Anda di halaman 1dari 8

RESUME

“DIVIDENDS AND PAYOUT POLICY”

(CORPORATE FINANCE)

Dibuat Oleh :
KELOMPOK 3
1. Ahsanul Fikra 2320522046
2. Dinda Diah Pasya 2320522040
3. Mery Kurnia Illahi 2320522003
4. Nur Mahrani Harahap 2320522008

Dosen Pengampu : Dr. Rida Rahim, SE, MM

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2023
A. Kebijakan dividen dan pembayaran (Dividends And Payout Policy)
Kebijakan dividen merupakan subjek penting dalam keuangan perusahaan, dan
dividen merupakan pengeluaran tunai yang besar bagi banyak perusahaan. Dividen
adalah pembayaran yang berasal dari laba perusahaan dan diberikan kepada pemilik
perusahaan tersebut. dividen bisa dalam bentuk uang maupun saham. Atau Dividen
adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya.
Pembayaran dividen ini berasal dari laba bersih perusahaan dan merupakan bentuk
imbalan atas kepemilikan saham. Dividen dapat dibayarkan dalam bentuk uang tunai atau
saham tambahan.
Perusahaan yang menghasilkan laba memiliki beberapa opsi terkait dengan
penggunaan laba tersebut. Salah satu opsi tersebut adalah membayar dividen kepada
pemegang saham. Pembayaran dividen biasanya dilakukan secara berkala, misalnya per
kuartal atau per tahun, tergantung pada kebijakan dividen perusahaan.
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua perusahaan membayar dividen. Beberapa
perusahaan mungkin memilih untuk menggunakan laba mereka untuk pertumbuhan
bisnis, pembelian aset baru, atau pembayaran utang, daripada membayar dividen.
Keputusan perusahaan terkait dengan dividen dipengaruhi oleh strategi keuangan, kondisi
pasar, dan rencana pertumbuhan perusahaan.
Istilah dividen biasanya mengacu pada uang tunai yang dibayarkan dari
pendapatan. Jika pembayaran dilakukan dari sumber selain laba ditahan saat ini atau
akumulasi. Secara umum, setiap pembayaran langsung oleh perusahaan kepada
pemegang saham dapat dianggap sebagai dividen atau bagian dari kebijakan dividen.
Kebijakan dividen berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak
perusahaan, berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan dan besarnya saldo
laba ditahan untuk kepentingan perusahaan. Dividen merupakan sebagian dari laba bersih
perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham, oleh karenanya kebijakan dividen
bergantung pada tingkat profitabilitas perusahaan atau kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Semakin besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba,
maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Menurut dividend
signaling teory, peningkatan dividen dianggap sebagai sinyal positif dan perusahaan
mempunyai prospek yang baik, sehingga menimbulkan reaksi harga saham yang positif.
Sebaliknya, bila terjadi penurunan dividen dianggap sebagai sinyal negatif dan
perusahaan mempunyai prospek yang tidak begitu baik, sehingga menimbulkan harga
saham yang negatif. Oleh karena itu dibutuhkannya kebijakan dividen yang melibatkan
dua pihak yang berkepentingan dan keduanya saling bertentangan, yaitu kepentingan para
pemegang saham dengan dividennya dan kepentingan perusahaan dengan laba
ditahannya.
Kebijakan dividen biasanya diproksikan dengan dividend payout ratio yang
merupakan perbandingan antara dividen yang dibayarkan dengan laba bersih yang
didapatkan. Semakin tinggi dividend payout ratio akan menguntungkan pihak investasi,
namun bagi pihak perusahaan akan memperlemah internal finansial, karena memperkecil
laba ditahan. Sebaliknya, dividend payout ratio yang semakin kecil akan merugikan para
pemegang saham (investor), namun internal finansial perusahaan semakin kuat.
Perusahaan yang tidak membagikan labanya sebagai dividen akan memperbesar
sumber dana perusahaan dan akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk
mengembangkan perusahaan. Namun demikian besar dividen yang dibayarkan kepada
pemegang saham akan memperkecil sisa dana yang dapat digunakan untuk
mengembangkan perusahaan.
Profitabilitas diduga berpengaruh terhadap kebijakan dividen dikarenakan
profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin
tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka akan semakin tinggi pula perusahaan dalam
membayar dividen. Likuiditas mempengaruhi kebijakan dividen karena likuiditas
merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
seperti melunasi utang maupun dalam hal pembayaran dividen.
Dividen merupakan tujuan utama investor dalam melakukan investasi dalam
bentuk saham, apabila besarnya dividen tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh
investor maka investor lebih cenderung tidak akan membeli saham atau menjual saham
tersebut apabila ia telah memilikinya.

