Anda di halaman 1dari 24

RESUME

MANAJEMEN KEUANGAN

Disusun Oleh :

NAMA : Devi Anggriani

NIM : 223010303035

JURUSAN : AKUNTANSI

KELAS : A

DOSEN PENGAMPU : Lamria Simamora, SE, MSA, Ak

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2023

BAB 15
KEBIJAKAN DIVIDEN

1. TIPE DAN CARA PEMBAYARAN DIVIDEN

Ada beberapa tipe dividen: dividen kas dan dividen nonkas.


Dividen kas (cash dividends) dan dividen nonkas (non-cash dividends)
adalah dua jenis pembagian keuntungan atau hasil yang diberikan oleh
perusahaan kepada pemegang saham sebagai imbalan atas kepemilikan
saham mereka.
Beriku ini penjelasan untuk masing-masing tanggal yang berkaitan
dengan dividen.
1. Tanggal pengumuman adalah tanggal pada saat pembayaran dividen
diumumkan oleh perusahaan.
2. Tanggal ex-dividend adalah tanggal dimana pembeli saham sebelum
tanggal tersebut berhak atas dividen.
3. Tanggal pencatatan adalah tanggal dimana semua pemegang saham
yang terdaftar pada tanggal tersebut berhak atas dividen.
4. Dividen dibayarkan pada tanggal pembayaran kepada semua
pemegang saham yang berhak menurut catatan yang dibuat pada
tanggal pencatatan.

2. KONTROVERSI KEBIJAKAN DIVIDEN


2.1. Kebijakan Dividen Tidak Relevan

Asumsi-asumsi kunci dalam teorema Modigliani-Miller


adalah pasar modal yang sempurna (tanpa biaya transaksi, pajak,
atau biaya informasi), tidak adanya biaya kebangkrutan, dan
asumsi bahwa investor memiliki informasi yang sama tentang
perusahaan.

Meskipun teorema ini memberikan dasar teoritis penting


dalam teori keuangan, dalam praktiknya, banyak perusahaan
mempertimbangkan kebijakan dividen dan struktur modal mereka
dengan cermat. Faktor-faktor seperti pajak, biaya kebangkrutan,
preferensi investor, dan sinyal informasi yang dikirim oleh
kebijakan dividen dapat memengaruhi keputusan perusahaan dalam
hal ini.

Dengan demikian, sementara teorema Modigliani-Miller


menyatakan bahwa kebijakan dividen tidak relevan dalam kondisi
tertentu, dalam dunia nyata, kebijakan dividen dan struktur modal
perusahaan dapat memiliki dampak yang signifikan tergantung
pada situasi dan tujuan perusahaan.

2.2. Kebijakan Dividen dan Kebijakan Investasi

Kebijakan dividen dan kebijakan investasi adalah dua aspek


penting dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Kedua kebijakan
ini mengatur bagaimana perusahaan akan mengelola dan
mendistribusikan laba mereka kepada pemegang saham dan
bagaimana mereka akan mengalokasikan sumber daya keuangan
mereka untuk investasi.

2.3. Argumen yang Mendukung Relevansi Dividen


2.3.1. Dividen Dibayar Tinggi (Bird In thr Hand Theory)

"Dividen Dibayar Tinggi" atau dalam bahasa Inggris dikenal


sebagai "Bird in the Hand Theory" adalah salah satu teori yang
sering digunakan dalam konteks kebijakan pembayaran dividen
oleh perusahaan. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh
seorang ekonom bernama Myron J. Gordon dan John Lintner.

Teori "Dividen Dibayar Tinggi" menyatakan bahwa pemegang


saham lebih menyukai penerimaan dividen yang lebih besar
daripada potensi pertumbuhan modal (capital gains) di masa
depan. Ini berarti bahwa para pemegang saham lebih memilih
menerima dividen saat ini sebagai "burung di tangan" daripada
mengandalkan pertumbuhan harga saham di masa depan
sebagai "dua burung di atas pohon."

2.3.2. Dividen Dibayar Rendah

Kebijakan pembayaran dividen yang rendah adalah kebijakan di


mana perusahaan memilih untuk membayar dividen kepada
pemegang saham dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan
dengan laba yang dihasilkan. Ini berarti bahwa sebagian besar
laba yang dihasilkan oleh perusahaan akan diinvestasikan
kembali dalam bisnis untuk pertumbuhan dan pengembangan
masa depan, bukan dibagikan kepada pemegang saham dalam
bentuk dividen.

2.3.3. Pengujian Empiris


Pengujian empiris dalam konteks manajemen keuangan
merujuk pada penggunaan metode ilmiah untuk mengumpulkan
data dan menguji hipotesis atau teori yang berkaitan dengan
aspek keuangan dalam dunia bisnis dan manajemen. Ini adalah
pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih mendalam tentang kebijakan, praktik, dan fenomena
keuangan dalam konteks perusahaan atau organisasi.

3. ISI INFORMASI DIVIDEN DAN EFEK CLIENTELE


3.1. Isi Informasi Dividen (Information Content of Dividend)

Informasi dividen mengacu pada informasi yang diberikan


oleh sebuah perusahaan kepada pemegang sahamnya tentang
jumlah dividen yang akan dibayarkan atau telah dibayarkan kepada
pemegang saham. Dividen adalah sebagian dari laba perusahaan
yang dibagikan kepada pemegang saham sebagai imbalan atas
kepemilikan saham mereka.

