Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP AKHLAK DALAM PENGEMBANGAN BUDAYA,


SAINS, TEKNOLOGI, SENI DAN ETOS KERJA

Di susun sebagai salah satu syarat mengikuti perkuliahan


Pendidikan Agama Islam

Disusun oleh :
Kelompok 6

Nama : NIM
Annisa Aulia Hatma : 1930 2090 1013
Nawang Wulan : 1930 2090 1010

Dosen Pengampu Mata Kuliah:

Ahmad Saefulloh, S.Pd.I.,M.Pd. : NIP. 19900622201903 1 013


Dr. Syamhudian, S.Pd.I.,M.Pd : NIP. 19811027 200812 1 005

PRODI FISIKA
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN DAN ALAM (FMIPA)
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Kuasa kami panjatkan puji dan
syukur atas karunia dan rahmat-Nya dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini demi ssebagai salah satu syarat mengikuti
perkuliahan Pendidikan Agama Islam kami tanpa ada kendala dan tepat waktu.
Adapun laporan yang kami tulis ini adalah dalam rangka pembelajaran Pendidikan
Agama Islam tentang KONSEP AKHLAK DALAM PENGEMBANGAN
BUDAYA, SAINS, TEKNOLOGI, SENI DAN ETOS KERJA ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca selain itu laporan ini memberikan
perhatian terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Makalah ini
disusun secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang mudah di pahami
oleh pembaca. Kami sadar bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
terdapat kesalahan dalam penyusunan kata dan kalimat oleh karena itu sebagai
penulis kami meminta maaf jika ada kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Selain itu kami harap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran demi
menyempurnakan laporan ini.

Palangka Raya, 13 September 2019

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akhlak merupakan saah satu pilar yang sangat penting yang harus


dimiliki oleh setiap muslim. Ibarat pohon, akhlak merupakan buah
kesempurnaan dari pohon ini setelah akar dan batangnya kuat. Jadi, tidak
mungkin akhlak ini akan terwujud pada diri seseorang jika dia tidak
memiliki aqidah dan syariah yang baik. Akhir-akhir ini istilah akhlak lebih
lanjut istilah karakter yang sebenarnya memiliki esensi yang sama, yaitu
sikap dan perilaku seseorang. Namun disamping banyaknya manfaat yang
telah diperoleh manusia, disisi lain muncul pula dampak yang tak jarang
dapat merugikan manusia dan sering pula terjadi penyalahgunaan manfaat
dan fungsi kemajuan teknologi bagi kehidupan manusia. Walaupun
sebenarnya dampak positif jauh lebih diharapkan untuk dapat mengiringi
perkembangan zaman. Serta pemanfaatan kemajuan sains, teknologi, dan
seni secara baik harus diterapkan sehingga dapat menjaga kelestarian
budaya bangsa.
Semakin pesatnya perkembangan zaman di era modern ini,
kehidupan umat manusia juga semakin beragam mngikuti perkembangan
teknologi dengan kemudahan-kemudahan yang disajikan di era modern
ini. Peradaban di era globalisasi saat ini membuat kodrat manusia sebagai
hamba ALLAH SWT yang senantiasa mentaati perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya kini menjadi sedikit terasingkan dan tersingkirkan
dari kehidupan sehari-hari manusia itu sendiri. yang mana di karenakan
merosotnya Iman-iman manusia itu sendiri “subhanallah”.
Dalam kehidupan saat ini, tidak dapat dilepaskan dari ilmu
pengetahuan dan teknologi. Semua orang dapat merasakan begitu banyak
kemudahan yang dapat dinikmati akibat perkembangan teknologi. Orang
dapat melakukan perjalanan jauh dalam waktu singkat dengan alat
transportasi seperti pesawat terbang. Manusia dapat melakukan
komunikasi dengan orang lain yang berada di kota atau negara lain dengan
menggunakan telepon. Kini Tindakan mereka semakin tidak terkontrol
lagi, kemerosotan akhlak dan moral yang seharusnya menjadi hal yang di
prioritaskan dalam melakoni kehidupan sosial mereka di dunia yang hanya
sementara ini kini hanya menjadi kata-kata kiasan saja dalam kehidupan
mereka tanpa mengetahui maknanya.
Sebagai generasi muda kita seharusnya lebih berhati-hati dalam
memanfaatkan perkembangan ilmu dan teknologi di era modernisasi ini
jangan sampai dengan terciptanya teknologi dan ilmu pengetahuan yang
lebih maju kita menjadi terbuai dan melupakan tujuan Allah SWT dalam
menciptakan makhluk-Nya yaitu untuk menyembah-Nya. Perkembangan
ini jangan sampai menggeser setiap akhlak yag telah dicontohkan para
Nabi dan Rasul kita. Dengan makalah ini kami ingin meningkatkan
kesadaran para generasi muda akan pentingnya perkembangan zaman ini
yang selalu diiringi dengan akhlak yang baik.