Dividen terdapat beberapa bentuk, ada 4 tipe dasar dividen:

1. Regular cash dividends, pembayaran dalam kondisi bisnis normal, biasanya


dibayarkan 4 kali setahun.
2. Extra dividends, tambahan pembayaran dividen yang nantinya bisa saja ada
lagi ataupun tidak.
3. Special dividends, pembayaran dividen yang tidak biasa atau hanya terjadi
sekali.
4. Liquidating dividends, pembayaran dividen hasil dari melikuidasi perusahaan
tersebut.

Standard method of Cash Dividend Payment


 Biasanya dividen digambarkan dalam sebutan dividends per share.
Kronologi pembayaran dividen

B. Does Dividend Policy Matter


 Yang dimaksud Dividend policy disini adalah pola waktu dari pembayaran
dividen tersebut, apakah harus dibayarkan sekarang atau diinvestasikan kembali
dan dibayar kemudian.
 Homemade dividend policy adalah dividend policy yang dibuat oleh investor
pribadi yang membatalkan dividend policy perusahaan dengan menginvestasikan
kembali dividennya atau menjual saham.
 dividend policy tidak relevan ketika tidak ada pajak karena pemegang saham bisa
membatalkan strategi dividen perusahaan. pemegang saham yang mendapatkan
dividen yang lebih besar dari yang diinginkan bisa menginvestasikannya kembali.
begitu juga ketika lebih kecil, pemegang saham dapat menjual sahamnya.
C. Real-World Factors Favoring a Low Dividend Payout
1. Taxes
Untuk individu pemegang saham, tarif pajak efektif atas pendapatan dividen lebih
tinggi daripada tarif pajak atas modal keuntungan. Biasanya, penerimaan dividen
yang telah dikenakan pajak merupakan penghasilan biasa. Sedangkan keuntungan
modal telah dikenakan pajak dengan tarif yang lebih rendah, dan pajak atas
keuntungan modal ditangguhkan sampai stok terjual. Aspek kedua dari pajak capital
gain ini membuat tarif pajak efektif jauh lebih rendah karena nilai pajak saat ini lebih
kecil.
2. Flotation cost
Jika kita memasukkan flotation cost dalam argumen kami, maka kami akan
melakukannya menemukan bahwa nilai saham menurun jika kita menjual saham
baru.
3. Dividend Restriction
D. Real-World Factors Favoring a High Dividend Payout
 High Payout Please → terjadi ketika bagian dari net income lebih besar
dikeluarkan untuk dividend → investor dapet fresh money langsung
Mengapa pembayaran dividen yang besar diinginkan?

DESIRE FOR CURRENT INCOME


 Individu yang menginginkan pendapatan tinggi lebih memilih hasil dividen yang
tinggi.
 Kelompok yang dilarang spending principal (trusts and endowments)
 Namun, argumen tersebut bisa menjadi tidak berhubungan karena:

❖ Keinginan yang tinggi arus kas masing-masing individu dengan low-dividend


securities dapat menjual saham mereka.
❖ Keinginan yang rendah arus kas masing-masing individu dengan

high-dividend dapat melakukan re-invest.

❖ Sehingga, tidak ada nilai untuk pemegang saham.


Argumen ini bisa juga menjadi relevan

Penjualan dari low-dividend stock yang melibatkan biaya lain dapat dihindari dengan
“high-dividend”.