3.2. Efek Klien (Clientele Effect)

Efek Klien (Clientele Effect) adalah fenomena di pasar


keuangan di mana perubahan dalam kebijakan perusahaan terkait
dengan dividen atau kebijakan pengembalian modal mempengaruhi
pemegang saham tertentu yang menjadi "klien" perusahaan
tersebut. Efek Klien muncul karena berbagai pemegang saham
memiliki preferensi yang berbeda terkait dengan bagaimana
mereka ingin menerima pengembalian dari investasi mereka,
terutama dalam bentuk dividen.

4. TEORI DIVIDEN RESIDUL (RESIDUAL THEORY OF


DIVIDENDS)

Menurut teori dividen residul, perusahaan menetapkan kebijakan


dividen setelah semua investasi yang menguntungkan habis dibiayai.
Dengan kata lain, dividen yang dibayarkan merupakan ‘sisa’ (residul)
setelah semua usulan investasi yang menguntungkan habis dibiayai.
Menurut teori tersebut, manajer keuangan akan melakukan langkah-
langka berikut ini.
1. Menetapkan penganggaran modal yang optimum.
2. Menentukan jumlah saham yang diperlukan untuk membiayai
investasi baru tersebut sambil menjaga struktur modal yang ideal
(target).
3. Menggunakan data internal untuk mendanai kebutuhan dana dari
saham tersebut.
4. Membayarkan dividen hanya jika ada sisa dari dana internal, setelah
semua usulan investasi dengan NPV positif didanai.

5. BEBERAPA FAKTOR DALAM KEBIJAKAN DIVIDEN


5.1. Kesempatan Investasi
5.2. Profitabilitas dan Likuiditas
5.3. Akses ke Pasar Keuangan
5.4. Stabilitas Pendapatan
5.5. Pembatasan-pembatasan

6. PEMBELIAN SAHAM KEMBALI (STOCK REPURCHASES),


DIVIDEN SAHAM, DAN STOCK SPLIT
6.1. Pembelian Saham Kembali (Stock Repurchases)

Pembelian saham kembali, yang juga dikenal sebagai stock


repurchases atau share buybacks, adalah tindakan yang diambil
oleh sebuah perusahaan untuk membeli kembali sahamnya sendiri
dari pemegang saham yang ada. Proses ini melibatkan perusahaan
yang menggunakan sebagian dari keuntungannya atau sumber dana
lainnya untuk membeli kembali saham yang beredar di pasar
terbuka. Saham yang dibeli kembali biasanya akan dibatalkan,
sehingga jumlah saham yang beredar akan berkurang.

6.1.1. Keutungan Pembelian Saham Kembali

1. Pembelian saham kembali bisa menghemat pajak.


2. Pengumuman pembelian kembali bisa dianggap sebagai
signal positif oleh investor, karena pembelian saham kembali
seringkali didorong oleh motivasi manajer yang
mengganggap bahwa harga saham undervalued (lebih rendah
dari yang seharusnya).
3. Pembayaran dividen biasanya dilakukan dengan pola stabil.
4. Pemegang saham mempunyai pilihan dengan pembelian
saham kembali.
5. Dalam beberapa situasi tertentu, pembelian saham kembali
dilakukan secara selektif (targeted repurchase)

6.1.2. Kerugian Pembelian Saham Kembali


1. Pemegang saham barangkali mempunyai preferensi yang
berbeda antara dividen kas dan pembelian saham kembali.
2. Perusahaan barangkali membayar harga pembelian kembali
terlalu tinggi, sehingga merugikan pemegang saham saat ini.
3. Pemegang saham yang menjual sahamnya barangakali tidak
mengetahui persis implikasi dan efek dari program
pembelian saham kembali.

6.2. Dividen Saham dan Stock Split


6.2.1. Penyesuaian Akuntansi Dividen Saham dan Stock Split
(Pemecahan Saham)

Penyesuaian akuntansi untuk dividen saham dan stock split


(pemecahan saham) adalah proses yang dilakukan oleh
perusahaan untuk merefleksikan perubahan dalam struktur
modal mereka. Inilah beberapa penjelasan singkat mengenai
masing-masing konsep dan bagaimana penyesuaian akuntansi
dilakukan:

1. Dividen Saham:
Dividen saham adalah dividen yang dibayarkan kepada
pemegang saham dalam bentuk tambahan saham perusahaan,
bukan dalam bentuk kas. Ini mengurangi ekuitas pemegang
saham, tetapi tidak mempengaruhi total nilai pasar perusahaan.

 Penyesuaian Akuntansi untuk Dividen Saham:


Pada sisi aset, perusahaan akan mengurangi kas (atau aset
likuid lainnya) dan mencatat peningkatan jumlah saham yang
diterbitkan di neraca. Pada sisi ekuitas, perusahaan akan
mencatat penurunan dalam akun laba ditahan dan kenaikan
dalam akun modal saham atau ekuitas lainnya untuk
mencerminkan dividen saham tersebut.

2. Stock Split (Pemecahan Saham):


Stock split adalah tindakan perusahaan untuk memecah saham
yang ada menjadi lebih banyak saham dengan nilai nominal
yang lebih rendah. Tujuan dari pemecahan saham adalah
membuat saham lebih terjangkau bagi investor dan
meningkatkan likuiditas saham perusahaan.

 Penyesuaian Akuntansi untuk Stock Split:


Jumlah saham yang beredar akan meningkat secara
signifikan, tetapi nilai nominal individu saham akan berkurang.
Misalnya, dalam kasus pemecahan saham 2-1, setiap pemegang
saham akan menerima 2 saham baru dengan nilai nominal
setengah dari saham lama. Perusahaan akan memperbarui
informasi ini di neraca dan laporan keuangan lainnya. Jumlah
total ekuitas pemegang saham akan tetap sama, tetapi jumlah
saham yang beredar akan berubah.

