DIVIDEN )
Principles of Managerial Finance, (13th edition) - Gitman, Lawrence J. dan Chad J.Zutter
Modern Financial Management, (8th edition) - Ross, Westerfield, Jaffe, Jordan-
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Korporasi
Dosen : Mayasari, SE, M.M
Oleh :
Annisza Septy
1304738
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
Stice at al (2004:902) menyatakan bahwa deviden adalah pembagian kepada
para pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan
jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik. Sedangkan menurut
Skousen et al (2001:757), deviden adalah pendistribusian laba secara proporsional
kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya.
Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan
pendanaan perusahaan. Pendistribusian keuntungan, apakah akan dibagikan dalam
bentuk dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali dengan mengharapkan
capital gain di masa yang akan datang adalah sebuah keputusan yang harus diambil
oleh pihak manajemen. Namun pada umumnya, setiap keuntungan bersih yang
dihasilkan oleh perusahaan akan dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian akan
diinvestasikan kembali ke perusahaan. Keputusan inilah yang disebut sebagai
kebijakan dividen.
B. Pembatasan Penulisan
Untuk memenuhi salah satu tugas kuliah, maka penyusun membuat laporan
bab ini dengan pembahasan kebijakan deviden. Laporan bab ini, penyusun membahas
mengenai
pengertian
deviden,
pengertian
kebijakan
deviden,
factor
yang
BAB II
ISI DESKRIPTIF
A. Definisi Kebijakan Dividen
Kebijakan deviden sebagai suatu perencanaan tindakan perusahaan yang harus
dituruti ketika keputusan deviden harus dibuat. Dividen merupakan nilai pendapatan
bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earning) yang
ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan. Dividen kas yang dibayarkan merupakan
penilaian investor atas suatu saham. Dividen kas mencerminkan arus kas kepada
pemegang saham dan menginformasikan kinerja perusahaan saat ini dan yang akan
datang. Karena retained earnings (laba ditahan) adalah salah satu bentuk pendanaan
internal, maka keputusan mengenai dividen dapat mempengaruhi kebutuhan
pendanaan eksternal perusahaan. Dengan demikian, semakin besar dividen kas yang
dibayarkan oleh perusahaan, maka semakin besar pula jumlah pendanaan eksternal
yang dibutuhkan melalui pinjaman hutang atau penjualan saham (Gitman,2013).
Dividen merupakan bagian dari laba perusahaan yang dibayarkan kepada
pemegang saham, yang biasanya dibagikan dalam bentuk kas, yang disebut dividen
tunai (cash dividend). Jika dibagikan berasal dari sumber lain, selain dari retained
earning, hal itu disebut sebagai distribution (Ross, Westerfield, dan Jordan,
2008:591).
B. Jenis-jenis Dividen
Terdapat beberapa jenis kebijakan dividen yang dapat diterapkan oleh
perusahaan dalam membayar dividen kepada para pemegang saham, berdasarkan
kemampuan dan kondisi perusahaan tersebut. Menurut Gitman (2006 : 602) ada
tiga jenis kebijakan dividen yang dapat diterapkan oleh perusahaan, yaitu :
1. Contstant Payout Ratio
A dividend policy based on the payment of certain percentage of
earnings to owners in each dividend period
Artinya :
Suatu kebijakan dividen berdasarkan pada pembayaran suatu
persentase tertentu dari pendapatan kepada pemilik pada setiap periode
dividen.
Pada kebijakan ini, perusahaan memberikan dividen per saham tidak akan
selalu sama namun akan berfluktuasi sesuai dengan besarnya laba usaha yang
diperoleh perusahaan.
kepada
para
pemilik
saham,
sehingga
dapat
memperkecil
d. Liquidity Dividend
Pembagian dividen pada saat perusahaan akan menutup perusahaannya atau
perusahaan membagikan dividen melebihi jumlah saldonya sehingga akan
mengurangi saldo investasi pemegang saham.
persentase yang lebih rendah dari pendapatannya untuk memungkinkan pemilik untuk
menunda pembayaran pajak sampai mereka menjual saham. Karena dividen kas
dikenakan pajak pada tingkat yang sama seperti keuntungan modal (sebagai hasil dari
Undang-Undang Pajak 2003), Strategi manfaat pemilik melalui penangguhan pajak
bukan sebagai hasil dari yang lebih rendah persentase pajak. pemegang saham
berpenghasilan rendah, namun, yang membutuhkan pendapatan dividen, akan lebih
memilih pembayaran yang lebih tinggi dari laba.