TAX AND OTHER BENEFITS FROM HIGH DIVIDENDS

Corporate Investors

 Keringanan pajak terjadi ketika perusahaan memiliki saham pada perusahaan lain
(70% atau lebih)

Tax-Exempt Investors
 Grup ini termasuk ke dalam zero tax brackets, pajak bukan masalah.
 Pengecualian dividen untuk korporasi.
 Tax-exempt investors tidak khawatir tentang perbedaan perlakuan antara dividen
dan capital gain.

Uncertainty resolution – tidak ada jaminan bahwa dividen yang lebih tinggi pada masa
depan akan terwujud.

Kesimpulan
Individual investors (dengan berbagai alasan) mungkin memiliki keinginan untuk
meningkatkan pendapatan saat ini dan dengan demikian bersedia untuk membayar pajak
dividen. Selain itu, beberapa investor yang sangat besar seperti perusahaan dan lembaga
bebas pajak mungkin memiliki preferensi yang sangat kuat untuk pembayaran dividen yang
tinggi.
E. A Resolution of Real-World Factors
Information Content Deviden
 Tiga posisi berbeda atas dividen:
1. Berdasarkan argumen dividen buatan sendiri, kebijakan dividen tidak
relevan.
2. Karena pengaruh pajak bagi investor individu dan biaya penerbitan baru,
kebijakan dividen rendah adalah yang terbaik.
3. Karena keinginan untuk pendapatan saat ini dan faktor terkait, kebijakan
dividen tinggi adalah yang terbaik.
 Bagaimana memutuskan posisi mana yang benar? lihat apa yang terjadi pada
harga saham ketika perusahaan mengumumkan perubahan dividen. Anda akan
menemukan dengan beberapa konsistensi bahwa harga saham naik ketika dividen
saat ini meningkat secara tak terduga, dan umumnya turun ketika dividen turun
secara tak terduga.
The Clientele Effect
 Beberapa kelompok (individu kaya, misalnya) memiliki insentif untuk mengejar
saham dengan pembayaran rendah (atau pembayaran nol). Grup lain (perusahaan,
misalnya) memiliki insentif untuk mengejar saham dengan pembayaran tinggi.
Dengan demikian, perusahaan dengan pembayaran tinggi akan menarik satu grup,
dan perusahaan dengan pembayaran rendah akan menarik grup lain.
 Grup yang berbeda ini disebut klien. Argumen efek klien menyatakan bahwa
kelompok investor yang berbeda menginginkan tingkat dividen yang berbeda.
Ketika suatu perusahaan memilih kebijakan dividen tertentu, satu-satunya efek
adalah menarik pelanggan tertentu. Jika sebuah perusahaan mengubah kebijakan
dividennya, maka itu hanya menarik klien yang berbeda.
 Untuk melihat apakah Anda memahami efek klien, pertimbangkan pernyataan
berikut: Terlepas dari argumen teoritis bahwa kebijakan dividen tidak relevan atau
bahwa perusahaan tidak boleh membayar dividen, banyak investor menyukai
dividen yang tinggi; Karena fakta ini, suatu perusahaan dapat mendongkrak harga
sahamnya dengan memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi. Benar
atau salah?
 Jawabannya salah jika klien ada. Selama perusahaan dengan dividen tinggi cukup
memuaskan investor yang menyukai dividen, perusahaan tidak akan dapat
meningkatkan harga sahamnya dengan membayar dividen yang tinggi. Pelanggan
yang tidak puas harus ada agar hal ini terjadi, dan tidak ada bukti bahwa ini
masalahnya.
Kesimpulan
Kebijakan dividen tidak relevan ketika tidak ada pajak atau ketidaklengkapan
lainnya karena pemegang saham dapat secara efektif membatalkan strategi dividen
perusahaan. Pemegang saham yang menerima dividen lebih besar dari yang diinginkan
dapat menginvestasikan kembali kelebihannya. Sebaliknya, pemegang saham yang
menerima dividen lebih kecil dari yang diinginkan dapat menjual saham ekstra. Dengan
pajak dan biaya penerbitan baru, perusahaan harus membayar dividen hanya setelah
semua proyek NPV positif telah sepenuhnya dibiayai.

Anda mungkin juga menyukai