Anda di halaman 1dari 24

MODUL V

BIOMEKANIKA

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk
melakukan penelitian dalam bidang ergonomic
2. Memberikan pengertian akan pentingnya faktor manusia
dalam perencangan suatu sistem kerja
3. Belajar memanfaatkan informasi yang ada untuk
menghasilkan proses perancangan yang optimum (baik,
benar, aman dan nyaman)
4. Mendapatkan besaran atau ukuran masing-masing
hubungan sebab akibat dari dimensi sistem tersebut
dengan jalan pengukuran
5. Memahami keterbatasan dan kelebihan manusia dalam
merancang suatu sistem kerja
6. Menambah pengetahuan dan melatih keterampilan
mahasiswa dalam melaksanakan langkah-langkah
penelitian ergonomic
7. Pengenalan alat-alat yang dipakai dalam penelitian
Ergonomi.

87
B. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Biomekanika
Secara terminology, terdiri atas kata “Bio” = Makhluk
Hidup dan “Mekanikal” = Gerakan. Biomekanika adalah
disiplin ilmu yang mengintegrasikan faktor-faktor yang
mempengaruhi gerakan manusia, yang diambil dari
pengetahuan dasar seperti fisika, matematika, kimia,
fisiologi, anatomi dan konsep rekayasa untuk menganalisa
gaya yang terjadi pada tubuh.
Dari pengertian diatas maka ilmu biomekanika
mencoba memberikan gambaran ataupun solusi guna
meminimumkan gaya dan momen yang dibebankan pada
pekerja supaya tidak terjadi kecelakaan kerja. Jika
seseorang melakukan pekerjaan maka sangat banyak
faktor-faktor yang terlibat dan mempengaruhi pekerjaan
tersebut. Secara garis besar faktor- faktor yang
mempengaruhi manusia tersebut adalah faktor individual
dan faktor situasional (Mas’idah dkk, 2009).

88
Gambar 1 Diagram Ilmu Biomekanika (Contini dan Drill, 1996)
a. Konsep Biomekanika
Biomekanika diklasifikasikan menjadi 2, yaitu (Chaffin
dan Anderson, 1991) :
1) General Biomechanic
General Biomechanic adalah bagian dari
biomekanika yang berbicara mengenai hukum-hukum
dan konsep-konsep dasar yang mempengaruhi tubuh
organic manusia baik dalam posisi diam maupun
bergerak. Dibagi menjadi 2 yaitu (Tayyari, 1997) :
a) Biostatics adalah bagian dari biomekanika umum
yang hanya menganalisis tubuh pada posisi diam
atau bergerak pada garis lurus dengan kecepatan
seragam.

89
b) Biodinamic adalah bagian dari biomekanik umum
yang berkaitan dengan gambaran gerakan-gerakan
tubuh tanpa mempertimbangkan gaya yang
terjadi (kinematik) dan gerakan yang disebabkan
gaya yang bekerja dalam tubuh (kinetik).
2) Occuptional Biomechanic
Didefinisikan sebagai bagian dari biomekanik
terapan yang mempelajari interaksi fisik antara
pekerja dengan mesin, material dan peralatan
dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada
sistem kerangka otot agar produktifitas kerja dapat
meningkat.
Dalam biomekanik ini banyak melibatkan
bagian-bagian tubuh yang berkolaborasi untuk
menghasilkan gerak yang akan dilakukan oleh organ
tubuh yakni kolaborasi antara tulang. Jaringan
penghubung (Connective Tissue) dan otot yang dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a) Tulang
Tulang adalah alat untuk meredam dan
mendistribusikan gaya/tegangan yang ada
padanya. Tulang yang besar dan panjang berfungsi
untuk memberikan perbandingan terhadap beban

90
yang terjadi pada tulang tersebut. Dalam
aplikasinya biomekanik selalu berhubungan
dengan kerangka manusia, oleh sebab itu di
bawah ini adalah gambar kerangka manusia
(Nurmianto, 1996).

Gambar 2 Kerangka Manusia (Nurmianto, 1998)


Tulang juga selalu terikat dengan otot, dan jaringan
penghubung (Connective Tissue) yakni ligament,
cartilage, dan tendon. Fungsi otot untuk menjaga
tubuh agar tetap sikap sempurna.
b) Connective Tissue atau jaringan penghubung
1. Cartilagenous
Fungsi dari sambungan Cartilagenous adalah
untuk pergerakan yang relatif kecil. Contoh:

91
Sambungan tulang iga (ribs) dan pangkal tulang
iga (sternum) Sambungan cartilaginous khusus
antara vertebrata (ruas-ruas tulang belakang)
yaitu dikenal sebagai interveterbratal disc, yang
terdiri dari pembungkus dan dikelilingi oleh inti
(puply core). Verterbrae juga terdapat pada
ligament dan otot. Adanya gerakan yang relatif
kecil pada setiap jointnya dapat mengakibatkan
adanya flaksibelitas badan manusia untuk
membungkuk, menengadah, dan memutar.
Sedangkan disc berfungsi sebagai peredam
getaran pada saat manusia bergerak baik
translasi dan rotasi (Nurmianto, 1996).
2. Ligamen
Ligamen berfungsi sebagai penghubung
antara tulang dengan tulang untuk stabilitas
sambungan (joint stability) atau untuk
membentuk bagian sambungan dan menempel
pada tulang. Ligamen tersusun atas serabut yang
letaknya tidak paralel.

92
Gambar 3 Gerak Tangan (Nurmianto, 1996)
Ligamen tersebut untuk membatasi rentang
gerakan. Batasan jangkauan dapat menentukan
ruang gerakan atau aktifitas yang digambarkan
oleh sistem sambungan tulang. Sambungan tulang
yang sederhana ada pada siku dan lutut.
Lengan dan tungkai adalah sambungan yang
komplek, yang mampu untuk mengadakan
gerakan 3 dimensi, Contoh: gerakan mengangkat
tangan, sambungan siku juga dibantu oleh
sambungan bahu, pergerakan rotasi seluruh
tangan pada sumbunya dan gerakan lengan tangan
pada sambungan pergelangan tangannya. Tangan
manusia mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam
gerakannya (Nurmianto, 1996).

93
3. Tendon
Berfungsi sebagai penghubung antara antara
tulang dan otot terdiri dari sekelompok serabut
collagen yang letaknya parallel dengan panjang
tendon. Tendon bergerak dalam sekelompok
jaringan serabut dalam suatu area dimana adanya
gaya gesekan harus diminimumkan. Bagian dalam
dari jaringan ini mengeluarkan cairan synovial
untuk pelumasan (Nurmianto, 1996).
c) Otot (Muscle)
Membahas masalah otot striatik yaitu otot sadar.
Otot terbentuk atas visber (fibre), dengan ukuran
panjang dari 10-40 mm dan berdiameter 0,01-0,1 mm
dan sumber energi otot berasal dari pemecahan
senyawa kaya energi melalui proses aerob maupun
anaerob.
1. Anaerobic
Yaitu proses perubahan ATP menjadi ADP dan
energi tanpa bantuan oksigen. Glikogen yang
terdapat dalam otot terpecah menjadi energi, dan
membentuk asam laktat. Dalam proses ini asam
laktat akan memberikan indikasi adanya kelelahan
otot secara lokal, karena kurangnya jumlah

94
oksigen yang disebabkan oleh kurangnya jumlah
suplai darah yang dipompa dari jantung. Misalnya
jika ada gerakan yang sifatnya tiba-tiba
(mendadak), lari jarak dekat (sprint), dan lain
sebagainya. Sebab lain adalah karena pencegahan
kebutuhan aliran darah yang mengandung oksigen
dengan adanya beban otot statis. Ataupun karena
aliran darah yang tidak cukup mensuplai oksigen
dan glikogen akan melepaskan asam laktat.
2. Aerobic
Yaitu proses perubahan ATP menjadi ADP dan
energi dengan bantuan oksigen yang cukup. Asam
laktat yang dihasilkan oleh kontraksi otot
dioksidasi dengan cepat menjadi CO dan 2 OH
dalam kondisi aerobic. Sehingga beban pekerjaan
yang tidak terlalu melelahkan akan dapat
berlangsung cukup lama. Selain itu aliran darah
yang cukup akan mensuplai lemak, karbohidrat
dan oksigen ke dalam otot. Akibat dari kondisi
kerja yang terlalu lama akan menyebabkan kadar
glikogen dalam darah akan menurun drastis di
bawah normal, dan kebalikannya kadar asam
laktat akan meningkat, dan kalau sudah demikian

95
maka cara terbaik adalah menghentikan
pekerjaan, kemudian istirahat dan makan
makanan yang bergizi untuk membentuk kadar
gula dalam darah. Hal tersebut di atas merupakan
proses kontraksi otot yang telah disederhanakan
analisa pembangkit energinya, dan sekaligus
menandakan arti pentingnya aliran darah untuk
otot. Oleh karenanya para ergonomi hendaklah
memperhatikan hal-hal seperti berikut untuk
sedapat mungkin dihindari (Nurmianto, 1996):
a. Beban otot statis (statis muscleloads)
b. Oklusi (penyumbatan aliran darah) karena
tekanan, misalnya tekanan segi kursi pada
popliteal (lipat lutut).
c. Bekerja dengan lengan berada di atas yang
menyebabkan siku aliran darah bekerja
berlawanan dengan arah gravitasi.
Dalam dunia kerja yang menjadi perhatian adalah :
1) Kekuatan kerja otot
Kekuatan kerja otot bergantung pada :
a) Posisi anggota tubuh yang bekerja
b) Arah gerakan kerja
c) Perbedaan kekuatan antar bagian tubuh

96
d) Usia
2) Kecepatan dan ketelitian
3) Daya tahan jaringan tubuh terhadap beban
Biomekanika dapat diterapkan pada [CHA91]:
perancangan kembali pekerjaan yang sudah ada,
mengevaluasi pekerjaan, penanganan material secara
manual, pembebanan statis dan penentuan sistem
waktu. Prinsip-prinsip biomekanika dalam
pengangkatan beban [CHA91]:
1. Sesuaikan berat dengan kemampuan pekerja
dengan mempertimbangkan frekuensi
pemindahan
2. Manfaatkan dua atau lebih pekerja untuk
memindahkan barang yang berat
3. Ubahlah aktivitas jika mungkin sehingga lebih
muda, ringan dan tidak berbahaya
4. Minimasi jarak horizontal antara tempat mulai
dan berakhir pada pemindahan barang
5. Material terletak tidak lebih tinggi dari bahu
6. Kurangi frekuensi pemindahan
7. Berikan waktu istirahat
8. Berlakukan rotasi kerja terhadap pekerjaan yang
sedikit membutuhkan tenaga

97
9. Rancang kontainer agar mempunyai pegangan
yang dapat dipegang dekat dengan tubuh
10. Benda yang berat ditempatkan setinggi lutut
agar dalam pemindahan tidak menimbulkan
cidera punggung.
2. Persentase Segmen Tubuh
Dalam biomekanika, perhitungan guna mencari
momen dan gaya dapat dilakukan dengan cara
menghitung gaya dan momen secara parsial atau
menghitung tip segmen yang menyusun tubuh manusia.
Setiap segmen tubuh memilikipresentase yang berbeda-
beda. Berat dari masing-masing segmen diperoleh dari
besarnya presentase persegmen dikalikan dengan berat
dari orangtersebut. Gambar 3 Menunjukkan persentase
segmen tubuh manusia.

Gambar 4 Persentase Persegmen Tubuh (Tayyari, 1997)

98
Dalam tutorial ini, perhitungan secara manual
dilakukan dengan menggunakansegmen yang
mempengaruhi tulang belakang dalam melakukan
aktivitas pengangkatan, kecuali segmen kaki dan
perhitungan dilakukan berdasarkan asumsi di bawah ini
(Tayyari, 1997) :
a. Parameter segmen tubuh pada gambar telah
sesuai
b. Pusat massa tetap dan dapat direpresentasikan
melalui salah satu segmen.
c. Tubuh diasumsikan simetris, dengan beban
eksternal terdistribusi dalam jumlah yang sama
antara tangan kanan dan kiri.
1. Telapak Tangan

99
2. Lengan Bawah

3. Lengan Atas

100
4. Punggung

Dengan menggunakan teknik perhitungan


keseimbangan gaya pada tiap segmen tubuh manusia,
maka didapat moment resultan pada L5/S1.
Kemudian untuk mencapai keseimbangan tubuh pada
aktivitas pengangkatan, moment pada L5/S1 tersebut
diimbangi gaya otot pada spinal erector (FM) yang
cukup besar dan juga gaya perut (FA) sebagai
pengaruh tekanan perut (PA) atau Abdominal
Pressure yang berfungsi untuk membantu kestabilan
badan karena pengaruh momen dan gaya.

3. Recommended Weight Limit dan Lifting Index


Recommended weight limits (RWL) adalah perangkat
spesifik dari kondisi kerja mengangkat beban yang

101
keseluruhannya berkaitan dengan kesehatan pekerja
dengan bekerja selama periode tertentu (misalnya 8
jam) dan tidak menambah resiko yang terkait dengan
low back pain (LBP). Sebuah lembaga yang menangani
masalah kesehatan di Amerika Serikat NIOSH (National
Institute for Occupational Safety and Health)
merekomendasikan hasil penelitiannya dibidang analisa
pengangkatan untuk pekerjaan manual yang diberi
nama RWL (Recommended Weight Limit). RWL
melakukan analisa dan faktor-faktor yang
mempengaruhi terhadap biomekanik operator dalam
melakukan pengangkatan manual dengan variabel.

Pernyataan dari perhitungan Recommended Weight


Limit (RWL) adalah :
1. Persamaan RWL tidak berlaku pada kondisi
upredicted, misalnya :
2. Beban terlalu berat, benda yang tergelincirkan,
dan benda yang dilempar.
3. Kondisi biomekanik yang menimbulkan tegangan
fisik atau kondisi yang membahayakan.
4. Persamaan Recommended Weight Limit (RWL)
tidak dirancang untuk posisi kerja pada lantai

102
produksi yang tidak datar dan pekerja bersikap
statis.
5. Persamaan pengangkutan NIOSH Recommende
Weight Limit (RWL) tidak dapat diaplikasikan pada
kondisi :
a. Mengangkat atau menurunkan benda dengan
satu tangan
b. Mengangkat/Menurunkan benda lebih dari 8
jam
c. Mengangkat/menurunkan benda sambil
duduk atau berlutut
d. Mengangkat/Menurunkan benda pada
tempat kerja yang terbatas
e. Mengangkat/menurunkan benda yang tidak
stabil
f. Mengangkat/menurunkan benda secara
dipanggul, disosrong dan ditarik
g. Mengangkat/menurunkan benda dengan
kereta dorong (wheelbarrow) atau sekop
(shovel)
h. Mengangkat/menurunkan benda dengan
kecepatan perpindahan yang tinggi
(kecepatan lebih dari 30 inchi/detik)

103
i. Mengangkat/menurunkan benda dengan
coupling yang tidak layak atau tidak sesuai
dengan posisi kaki/lantai.) Koefisien gesek
<0,4 antara telapak kaki dan lantai).
j. Mengangkat /menurunkan benda dengan
kondisi lingkungan kerja yang tidak nyaman
misalnya apada suhu lingkungan 190 C hingga
260 C (660F HINGGA 790F), kondisi kelembaban
ruang kisaran 35%-50%.
Ada beberapa terminologi dan defenisi data, yaitu;
1. Lifting Index adalah estimasi tingkat tegangan
fisik yang ditetapkan sebagai hubungan dari
berat beban yang diangkat dari recommended
weight limit (RWL). Persamaan Lifting Index (LI)
adalah sebagai berikut :
2. LiftingTask (Kerja Mengangkat) adalah tindakan
memegang benda secara manual yang memiliki
ukuran dan berat dengan dua tangan, dan
bergerak vertikal tanpa bantuan sistem mekanis.
3. Load Weight –L (Beban Angkat) adalah berat
benda yang akan diangkat, dalam satuan berat
pound (lb) dan kilogram (kg), termasuk kotak
atau wadah (container).

104
4. Horizontal Location-H (Letak Horizontal) adalah
jarak tangan dari titik tengah (mid-point) antara
pergelangan kaki, dalam satuan panjang inchi
(inch) atau centimeter (cm) dengan mengukur
pada awal (origin) dan akhir (destination)
pengangkutan.
5. Vertical Location-V (Letak Vertikal) adalah jarak
tangan diatas lantai, dalam satuan panjang inchi
(Inch) atau centimeter (cm) dengan mengukur
pada awal (origin) dan akhir (destination)
pengangkutan.
6. Vertical Travel Distance-D (Jaral TEmpuh
Vertikal) adalah nilai absolute selisih antara
tinggi vertikal pada akhir (destination) dan awal
(origin) pengangkutan, dalam satuan panjang
inchi (Inch) atau centimeter (cm).
7. Asymmetry angle – A (Sudut Asimetri) adalah
sudut ukur, berapa jauh benda dipindahkan
secara berputar (mid-sagittal plane) badan
pekerja pada awal dan akhir pengangkutan,
dalam satuan sudut derajat (ukur pada awal
(origin) dan akhir (destination) pengangkutan.
Sudut asimetri adalah letak beban relative

105
terhadap mid-sagittal plane, daerah netral
tubuh, lebih tinggi dari posisi kaki atau lebih luas
dari perputaran tubuh. Defenisi yang mudah
adalah berpusat pada Centre Of Garvity (COG).
8. Neutral Body Position (Posisi Tubuh Netral)
adalah gambaran posisi tubuh ketika tangan
dengan langsung berada di depan badan dan
perputaran kecil pada kaki, batang tubuh (torso),
atau bahu.
9. Lifting Frecuency – F (Frekuensi Angkat) adalah
jumlah rata-rata angkat permenit lebih dari 15
menit setiap periodenya
10. Lifting Duration (Durasi Angkat) adalah
spesifikasi durasi angkat dibagi dalam tiga
klassifikasi dengan distribusi work time dan
recovery time (pola kerja). Klasifikasi durasi yaitu
pendek (1 jam), sedang (moderate-1 s.d 2 jam)
atau waktu panjang (2-8 jam), tergantung pola
kerjanya.
11. Coupling Classification (Klasifikasi Genggaman)
adalah klasifikasi kualitas tangan memegang
benda atau objek. Kualitas coupling gibagi dalam
tiga klasifikasi good, fair atau poor.

106
RWL terbagi menjadi dua bagian kondisi krotis yaitu,
kondisi awal pengangkatan (origin) dan kondisi akhir
pengangkatan (destination). Sebagai bahan evaluasi
terhadap sistem kerja maka berat material yang diangkat
dibandingkan dengan RWL dimana akan menghasilkan
persamaan LI (Lifting Index).

C. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


Adapun peralatan yang dibutuhkan dalam praktikum
Biomekanika sebagai berikut :
1. Beban
2. Timbangan Badan
3. Penggaris
4. Kamera
5. Stopwatch
6. Meja Kerja
7. Conveyor
8. Lembar Pengamatan (Checksheet)
D. SUBJEK PERCOBAAN
Berikut merupakan data normal dari subjek percobaan
praktikum biomekanika yaitu :
1. Nama Operator
2. Jenis Kelamin
3. Tinggi Badan

107
4. Berat Badan
5. Berat Beban
6. Uraian Posisi Yang Didapatkan :
Posisi 1:7 Berdiri tegak lurus siap meletakkan beban
diatas meja/beban lebih jauh didepan
dada
Posisi 2 : 3 Berdiri- kaki menekuk-punggung tegak
dengan beban di depan dada

 POSISI KERJA
Berikut merupakan prosedur kerja dalam
praktikum biomekanika, yaitu :
Percobaan dilakukan sebanyak dua kali, yaitu
pekerjaan pengangkatan untuk analisis gaya dan momen
yang bekerja pada setiap segmen tubuh dan pekerjaan
pengangkatan untuk perhitungan indeks pengangkatan
(Lifting Index).
Percobaan untuk perhitungan RWL dan LI
Berikut merupakan prosedur percobaan untuk
perhitungan RWL dan LI, yaitu :
1. Siapkan 2 beban dengan berat 10 kg dan 15 kg
dengan kemudahan handling baik dan tidak baik

108
2. Pilih 2 kombinasi dari faktor-faktor yang terdapat
pada tabel
3. Lakukan percobaan, seorang operator memindahkan
beban dari posisi awal keposisi akhir sebanyak 10 kali
angkatan
4. Ambil gambar operator pada setiap postur saat
mengangkat beban, yaitu :
a. Saat mulai mengangkat beban di posisi awal
beban
b. Sedang mengangkat beban
c. Saat meletakkan beban di posisi akhir beban
5. Lakukan pencatatan data-data yang diperlukan
untuk menghitung RWL dan LI, seperti :
a. Berat Beban
b. Jarak horizontal beban dari operator pada posisi
awal
c. Jarak horizontal beban dari operator pada posisi
akhir
d. Jarak vertikal beban dari lantai pada posisi awal
e. Jarak vertikal beban dari lantai pada posisi akhir
f. Sudut asymetri yang terbentuk selama
memindahkan beban
g. Kategori pegangan

109
h. Waktu yang diperlukan, dll.
Tabel 1 Tingkat faktor-faktor pengali dalam
percobaan
Titik Awal Titik Akhir Sudut
Asimetri Kategori
Jarak Ketinggian Jarak tubuh Pegangan
Ketinggian
(α)

H01 Vd1 Hd1 α1 C1


Vo1

H02 Vd2 Hd2 α2 C2


V0 2

Keterangan :
V0 = Jarak vertikal benda dari lantai pada titik awal
pengankatan
Vd = Jarak vertikal benda dari lantai pada titik akhir
pengangkatan
H0 = Jarak horizontal benda dari subjek pada titik awal
pengangkatan
Hd = Jarak horizontal benda dari subjek pada titik akhir
pengangkatan

110

Anda mungkin juga menyukai