Anda di halaman 1dari 5

SUMMARY KEBIJAKAN DIVIDEN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Manajemen Keuangan

Disusun oleh:

Feniati Sudanto 19030070

KELAS IV C

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


PERGURUAN TINGGI BANGKA
PANGKALPINANG
2020-2021
Pengertian Dividen

Dividen adalah suatu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan baik dalam
bentuk kas maupun saham kepada para pemegang saham suatu perusahaan sebagai proporsi
dari jumlah saham yang dimilki oleh pemilik. Menurut Halim (2007:16) “dividen merupakan
pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan
yang diperoleh perusahaan”. Jika Perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam
dividen maka semua pemegang saham biasa mendapatkan hak yang sama. Pembagian
dividen untuk saham biasa dapat dilakukan jika perusahaan sudah membayar dividen untuk
pemegang saham preferen.
Widoadmodjo (1996) juga menyatakan bahwa dividen adalah saham secara tunai untuk
setiap lembarnya (dividend per share). Sedangkan dividen saham (stock dividend) merupakan
dividen yang dibayar atau dibagi dalam bentuk saham, yang diperhitungkan untuk setiap
lembar sahamnya. Dividen yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham dapat
dibagi dalam beberapa jenis dividen. Dividen yang paling disukai oleh para pemegang saham
adalah dividen tunai atau dividen kas.

Kebijakan Dividen

Menurut Sartono (2011) “kebijakan dividen adalah keputusan apakah yang diperoleh
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam
bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang”. Apabila perusahaan memilih
untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan
selanjutnya mengurangi totaql sumber dana internal financing. Sebaliknya jika perusahaan
memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern
akan semakin besar.
Kebijakan dividen adalah suatu perusahaan sehubungan dengan membayar pendapatan
sebagai dividen dibadingkan mempertahankan mereka untuk reinvestasi di perusahaan,
Mgbame (2011). Ini adalah pembagian keuntungan antara pembayaran kepada pemegang
saham dan investasi kembali dalam perusahaan. Dengan demikian kebijakan dividen
merupakan bagian penting dari jangka panjang strategi perusahaan pembiayaan.

Teori Kebijakan Dividen


1. Dividen Tidak Relevan
Modigliani-Miller (MM) dalam Sartono (2012), berpendapat bahwa didalam kondisi
keputusan investasi yang given, pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap
kemakmuran pemegang saham. Lebih lanjut MM berpendapat bahwa pertumbuhan
perusahaan ditentukan oleh earning power dari asset perusahaan. Dengan demikian
pertumbuhan perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi. MM membuktikan secara
matematis dengan berbagai asumsi; pasar modal yang sempurna dimana semua investor
bersikap rasional, tidak ada biaya emisi atau flotation cost dan biaya transaksi, kebijakan
dividen tidak berpengaruh terhadap biaya modal sendiri perusahaan dan informasi tersedia
untuk setiap individu terutama yang menyangkut tentang kesempatan investasi. Hal yang
terpenting dari pendapat Modigliani-Miller adalah bahwa pengaruh pembayaran dividen
terhadap kemakmuran pemegang saham akan diimbangi dengan jumlah yang sama dengan
cara pembelanjaan atau pemenuhan dana yang lain.

2. Relevansi Dividen
a. Dividen dibayar tinggi (Bird In the Hand Theory)
Teori yang dikemukakan oleh Hanafi (2012) argumen ini mengatakan bahwa
pembayaran dividen mengurangi ketidakpastian, yang berarti mengurangi resiko, yang
pada giliran selanjutnya mengurangi tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh
pemegang saham. Beberapan argumen yang mendukung pembayaran dividen tinggi:
 Mengurangi ketidakpastian Dividen yang tinggi akan membantu mengurangi
ketidakpastian. Beberapa tipe investor akan menyukai pendapatan saat ini. Karena
dividen diterima saat ini, sedangkan capital gain diterima dimasa mendatang,
ketidakpastian dividen menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketidakpastian
capital gain. Karena faktor ketidakpastian berkurang, investor semacam itu mau
membayar harga yang lebih tinggi untuk saham dengan dividen tinggi.
 Mengurangi konflik keagenan antara manajer dengan pemegang saham. Menurut
teori keagenan (agency theory) menurut teori tersebut, konflik bisa terjadi antar
pihak-pihak yang berkaitan di perusahaan. Misalnya pihak manajemen dengan
pemegang saham manajemen biasanya diberikan kewenangan untuk membagikan
dividennya kepada pemegang saham, namun oleh pihak manajemen bisa mempunyai
agenda tersendiri yang tidak selalu konsisten dengan tujuan pemegang saham.
 Efek Pajak. Meskipun dividen memilki efek pajak yang lebih tinggi dibandingkan
dengan capital again, tetapi dalam beberapa situasi, investor memilih pembayaran
dividen yang lebih tinggi karena membayar pajak yang lebih rendah.