5) PERTIMBANGAN PASAR
Salah satu teori yang lebih baru diusulkan untuk menjelaskan keputusan
payout perusahaan 'adalah disebut teori katering. Menurut teori katering, tuntutan
investor untuk dividen berfluktuasi dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, selama
ledakan ekonomi disertai dengan pasar saham naik, investor dapat lebih tertarik untuk
saham.
D. Teori- teori Kebijakan Dividen
1. TEORI KETIDAKRELEVANAN DIVIDEN
Teori sisa dividen menyiratkan bahwa jika perusahaan tidak bisa berinvestasi
pendapatannya untuk memperoleh laba yang melebihi biaya modal harus
mendistribusikan laba dengan membayar dividen kepada pemegang saham.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa dividen merupakan sebuah sisa pendapatan
daripada variabel keputusan aktif yang mempengaruhi nilai perusahaan. Pandangan
seperti ini konsisten dengan teori dividen tidak relevan dimasukkan ditetapkan oleh
Merton H. Miller dan Franco Modigliani (M dan M) 0,2 Mereka berpendapat bahwa
nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kekuatan produktif dan risiko aset (Investasi)
dan bahwa cara di mana ia membagi aliran pendapatannya antara dividen dan internal
dipertahankan (dan diinvestasikan kembali) dana tidak mempengaruhi ini nilai. Teori
M dan M menunjukkan bahwa di dunia yang sempurna (kepastian, tidak ada pajak,
tidak ada transaksi biaya, dan tidak ada ketidaksempurnaan pasar lainnya), nilai
perusahaan adalah terpengaruh oleh pembagian dividen.
Myron J. Gordon dan John Lintner, 3 yang menunjukkan bahwa ada, pada
kenyataannya, hubunan langsung antara kebijakan dividen perusahaan dan nilai
pasarnya. Mendasar untuk proposisi ini mereka burung-in-the-tangan argumen, yang
menunjukkan bahwa investor melihat dividen saat ini kurang berisiko daripada
dividen masa depan atau capital gain: "A burung di tangan adalah senilai dua di
semak-semak. "Gordon dan Lintner berpendapat bahwa pembayaran dividen saat ini
mengurangi ketidakpastian investor, menyebabkan investor untuk diskon laba
perusahaan pada tarif yang lebih rendah dan, semua sederajat, untuk menempatkan
nilai tinggi pada saham perusahaan. Sebaliknya, jika dividen dikurangi atau tidak
dibayar,
ketidakpastian
investor
akan
meningkatkan,
meningkatkan
tingkat
umum digunakan untuk menurunkan harga pasar saham suatu perusahaan dengan
meningkatkan jumlah saham milik masing-masing pemegang saham.
BAB III
SIMPULAN
Kebijakan deviden merupakan bagian yang tidak dapat dipisahan dengan keputusan
pendanaan perusahaan. Secara definisi, kebijakan deviden adalah keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk
deviden atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi dimasa yang
akan datang. Faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden yaitu posisi likuiditas
perusahaan, kebutuhan dana untuk membayar hutang, tingkat pertumbuhan perusahaan,
pengawasan terhadap perusahaan, kemampuan meminjam, tingkat keuntungan, stabilitas
return, dan akses kepasar modal. Pendapat tentang kebijakan deviden yaitu pendapat tentang
ketidakrelevanan deviden (irrelevant theory) dan Pendapat tentang relevansi deviden
(relevant theory). Macam-macam kebijakan deviden yaitu kebijakan deviden yang stabil,
kebijakan deviden dengan penetapan jumlah deviden minimal ditambah jumlah ekstra
tertentu, kebijakan deviden dengan penetapan deviden payout ratio yang konstan, dan
kebijakan deviden yang stabil.