Biomekanika
Pada sub-bab ini akan dijelaskan mengenai definisi dan aplikasi
biomekanika, rekap data praktikum biomekanika, serta dijelaskan pula
perhitungan momen untuk seluruh segmen tubuh, disertai dengan penggambaran garis-garis gayanya.
1.1.1
Biomekanika
juga
seringkali
didefinisikan
sebagai
ilmu
biomekanika
yaitu
cabang
biomekanika
yang
kelompok C6.
Tabel 1.1 Rekap data beban
Operato
r
Ardan
Josafat
Dwi
Cahya
Tinggi Berat
(cm)
(kg)
Posisi 1
Mean
40
164
75
180
138
194
0
166
53
40
15
5
0
163
61
0
0
0
Sumber: Hasil praktikum
Posisi 2
33
150
144
0
0
1
0
55
5
Mean
109
0,33
20
5
6
23
Aspek
Lengan Atas
Ardan
Lengan Bawah
Punggung
Lengan Atas
Josafat Lengan Bawah
Punggung
Lengan Atas
Dwi
Lengan Bawah
Cahya
Punggung
Sumber: Hasil praktikum
Keterangan:
Posisi 1
Posisi 2
Posisi 3
Posisi 4
1.1.3
Posisi 1
90
0
90
90
0
90
90
0
90
Posisi 2
50
40
90
50
40
90
45
40
90
Posisi 3
85
85
65
85
85
35
90
90
60
: Arm lift
: High far lift
: Leg lift
: Floor lift
Posisi 4
85
85
40
80
80
60
85
90
60
0
0
0
26
11
25
28
30
32
Mean
0
20,67
30
(cm)
...% tinggi
tubuh
Lengan bawah
26,5
Lengan atas
16,4
Punggung
28,8
Sumber: Modul praktikum
Pusat massa
...% berat
(cm)
...% panjang
badan
2,3
2,8
58,4
segmen
41
48
46
Keterangan
pengukuran
pusat massa
Dari siku
Dari bahu
Dari pinggul
: Ardan
: 164 cm
: 75 kg
Tabel 1.4 Data hasil perhitungan panjang dan berat segmen tubuh
Panjang segmen
Segmen tubuh
(cm)
...% tinggi
tubuh
Lengan bawah
43,46
Lengan atas
26,896
Punggung
47,232
Sumber: Hasil perhitungan
Nama Operator
Tinggi badan
Berat badan
Pusat massa
...% berat
(cm)
...% panjang
badan
1,725
2,1
43,8
segmen
17,8186
12,9101
21,7267
: Josafat
: 166 cm
: 53 kg
Tabel 1.4 Data hasil perhitungan panjang dan berat segmen tubuh
Keterangan
pengukuran
pusat massa
Dari siku
Dari bahu
Dari pinggul
Panjang segmen
(cm)
...% tinggi
Segmen tubuh
tubuh
Lengan bawah
43,99
Lengan atas
27,224
Punggung
47,808
Sumber: Hasil perhitungan
Nama Operator
Tinggi badan
Berat badan
Pusat massa
...% berat
(cm)
...% panjang
badan
1,219
1,484
30,952
segmen
18,0359
13,0675
21,9917
Keterangan
pengukuran
pusat massa
Dari siku
Dari bahu
Dari pinggul
: Dwi Cahya
: 163 cm
: 61 kg
Tabel 1.4 Data hasil perhitungan panjang dan berat segmen tubuh
Panjang segmen
Segmen tubuh
(cm)
...% tinggi
tubuh
Lengan bawah
43,195
Lengan atas
26,732
Punggung
46,944
Sumber: Hasil perhitungan
1.1.4
Pusat massa
...% berat
(cm)
...% panjang
badan
1,403
1,708
35,624
segmen
17,71
12,8314
21,5942
Keterangan
pengukuran
pusat massa
Dari siku
Dari bahu
Dari pinggul
dengan garis-garis gayanya, dan disertai juga dengan foto praktikan pada
masing-masing posisi pengangkatan (arm lift, high far lift, leg lift dan
floor lift). Tak lupa juga disertakan perhitungan momen pada setiap posisi
pengangkatan beban.
1.1.4.1 Posisi 1: Arm Lift
Posisi pengangkatan pertama ini adalah dengan membentuk sudut
siku-siku (90) antara lengan atas dan lengan bawah, serta posisi punggung
tegak. Dan berikut adalah foto saat praktikum beserta penggambaran free
body diagram-nya.
Free
body
diagram untuk
lengan bawah
mB
Keterangan:
: Massa beban
Tabel 1.5 Rekap hasil perhitungan momen segmen tubuh untuk lengan bawah
No.
Operator
FA (N)
1
Ardan
693,105
2
Josafat
85,4462
3
Dwi Cahya
13,7494
Sumber: Hasil perhitungan
Free body diagram untuk lengan atas
M (Nm)
296,888746
3,51825
0,248
Keterangan:
FAB
: Gaya pada pusat massa segmen lengan atas (N)
FB
: Gaya pada segmen lengan bawah (N)
FA
: Gaya pada bahu (N)
OP
: Bidang horizontal
Operator
Ardan
Josafat
Dwi Cahya
FA (N)
713,685
99,9894
30,4878
M (Nm)
-296,888746
-3,51825
-0,248
Keterangan:
FAB
: Gaya pada pusat massa segmen punggung (N)
FB
: Gaya pada segmen punggung (N)
FA
: Gaya pada segmen lengan atas (N)
OP
: Bidang horizontal
Tabel 1.7 Rekap hasil perhitungan momen segmen tubuh untuk punggung
No.
Operator
1
Ardan
2
Josafat
3
Dwi Cahya
Sumber: Hasil perhitungan
FA (N)
998,13
503,3084
410,0908
M (Nm)
296,888746
3,51825
0,248
FAB
Keterangan:
: Gaya pada pusat
massa segmen lengan
bawah (N)
mAB : Massa segmen lengan bawah (kg)
FB
: Gaya pada pergelangan tangan (N)
FA
: Gaya pada siku (N)
mB
: Massa beban pada tangan (kg)
Tabel 1.8 Rekap hasil perhitungan momen segmen tubuh untuk lengan bawah
No.
Operator
FA (N)
1
Ardan
551,005
2
Josafat
13,5632
3
Dwi Cahya
111,7494
Sumber: Hasil perhitungan
Free body diagram untuk lengan atas
FAB
segmen
mAB :
(kg)
FB
FA
D1
D2
g
Keterangan:
Gaya pada
M (Nm)
181,0517
2,206761
34,46991
pusat
massa
FA (N)
571,585
28,1064
128,4878
M (Nm)
-84,5017
1,371
-11,72861
Keterangan:
FAB
: Gaya pada pusat massa segmen punggung (N)
FB
: Gaya pada segmen punggung (N)
FA
: Gaya pada segmen lengan atas (N)
OP
: Bidang horizontal
Tabel 1.10 Rekap hasil perhitungan momen segmen tubuh untuk punggung
No.
Operator
FA (N)
M (Nm)
1
Ardan
2
Josafat
3
Dwi Cahya
Sumber: Hasil perhitungan
1497,44
-247,117
-92,1396
84,5017
-1,371
11,72861
Free
body
diagram
lengan
Gambar 1.3 Posisi leg lift saat praktikum
bawah
Keterangan:
FAB
: Gaya pada pusat massa segmen lengan bawah (N)
mAB : Massa segmen lengan bawah (kg)
FA
: Gaya pada siku (N)
FB
: Gaya pada pergelangan tangan (N)
mB
: Massa beban pada tangan (kg)
Tabel 1.11 Rekap hasil perhitungan momen segmen tubuh untuk lengan bawah
No.
1
Operator
Ardan
FA (N)
41,405
M (Nm)
1,19
2
Josafat
3
Dwi Cahya
Sumber: Hasil perhitungan
41,3462
126,4494
2,96
0
Keterangan:
FAB
:
Gaya
massa
(N)
mAB
FA
FB
D1
D2
g
pada
pusat
Tabel 1.12 Rekap hasil perhitungan momen segmen tubuh untuk lengan atas
No.
Operator
1
Ardan
2
Josafat
3
Dwi Cahya
Sumber: Hasil perhitungan
FA (N)
61,985
55,8894
143,1878
M (Nm)
0,01
-1,815
0
Keterangan:
FAB
:
Gaya
pada
segmen
mAB :
FA
:
punggung (N)
segmen punggung (kg)
pada lengan atas (N)
Massa
Gaya
pusat
massa
FB
D1
D2
g
Tabel 1.13 Rekap hasil perhitungan momen segmen tubuh untuk punggung
No.
Operator
1
Ardan
2
Josafat
3
Dwi Cahya
Sumber: Hasil perhitungan
1.1.4.4 Posisi 4: Floor Lift
FA (N)
-305,27
-191,5508
-62,74
M (Nm)
20,58
-9,0664
29,525
Keterangan:
FAB
: Gaya pada pusat massa segmen lengan bawah (N)
mAB : Massa segmen lengan bawah (kg)
FA
: Gaya pada siku (N)
FB
: Gaya pada pergelangan tangan (N)
mB
: Massa beban pada tangan (kg)
Tabel 1.14 Rekap hasil perhitungan momen segmen tubuh untuk lengan bawah
No.
Operator
1
Ardan
2
Josafat
3
Dwi Cahya
Sumber: Hasil perhitungan
FA (N)
16,905
113,23
160,75
M (Nm)
0,262
7,95
0
Keterangan:
FAB
: Gaya pada pusat massa segmen lengan atas (N)
mAB : Massa segmen lengan atas (kg)
FA
: Gaya pada bahu (N)
FB
: Gaya pada siku (N)
Tabel 1.15 Rekap hasil perhitungan momen segmen tubuh untuk lengan atas
No.
Operator
1
Ardan
2
Josafat
3
Dwi Cahya
Sumber: Hasil perhitungan
FA (N)
37,485
566,773
801,42
M (Nm)
0,368
18,02
20,19
Keterangan:
FAB
: Gaya pada pusat massa segmen punggung (N)
mAB : Massa segmen punggung (kg)
FA
: Gaya pada lengan atas (N)
FB
: Gaya pada segmen punggung (N)
Tabel 1.16 Rekap hasil perhitungan momen segmen tubuh untuk punggung
No.
Operator
1
Ardan
2
Josafat
3
Dwi Cahya
Sumber: Hasil perhitungan
FA (N)
-354,27
830,22
1253,72
M (Nm)
19,622
237,61
338,55
menggunakan tangan.
Aktivitas
pengangkatan material dengan tangan dapat berupa memindahkan bahan baku dari
mobil ke gudang, mengangkat memindahkan bata, mengangkat besi dan semen di
konstruksi bangunan dan masih banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari. Pada
praktikum yang dilaksanakan, praktikan mengangkat material seberat 5 kg dan
dilakukan pengambilan foto posisi origin dan destination pada saat praktikum
sebagai berikut:
LC
HM
VM
AM
CM
FM
Berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum, maka data yang diperoleh diolah
dengan menggunakan RWL yang telah dikeluarkan NIOSH. Berikut data yang
diolah disajikan dalam bentuk tabel:
Tabel 1.2.3 Perhitungan RWL Origin
Origin
L
LC
HM
VM
DM
AM
FM
CM
RWL
5
23
25/H
60.97561
1 0,003 I V 75 I
0.77686
0,82 + I 4,5 / D I
2.32
1 (0,0032 A)
1
Lihat Tabel
0.94
Lihat Tabel
0.95
LC * HM * VM * DM * AM 2257.18
* FM * CM
5
23
43.10345
0.77554
2.32
1
0.94
0.95
1592.8817
* FM * CM
=Load
RWL
Li
= Lifting Index
Berdasarkan praktikum data yang diperoleh diolah lebih lanjut setelah didapatkan
RWL, hasil yang diperoleh untuk Li origin dan Li destination adalah sebagai
berikut.
Origin
L
LC
HM
VM
DM
AM
FM
CM
RWL
5
23
25/H
60.97561
1 0,003 I V 75 I
0.77686
0,82 + I 4,5 / D I
2.32
1 (0,0032 A)
1
Lihat Tabel
0.94
Lihat Tabel
0.95
LC * HM * VM * DM * AM 2257.18
Li
* FM * CM
L/RWL
0.002215
Destination
L
LC
HM
VM
DM
AM
FM
CM
RWL
5
23
25/H
43.10345
1 0,003 I V 75 I
0.77554
0,82 + I 4,5 / D I
2.32
1 (0,0032 A)
1
Lihat Tabel
0.94
Lihat Tabel
0.95
LC * HM * VM * DM * AM 1592.8817
Li
* FM * CM
L/RWL
0.003139
Posisi
Origin
Perhitungan Manual
Nilai LI Tingkat
Skor
Resiko
0.002215 No Risk
REBA 6
7
Resiko
Medium
LI
0.3
Resiko
Aman
risk
Medium
0.3
Aman
REBA 6
Tingkat
risk
Ergoeaser
Nilai Tingkat
BAB II
ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
Pada bab II modul 3 ini menjelaskan tentang analisa terhadap data
praktikum biomekanika, dan manual material handling.
2.1
Biomekanika
Sub bab ini berisi tentang analisis terhadap data praktikum biomekanika
2.1.1
Analisis Hubungan Tiap Segmen Tubuh pada Tiap Posisi dengan Daya
Angkat
Pada bebrapa posisi saat mengangkat beban, ada beberapa segmen tubuh
yang diamati dan lebih di perhatikan yaitu segmen lengan bawah, lengan atas, dan
punggung. Ketiga segmen tersebut di beri perhatian lebih dikarenakan
berhubungan langsung dengan kegiatan pengangkatan benda. Pada data di atas
didapatkan bahwa tiap segmen tubuh memiliki posisi sudut segmen yang berbedabeda tergantung dengan posisi. Hal ini dapat dilihat pada table. Dari data tersebut
nillai dari gaya dan momen yang bekerja oada tiap segmen tubuh operator Dwi
Cahya berbeda. Dengan perbedaan sudut pada setiap segmen tubuh maka variasi
gaya dan momen yang terbentuk akan berbeda beda. Jarak antara beban dari
permukaan dengan mempengaruhi karena energy potensial pada beban yang
letaknya lebih pendek akan lebih besar nilainya disbandingkan dengan yang
berjarak jauh. Hal ini disebabkan hubungan dengan daya operator mengangkat
beban mempengaruhi besar daya angkat operator beban.
2.1.2
nilai FD terbesar dan nilai MD terbesar yang menyebabkan nilai tersebut besar
karena merupakan posisi optimum untuk segmen punggung. Posisi optimum
adalah posisi dimana kita dapay mengangkat beban seberat-beratnya namun tetap
merupakan titik yang aman yang tidak menyebabkan back injury. Dari table diatas
dilihat dari semua oprator memiliki posisi optimum pada posisi arm lift untuk
operator Dwi Cahya dikarenakan rata rata nilai oprator dari FD/MD 1.7 nilai dari
FD/MD paling besar terletak pada operator Dwi Cahya = 16535919.35 memiliki
gaya yang terbesar namun juga memiliki momen terkecil . sehingga bisa dilihat
ketika posisi optimum tersebut adalah dengan mengeluarkan gaya yang besar
namun, memiliki momen yang kecil sehingga tidak menyebabkan back injury.
2.1.3
nilai FD terbesar. Posisi maksimum merupakan posisi dimana kita memiliki gaya
angkat terbesar, posisi ini tidak terpengaruh oleh factor lainnya seperti factor
momen.
bahaya Back Injury atau tidak. Dari table bisa dilihat dari setiap operator memiliki
posisi maksimum yang berbeda- beda. Hal ini disebabkan berbagai factor yang
mempengaruhi tiap individunya berbeda-beda . Posisi Paling memiliki F D Terbesar
adalah operator Josafat pada posisi Arm lIft = 5033084
2.1.5
Pada posisi 3 (leg lift) operator dwi cahya,dan josafat memiliki nilai momen
pada pinggul terbesar . sedangkan operator ardan memiliki momen terbesar pada
posisi 1 . Nilai momen tersebut menunjukan seberapa besar tekanan yang dapat
terjadi di punggung. Jika bending yang terjadi besar, maka kemungkinan untuk
terjadinya back injury juga tinggi. Penentuan posisi mana yang mengalami back
injury tidak terlalu berpengaruh dengan besar gaya yang dikeluarkan. Pada
Praktikum ini yang memiliki momen terbesar adalah Dwi Cahya Pada posisi High
Far lift = 1172861
2.1.4
pinggul terkecil . Karena ketika momen kecil tidak terlalu berdampak pada back
injury. Back injury dipengaruhi oleh momen pada punggung yang besar.pada
operator Ardan posisi paling aman terjadi pada posisi ke -3sedangkan operator
josafat dan dwi cahya posisi aman berada pada posisi ke 1 karena memiliki nilai
2.2
Analisis RWL
Pada perhitungan RWL di atas didapatkan dua nilai yang berbeda yaitu
RWL origin dan RWL destination . RWl Origin 2375.979, yang berarti nilai Beban
angkat secara teoritis yang diajurkan untuk MMh adalah 2375.979. Sedangkan
RWl destination sebesar
mengalikan nilai LC, HM, VM, DM, AM, FM dan CM. RWL. Origin untuk
mencari nilai LI pada saat benda diangkat. RWl destination mencari LIpada saat
meletakkan benda. Perbedaan kedua nilai tersebut di sebabkan nilai HM dan VM
yang berbeda
2.2.2
maka didapatkan nnilai LI pada saat menangkat benda dan nilai LI pada saat
meletakan benda. Nlai LI pada saat origin menunjukan angka 0.002104 dan pada
saat destination (meletakkan benda) adalah 0.002982. Kedua nilai LI kurang dari
1 maka metode yang digunakan saat pengangkatan sudah benar.
2.2.3
Analisis REBA
Dari software REBA didapatkan nilai pada keadaan origin REBA dan pada
saat destination memiliki final score REBA yaitu 9 , itu berarti risiko terjadinya
cidera sangat tinggi dan perlu dikurangi dan diperbaiki metode kerjanya. Hal ini
dilihat dari punggung yang membungkukan badannya kurang tepat sehingga
menyebabkan cidera pada bagian punggung.
2.2.4
pembahasan
kali
ini
mengenai
dilakukannya
perhitungan
tingkatan resiko ergonomi (ringan, sedang, berat) dan juga penanganan sesuai
tingkatannya seperti pada software REBA 6.
2.2.5 Analisis perbandingan hasil perhitungan manual, software REBA 6 dan
ERGOEASER
Pada bab ini akan menjelaskan mengenai tentang analisis perbandingan hasil
antara ketiga metode perhitungan, yakni perhitungan manual, software REBA 6
dan ERGOEASER. Dalam penghitungan ini yang perlu dianalisis adalah
mengenai LI dalam semua tiga jenis metode. Perhitungan manual dengan
menggunakan software REBA memiliki hasil yang tidak terlalu berbeda untuk
hasil ERGOEASER. Hal ini terjadi dikarenakan ERGOEASER telah menetapkan
LI>1. Pada keseluruhan hasilnya memiliki nilai yang sama dan untuk cedera
mulai dari yang tidak terlalu beresiko sampai memiliki resiko yang tinggi.
2.3 Korelasi antara Biomekanika dan Manual Material Handling
Pada bab ini akan menjelaskan hubungan antara Biomekanika dan Manual
Material Handling yang dimana antara keduanya jelas memiliki beberapa
korelasi. Biomekanika pada dasarnya mempelajari kekuatan, ketahanan,
kecepatan, ketelitian, dan keterbatasan manusia dalam saat melakukan pekerjaan.
Sedangkan manual material handling bertujuan untuk menekan angka kecelakaan
kerja ketika melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan material teknik.
Faktor ini berhubungan dengan pekerjaan yang bersifat biomekanika dan manual
material handling, seperti pada saat melakukan pengangkatan dan pemindahan
secara manual, atau pekerjaan lain yang dominan menggunakan otot tubuh.
Adapun persamaan lain yaitu sama-sama mempelajari tentang tubuh manusia
dengan
suatu
objek
untuk
menentukan
dan
memperhitungkan
tingkat
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menjelaskan tentang kesimpulan dari kedua praktikum yang
pada praktikum Biomekanika dan praktikum Manual Material Handling. Di dalam
bab ini juga memberikan beberapa rekomendasi untuk meningkatkan pada saat
melakukan praktikum Biomekanika dan Manual Material Handling dimasa yang
akan datang.
3.1 Kesimpulan
Ada tiga jenis metode untuk menentukan LI ( Lifting Index ) dan tingkat
resiko dalam pedoman penanganan Material yang menggunakan perhitungan
manual, software REBA dan ERGOEASER. Setiap hasil keseluruhan memiliki
hasil :
-
yang tidak terlalu berbeda dari tingkat resiko cedera untuk kedua asal dan
titik tujuan.
3.2 Saran
Adapun terdapat beberapa saran yang bisa menjadi acuan untuk
kedepannya saat melakukan praktikum akan lebih baik lagi, yaitu diantaranya :
-
Dinamometer yang terlalu tua dan perlu untuk diganti dengan yang baru,
karena saat untuk dilakukan praktikum terkadang alatnya mengalami
kesalahan ( bukan dari praktikan ).
Indikatornya juga sering tidak bekerja saat ditarik, sehingga tidak terjadi
pengaruh apapun saat melakukan penarikan.
Jadi lebih baik untuk membeli elektronik atau mesin digital dinamometer
yang baru, guna untuk meningkatkan kualitas kerja maksimal pada saat
melakukan praktikum. Dan harusnya semua para praktikan dapat memiliki
kesempatan untuk mencoba alat praktikum.