6.2.2. Alasan Dilakukannya Dividen Saham dan Stock Split

1. Perusahaan ingin menahan kas, tetapi juga ingin membayar


dividen.
2. Perusahaan ingin memperoleh trading range yang dianggap
ideal.
3. Perusahaan ingin memberi signal ke pasar.

6.2.3. Reverse Split

Reverse split kebalikan dari stock split (pemecahan saham).


Reverse split, juga dikenal sebagai stock consolidation atau
reverse stock split, adalah proses di mana sebuah perusahaan
mengurangi jumlah saham yang beredar dengan meningkatkan
harga saham per lembar. Tujuan umumnya adalah untuk
meningkatkan harga saham per lembar sehingga saham
perusahaan tersebut tidak diperdagangkan pada harga yang
sangat rendah.

RANGKUMAN

Bab ini membicarakan kebijakan dividen Perusahaan mempunyai pilihan,


apakah membagikan dividen kas atau tidak. Persoalan tersebut juga bisa dilihat
sebagai persoalan menggeser timing dari pembayaran dividen Pertanyaan
berikutnya, apakah kebijakan dividen tersebut berpengaruh ter hadap nilai
perusahaan? Ada tiga argumen, yaitu: (1) Tidak ada pengaruh. (2) Dividen
seharusnya dibayar lebih tinggi, dan (3) Dividen seharusnya dibayar lebih
rendah. Pengujian empiris untuk ketiga argumen tersebut cen derung tidak
konklusif.
Dalam dunia nyata, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan.
Kebijakan dividen residual merupakan kebijakan dividen yang 'seharusnya
dilakukan. Kebijakan tersebut mengatakan bahwa dividen dibayarkan jika tidak
ada lagi kesempatan investasi yang perlu didanai. Selain itu ada faktor- faktor
lain yang perlu dipertimbangkan dalam kebijakan dividen seperti profitabilitas
dan likuiditas, akses ke pasar keuangan, dan pembatasan-pem- batasan oleh
pihak eksternal.
Bagian terakhir membicarakan pembelian saham kembali dan dividen
saham serta pemecahan saham
BAB 16
EFISIENSI PASAR KEUANGAN

1. PENDAHULUAN

Efisiensi pasar keuangan adalah konsep yang digunakan dalam


ekonomi dan keuangan untuk menggambarkan sejauh mana harga aset
keuangan mencerminkan semua informasi yang tersedia secara adil dan
segera. Efisiensi pasar keuangan berarti bahwa harga-harga saham,
obligasi, dan instrumen keuangan lainnya mencerminkan semua
informasi yang relevan, termasuk informasi publik dan informasi rahasia
yang hanya diketahui oleh beberapa orang.

2. KENAPA TERJADI PASAR YANG EFISIEN?

Kenapa terjadi pasar yang efisien (kenapa harga mencerminkan sem


informasi yang relevan)? Ada dua hal yang menjadi penyebabnya.
1. Analis yang banyak dan pandai. Pasar keuangan (dan juga pasar
modal) telah menarik banyak orang yang pandai dan bekerja di pasar
tersebut Sebagian menjadi analis, yang pekerjaannya adalah mencari
dan meng analisis informasi yang berkaitan dengan saham/sekuritas.
Analis yang banyak dan pandai tersebut membuat semua informasi
yang relevan akan dijamin mengalir ke pasar keuangan.
2. Ada kompetisi antar para analis. Kompetisi tersebut membuat para
analis berusaha sebaik-baiknya agar mereka bisa bertahan. Para analis
yang tidak mampu menganalisis dengan baik dan akurat tidak akan
bisa bertahan.

3. EFISIEN PASAR DAN BEBERAPA KATEGORI EFISIENSI


PASAR
3.1. Efisien Bentuk Lemah

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga


mencerminkan informasi masa lampau. Implikasi dari efisiensi
bentuk lemah adalah investor tidak akan memperoleh keuntungan
abnormal yang konsisten dengan menggunakan informasi masa
lampau. Sekilas pernyataan tersebut nampak- nya tidak masuk
akal, karena informasi masa lampau

3.2. Efisien Bentuk Setengah Kuat

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika


harga-harga mencerminkan informasi yang dipublikasikan. Contoh
informasi yang dipu- blikasikan adalah pengumuman laporan
keuangan, pengumuman keputusan kontrak, pengumuman dividen,
pengumuman peraturan tertentu, dan lainnya. Implikasi dari
kondisi tersebut adalah investor tidak akan memperoleh
keuntungan abnormal yang konsisten dengan menggunakan
informasi yang dipublikasikan. Seperti sebelumnya, sekilas
pernyataan tersebut sulit diterima akal. Banyak investor yang
mengandalkan informasi yang dipublikasikan seperti laporan
keuangan.

3.3. Efisien Bnetuk Kuat

Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga


mencer- minkan informasi yang bersifat pribadi, dan juga
informasi lainnya (yang dipublikasikan dan masa lalu). Informasi
pribadi (inside information) adalah informasi yang belum
dipublikasikan. Biasanya informasi tersebut hanya ber- edar di
kalangan orang dalam (insiders), seperti direksi-direksi perusahaan.
Implikasi dari kondisi tersebut adalah investor tidak bisa
memperoleh keun- tungan abnormal dengan menggunakan
informasi dalam, dan juga semua informasi yang ada. Tentu saja
bentuk efisiensi semacam ini merupakan bentuk efisiensi yang
sangat ekstrem. Sangat sulit membayangkan seseorang yang
mempunyai informasi dalam tidak bisa memperoleh keuntungan
abnormal dengan informasi tersebut.

