Anda di halaman 1dari 38

KEBIJAKAN DIVIDEN

Jamaludin, S.E.I., M. Ec. Dev.


DEFINISI
• menurut Sartono (2010), kebijakan dividen adalah keputusan
apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan
kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan
dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa
datang.

• Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang


diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang
saham sebagai dividen atau ditahan dalam bentuk laba yang
ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang.
• Jika keputusan yang diambil adalah membagikan laba
sebagai dividen akan timbul 3 masalah penting yaitu : (1)
Berapa persentase yang harus dibagikan, (2) Apakah
pembagian tersebut harus berupa dividen tunai atau dalam
bentuk pembelian kembali saham yang mereka tahan,(3)
Bagaimana stabilnya pembagian itu, konstan dari tahun
ketahun atau bervariasi disesuaikan dg arus kas perusahaan
dan kebutuhan investasi.
• Ratio pembayaran dividen yang ditargetkan (target
payout ration) adalah persentase dari laba bersih
yang harus dibayarkan sebagai dividen tunai
sebagian besar harus didasarkan pada preferensi
investor atas dividen lawan keuntungan modal,
apakah investor lebih suka (1) perusahaan
membagikan laba sebagai dividen tunai atau (2)
perusahaan membeli kembali saham atau
menggunakan kembali laba itu dalam operasi
perusahaan yang akan menghasilkan keuntungan
modal.
I. Irrelevance Theory