B. Rumusan dan Batasan Masalah


Berdasarkan permasalahan di atas, pemakalah menemukan satu
rumusan masalah yang menjadi fokus pembahasan pada judul materi di atas,
yaitu:
1. Konsep Akhlak dalam pengembangan budaya.
2. Konsep Akhlak dalam pengembangan sains
3. Konsep Akhlak dalam pengembangan teknologi
4. Konsep Akhlak dalam pengembangan seni
5. Konsep Akhlak dalam pengembangan etos kerja

C. Tujuan
Adapun tujuan pemakalah dalam mengkaji permasalahan di atas adalah agar :
1. Memahami tentang Konsep Akhlak dalam gama
pengembangan budaya
2. Memahami tentang Konsep Akhlak dalam pengembangan
sains
3. Memahami tentang Konsep Akhlak dalam pengembangan
teknologi
4. Memahami tentang Konsep Akhlak dalam pengembangan
seni
5. Memahami tentang Konsep Akhlak dalam pengembangan
etos kerja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Agama dan ketuhanan
Dalam konsep Islam, Tuhan disebut Allah (bahasa Arab: ‫ )هللا‬dan
diyakini sebagai Zat Maha Tinggi Yang Nyata dan Esa, Pencipta Yang
Maha Kuat dan Maha Tahu, Yang Abadi, Penentu Takdir, dan Hakim bagi
semesta alam. Islam menitik beratkan konseptualisasi Tuhan sebagai Yang
Tunggal dan Maha Kuasa (tauhid). Dia itu wahid dan Esa (ahad), Maha
Pengasih dan Maha Kuasa. Menurut Al-Quran terdapat 99 Nama
Allah (asma'ul husna artinya: "nama-nama yang paling baik") yang
mengingatkan setiap sifat-sifat Tuhan yang berbeda. Semua nama tersebut
mengacu pada Allah, nama Tuhan Maha Tinggi dan Maha Luas. Di antara
99 nama Allah tersebut, yang paling terkenal dan paling sering digunakan
adalah "Maha Pengasih" (ar-rahman) dan "Maha Penyayang" (ar-rahim)
[ CITATION Var15 \l 1033 ].
Penciptaan dan penguasaan alam semesta dideskripsikan sebagai
suatu tindakan kemurahhatian yang paling utama untuk semua ciptaan
yang memuji keagungan-Nya dan menjadi saksi atas keesan-Nya dan
kuasa-Nya. Menurut ajaran Islam, Tuhan muncul di mana pun tanpa harus
menjelma dalam bentuk apa pun. Al-Quran menjelaskan, "Dia tidak dapat
dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang
kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui."
(Al-'An'am 6:103). Tuhan dalam Islam tidak hanya Maha Agung dan
Maha Kuasa, namun juga Tuhan yang personal: Menurut Al-Quran, Dia
lebih dekat pada manusia daripada urat nadi manusia. Dia menjawab bagi
yang membutuhkan dan memohon pertolongan jika mereka berdoa pada-
Nya. Di atas itu semua, Dia memandu manusia pada jalan yang lurus,
“jalan yang diridhai-Nya.” Islam mengajarkan bahwa Tuhan dalam konsep
Islam merupakan Tuhan sama yang disembah oleh kelompok agama
Abrahamik lainnya seperti Kristen dan Yahudi. Namun, hal ini tidak
diterima secara universal oleh kalangan kedua agama tersebut[ CITATION
Rid14 \l 1033 ].
B. Konsep Akhlak
Secara etimologis (lughatan) akhlak (bahasa arab) adalah bentuk
jamak dari khuluk yang berarti budi pekerti,perangai, tingkah laku, atau
tabiat. Kesamaan akar kata diatas mengisyaratkan bahwa dalam akhlak
tercakup pengertian teciptanya keterbukaan antar kehedak khaliq (Tuhan)
dengan perilaku manusia. Dengan demikian akhlak bukan sajamerupakan
tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama
manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antar manusia dan
bahkan denagn alam semesta ini[CITATION Sri06 \p 87 \l 1057 ].