4. BUKTI EMPIRIS
4.1. Efisien Bentuk Lemah
4.1.1. Pengujian Randomitas Pergerekan Sekuritas

Pengujian ini ingin melihat apakah harga sekuritas bergerak


secar random. Pergerakan harga yang random mencerminkan
pasar yang efisien Harga berubah menyesuaikan diri terhadap
informasi baru. Informasi baru datangnya bersifat random.
4.1.2. Pengujian Prediktabilitas dengan Menggunakan Data Masa
Lampau

Pengujian yang lebih formal bisa dilakukan untuk melihat


apakah infor- masi masa lampau bisa dipakai untuk
memprediksi harga di masa mendatang.

4.1.3. Pengujian Strategi Teknikal

Strategi teknikal adalah strategi yang berusaha mengidentifikasi


pola- pola tertentu pergerakan harga sekuritas dengan
menggunakan data masa lampau. Pengujian efisiensi bentuk
lemah yang bisa dilakukan adalah dengan melihat profitabilitas
strategi teknikal. Strategi teknikal tersebut berangkat dari
asumsi bahwa pasar tidak efisien dalam bentuk lemah. Dengan
demikian bisa diambil hipotesis, jika strategi teknikal bisa
menghasilkan tingkat keun tungan, maka hipotesis efisiensi
bentuk lemah bisa ditolak.

4.1.4. Prediktabilitas Return Berdasarkan Pola Musiman dan


Karakteristik Perusahaan

Pasar yang efisien menga takan bahwa harga mencerminkan


informasi yang relevan, sehingga investor tidak akan
memperoleh keuntungan superior dengan mudah Jika informas
variabel fundamental mudah diperoleh, muncul pertanyaan
kenapa informasi semudah itu bisa dipakai untuk memperoleh
keuntungan abnormal. Tetapi penemuar, empiris menunjukkan
bahwa beberapa variabel fundamental bisa dipakai untuk
memprediksi tingkat keuntungan superior. Karena itu feno
mena tersebut sering dikatakan sebagai anomali pasar (market
anomali). Ada beberapa anomali pasar yang sering dibicarakan,
yaitu ukuran (size), rasio market to book value, dan Price
Earning Ratio (PER) atau Earning to Price (E/P) (lihat bab
mengenai pengujian empiris model keseimbangan).

4.1.5. Prediktabilitas Return Jangka Panjang Berdasarkan


Karakteristik Pasar

Karakteristik (variabel) pasar nampaknya bisa dipakai untuk


mempre diksi return saham dan obligasi jangka panjang.
Karakteristik pasar tersebut antara lain, rasio dividen terhadap
harga untuk saham-saham S&P500, earning terhadap harga
untuk saham-saham S&P500, spread tingkat bunga obligasi
jangka panjang terhadap tingkat bunga obligasi jangka pendek
(premi jangka waktu), spread tingkat bunga obligasi rating
tinggi (risike rendah) terhadap tingkat bunga obligasi rating
rendah (risiko tinggi)-premi risiko. Sebagai contoh, rasio
dividen terhadap harga pada periode sebelum nya dipakai untuk
memprediksi return S&P500 periode ini. Proporsi variabel
dependen yang bisa dijelaskan oleh variabel independen dalam
persama semacam itu cukup tinggi, sekitar 25% (Fama and
French, 1988). Peneli lain menemukan bahwa rasio
earning/price bisa menjelaskan sekitar 30% return tahunan
indeks pasar.

4.2. Pengujian Efisiensi Bentuk Setengah Kuat


4.2.1. Metode Event Study

Dalam metode tersebut kita akan mengidentifikasi suatu event


tertentu, seperti pengumuman laporan keuangan, pengumuman
pembagian dividen, pengumuman merger, atau lainnya.
Kemudian kita akan melihat pergerakan harga saham disekitar
tanggal event tersebut.

4.2.2. Aplikasi Event Study: Kasus Pengumuman Akuisisi di


Bursa Efek Jakarta

4.2.3. Pengujian Event Study Lainnya

Pengujian dengan metodologi event study sudah dilakukan


terhadap banyak kejadian, bahkan barangkali ratusan event atau
kejadian-kejadian yang berbeda. Kejadian yang bisa dilihat
antara lain, pengumuman pemba gian dividen, pengumuman
pemotongan dividen, pengumuman peningkatan dividen,
pengumuman laporan keuangan, pengumuman penunjukkan
direksi baru, bahkan pengumuman yang berkaitan dengan
kondisi ekonomi makro seperti pengumuman kenaikan tingkat
bunga, dan sebagainya.

4.3. Pengujian Efisiensi Bentuk Kuat

Pengujian efisiensi bentuk kuat bisa dilakukan untuk


menguji apakah seseorang yang mempunyai informasi pribadi bisa
memperoleh keuntungan abnormal yang konsisten dengan
memanfaatkan informasi tersebut. Tetapi bagaimana
mengidentifikasi seseorang yang memanfaatkan informasi pri-
badi? Tentu saja seseorang yang memanfaatkan informasi pribadi
tersebut tidak akan pernah mengaku berbuat semacam itu, karena
insider trading merupakan perbuatan yang ilegal.

5. SO, IS MARKET EFFICIENT? (APAKAH PASAR SUDAH


EFISIEN?)
5.1. Anomali Pasar dan Joint Test Hyphotesis

Anomali pasar adalah kondisi di mana harga atau perilaku


suatu aset atau pasar tidak mengikuti pola yang diharapkan
berdasarkan analisis fundamental atau teknis. Ini dapat terjadi
karena berbagai faktor, termasuk peristiwa eksternal yang tidak
terduga, sentimen pasar, atau faktor-faktor lain yang
mempengaruhi permintaan dan penawaran.