b. Dividen dibayar rendah


Hanafi (2012) Argumen ini berpendapat sebaiknya dividen dibayarkan rendah. Variabel
yang mendasari argumen tersebut yakni:
 Efek Pajak. Di Negara tertentu, seperti Amerika Serikat,pajak untuk capital gain
lebih rendah dibandingkan dengan pajak untuk dividen (28% versus 31%).
Disamping itu pajak atas capital gain akan efektif jika capital gain tersebut direalisir
(yang berarti saham tersebut di jual). Dengan kata lain pajak efektif atas capital gain
dapat ditunda. Sedangkan pajak dividen akan dibayarkan pada saat dividen diterima.
Berdasarkan argumen tersebut, dividen seharusnya dibayar rendah, karena akan
menghemat pajak.
 Biaya Emisi. Jika perusahaan membayarkan dividen kemudian menerbitkan saham,
maka perusahaan akan mengeluarkan biaya emisi saham. Biaya modal eksternal
lebih besar dibandingkan biaya modal internal, karena adanya emisi, biaya transaksi
dan biaya under pricing saham. Karena itu perusahaan akan lebih membayarkan
dividen rendah sehingga tidak harus menerbitkan saham baru.
c. Teori Residu Dividen
Keown, dkk (2005) menjelaskan sebuah teori yang mengemukakan bahwa dividen yang
dibayarkan seharusnya sama dengan modal tersisa setelah pembiayaan untuk investasi
yang menguntungkan. Jika perusahaan menyebabkan floatation cost, yang mungkin
ditanggung secara langsung atas keputusan dividen. Karena biaya-biaya ini, sebuah
perusahaan harus mengeluarkan sejumlah sekuritas yang lebih besar untuk menerima
jumlah diminta untuk investasi. Sebagai efeknya, floatation cost menghapuskan
ketidakberbedaan kita antara pembiayaan oleh modal internal dan oleh saham baru.
Pada awal, perusahaan dapat membayar dividen dan mengeluarkan saham atau
menahan keuntungan. Dividen dibayar jika keuntungan tidak sepenuhnya digunakan
untuk tujuan investasi yakni, hanya jika ketika ada dividen residu setelah pembiayaan
investasi baru. Besaran dividen tergantung kebijakan dividen masing-masing
perusahaan.Menurut Naveli (1989) dalam Suharli (2007), secara umum kebijakan
dividen yang ditempuh perusahaan adalah salah satu dari 3 kebijakan ini, yaitu;
 Constant Dividend Payout Ratio, terdapat beberapa cara mengatur dividend payout
ratio yang di bagikan secara tetap dalam presentase atau rasio tertentu.
 Stable Per Share Dividend, kebijakan yang menetukan besaran dividen dalam
jumlah yang tetap. Kebijakan ini menunjukan perusahaan untuk mempertahankan
laba yang tinggi.
 Reguler Dividend Plus Extra, dalam kebijakan ini, perusahaan akan memberikan
suatu tingkat dividen yang relatif rendah tetapi dalam jumlah yang pasti, dan
memberikan tambahan apabila perusahaan membukakan keuntungan yang cukup
tinggi.

Halim (2005), bagi investor jumlah rupiah yang diterima dari pembayaran dividen
resikonya lebih kecil dari capital gain, selain itu dividen lebih dapat di perkirakan
sebelumnya. Sedangkan capital gain lebih sulit diperkirakan, sehingga pembayaran dividen
yang tinggi dapat diartikan bahwa perusahaan mempunyai prospek tingkat keuntungan yang
baik. Akhirnya harga saham cenderung mengikuti naik turunnya besarnya dividen yang
dibayarkan dapat menjadi informasi yang kurang baik bagi perusahaan dan besarnya dividen
yang dibayar sebagai informasi tingkat pertumbuhan laba saat ini dan masa mendatang.
Dengan anggapan tersebut, harga saham akan menjadi turun, karena banyak pemegang saham
akan menjual sahamnya.

DAFTAR PUSAKA

Widoatmodjo, Sawidji, 1996. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal; Pengetahuan Dasar.
Jurnalindo Aksara Grafika. Jakarta.
Widoatmodjo,Sawidji. 1996. Teknik Memetik Keuntungan di Bursa Efek. Rineka Cipta.
Jakarta.
Halim, Abdul. 2003. Analisis Investasi. Salemba empat. Jakarta
Suharli,M. 2007. Studi Empiris Mengenai Pengaruh Profitabilitas, Leverage,dan Harga
Saham terhadap Jumlah Dividen Tunai (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003). Jurnal Maksi Vol.6 No.2 Agustus. p.243-256
Keown, Arthur J, John Martin, William Petty dan David F. Scott, 2010. Manajemen
Keuangan Prinsip dan Penerapan, Edisi Kesepuluh Jilid 1, Alih Bahasa Marcus Prihminto
Widodo, MA, Penerbit PT INDEKS, 2010.
Hanafi, Mamduh dan Halim, Abdul. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ketiga.
Cetakan Pertama. Penerbit UPP Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. Yogyakarta.
Agus Sartono. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi(4th ed.). Yogyakarta:
BPFE

Anda mungkin juga menyukai