Dalam konsep akhlak, segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk,
terpuji atau tercela, semata-mata karena syara’ (Al-Quran dan sunah)
menilainya demikian. Hati nurani atau fitrah dalam bahasa Al-Quran
memang dapat menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia diciptakan
oleh Allah SWT memiliki fitrah bertauhid mengakui keesaan-Nya (Q.S.
Ar-Rum 30:30). Karena fitrah itulah manusia cinta kepada kesucian dan
selalu cenderung kepada kebenaran[CITATION Sri06 \p 89 \l 1057 ].
Pada diri setiap muslim harus ditanamkan akhlak pribadi islami yag
akan memperkokoh keimanan setiap umat. Akhlak pribadi islami dapat
didefinisikan sebagai wujud budi peekerti yang melekat dan dilaksanakan
oleh orang Islam dan berdasarkan sumber ajaran islam. Di lingkungan kita
saat ini masih banyak ditemui kasus dalam kehidupan yang masih kurang
sesuai dengan akhlak islami, seperti rendahnya tingkat kejujuran, berpikir
negatif terhadap orang lain, dan berperilaku boros[CITATION Sri06 \p
93 \l 1057 ].
Imam Al-Gazali dalam Alkaf (2000) menyatakan mengenai akhlak
adalah sebagai berikut “ sesungguhnya akhlak itu adalah kemauan yang
kuat tentang sesuatu yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi adat
yang membudaya yang mengarah pada kebaikkan, dan sesungguhmya
akhlak adalah hal ihwal yang melekat pada jiwa dan wujud tindakan dan
perilaku”[CITATION Sri06 \p 88 \l 1057 ].

C. Konsep Akhlak Kehidupan Sosial dalam Islam


Manusia sejatinya adalah makhluk yang senantiasa hidup
bersoaialisasi dengan orang lain dalam hidup bermasyarakat. Hidup sosial
bermasyarakat seringkali membuat kita harus waspada dan menahan diri.
Hal ini karena hidup dengan sejumlah orang lain yang masing-masing
mempunyai keinginan dan keyakinan serta pendapat yang berbeda-
beda[CITATION Sri06 \p 117 \l 1057 ].
Terkait dengan hidup sosial bersama orang lain dalam islam, sabda
Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar r.a :
“Seorang mumin yang bergaul dengan masyarakat dan sabar atas
rintangan mereka, lebih baik daripada orng yang tidak bergaul dengan
masyarakat (menyendiri) serta tidak sabar atas rintangan mereka.
[CITATION Sri06 \p 117 \l 1057 ]”
Dengan demikian, sebagai manusia kita tak bisa hidup menyendiri.
Adalah suatu sunatullah bila akhirnya setiap individu itu hidup berkumpul
dengan individu lain dalam sebuah komunitas yang dinamakan
masyarakat.
Dalam pandangan islam, sebuah masyarakat adalah kumpulan
individu yang berinteraksi secara terus-menerus, yang memiliki satu
pemikiran, satu perasaan dan di bawah aturan yang sama. Masyarakat
bukan hanya kumpulan individu semata yang tak memiliki aturan. Terkait
dengan hidup sosial bermasyarakat ini, Allah berfirman :
“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar berda dalam
kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh
dan saling menasehati dalam menetapi kesabaran”(QS.AL’Ashr : 1-3).
Terkait dengan kehidupan sosial bermasyarakat akhlak yang harus
kita terpkan sebagai uamt islam adalah akhlak saling menyayangi antar
sesama, menyayangi alam, beramal sholeh, saling menghormati, berlaku
adil, saling menjaga persaudaraan, berani membela kebenaran, tolong
menolong, dan bermusyawarah[ CITATION Sit18 \l 1033 ].