Joint Test of Hypothesis (Uji Hipotesis Bersama) adalah


prosedur statistik yang digunakan untuk menguji beberapa
hipotesis secara bersamaan. Biasanya, ada beberapa hipotesis yang
diuji dalam satu kerangka kerja. Tujuan dari uji hipotesis bersama
adalah untuk menentukan apakah setidaknya salah satu dari
hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak.

Dalam konteks analisis pasar, uji hipotesis bersama dapat


digunakan untuk menguji apakah ada anomali pasar yang
signifikan dalam suatu portofolio atau aset.

5.2. Efisien Keuangan Versus Behavioral Finance

Efisiensi keuangan dan behavioral finance adalah dua


pendekatan yang berbeda dalam memahami perilaku pasar
keuangan dan pengambilan keputusan investasi.

RANGKUMAN

Pasar dikatakan efisien jika harga mencerminkan semua informasi y relevan


Pasar menjadi efisien karena banyak analis yang pandai dan agresif yang
mencari informasi, sehingga informasi dipastikan akan selalu mengalir ke pasar
keuangan Ada tiga tipe efisiensi pasar (1) efisiensi bentuk lemah jika harga
mencerminkan semua informasi masa lampau, dengan konsekuensi tidak
mungkin memperoleh keuntungan abnormal yang konsisten dengan
menggunakan informasi masa lampau, (2) efisiensi bentuk setengah kuat: jika
harga mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan, dengan konse
kuensi tidak mungkin memperoleh keuntungan abnormal yang konsisten dengan
menggunakan informasi yang dipublikasikan, dan (3) efisiensi bentuk kuat jika
harga mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan dan yang belum
dipublikasikan (pribadi atau private), dengan konsekuensi tidak mungkin
memperoleh keuntungan abnormal yang konsisten dengan menggu nakan
informasi yang dipublikasikan dan pribadi (praktis semua informasi) Pengujian
empiris secara umum menunjukkan bahwa pasar sudah efisien, khususnya untuk
efisiensi bentuk lemah dan setengah kuat Meskipun demi- kian ada beberapa
fenomena yang tidak mendukung efisiensi pasar keuangan Tetapi fenomena
tersebut nampaknya relatif kecil dengan fenomena yang- mendukung pasar
yang efisien.
BAB 17
SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG:
SAHAM MOSAL VENTURA

1. OVERVIEW SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG

Overview sumber pendanaan jangka panjang adalah ringkasan atau


gambaran umum mengenai bagaimana suatu organisasi atau entitas
perencanaan untuk mendapatkan dana atau sumber keuangan dalam
jangka waktu yang lebih panjang, biasanya lebih dari satu tahun, untuk
mendukung operasionalnya, proyek investasi, atau ekspansi bisnis.

2. SAHAM

Saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan.

2.1. Karakteristik Saham


2.1.1. Hak Residu

Hak residu adalah istilah yang sering digunakan dalam berbagai


konteks hukum dan keuangan. Hak residu merujuk pada hak
seseorang atau entitas terhadap sisa atau sumber daya yang
tersisa setelah semua klaim, utang, atau kewajiban lainnya telah
dipenuhi. Ini dapat memiliki makna yang berbeda tergantung
pada konteksnya.

2.1.2. Pengendalian Atas Perusahaan

Pengendalian atas perusahaan merujuk pada kemampuan


seseorang atau entitas untuk mengendalikan atau mempengaruhi
perusahaan, terutama dalam konteks perusahaan atau bisnis.
Pengendalian ini dapat berhubungan dengan pemegang saham,
pemilik, manajemen, atau pihak lain yang memiliki wewenang
untuk membuat keputusan strategis dan operasional yang
memengaruhi perusahaan.

2.1.3. Saham yang Diotorisasi, Saham yang Beredar, dan


Treasury Stock

Saham yang Diotorisasi, Saham yang Beredar, dan Treasury


Stock adalah konsep yang berkaitan dengan saham dalam
konteks perusahaan yang menerbitkan saham kepada pemegang
saham.

2.2. Proses Go-public


2.2.1. Sebelum Emisi

Sebelum emisi dilakukan, perusahaan perlu melakukan


persiapan-per- siapan sebagai berikut ini.

1. Manajemen merencanakan untuk go-public, yang kemudian


meminta persetujuan dari pemegang saham melalui rapat
umum pemegang saham untuk mengubah anggaran dasar
perusahaan.
2. Setelah itu, perusahaan mencari penjamin emisi, dan
lembaga lain yang berkaitan seperti profesi penunjang
(misal, akuntan, konsultan keuang an), lembaga penunjang
untuk membantu menyiapkan dokumen-dokumen yang
diperlukan.
3. Melakukan kontrak pendahuluan dengan bursa efek.
4. Melakukan penandatanganan perjanjian-perjanjian.
5. Perusahaan (emiten) menyampaikan pernyataan pendaftaran
ke Bapepam.
6. Melakukan ekspose terbatas di Bapepam.
7. Bapepam kemudian mengevaluasi permohonan oleh
perusahaan tersebut. Evaluasi meliputi kelengkapan
dokumen, kecukupan dan kejelasan informast, dan aspek
keterbukaan dari sisi hukum, akuntansi, keuangan dan
manajemen, Bapepam tidak menilai layak tidaknya atau
baik-buruknya perusahaan yang akan go-public.
8. Bapepam kemudian memberi tanggapan tertulis, dan
memberikan per nyataan pendaftaran efektif.