Miller dan Modigliani (MM) berpendapat bahwa didalam


kondisi keputusan investasi yang given, pembayaran
dividen tidak berpengaruh terhadap kemakmuran
pemegang saham. Selanjutnya, bahwa nilai perusahaan
ditentukan oleh earning power dari asset perusahaan
(dalam arti lain nilai perusahaan ditentukan oleh
keputusan investasi).
• Sementara itu keputusan apakah laba yang
diperoleh dibagikan dalam bentuk dividen atau
ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan (
MM”Dividen Policy, Growth, and the Valuation of
Shares”, 1961). MM membuktikan pendapatnya
dengan berbagai asumsi (1) Pasar modal yang
sempurna dimana semua investor bersikap rasional,
(2) Tidak ada pajak perseorangan dan pajak
penghasilan perusahaan, (3) Tidak ada biaya emisi
dan biaya transaksi, (4) Kebijakan dividen tidak
berpengaruh terhadap biaya modal sendiri
perusahaan, (5) Informasi tersedia untuk setiap
individu terutama yang menyangkut tentang
kesempatan investasi.
• Yang terpenting dari MM adalah bahwa pengaruh
pembayaran dividen terhadap kemakmuran
pemegang saham akan diimbangi dg jumlah yang
sama dg cara pembelanjaan atau pemenuhan dana
yang lain.
• Dalam kondisi keputusan investasi yang given, maka
apabila perusahaan membagikan dividen kepada
pemegang saham, perusahaan harus mengeluarkan
saham baru sebagai pengganti pembayaran dividen
tersebut. Dengan demikian kenaikan pendapatan
dari pembayaran dividen akan diimbangi dengan
penurunan harga saham akibat penjualan saham
baru. Maka apakah laba yang diperoleh dibagikan
sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk
laba yang ditahan tidak akan mempengaruhi
kemakmuran pemegang saham.
II. Bird-in-the Hand Theory (Myron
J.Gordon, 1963;
J.Litner ,1962)
• Investor memandang satu burung ditangan lebih
berharga dp seribu burung diudara (investor akan
meminta tingkat keuntungan yang lebih tinggi untuk
setiap pengurangan dividen yield). Teori ini
mengatakan bahwa pembayaran dividen
mengurangi ketidak pastian, yang berarti
mengurangi resiko yang pada giliran selanjutnya
mengurangi tingkat keuntungan yang disyaratkan
pemegang saham.
III. Tax Differential Theory
• Investor yang dikenai pajak pendapatan perseorangan,
pendapatan yang relevan adalah pendapatan setelah pajak.
• Model penilaian saham dg tingkat keuntungan konstan, ke =
D1/Po + g dimana ke terdiri dari dividen yield ditambah dg
capital gain yang diharapkan. Untuk memperoleh tingkat
keuntungan pajak yang diharapkan, harus menyesuaikan kedua
komponen tsb dengan pajak. Jika capital gain dikenakan pajak
lebih rendah dari dividen, maka saham yang memiliki tingkat
pertumbuhan tinggi lebih menarik, tapi sebaliknya jika capital
gain dikenakan pajak yang sama dg dividen, maka keuntungan
capital gain jadi berkurang. Namun pajak atas capital gain masih
lebih baik dibandingkan dg pajak atas dividen karena pajak atas
capital gain baru dibayar setelah saham dijual sementara pajak
atas dividen dibayar setiap tahun setelah pembayaran dividen.
• Selain itu periode investasi juga mempengaruhi pendapatan
investor, jika investor membeli saham untuk jangka waktu
satu tahun maka tidak ada bedanya pajak atas capital gain dg
pajak atas dividen. Investor lebih suka untuk menerima
capital gain yang tinggi dibanding dg dividen yang tinggi
(investor menghendaki perusahaan untuk menahan laba
setelah pajak dan digunakan untuk pembiayaan investasi
daripada pembayaran dividen dalam bentuk kas).
• Untuk itu disimpulkan investor akan meminta tingkat
keuntungan setelah pajak yang lebih tinggi terhadap saham
yang memiliki dividen yield yang tinggi daripada saham
dengan dividen yield yang rendah.
• Perusahaan disarankan menentukan dividen dg payout yang
rendah atau tidak membagikan dividen.
IV. Information Content
Hypothesis
• Hipotesis Kandungan informasi atau pengisyaratan
adalah teori yang menyatakan bahwa investor
menganggap perubahan dividen sebagai
isyarat/signal dari praperkiraan manajemen atas
laba.
• Banyak penelitian untuk menguji hipotesis ini namun
masih sulit untuk menentukan apakah perubahan
harga saham yang mengikuti perubahan dividen
disebabkan karena (a) kebijakan dividen dilihat
sebagai tanda bagi investor yang disebut juga
signaling effect; (b) karena memang effect; atau (c)
karena kombinasi keduanya.
V. Clientile Effect
• Pengaruh clientile adalah kecenderungan suatu
perusahaan untuk menarik sekelompok investor
yang menyukai kebijakan dividen, kebijakan dividen
harusnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
segmen investor tertentu.
• Ada banyak investor dg berbagai kepentingan, ada
yang menyukai pendapatan saat ini dalam bentuk
dividen misal orang yg sudah pensiun ada pula
investor yang lebih menyukai menginvestasikan
kembali pendapatan mereka karena mereka ada
dalam kelompok tarif pajak tinggi.
• Jika perusahaan menahan laba maka investor yang menyukai
pembayaran dividen kecewa, memang mereka mendapat
kapital gain tapi u/memenuhi kebutuhan mereka terpaksa
menjual sebagian sahamnya tapi investor yang mempunyai
beban pajak tinggi ingin perusahaan membayar dividen
rendah.
• Karena adanya dua kelompok investor , perusahaan dapat
menentukan kebijakan dividen yang dianggap paling baik,
lalu biarkan investor yang tidak menyukai kebijakan dividen
perusahaan menjual saham mereka, tapi transaksi ini tidak
berlangsung efisien karena ada biaya transaksi dan
pembayaran capital gain sebagai akibat penjualan saham.
Stock Dividen

• Stock dividen adalah pembayaran tambahan saham


(dividen dalam bentuk saham) kepada pemegang
saham. Stock dividen tidak lebih dari penyusunan
kembali modal perusahaan (rekapitalisasi
perusahaan), sedang proporsi kepemilikan tida
mengalami perubahan. Tujuan perusahaan
memberikan stock dividen adalah untuk menghemat
kas karena ada kesempatan investasi yang
menguntungkan.
Stock Split

• Stock Split adalah pemecahan nilai nominal saham


kedalam nilai yang lebih kecil. Dengan demikian jumlah
saham yang beredar akan meningkat proporsional
dengan penurunan nilai nominal saham. Tujuannya
adalah untuk menempatkan harga pasar saham dalam
trading range tertentu.
Repurchase Stock

• Pembelian saham sering dilakukan karena


perusahaan mempunyai kelebihan kas dan tidak ada
kesempatan investasi yang menguntungkan.
• Alasan lain adalah karena perusahaan akan
melakukan penggabungan usaha dengan
perusahaan lain. Untuk melakukan pembelian
kembali dilakukan dengan jalan perusahaan
memberikan penawaran atau dengan cara membeli
langsung dipasar .
KEBIJAKAN DIVIDEN
Pengertian
Agus Sartono menyatakan bahwa : “Kebijakan dividen adalah keputusan
apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada
pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk
laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang”
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti menyatakan bahwa : “Kebijakan
dividen adalah kebijakan yang menyangkut tentang masalah
penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham, pada
dasarnya laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk
diinvestasikan kembali”
Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen,
maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya
mengurangi total sumber dana interen atauinternal financing.
Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang
diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana interen akan
semakin besar.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan
Dividen
• Kebutuhan Dana Untuk Membayar Utang
Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba
ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk
keperluan tersebut, ini berarti bahwa hanya sebagian kecil saja dari pendapatan atau
earning yang dibayarkan sebagai dividen
• Likuiditas
Semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin
besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
• Tingkat Pertumbuhan Perusahaan
Makin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan makin besar dana yang dibutuhkan, makin
besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan, makin besar bagian dari pendapatan
yang ditahan dalam perusahaan, yang ini berarti makin rendah dividend payout rationya
• Keadaan Pemegang Saham
Jika hampir semua pemegang saham berada dalam golonganhigh
tax dan lebih suka memperoleh capital gains, maka perusahaan
dapat mempertahankan dividend payout ratioyang rendah.
Dengan dividend payout ratio yang rendah tentunya dapat
diperkirakan apakah perusahaan akan menahan laba untuk
kesempaan investasi yang profitable
• Pembatasan Hukum
Pembatasan hukum tertentu bisa membatasi jumlah dividen yang
bisa dibayarkan perusahaan.
• Pengawasan Terhadap Perusahaan
Ada perusahaan yang mempunyai kebijakan hanya membiayai
ekspansinya dengan dana interen saja karena kalau ekspansi dibiayai
dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan
melemahkan control dari kelompok dominan di dalam perusahaan.
Demikian pula kalau membiayai ekspansi dengan uang akan
memperbesar risiko financialnya.
TEORI-TEORI KEBIJAKAN DIVIDEN
Irrelevance theory
Teori ini dikembangkan oleh Miller dan Modigliani (1961) Teori ini menganggap
bahwa kebijakan dividen tidak membawa dampak apa-apa bagi nilai
perusahaan. Jadi, peningkatan atau penurunan dividen oleh perusahaan tidak
akan mempengaruhi nilai perusahaan.
Bird in the hand theory
Teori ini juga berpendapat bahwa investor menyukai dividen karena kas di
tangan lebih bernilai daripada kekayaan dalam bentuk lain.
Teori Dividen Residual
Perusahaan menetapkan kebijakan dividen setelah semua investasi yang
menguntungkan habis dibiayai. Dengan kata lain, dividen yang dibayarkan
merupakan ‘sisa’ (residual) setelah semua usulan investasi yang
menguntungkan habis dibiayai.
BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN DIVIDEN
• Kebijakan dividen yang stabil
Jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka
waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham setiap tahunnya berfluktuasi.
• Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus
jumlah ekstra tertentu
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham tiap tahunnya.
Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan membayarkan dividen ekstra
diatas jumlah minimal tersebut.
• Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang
konstan
Jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi
sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya.
• Kebijakan dividen yang fleksibel
Kebijakan dividen yang terakhir adalah penetapan dividen payout ratio yang fleksibel,
yang besarnya setiap tahun disesuaikan dengan posisi financial dan
kebijakan financial dari perusahaan yang bersangkutan
ASPEK DALAM KEBIJAKAN DIVIDEN
• DEVIDEN SAHAM (STOCK DIVIDEND)
PT Abadi memiliki struktur modal sebagai berikut:
Saham biasa (nominal Rp 1.000 ; 3.000.000 lembar) = Rp 3.000.000.000
Capital surplus =1.500.000.000
Laba ditahan =7.500.000.000
Modal sendiri = 12.000.000.000
Perusahaan menentukan stock dividend sebesar 10%
Harga pasar saham Rp 4.000,-
Bagaimanakah komposisi modal sendiri setelah stock dividend?
Jawab:
Stock dividend 10%, maka ada tambahan saham sebanyak 10% x 3.000.000 = 300.000
lembar.
▪Stock deviden = 300.000 x Rp 4.000,- = Rp 1.200.000.000,- ditransfer dari laba ditahan ke
saham biasa dan capital surplus.
▪Nilai nominal saham tidak berubah, maka 300.000 lbr x Rp 1.000 = Rp 300.000.000, ditransfer ke
modal saham biasa.
▪sisanya Rp 1.200 000 000,- – Rp 300.000.000,- = Rp 900.000.000,- dimasukkan dalam capital
surplus, sehingga total modal sendiri tidak berubah.
▪Setelah stock dividend maka komposisi modal sendiri PT Abadi :
Saham biasa (nominal Rp 1000 ; 3.300.000 lembar) Rp 3 300 000 000
Capital surplus 2 400 000 000
Laba ditahan 6 300 000 000
Modal sendiri 12 000 000 000
Analisis

Stock dividend meningkatkan jumlah saham yang beredar, sehingga


laba per saham (EPS) akan menurun secara proporsional. Jadi
para pemegang saham mempunyai jumlah lembar saham yang
bertambah, tetapi mempunyai EPS yang berkurang, sehingga
proporsi keuntungan totalnya tetap tidak berubah.
Umumnya perusahaan memutuskan untuk membagikan stock
dividend, karena mereka memerlukan dana tersebut, dan tidak
ingin mengecewakan pemegang saham
PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT)
PT Abadi menentukan stock split dari satu menjadi dua saham.
Komposisi modal sendiri perusahaan adalah sebagai berikut:
Saham biasa
(nominal Rp 5000 ; 600.000 lembar) Rp 3.000 juta
Capital surplus Rp 1.500 juta
Laba ditahan Rp 7.500 juta
Modal sendiri Rp12.000 juta
• Setelah stock split, komposisi modal sendiri menjadi:
Saham biasa
(nominal Rp 2500 ; 1 200 000 lembar) Rp 3.000 juta
Capital surplus Rp 1.500 juta
Laba ditahan Rp 7.500 juta
Modal sendiri Rp12.000 juta
ANALISIS
• Setelah stock split, nilai nominal saham menjadi ½ X Rp 5 000 = Rp 2500 per
lembar. Investor yang semula memiliki 100 lembar saham setelah stock split
jumlah saham, yang dimilikinya menjadi 2 X 100 lembar = 200 lembar,
meskipun total nilainya tidak mengalami perubahan. Kekayaan investor tidak
berubah, sehingga tidak ada keuntungan ekonomis yang diperolehnya dari
stock split.
• Jadi ada persamaan antara Stock Devidend dan Stock Split, yaitu:
1. Tidak ada pendistribusian kas dalam kedua bentuk itu.
2. Mengakibatan jumlah lembar saham yang beredar meningkat.
3. Total modal sendiri (net worth) tidak berubah, tetapi hanya
komposisinya saja yang berubah.
PEMBELIAN KEMBALI SAHAM
(REPURCHASE OF STOCK)
• Contoh: PT Abadi adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur
yang memproduksi produk-produk perlengkapan busana wanita dan pria. Pada tahun
2005 memperoleh laba sebesar Rp 550 juta dan 50% dari jumlah tersebut akan dibagikan kepada
para pemegang saham dalam bentuk pembelian kembali saham. Jumlah saham yang beredar saat ini
adalah sebanyak 1.100.000 lembar dengan harga pasar sebesar Rp 2.500,- per lembar saham.
Manajer keuangan saat ini menawarkan kepada mereka yang mau menjual kembali saham biasa yang
dimilikinya seharga Rp 2.750,- jadi seolaholah menawarkan cash dividend Rp 250 per lembar saham.
Berdasarkan data tersebut,
• carilah:
a. laba per saham dan P/E Ratio sebelum kebijakan pembelian kembali saham
b. laba per saham setelah kebijakan pembelian kembali saham
c. harga saham setelah kebijakan pembelian kembali saham dengan asumsi P/E
Ratio konstan.
JAWABAN
EAT = 550 juta
Payout Ratio 50%
Outstanding share = 1,1 juta
P saham = Rp 2500 / lembar
P treasury stock = Rp 2750 / lembar
a. Sebelum kebijakan pembelian saham:
EPS = Rp.550,- juta / 1,1 juta = Rp 500 /lembar
Price <- PER = 2500 / 500 = 5

b. Setelah kebijakan pembalian kembali saham:


EAT untuk treasury stock = ½ x Rp.550,- juta = Rp.275,- juta
Jumlah saham yang dapat ditarik kembali = 275 juta / 2750 = 100 ribu lbr
EPS = Rp.550,- juta / 1 juta = Rp 550,- / lembar

c. P saham = PER X EPS = 5 x Rp 550,- = Rp 2.750,-


DPS Ukuran yang digunakan untuk menunjukkan
besar dividen jika dikaitkan dengan saham

PT. ABADI memiliki total saham beredar 57.659.116


lembar. Tahun 2001 dibagi dividen sebesar Rp
6.342.502.760. Berapakah besarnya DPS?

Total Dividen
DPS =
Total Saham Beredar

DPS 2001 = Rp 6.342.502.760/57.659.116


= Rp 110 per lembar saham
DIVIDEND YIELD
• Alat ukur yg digunakan untuk menilai kinerja saham

CONTOH SOAL :
PT. ABADI tahun 2023 membayar dividen interim sebanyak satu kali sebesar Rp 110 per
saham dan tidak membayar dividen final. Harga Saham BFIN pada penutupan tahun 2023
adalah Rp 2.800 per saham. Berapakah besarnya Dividend Yield?

DY = DPS/Harga Pasar saham

DY = Rp 110/Rp 2.800 = 0,0392

Semakin besar dividen yield semakin menarik bagi investor


DIVIDEND PAYOUT RATIO

PT. ABADI pada taun 2000 membayar dividen sebesar Rp


15.120 juta. Laba bersih yang diperoleh Rp 92.776.442 juta.
Sampai akhir tahun tsb jumlah saham beredar 378 juta
saham. Harga penutupan saham MLND Rp 1.450.
Berapakah besarnya DPR?
DPR adalah perbandingan antara Dividend per Share (DPS) dengan Earning per Share
(EPS)
DPR = DPS/EPS
DPS = Total Dividen/Total Saham
Beredar
EPS = EAT/Total Saham Beredar
⚫ Rata-rata DPR di BEI = 0 – 25%

DPS = Rp Rp15.120 juta/378 juta = Rp 40


EPS = Rp 92.776.442/378 juta = Rp 245
DPR = Rp40/Rp245 = 16,32%
Tanggal yg perlu diperhatikan:
❖Tanggal Pengumumuan (Declaration Date)
Tanggal resmi pengumuman oleh emiten ttg bentuk,
besar dan jadwal pembayaran dividen.

❖Tanggal Cum-Dividend (Cum-Dividend Date)


Tanggal hari terakhir perdagangan saham yg masih
melekat hak utk mendapat dividen

❖Tanggal Ex-Dividend (Ex-Divident Date)


Tgl saat perdagangan saham sudah tidak lagi melekat
hak untuk memperoleh dividen
Pembelian saham pd tgl tsb atau sesudahnya tidak
berhak atas dividen
❖Tanggal Pencatatan dalam Daftar
Pemegang Saham (Date of Record)
Tgl saat investor harus terdaftar sebagai pemegang
saham perusahaan shg berhak atas dividen
Pendaftaran sesudah tgl tersebut tdk berhak atas
dividen

❖Tanggal Pembayaran (Date of Payment)


Tgl pengambilan dividen
JADWAL PEMBAYARAN DIVIDEN
1. Dividen Interim
•Dividen yg dibayarkan antara satu tahun buku
•dgn tahun buku berikutnya.
•Dapat dibayarkan beberapa kali dalam setahun
•Tujuan: memacu kinerja saham di bursa
2. Dividen Final
Dividen hasil pertimbangan setelah penutupan
buku perseroan pada tahun sebelumnya yg
dibayarkan pada tahun buku berikutnya

Anda mungkin juga menyukai