D. Etos Kerja
Etos kerja dapat diartikan sebagai pandangan bagaimana melakukan
kegiatan yang bertujuan mendapatkan hasil atau mencapai kesuksesan.
Bekerja di dunia, bagi umat islam merupakan bekal di akhirat kelak.
Hidup di surga di akhirat kelak merupakan tujuan dan impian kesuksesan
setiap umat muslim. Kesuksesan di akhirat tersebut juga tidak terlepas dari
kesuksesan di dunia melalui ibadah dan amalan sebagaimana diajarkan dan
mengharap ridho Allah. Islam adalah akidah, syariah, dan amal, sehingga
manusia juga dituntut untuk melakukan amal perbuatan berupa bekerja
sebagimana yang ditentukan Allah SWT[CITATION Sri06 \p 139 \l
1057 ]. Terkait dengan hal ini, Rasulullah bersabda :
“Yang dinamakan iman itu adalah apabila kau menyakini di dalam
hati, menyatakan dengan lidah, dan melaksanakannya dengan perbuata.
(Al hadist).
Agama islam mengajarkan pengikutnya agar cinta bekerja
sebagaimana firman Allah :
“Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kamu
bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah
Allah sebanyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumuah:10).
Dari ayat tersebut terlihat jelas bahwa Allah menghendaki umat
islam untuk bekerja keras dalam mencari karunia/rejeki dari Allah. Dan
dalam ayat ini, Allah menghendakii supaya supaya umat Islam dalam
bekerja mendapat untung, keberhasilan.
Islam memandang bahwa bekerja adalah bagian dari kewajiban
dalam kehidupannya. Islam membenci pengangguran, kemalasan, dan
kebodohan, karena hal tersebut lambat laun dapat mematikan kemampuan
fisik dan berpikir manusia[ CITATION Tas95 \l 1033 ].