2.2.2. Emisi
Setelah melakukan langkah-langkah sebelum emisi tersebut,
perusahaan siap melakukan emisi Langkah-langkah yang
dilakukan adalah:

1. Negosiasi antara perusahaan (emiten) dengan penjamin


emisi untuk me nentukan harga penawaran ke penjamin
emisi. Pasar perdana merupakan istilah untuk pasar di mana
terjadi transaksi tersebut.

2. Kemudian penjamin emisi melalui agen yang ditunjuk


menawarkan saham ke investor. Penjatahan dilakukan oleh
penjamin emisi, terutama jika permintaan melebihi
penawaran saham.

3. Setelah melewati pasar perdana, saham siap diperdagangkan


di pasar sekunder sesudah dicatatkan (listing) di Bursa Efek
Di pasar sekunder, saham diperdagangkan oleh investor.
Harga bisa berubah-ubah ter gantung banyak faktor, seperti
kondisi ekonomi, berita mengenai per usahaan, yang
mengakibatkan berubahnya penawaran dan permintaan
terhadap saham tersebut. Harga-harga yang terlihat di surat
kabar adalah harga yang terbentuk di pasar sekunder.

2.2.3. Sesudah Emisi

Perusahaan tidak bisa lepas tangan setelah go-public.


Perusahaan masih mempunyai beberapa kewajiban.

1. Perusahaan harus memberikan laporan berkala, seperti


laporan tahunan, dan laporan tengah tahunan
2. Perusahaan juga harus melaporkan kejadian penting yang
berkaitan dengan perusahaan, yang bisa mempengaruhi
kinerja perusahaan. Sebagai contoh, akuisisi, pergantian
direksi, merupakan informasi penting yang harus
disampaikan oleh perusahaan Informasi semacam itu
menjamun transparansi sehingga investor bisa mengevaluasi
kinerja perusahaan.

2.3. Pasar Perdana dan Pasar Sekunder


2.3.1. Pasar Perdana
Pasar perdana, juga dikenal sebagai pasar utama, merujuk pada
tahap pertama di mana sekuritas atau instrumen keuangan baru
pertama kali ditawarkan untuk dijual kepada investor. Ini adalah
langkah pertama dalam penawaran umum perdana (IPO) suatu
perusahaan yang sahamnya akan diperdagangkan di pasar
modal.

2.3.2. Pasar Sekunder

Pasar sekunder, juga dikenal sebagai pasar sekunder saham atau


pasar sekunder sekuritas, adalah pasar di mana sekuritas atau
instrumen keuangan yang telah diterbitkan sebelumnya (dan
sebelumnya diperdagangkan di pasar perdana) diperjualbelikan
antara investor. Ini adalah pasar di mana investor membeli dan
menjual saham atau instrumen keuangan yang ada di antara
mereka, bukan dari perusahaan yang menerbitkan saham
tersebut.

2.4. Penentuan Harga Saham Baru dan Biaya Go-public


2.4.1. Penentuan Harga Saham

Penentuan Harga Saham (IPO Pricing):

 Penentuan harga saham (IPO pricing) adalah proses di


mana perusahaan yang akan melakukan IPO menentukan
harga awal atau harga penawaran untuk saham yang akan
ditawarkan kepada investor saat IPO.
 Tujuannya adalah untuk menentukan harga yang adil dan
wajar bagi saham perusahaan berdasarkan penelitian
pasar, valuasi perusahaan, dan kondisi pasar saat itu.
 Penentuan harga saham merupakan tahap penting dalam
persiapan IPO, dan harga ini akan digunakan dalam
prospektus IPO untuk memberi tahu calon investor
tentang harga yang diharapkan untuk pembelian saham
perusahaan.
 Harga saham IPO akan memengaruhi jumlah dana yang
akan diperoleh perusahaan dari penawaran tersebut.

2.4.2. Biaya Go-public

Biaya Go-Public (Going Public Costs):


 Biaya go-public adalah biaya yang terkait dengan seluruh
proses mempersiapkan perusahaan untuk menjadi entitas
yang diperdagangkan secara publik, termasuk persiapan,
pendaftaran, dan pelaksanaan IPO.
 Ini mencakup biaya berbagai layanan profesional yang
diperlukan selama proses IPO, seperti biaya hukum,
biaya penilaian, biaya penerbitan prospektus, biaya
auditor, biaya konsultan keuangan, dan biaya
administratif lainnya.
 Biaya go-public bervariasi tergantung pada kompleksitas
perusahaan, ukuran IPO, dan persyaratan hukum dan
peraturan yang berlaku di wilayah hukum yang relevan.
 Biaya go-public tidak berhubungan dengan harga saham
IPO; biaya ini adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan untuk mengikuti proses IPO dan memenuhi
persyaratan hukum.

2.5. Penawaran Umum dan Penawaran Terbatas


2.5.1. Penawaran Saham Umum (SEO)

 SEO adalah proses di mana perusahaan yang telah


terdaftar di bursa saham menerbitkan saham tambahan
yang sebelumnya telah diterbitkan dan diperdagangkan di
pasar sekunder.
 Perusahaan yang melakukan SEO tidak mengeluarkan
saham baru. Sebaliknya, saham yang sudah ada
diterbitkan lebih lanjut untuk dijual kepada investor.
 SEO umumnya digunakan untuk tujuan seperti perluasan
bisnis, mengurangi utang, atau memungkinkan pemegang
saham yang ada untuk menjual saham mereka ke publik.

