itu disetujui.
 Pembatasan saham preferen, dividen saham preferen harus dipenuhi sebelum
pembayaran dividen saham biasa dapat dilanjutkan
 Aturan pelemahan modal, pembayaran dividen tidak dapat melebihi saldo laba pada
laporan posisi keuangan
 Ketersediaan kas, dividen kas hanya dapat dibayar dengan kas
 Pajak penalty terhadap pendapatan yang dikumpulkan secara tidak wajar, jika rasio
pembayaran dividen perusahaan sengaja ditahan untuk membantu pemegang
saham meghindari pajak pribadi, perusahaan akan dikenakan penalty yang besar.

15.5B Peluang Investasi

 Jumlah peluang investasi yang menguntungkan, jika perusahaan punya banyak


peluang invesatsi yang menguntukngkan akan mengasilkan target rasio pembayaran
yang rendah.
 Kemungkinan mempercepat atau menunda proyek, membuat perusahaan lebih
mematuhi kebijakan dividen yang stabil.

15.5C Sumber Modal Alternatif

 Biaya menjual saham baru, bila perusahaan perlu mendanai suatu level investasi
tertentu, perusahaan dapat memperoleh ekuitas dengan saldo laba atau dengan
menerbitkan saham baru.
 Kemampuan untuk menggantikan utang dengan ekuitas, suatu perusahaan dapat
mendanai suatu level investasi tertentu dengan utang atau ekuitas.
 Kendali, apabila manajemen ingin mempertahankan kendali, perusahaan mungkin
enggan untuk menjual saham baru sehingga perusahaan dapat menahan lebih
banyak laba dibandingkan yang seharusnya.

15.5D Dampak Kebijakan Dividen terhadap rs

 Dapat dikelompokkan ke dalam empat faktor :


1) Keinginan pemegang sham untuk pendapatan saat ini dan masa yang akan
datang
2) Persepsi resiko dividen versus keuntungan modal
3) Manfaat pajak dari keuntungan modal
4) Konten informasi atas dividen
 Terlihat jelas keputusan kebijakan dividen didasarkan pada penilaian berbasis
informasi dibandingkan pada analisis kuantitatif.

15.6 Dividen Saham dan Pemecahan Saham

15.6A Pemecahan Saham

 Banyak yang meyakini terdapat banyak kisaran harga optimal untuk saham
 Optimal berarti bahwa apabila harga saham berada dalam kisaran ini, rasio harga
saham dengan laba neto dan niali perusahaan akan dimaksialkan
 Pemecahan saham mengganakan jumlah saham beredar, laba dan dividen per
saham menjadi setengah dan akhirnya menurunkan harga saham. Setiap pemegang
saham akan memeiliki lebih banyak saham tapi setiap saham bernilai lebih rendah
 Pemecahan saham dapat dipecah dalam berbagai proporsi (dua untuk satu, tiga
untuk satu, satu setengah untuk satu,dll)

15.6B Dividen Saham


 Dividen saham serupa dengan pemecahans aham karena membagi potongan nilai
perusahaan menjadi lebih kecil tanpa mempengaruhi posisi fundamental pemegang
saham saat ini.
 Pemecahan saham umumnya digunakan setelah terbentuk harga yang tinggi
sehingga memerlukan penurunan harga.
 Dividen saham yang digunakan secara regular setiap tahun menjadikan harga saham
lebih banyak atau lebih sedikit terbatasi. Karena dividen saham yang kecil
menimbulkan masalah pembukuan dan beban yang tidak perlu, perusahaan lebih
sering menggunakan pemecahan saham dibandingkan dividen saham.

15.6C Dampak terhadap Harga Saham

 Secara rata-rata harga saham suatu perusahaan naik sgera setelah perusahaan
mengumumkan pemecahan saham atau dividen saham
 Satu alasan bahwa pemecahan saham dan dividen saham dapat menyebabkan harga
yang lebih tinggi adalah investor sering kali menganggap pemecahan saham dan
dividen saham sebagai sinyal laba masa depan yang lebih tinggi.
 Apabila suatu perusahaan mengumumkan pemecahan saham atau dividen,
harganya cenderung naik.
 Dengan menerbitkan lebih banyak saham dan menurunkan harganya, pemecahan
saham juga dapat meningkatkan likuiditas saham
 Terdapat bukti bahwa harga saham mengubah bauran para pemegangnys
 Kesimpulan : dividen saham dan pemecahan saham hanyalah penambahan
lembaran kertas, hal itu memberikan cara yang relatif lebih murah bagi manajemen
untuk memberi sinyal bahwa prospek perusahaan terlihat baik.

15.7 Pembelian Kembali Saham

 Terdapat tiga jenis pokok pembelian saham :


1) Situasi dimana perusahaan memiliki kas yang tersedia untuk didistribusikan kepada
pemegang saham, dan perusahaan mendistribusikan kas ini dengan membeli kembali
saham dan bukan membayarkan dividen tunai
2) Situasi dimana perusahaan menyimpulkan bahwa struktur modalnya sangat terbebani
dengan ekuitas dan perusahaan menjual surat utang dan menggunakan hasilnya
untuk membeli kembali saham
3) Situasi dimana perusahaan menerbitkan opsi bagi karyawan dan perusahaan
menggunakan embelian kembali di pasar terbuka untuk memperoleh saham beredar
tersebut dilaksanakan
 Saham yang telah dibeli kembali oleh suatu perusahaan disebut saham treasury. Apabila
beberapa saham beredar tersebut dibeli kembali berarti lebih sedikit sisa saham yang masih
beredar.

15.7A Dampak Pembelian Kembali Saham

 Dampak pembelian kembali terhadap EPS dan harga pasar persaham dari sisa saham
dapat dianalisis sebagai berikut :
1) EPS saat ini = laba total/jumlah saham
2) Rasio P/E = harga saham/EPS
3) EPS setelah membeli kembali 110.000 lembar saham = laba total/jumlah
saham
4) Rasio P/E setelah pembalian kembali = harga saham/EPS setelah membeli
kembali

15.7B Keuntungan Pembelian Kembali Saham

 Pengumuman pembelian kembali dapat dipandang sebagai sinyal positif oleh


investor
 Para pemegang saham memiliki pilihan ketika perusahaan mendistribusikan kas
dengan membeli kembali saham (mereka dapat menjual atau tidak menjual)
 Pembelian kembali dapat menghilangkan sebagian besar saham yang menggantung
di pasar dan menyebabkan harga per lembar saham rendah
 Dividen melekat di jangka pendek karena manajemen enggan untuk meningkatkan
dividen apabila peningkatan tersebut tidak dapat dipertahankan di masa depan
(manajemen tidak mentukai pemotongan dividen kas karena sinyal negative yang
diakibatkannya)
 Perusahaan dapat menggunakan model dividen residual untuk menetapkan target
tingkat distribusi kas, kemudian membagi distribusi tersebut ke dalam suatu
komponen dividend an komponen pembelian kembali.
 Pembelian kembali saham dapat digunakan untuk memproduksi perubahan skala
besar dalam struktur modal
 Perushaan yang menggunakan opsi saham sebagai komponen penting kompensasi
karyawan dapat membeli kembali saham dan menerbitkan ulang sham ersebut
ketika karyawan menggunakan opsinya.

15.7C Kerugian Pembelian Kembali Saham

 Pemegang saham mungkin bersikap sama saja antara dividend an keuntungan


modal dan harga saham dapat lebih diuntungkan dari dividen kas dibandingan dari
pembelian saham.
 Pemegang saham yang menjual sahamnya mungkin tidak sepenuhnya menyadari
implikasi dari pembelian kembali atau mereka tidak memiliki seluruh informasi
tentang aktivitas saat ini dan masa depan perusahaan
 Perusahaan mungkin membayar terlalu tinggi harga pembelian kembali saham
sehingga merugikan pemegang saham lainnya

15.7D Kesimpulan dari Pembelian Kembali Saham

 Karena penangguhan pajak terhadap keuntungan modal, pembelian kembali kemiliki


keuntungan pajak dibandingkan dividen sebagai cara mendistribusikan laba kepada
pemegang saham
 Karena terdapat efek sinyal, perusahaan sebaiknya tidak membayar dividen yang
berfluktuasi (hal itu akan melemahkan keyakinan investor terhadap perusahaan dan
memengaruhi biaya ekuitas dan harga saham secara negatif)
 Pembelian kembali saham bermanfaat ketika suatu perusahaan ingin mengubah
drastis struktur modalnya, untuk mendistribusikan dana tunai yang berasal dari
kejadian satu kali

Anda mungkin juga menyukai