E. Konsep Akhlak dalam Sins dan Teknologi


Sains merupakan subjek yang boleh membuat seseorang itu
memahami kewujudan alam ciptaan Tuhan yang dimana proses
pengumpulan ilmu atau maklumat serta pernyusunannya dalam kaedah
yang diperlukan. Integrasi akhlak dalam pembelajaran sains Penggunaan
sains dan teknologi lama diperkenalkan dalam al-Quran.
Permahaman sains dalam Islam merupakan salah satu cabang ilmu
praktik yang berasaskan ilmu tauhid. Penggunan sains dalam era
globalisasi kini, haruslah seimbang dengan alam serta penggunaannya
perlu dilaksanakan mengikut sistem akhlak dimana Islam lebih
mengutamakan keadilan. Perlaksanaan bidang sains maupun teknologi
terikat dengan hukum Islam dimana setiap perbuatan yang dilakukan oleh
manusia akan dipertanggungjawabkan kepada manusia itu sendiri.
Manusia perlu menganggap bahawa sains merupakan sebuah alat dalam
mencapai matlamat pengabadian diri yang sejati kepada Allah SWT malah
pembelajaran sains juga dapat memberi peringatan dan dapat membantu
manusia dalam memenuhi keperluan material serta dapat membantu
manusia untuk mengenali Allah SWT sebagai pencipta dengan lebih
mendalam akan kewujudannya[ CITATION Int18 \l 1057 ].
Pemahaman akhlak dalam penggunaan sains serta terknologi amat
penting dalam sesebuah tamadun manusia dimana etika akhlak adalah
bertujuan mengelakkan manusia daripada tersasar daripada landasan yang
benar dan boleh mengakibatkan manusia mengabaikan diri sendiri.
Sebagai contoh apabila sesebuah tamadun itu berjaya dalam menemukan
sesuatu daripada pembelajaran sains, seharusnya semangat keyakinan
harus ditanam bahawa penemuan tersebut merupakan rezeki yang
diturunkan oleh Allah buat umatnya. Perasaan ikhlas perlu dipupuk serta
mempunyai niat yang baik dan bersifat insani harus ditanam agar ilmu
yang dipelajari dapat digunakan ke jalan yang bermanfaat. Ihsan adalah
sifat yang mempunyai kesungguhan melakukan sesuatu perkara dalam
keadaan tekun. Ihsan juga bererti bahawa, keikhlasan dalam beribadah
kepada Allah SWT hanyalah sematamata untuk menyempurnakan
perlaksanaanya[ CITATION Int18 \l 1057 ].
Dalam hubungan antara sains dan akhlak, penciptaan alam ini di
dicipta oleh Allah SWT dan kewujudannya bukanlah sesuatu kebetulan
[ CITATION Nas11 \l 1057 ]. Dimana, setiap perkara atau benda dicipta
oleh- Nya di atas alam ini mempunyai matlamat dan tujuan yang
ditetapkan. Manusia perlu mempunyai kepercayaan bahawa Tuhan saja
yang akan menentukan segala rezeki kepada setiap manusia atau
diungkapkan sebagai Tauhid Rububiyyah. Dalam usaha pembangunan
sesuatu tamadun itu, manusia harus menyedari akan bahawa mereka wajid
dalam berusaha untuk mencapai sesutu perkara atau matlamat disamping
berserah kepada ilahi, iaitu berdoa kepada yang maha esa. Selain itu,
khalifah mahupun dari bahasa Arab disebut sebagai khulafa’ serikali di
ertikan sebagai pengganti. Konsep khalifah atau pemimpin adalah
merupakan duta Allah SWT di atas muka bumi ini. Manusia
dianugerahkan oleh Tuhan dengan diberi semua ciri kerohanian dan
mental serta juga sumber material bagi membolehkan dalam melaksanakan
tugas dengan berkesan. Dalam aspek tugasnya sebagai seorang Khalifah,
manusia mempunyai kebebasan dan mampu untuk berfikir dalam memberi
sebab, mampu untuk memilih betul atau salah, adil dan tidak adil bagi
merubah keadaan hidupnya[ CITATION Rahan \l 1057 ].
Akhlak dan sains moden Menurut bahasa untuk maksud sains moden
merupakan kepandaian seseorang individu itu yang berkaitan dengan