2.5.2. Penawaran Saham Terbatas (Rights Offering)

 Rights offering adalah metode di mana perusahaan yang


sudah terdaftar memberikan kesempatan kepada
pemegang saham yang ada untuk membeli saham
tambahan dengan harga yang biasanya lebih rendah
daripada harga pasar saat ini.
 Ini adalah cara untuk memberikan hak yang adil kepada
pemegang saham yang ada agar mereka dapat
mempertahankan kepemilikan mereka dalam perusahaan.
Pemegang saham dapat menggunakan hak ini untuk
membeli saham tambahan atau menjual hak ini ke pihak
lain.
 Rights offering biasanya melibatkan penerbitan saham
baru untuk memenuhi permintaan dari pemegang saham
yang mengambil hak mereka.

2.5.3. Rights Versus Penawaran Umum

 Rights issue dan penawaran umum adalah dua


pendekatan yang berbeda dalam mengumpulkan modal
tambahan dari pemegang saham atau pasar umum.
 Dalam rights issue, perusahaan memberikan hak kepada
pemegang saham yang ada untuk membeli saham
tambahan sesuai dengan proporsi kepemilikan mereka.
Ini memberikan kesempatan kepada pemegang saham
yang ada untuk mempertahankan kepemilikan mereka
dalam perusahaan.
 Dalam penawaran umum, perusahaan menerbitkan saham
tambahan yang ditawarkan kepada pasar umum tanpa
memberikan hak khusus kepada pemegang saham yang
ada. Ini dapat mengakibatkan dilusi kepemilikan bagi
pemegang saham yang ada.

2.6. Shelf Registration

Shelf registration pada dasarnya mendaftarkan rencana emisi


sekaligus kemudian emisi saham dijual secara bertahap. Shelf
registration diluncurkan pada bulan Maret 1982 di pasar modal
Amerika Serikat oleh Security Exchange Commission (SEC, atau
Bapepam-nya pasar modal Amerika Serikat), kemudian menjadi
peraturan permanen pada bulan November 1983. Shelf registration
ditujukan untuk menyederhanakan prosedur menjual saham
Dengan shelf registration, perusahaan bisa mendaftarkan penawara
saham yang akan dijual dalam jangka waktu dua tahun mendatang,
kemudian menjual saham kapan saja selama jangka waktu dua
tahun tersebut (tidak sekaligus) Kata shelf mempunyai arti 'rak'
almari, shelf registration mempu nyai arti (kurang lebih)
perusahaan menaruh buku pada rak, yang kemudian bisa diambil
sewaktu-waktu.
3. MODAL VENTURA
3.1. Pengertian Modal Ventura

Modal ventura merupakan bentuk penyertaan modal dari


perusahaan pembiayaan kepada perusahaan yang membutuhkan
dana untuk jangka waktu tertentu. Perusahaan yang diberi modal
sering disebut sebagai investee sedangkan perusahaan pembiayaan
yang memberi dana disebut sebagai venture capitalist atau pihak
investor.

3.2. Keuntungan dan Kerugian Ventura


3.2.1. Keuntungan Modal Ventura

Dari segi investee (perusahaan yang meminjam dana), modal


ventura mempunyai keuntungan-keuntungan sebagai berikut ini:
1. Alternatif pembiayaan yang fleksibel, karena perusahaan
tidak perlu menanggung beban tetap bunga seperti pada
utang.
2. Tambahan modal bisa memperbaiki struktur modal
perusahaan dalam situasi tertentu, kemampuan meminjam
perusahaan akan meningkat.
3. Perusahaan mempunyai mitra kerja yang baru (yang menjadi
ventura capitalist), yang biasanya mempunyai pengalaman
yang cukup banyak, mempunyai reputasi yang baik didunia
bisnis dan di kalangan pemerintah.
4. Perusahaan bisa memanfaatkan jaringan kerja mitra kerjanya
yang cukup luas.
5. Bimbingan dari mitra kerja, baik bimbingan teknis maupun
manajemen akan membantu perusahaan.
6. Risiko bisnis akan ditanggung bersama dengan pihak
investor sehingg akan menjadi lebih ringan

3.2.2. Kelemahan Modal Ventura

Di samping keuntungan seperti yang dijelaskan di atas, modal


ventan juga mempunyai beberapa kelemahan seperti berikut:

1. Pengendalian perusahaan tidak lagi di tangan perusahaan


sepenuhnya karena sekarang ada pemegang saham lain yang
dalam hal ini adala investor (ventura capitalier). Mekipun
pada prinsipnya campur tange yang dilakukan oleh investor
tidak boleh mengganggu bisnis atau manajemen perusahaan,
tetapi bisa terjadi campur tangan tersebut akan mengganggu
jalannya perusahaan. Apabila sampai terjadi perselisihan
antara investee dengan investor maka jalannya perusahaan
bahkan akan terganggu.
2. Bagian keuntungan perusahaan akan menurun. Investor
melakukan penyertaan dalam bentuk saham, sehingga
apabila tingkat keuntungan naik, semua pemilik saham juga
akan menikmati keuntungan tersebut. Dan karena sebagian
saham dimiliki oleh pihak luar.
3.3. Langkah-langkah dalam Investasi Modal Ventura
3.3.1. Penilaian Pendahuluan

Investasi memerlukan penilaian pendahuluan sebelum


melangkah lebih jauh, penilaian yang ditujukan kepada calon
nasabah (investee) mencakup beberapa hal seperti:

1. Mempelajari kondisi bisnis secarta umum, kondisi keuangan


calon nasabah, dan bertemu dengan manajemen perusahaan
calon nasabah.
2. Kalau diperlukan, konfirmasi dari para ahli di bidang bisnis
calon nasabah bisa diupayakan.
3. Mengevaluasi prestasi atau kenerja calon nasabah, dan
mengevaluasi kemampuan perusahaan calon nasabah untuk
mengembalikan pinjaman disertai dengan keuntungan dari
investasi tersebut.