keadaan semulajadi yang diuruskan dengan penggunaan sains serta
teknologi. Maksud daripada istilah sains moden merupakan satu bidang
ilmu yang bersistem dan berdasarkan cara penyampaian dalam penerangan
dalam bidang ilmu pengetahuan. Disimpulkan bahawa dengan akhlak
diterapkan dalam pembelajaran sains mempunyai peranan yang penting
dalam kehidupan bagi seorang manusia. Akhlak yang baik mampu
memberi atau mengangkat darajat manusia ke arah yang lebih tinngi serta
kemulian manakala bagi manusia yang mempunyai nilai akhlak yang
buruk adalah senang dalam melakukan perkara yang merugikan orang
lain[ CITATION Bha18 \l 1033 ].
Perkembangan ilmu sains di mata dunia ia sangat berpengaruh dari
segi agama dan satu contohnya adalah agama Islam. Walaupun hebat
sekalipun ciptaan sains, namun jika di permulaan diniatkan bagi
menghancurkan sesama manusia, maka perkara ini amat di larang dalam
Islam. Dengan integrasi akhlak dan sains diharapkan dapat melaksanakan
pembelajaran yang lebih bermakna serta mudah difahami[ CITATION
Nas11 \l 1033 ].
Keimanan kepada Allah SWT suatu perkara yang harus setiap umat
Islam patuh kerana manusia perlu sadar bahwa Allah SWT sentiasa akan
melihat segala pemikiran dan perlakuan manusia seluruh alam. Dan
sesungguhnya keimanan seseorang itu kepada Allah SWT tinggi, niscaya
akan disediakan asas yang kukuh dalam kelahiran generasi Muslim yang
berakhlak mulia. Kepatuhan kepada peraturan Allah SWT dalam syariah
dan kerja merupakan asas yang amat penting walaupun perkara tersebut
berlawanan dengan keinginan manusia. Penggunanan sains serta teknologi
dari aspek kemanusiaan dan ihsan merupakan seuatu yang tidak boleh
sewenang-wenangnya diabaikan. Hal ini adalah kerana, keinginan manusia
dalam menerka setiap pelosok alam semesta tidak seharusnya berniat
untuk memberi kepentingan sains, material dan kekayaan yang tidak
sepatutnya diperoleh[ CITATION Sri06 \l 1033 ].
Ilmu sains maupun teknologi tanpa akhlak boleh mengakibatkan
kemusnahan yang teruk dan pencemaran alam akibat daripada sikap
manusia yang tamak dalam mengisi keinginannya. Hal ini dapat
menyebabkan manusia sesat dan durhaka kepada Allah SWT. Seperti
penciptaan klon hewan di mana manusia menganggap mereka adalah
Tuhan bagi ciptaan tersebut. Penciptaan senjata pemusnah secara besar-
besaran tanpa tujuan dan boleh mengakibatkan kemusnahan yang
melampau serta menyeluruh adalah sama sekali tidak wajar. Apabila
peranan manusia dan alam diabaikan, matlamat untuk kemenangan adalah
utama bagi mendapatkan kejayaan. Setiap apa yang dipertimbangkan atas
dasar nafus semata-mata dan mengabaikan pertimbangan dari akal yang
waras.
Akal perlu diasah agar penggunaannya berselaras dengan wahyu
Allah SWT dan boleh digunakan secara maksimum. Dengan pembelajaran
sains mampu melengkapi diri sendiri dengan kelebihan dan kemahiran
merupakan faktor utama dimana kemahiran merupakan perkara yang
paling penting pada abad ini. Kemahiran mengaplikasikan sains mampu
mengkaji dengan lebih mendalam akan kejadian alam semester untuk
dijadikan bahan rujukan kelak (El-Muhammady, 1998). Akhlak dalam
sains perlu dihalalkan kepada ketakwaan serta pengabdian terus kepada
Allah SWT dengan cara yang benar serta ikhlas dalam menjalankan
tanggungjawab sebagai khalifah di bumi ini. Seharusnya perlu berpegang
kepada wahyu (al-Quran) dan sunnah agar tidak terpengaruh dengan
pemikiran yang mampu merosakkan. Setiap bidang yang dipelajari
ataupun pekerjaan yang dilakukan, haruslah dipraktikkan untuk sentiasa
beristiqamah dalam usaha mendapatkan ilham daripada Allah SWT agar
dapat mencetuskn kreativitas[ CITATION Moh18 \l 1033 ].
F. Konsep Akhlak dalam pengembangan teknologi
Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut
pandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsure budaya sebagai
hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada dasarnya
teknologi juga memiliki karakteristik, obyektif dan netral, dalam situasi
tertentu teknologi tidak netral karena memiliki potensi untuk merusak
potensi kekuasaan. Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan
teknologi. Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan
dan kesejahteraan bagi manusia, juga sebaliknya dapat membawa dampak
negatif berupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan
lingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta. Netralitas
teknologi dapat digunakan untuk kemanfaatan sebesar-besarnya bagi
kehidupan manusia dan atau digunakan untuk kehancuran manusia itu
sendiri[ CITATION Sit18 \l 1033 ].
Penguasaan teknologi berkait erat dengan penguasaan ilmu
pengetahuan karena teknologi pada dasarnya adalah aplikasi dari ilmu
pengetahuan. Keduanya sering kali di ucapkan dalam satu nafas, yaitu
ilmu pengetahuan dan teknologi. Memasuki abad ke-21 yang ditandai oleh
perubahan yang fundamental dalam berbagai kehidupan manusia dan
ketatnya persaingan yang merupakan pemicu perubahan yang cukup
serius, seperti persaingan dalam perusahaan- perusahaan nasional dan
multinasional yang mempunyai cirri-ciri penguasaan teknologi yang
canggih, modal kerja yang besar, manajemen yang sangat profesional,
penghasilan besar dan produk yang sangat beragam. Penemuan iptek
sebenarnya diciptakan untuk memberi kemudahan bagi manusia dan
banyak hal positif lainnya seperti dapat menghemat tenaga,
mempersingkat jarak, dan mempersingkat waktu. Sejak perkembangan
ilmu pengetahuan dan tekologi berkembang, perjalanan sejarah umat
mengalami perubahan dan perkembangan yang pesat, kemajuan peradaban
nampak dalam pola hidup dan interaksi antar manusia, dimana hubungan
pergaulan antara sesama manusia semakin baik dan akrab. Berbagai upaya
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi contohnya
memperluas wawasan yang dapat dilakukan dengan cara membaca dan
mencari informasi dari berbagai sumber[CITATION Sri06 \p 159 \l 1057 ].
Manusia menurut Al-Qur’an, memiliki potensi untuk meraih ilmu dan
mengembangakannya dengan seijin Allah. Berkali-kali pula Al-Qur’an
menunjukkan betapa tinggi kedudukan orang-orang yang berpengetahaun,
dan rendahnya orang yang bodoh lagi pemalas. Sesungguhnya ilmu
pengetahuan mesti di pahami dengan cara yang benar, tidak betentangan
dengan maksud Allah SWT. Oleh sebab itu, Imam HAsan Al-Bashari
memperingatkan orang yang tekun beribadah dan beramal, tetapi tidak
membentenginya dengan ilmu pengetajuan dan pehamana tidak hanya
berarti. Begitu pula orang yang berilmu yang tidak melakukan apapun dan
tidak mengajarkan apapun, termasuk orang yang tidak berarti[CITATION
Sri06 \p 163 \l 1057 ].
Al-Qur’an adalah sumber dari ilmu pengetahuan dan teknologi, bagi
orang yang mau berpikir. Dengan rahasia yang telah di tunjukkan Allah
SWT melalui kitab suci-Nya, umat Islam seharusnya mampu dan wajib
mengembangkan berbagai disiplin ilmu, dan mengambil mamfaat untuk
kemakmuran umat manusia[ CITATION Int18 \l 1033 ].

G. Konsep Akhlak dalam pengembangan seni


Seni adalah hasil ungkapan akal dengan segala prosesnya. Seni
merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut menjadi
bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan. Keindahan
yang hakiki identik dengan kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang
sama yaitu keabadian.
Benda-benda yang diolah secara kreatif oleh tangan-tangan halus
sehingga muncul sifat-sifat keindahan dalam pandangan manusia secara
umum, itulah sebagai karya seni. Seni yang lepas dari nilai-nilai
Ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah hawa nafsu bukan
akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi
orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.
Dalam pemikiran sekuler, perennial knowledge yang bersumber dari
wahyu Allah tidak diakui sebagai ilmu, bahkan mereka mempertentangkan
antara wahyu dengan akal, agama dipertentangkan dengan ilmu.
Sedangkan dalam ajaran Islam wahyu dan akal, agama dan ilmu harus
sejalan tidak boleh dipertentangkan. Memang demikian adanya karena
hakikat agama adalah membimbing dan mengarahkan akal. 
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah pemakalah menguraikan isi pembahasan tentang Konsep


Agama, Ketuhanan, Manusia, dan Alam Dalam Islam, maka
pemakalah menyimpulkan bahwa :
1. Konsep Akhlak dalam pengembangan budaya, islam
senantiasa memerintahkan setiap untuk hidup
bermasyarakat dan saling tolong menolong anatr umat
baik muslim dan non muslim.
2. Konsep Akhlak dalam pengembangan sains, dalam islam
setiap umat harus membekali dirinya dengan ilmu
pengetahuan agar mereka dapat meraih akhirat dan juga
dunia.
3. Konsep Akhlak dalam pengembangan teknologi, di dalam
islam tidak ada larangan untuk menguasai teknologi.
Dengan adanya perkembangan teknologi di era
modernisasi ini setiap umat diberikan keluasa untuk
mempelajari dan mengamalkannya sesuai kaidah agama
islam.
4. Konsep Akhlak dalam pengembangan seni, di dalam islam
kita diajarkan untuk mensyukuri setiap keindahan-
keindahan yang tercipta dari proses seni itu setiap muslim
juga harus tetap memperhatikan akhlak.
5. Konsep Akhlak dalam pengembangan etos kerja, etos kerja
adalah hal penting yang harus kita terapkan di dalam
kehidupan sehari-hari.

B. Kritik dan Saran


Pemakalah menyadari bahwa penjelasan di atas masih terdapat
kekurangan, baik dari segi isi maupun dari segi penulisan. Maka dari itu,
diharapkan kepada pembaca kritik dan saran sebagai masukan yang
membangun demi perbaikan makalah ini selanjutnya. Pemakalah juga
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dosen Pengampu mata kuliah yang
telah memberikan arahan dan masukan terhadap pembahasan makalah di atas.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Utama

Siti Faraiza Sanip, H. S. (2018). Perkembangan Sains, Hukum, Teknologi dan Ekonomi di
Dunia Islam. Akademi Tamadun Islam, Fakulti Sains Sosial dan Kemanusiaan,
Universiti Teknologi Malaysia qamar@utm.my, 14.

Srijanti, P. S. (2006). ETIKA MEMBANGUN MASYARAKAT ISLAM MODERN. Jakarta:


GRAHA ILMU.

Tasmara, T. (1995). Etos Kerja Pribadi Muslim. Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa.

Varin Wilda Rahmadania, Y. G. (2015). Akhlak dalam Pengembangan IPTEK. 9.

Pendukung

Bhavithra Mohana Sundaram, N. S. (2018). Integrasi Akhlak dalam Pembelajaran Sains.


Akademi Tamadun Islam, Fakulti Sains Sosial dan Kemanusiaan, Universiti
Teknologi Malaysia qamar@utm.my, 12.

Integrasi Akhlak dalam Pembelajaran Sains. (2018). Diambil kembali dari BM Sundaram,
NS Seleman, KA Jasmi - 2018 - eprints.utm.my
Kosim, M. (2018). ILMU PENGETAHUAN DALAM ISLAM .

Rahim, A. (2012). Khalifah dan Khilafah Menurut al-Quran.

Satria, R. (2014). Peran Akhlakul Karimah dalam Pengembangan Sains dan Teknologi.
Bengkulu.

Yusuf, N. (2011). Akhlak Dalam Pembelajaran Ilmu Sains dan Penerapannya di Lembaga
Pendidik Islam.

Anda mungkin juga menyukai