3.3.2. Konfirmasi dari Pihak Luar

Kalau diperlukan, konfirmasi oleh pihak luar bisa diupayakan,


misal, untuk menaksir nilai perusahaan calon nasabah, akuntan
publik atau ahli di bidang keuangan bisa digunakan. Untuk
menilai aspek hukum, penasihat hukum bisa dipakai.

3.3.3. Negosiasi dan Penawaran

Setelah penilaian-penilaian dilakukan, tahap berikutnya adalah


tahap negosiasi dengan calon nasabah. Perusahaan modal
ventura memberikan perkiraan penawaran dengan seluk-beluk
informasi yang diperoleh pada pendahuluan dan konfirmasi dari
pihak luar. Setelah tawar-menawar antara Investee dengan
perusahaan modal ventura selesai, perusahaan modal ventura
menyiapkan penawaran secara formal.
3.3.4. Dokumentasi Hukum

Dalam tahap ini, perusahaan dan investee menandatangani


semua dokumen-dokumen perjanjian yang diperlukan. Untuk
memperkuat statis hukum, perjanjian bisa dilakukan dihadapan
notaris.

3.3.5. Monitor Investasi

Setelah investasi dilakukan, tahap berikutnya adalah monitoring


investasi Kegiatan monitoring ini bisa dilakukan secara berkala
dengan meng analisis rencana kerja, laporan keuangan triwulan,
dan laporan-laporan lain yang relevan.

3.3.6. Divestasi

Penyertaan modal bersifat sementara. Di Indonesia penyertaan


ini d batasi maksimal 10 tahun. Perusahaan diperkirakan sudah
bisa mandiri dan investor sudah bisa memperoleh keuntungan
melalui peningkatan nilai perusahaan. Setelah mencapai batas
maksimal tersebut, atau sebelumya tergantung perjanjian,
perusahaan bisa melepaskan penyertaannya melal beberapa
cara:

a. Menjual sahamnya ke pasar modal. Alternatif ini bisa


dilakukan apabila perusahaan investasi cukup besar dan
memenuhi kualifikasi untuk go- publik. Pada saat
perusahaan go-publik, perusahaan ventura bisa men jual
saham yang dipegangnya ke publik dan bisa merealisasikan
keuntungan.
b. Menjual saham ke pihak lain atau pihal ketiga (di luar
perusahaan) yang bukan kompetitor perusahaan.
c. Investor bisa menjual sahamnya ke perusahaan apabila
perusaha mempunyai cukup kas.
d. Investor bisa menjual sahamnya kepada manajemen
perusahaan.
e. Investror bisa menjual sahamnya kepada pemegang saham
lainnya.
f. Investor bisa melikuidasi perusahaan apabila dirasa
perusahaan terseb tidak mempunyai prospek yang baik
dimasa mendatang.
Dari segi investor, usaha modal ventura merupakan usaha
dengan risike yang tinggi, meskipun kalau menguntungkan
untungnya juga akan sangul besar.

3.4. Modal Ventura di Indonesia

Modal ventura di Indonesia relatif belum dikenal, meskipun


demikia usaha-usaha penyertaan sudah banyak dilakukan.

3.5. Pendanaan oleh Modal Ventura

Biasanya, meskipun tidak selalu, modal ventura diperuntukkan


untuk pada bidang garap tersebut mempunyai tingkat risiko yang
tinggi terhadap usaha kecil menengah yang baru tumbuh dan
memulai usahanya. Investas modal namun juga memiliki
kesempatan terhadap keuntungan yang tingg pula Risiko yang
tinggi, jika bisa dikelola dengan baik, bisa menghasilkan tingkat
keuntungan yang tinggi. Peruntukan modal ventura yang membidik
pasar usaha baru, kecil-menengah menjadi tepat sasaran karena
memberikan peluang terhadap unit unit usaha yang secara formal
tidak dapat meminjam dana ke lembaga perbankan.

RANGKUMAN
Bab ini membicarakan sumber pendanaan jangka panjang saham dan
modal ventura. Bagian awal membicarakan overview sumber pendanaan yang
bisa diperoleh perusahaan. Bagian selanjutnya membicarakan karakteristik
saham, dan beberapa istilah yang berkaitan dengan saham. Proses go-public
(menjual saham ke publik) pada dasarnya mencakup tiga tahap, yaitu se- belum
emisi, selama emisi, dan sesudah emisi. Perusahaan akan memasuki pasar
perdana, kemudian diteruskan ke pasar sekunder, di mana saham dicatatkan dan
diperdagangkan di bursa saham (misal Bursa Efek Jakarta). Investor bisa
membeli saham di pasar sekunder melalui brokernya. Isu lain yang berkaitan
dengan go-public adalah penentuan harga yang seharusnya (sewajarnya) pada
saat go-public. Fenomena underpricing banyak dijumpai pada perusahaan yang
go-public. Setelah perusahaan go-public, perusahaan barangkali membutuhkan
dana lebih lanjut. Perusahaan bisa menerbitkan saham kembali melalui
penawaran umum atau penawaran terbatas.
Bagian terakhir membicarakan modal ventura, yaitu penyertaan yang
dilakukan terhadap suatu perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai