Anda di halaman 1dari 17

Modul Analisa Perancangan Kerja II

PERTEMUAN 5:
BIOMEKANIKA KERJA

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai biomekanika kerja. Setelah
menyelesaikan perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu:
5.1 Menjelaskan tentang definisi biomekanika kerja.
5.2 Menjelaskan tentang konsep biomekanika kerja.
5.3 Menjelaskan tentang Musculoskeletal Disorders (MSDs).

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 5.1:
Menjelaskan Tentang Definisi Biomekanika Kerja.

Biomekanika merupakan suatu bidang kajian ilmu dalam Ergonomi yang


berhubungan dengan mekanisme pergerakan tubuh dalam melakukan suatu
pekerjaan atau aktivitas. Menurut (Mariatiningrum, 2013) yang dikutip dari
Franklin dan Nordin (1980) mendefinisikan biomekanika menggunakan konsep
fisika dan teknik untuk menjelaskan gerakan pada bermacam-macam bagian tubuh
manusia dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh pada aktifitas sehari-hari.
Menurut (Mariatiningrum, 2013) yang dikutip dari Chaffin (1991) membuat
istilah biomekanika kerja (occupational biomechanic) yang didefinisikan sebagai
berikut, yaitu:
1. Biomekanika kerja adalah studi mengenai interaksi pekerja dengan peralatan,
mesin dan material, sehingga pekerja dapat meningkatkan performansinya dan
di sisi lain dapat meminimalkan resiko cedera kerja (muskuloskeletal).
2. Biomekanika menggunakan konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan
gerakan pada bermacam-macam bagian tubuh manusia dan gaya yang bekerja
pada bagian tubuh pada aktifitas sehari-hari.
Hal ini mengandung pengertian bahwa biomekanika menyangkut masalah
faal tubuh, keilmuan fisika dan perilaku manusia.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 37


Modul Analisa Perancangan Kerja II

Biomekanika kerja mengkaji perilaku tubuh manusia dan aspek-aspek


mekanika gerakan anggota-anggota tubuhnya. Pengetahuan tentang biomekanika
sangat diperlukan untuk mengetahui mekanisme terjadinya kecelakaan kerja,
sehingga pendekatan yang efektif dan ilmiah dapat membantu manusia bekerja
dengan aman. Biomekanika adalah suatu ilmu pengetahuan yang merupakan
kombinasi dari ilmu fisika (khususnya mekanika) dan teknik, dengan berdasar
pada biologi dan juga pengetahuan lingkungan kerja. Oleh Winter (1990),
mendefinisikan bahwa biomekanika dari gerakan manusia adalah ilmu yang
menyelidiki, menggambarkan dan menganalisis gerakan manusia. Biomekanika
umum adalah bagian dari biomekanika yang berbicara mengenai hukum-hukum
dasar yang mempengaruhi tubuh organik manusia baik dalam posisi diam maupun
bergerak.
Analisis biomekanika ada 2 (dua) yaitu secara statis berupa analisis
besarnya gaya dan momen yang terjadi pada bagian-bagian tubuh tertentu, saat
tubuh dalam kondisi tanpa gerakan. Sedangkan analisis biomekanika secara
dinamis adalah analisis besarnya gaya dan momen yang terjadi pada bagian-
bagian tubuh tertentu saat tubuh dalam kondisi bergerak. Menurut Winter (1990),
terhadap tiga jenis gaya bekerja di dalam tubuh manusia, yaitu:
1. Gaya Gravitasi, yaitu gaya yang melalui pusat massa dari segmen tubuh
manusia dengan arah ke bawah. Besar gayanya adalah massa di kali
percepatan gravitasi (F = m.g).
2. Gaya Reaksi, yaitu gaya yang terjadi akibat beban pada segmen tubuh atau
berat segmen tubuh itu sendiri.
3. Gaya Otot, yaitu gaya yang terjadi pada bagian sendi, baik akibat gesekan
sendi atau akibat gaya pada otot yang melekat pada sendi, dan gaya ini
menggambarkan besarnya momen otot.

Dengan mendefinisikan jenis pekerjaan dan postur tubuh didalam


melakukan pekerjaan tersebut, dapat dihitung besarnya gaya dan momen yang
terjadi pada setiap link dan sendi melalui analisa mekanik. Baik pada saat tubuh
dalam posisi diam (biostatic) maupun pada saat bergerak (biodynamic).

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 38


Modul Analisa Perancangan Kerja II

Hukum Kesetimbangan Gaya menyatakan bahwa penjumlahan aljabar dari


semua gaya yang bekerja pada suatu benda dalam keadaan kesetimbangan statis
adalah sama dengan nol (F = 0). Untuk mendapatkan kesetimbangan gaya secara
keseluruhan, maka gaya-gaya dibedakan sedikitnya dalam dua arah, yaitu vertikal
dan horizontal. Sehingga diperoleh rumus kesetimbangan gaya sebagai berikut:
〖∑F〗_x = 0 ; untuk arah horizontal
〖∑F〗_y = 0 ; untuk arah vertikal
Kemudian dari Hukum Kesetimbangan Momen menyatakan bahwa
penjumlahan aljabar momen-momen dari semua gaya yang bekerja pada satu
suatu benda dalam keadaan kesetimbangan statis adalah sama dengan nol (∑M =
0). Prinsip-prinsip dasar yang diaplikasikan pada mekanika di atas, dapat
dilakukan analisis biomekanika pada berbagai segmen tubuh manusia dengan
memandang tubuh sebagai sistem multiple link, maka hasil perhitungan gaya dan
momen pada suatu link akan dipengaruhi link sebelumnya dan akan
mempengaruhi link selanjutnya. Oleh sebab itu link terakhir (link kaki) akan
menahan beban yang berasal dari berat seluruh link sebelumnya, baik beban
eksternal maupun beban link itu sendiri. Dalam menganalisis biomekanika
khususnya pada perajin gerabah perlu digambarkan secara diagram segment-
segment tubuh yang akan dianalisis yaitu pada bagian lengan yang bertujuan
memudahkan dalam menentukan gaya-gaya yang berpengaruh pada sistem
anatomi tubuh manusia.

Tujuan Pembelajaran 5.2:


Menjelaskan Tentang Konsep Biomekanika Kerja.

Menurut (Mariatiningrum, 2013) dalam buku Eko Nurmianto,


biomekanika diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu :
1. General Biomechanic
General biomechanic adalah biomekanika yang membahas hukum dan
konsep dasar yang mempengaruhi tubuh organik manusia baik dalam posisi
diam maupun bergerak. Dalam general biomechanic sendiri meliputi dua
bagian, yaitu:

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 39


Modul Analisa Perancangan Kerja II

a. Biostatics adalah bagian yang hanya menganalisa tubuh pada posisi diam
atau bergerak pada garis lurus dengan kecepatan seragam (uniform).
b. Biodinamic adalah bagian yang berkaitan dengan gambaran gerakan-
gerakan tubuh tanpa mempertimbangkan gaya yang terjadi (kinematik)
dan gerakan yang disebabkan gaya yang bekerja dalam tubuh (kinetik).
2. Occupational Biomechanic
Occupational biomechanic berkaitan dengan interaksi fisik antara pekerja
dengan mesin, material dan peralatan, dimana memiliki tujuan dalam
meminimalisir keluhan atau kelelahan pada sistem kerangka otot untuk
meningkatkan produktifitas kerja.

Biomekanik ini kolaborasi bagian-bagian tubuh untuk menghasilkan gerak


seperti tulang, jaringan penghubung (connective tissue), dan otot yang dapat
dijelaskan sebagai berikut, yaitu:
1. Tulang
Tulang sebagai alat untuk meredam dan medistribusikan gaya atau
tegangan saat melakukan aktifitas kerja. Tulang yang besar dan panjang
berfungsi sebagai pembanding terhadap beban. Tulang juga terikat dengan
otot, dan jaringan penghubung (connecive tissue) yakni ligamen, cartilage dan
tendon. Dalam aplikasinya di biomekanik berhubungan dengan kerangka
manusia.

2. Otot (Muscle)
Otot terbentuk atas visber (fibre), dengan ukuran panjang antara 10 – 40
mm dan berdiameter 0,01-0,1 mm dan sumber energi otot berasal dari proses
aerob maupun anaerob. Anaerobic, yaitu proses perubahan ATP menjadi ADP
dan energi tanpa bantuan oksigen. Glikogen yang terdapat dalam otot terpecah
menjadi energi dan membentuk asam laktat. Asam laktat akan memberikan
indikasi adanya kelelahan otot secara lokal, karena kurangnya jumlah oksigen
yang disebabkan oleh kurangnya jumlah suplai darah yang dipompa dari
jantung. Contohnya seperti, jika ada gerakan yang sifatnya tiba-tiba
(mendadak), lari jarak dekat (sprint), dan lain sebagainya.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 40


Modul Analisa Perancangan Kerja II

Sedangkan, aerobic, yaitu proses perubahan ATP menjadi ADP dan energi
dengan bantuan oksigen. Asam laktat yang dihasilkan oleh kontraksi otot
dioksidasi dengan cepat sehingga beban pekerjaan yang tidak terlalu
melelahkan akan dapat berlangsung cukup lama. Disamping itu, aliran darah
yang cukup akan mensuplai lemak, karbohidrat dan oksigen ke dalam otot.
Akibat dari kondisi kerja yang terlalu lama akan menyebabkan kadar glikogen
dalam darah akan menurun drastis di bawah normal, dan kebalikannya kadar
asam laktat akan meningkat, dan jikalau sudah demikian maka, cara terbaik
adalah menghentikan pekerjaan. Kemudian istirahat dan makan makanan yang
bergizi untuk membentuk kadar gula dalam darah.
Hal tersebut di atas adalah merupakan proses kontraksi otot yang telah
disederhanakan analisa pembangkit energinya, dan sekaligus menandakan arti
pentingnya aliran darah untuk otot. Oleh karenanya, para ergonom hendaklah
memperhatikan hal-hal seperti berikut untuk sedapat mungkin dihindari, yaitu:
a. Beban otot statis (static muscle loads).
b. Oklusi (penyumbatan aliran darah) karena tekanan, misalnya tekanan segi
kursi pada popliteal (lipat lutut).
c. Bekerja dengan lengan berada di atas yang menyebabkan siku aliran darah
bekerja berlawanan dengan arah gravitasi.

3. Connective Tissue atau jaringan penghubung


Connective Tissue atau jaringan penghubung meliputi tiga bagian sebagai
berikut ini, yakni:
a. Ligament
Ligament berfungsi sebagai penghubung antar tulang dalam stabilitas
sambungan (joint stability). Selain itu, berfungsi untuk membentuk bagian
sambungan dan menempel pada tulang. Ligamen tersusun atas serabut yang
letaknya tidak paralel. Oleh karenanya tendon dan ligamen bersifat inelastic
dan berfungsi pula untuk menahan deformasi. Adanya tegangan yang konstan
akan dapat memperpanjang ligamen dan menjadikannya kurang efektif dalam
menstabilkan sambungan (joints).

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 41


Modul Analisa Perancangan Kerja II

Adapun contoh sambungan ligamen diantaranya, gerakan mengangkat


tangan, sambungan siku dan sambungan bahu, pergerakan rotasi seluruh
tangan pada sumbunya, dan gerakan lengan tangan pada sambungan
pergelangan tangan.

b. Cartilage
Cartilagenous adalah sambungan yang berfungsi dalam pergerakan yang
relatif kecil. Contohnya, sambungan tulang iga (ribs) dan pangkal tulang iga
(sternum). Cartilage sendiri memiliki bagian khusus antara vertebrata (ruas-
ruas tulang belakang) yaitu dikenal sebagai interverterbratal disc yang terdiri
dari pembungkus dan dikelilingi oleh inti (puply core). Verterbrata juga
terdapat pada ligamen dan otot. Interverterbratal adalah gerakan yang relatif
kecil pada setiap ruas mengakibatkan adanya fleksibelitas tubuh untuk
membungkuk, menengadah, dan memutar. Sedangkan, disc berfungsi sebagai
peredam getaran pada saat tubuh bergerak baik pada saat translasi dan rotasi.

c. Tendon
Tendon memiliki fungsi sebagai penghubung antara tulang dan otot yang
terdiri dari sekelompok serabut collageno yang letaknya paralel dengan
panjang tendon. Tendon bergerak dalam sekelompok jaringan serabut dalam
suatu area dimana adanya gaya gesekan harus diminimalkan. Bagian dalam
dari jaringan ini mengeluarkan cairan synovial untuk pelumasan.

Biomekanika dan cara kerja adalah pengaturan sikap tubuh dalam bekerja.
Sikap kerja yang berbeda akan menghasilkan kekuatan yang berbeda pula dalam
melakukan tugas. Dalam hal ini penelitian biomekanika mengukur kekuatan dan
ketahanan fisik manusia dalam melakukan pekerjaan tertentu, dengan sikap kerja
tertentu. Tujuannya untuk mendapatkan cara kerja yang lebih baik, dimana
kekuatan/ketahanan fisik maksimum dan kemungkinan cidera minimum. Ilmu
biomekanika membahas mengenai manusia dari segi kemampuan-kemampuannya
seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan dan ketelitian. Menurut (Aryanty, 2012),
biomekanika dibagi menjadi 2 (dua) pandangan dalam ilmu kedokteran, yaitu:

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 42


Modul Analisa Perancangan Kerja II

1. Ilmu Kinetika, merupakan ilmu yang mempelajari tentang faktor-faktor gaya


yang menyebabkan benda bergerak atau diam.
2. Ilmu Kinematika, adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat gerak tanpa
memperhatikan bagaimana sifat gerakannya apakah penuh atau tidak.
Melalui sistem automatic dan biomechanic, faktor-faktor manusia teknik
terfokus pada sistem musculoskeletal. Ini merupakan sendi yang memiliki dua
segmen yaitu segmen distal dan segmen proximal. Dalam melakukan tugas-tugas
yang manipulatif, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Menyeimbangkan antara gerakan yang statik dan gerak yang dinamis.
2. Menjaga kekuatan otot, dimana pemakaian otot maksimum di bawah 15%.
3. Mencegah Range of Motion (ROM) sendi yang berlebihan.
4. Menggunakan grup otot yang lebih kecil untuk kecepatan dan ketelitian.
Secara terminologi, biomekanika terdiri atas dua kata yaitu kata Bio yang
artinya makhluk hidup dan kata mekanikal yang artinya gerakan. Jadi,
biomekanika adalah ilmu yang mempelajari gerakan pada makhluk hidup, dimana
dalam biomekanik hanya mempelajari gerakan pada manusia. Dengan demikian,
pengertian biomekanika secara umum adalah ilmu yang mempelajari gerakan
pada manusia yang dipengaruhi oleh sistem anatomi, fisiologi, psikologis,
mekanis dan sosiokultural. Sedangkan, pengertian biomekanika secara sempit
adalah ilmu yang mempelajari gerakan pada manusia.
Menurut (Aryanty, 2012), adapun pengertian biomekanik secara ilmiah
adalah ilmu yang mempelajari cara menentukan gaya, perubahan dan beban
mekanik pada otot, tulang dan sendi dari tubuh manusia. Kita sudah mengetahui
tentang anatomi terapan FT, yang terdiri atas sistem otot, sistem tulang dan sendi
serta sistem saraf yang menyebabkan manusia dapat bergerak dan dapat
melakukan AKS (aktivitas kegiatan sehari-hari), tetapi tidak terlepas dari
pengaruh lingkungan manusia tersebut. Menurut (Aryanty, 2012), ada lima
pendekatan di dalam mempelajari gerakan pada manusia, yaitu:
1. Pendekatan anatomi, dimana menggambarkan (menjelaskan) tentang struktur
tubuh dan bagian-bagiannya serta bagian-bagian tubuh yang potensial untuk
menghasilkan gerakan.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 43


Modul Analisa Perancangan Kerja II

2. Pendekatan fisiologis, dimana mempelajari tentang proses terjadinya gerakan,


kontinuitas gerakan dan kontrol gerakan.
3. Pendekatan psikologis, dimana mempelajari berbagai sensasi, persepsi dan
motivasi yang menstimulasi terjadinya gerakan serta mekanisme neurologis
yang mengontrolnya.
4. Pendekatan mekanik, dimana menjelaskan adanya gaya, waktu dan jarak yang
berhubungan dengan gerakan tubuh manusia.
5. Pendekatan sosio-kultural, dimana menjelaskan tentang pengertian dari
gerakan yang bervariasi didalam lingkungan yang berbeda-beda.

Ergonomi adalah ilmu tentang kerja. Secara garis besar, kegiatan-kegiatan


kerja manusia dapat dikelompokkan menjadi kerja fisik (otot) dan kerja mental
(otak). Tubuh manusia dirancang untuk melakukan kerja (dalam hal ini kerja
fisik) atau aktivitas serhari-hari, adanya masa otot yang bobotnya lebih dari
separuh tubuh memungkinkan manusia untuk dapat menggerakkan tubuh dan
melakukan kerja. Dari sudut pandang ergonomi, (Azalea, 2012) setiap beban kerja
yang diterima oleh seseorang harus sesuai atau seimbang terhadap kemampuan
fisik, kognitif, maupun keterbatasan manusia menerima beban tersebut.
Kemampuan atau keterbatasan manusia tersebut termasuk dalam hal
gerakan atau postur kerja dan gaya atau beban kerja. Disinilah biomekanika
berperan. Ada manusia yang bekerja untuk mencari nafkah atau makan sehari-
hari, ada manusia yang bekerja supaya dapat bertemu dengan orang lain, ada pula
orang yang bekerja karena ingin memperoleh kepuasaan tertentu seperti artis atau
seniman, dan sebagainya. Menurut (Ximenes, 2012), Kerja dapat diklasifikasikan
dalam beberapa jenis. Berikut ini adalah macam-macam bentuk kerja yang sering
dilakukan manusia, antara lain:
1. Kerja fisik berat, seperti mencangkul, mengangkat beban.
2. Kerja fisik moderat, seperti memegang suatu beban.
3. Psycho-motor skills, seperti merakit, dan mengetik.
4. Vigilance skills, seperti inspeksi, dan radar.
5. Diagnosis, seperti fault recognition.
6. Decision making, seperti goal programming.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 44


Modul Analisa Perancangan Kerja II

7. Reasoning atau problem solving.


8. Kreativitas, seperti seni, dan desain
9. Kombinasi.

Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang secara sistematis memanfaatkan


informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk
merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem
itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu
dengan efektif, aman, dan nyaman. Biomekanika merupakan ilmu yang
menggunakan hukum-hukum fisika dan konsep konsep mekanika untuk
mendeskripsikan gerakan dan gaya pada berbagai macam bagian tubuh ketika
melakukan aktivitas. Karena biomekanika hanya berbicara dalam masalah fisik
maka biomekanika termasuk dalam bidang ergonomi fisik.
Seperti telah disebutkan di atas, biomekanika berkaitan dengan sistem
biologi dan menyangkut tubuh manusia dan hampir semua tubuh mahluk hidup.
Namun, ergonomi hanya membahas manusia, maka lingkup biomekanika yang
digunakan adalah biomekanika pada manusia. Ergonomi memiliki prinsip dasar
untuk menyesuaikan kerja agar sesuai dengan batasan atau karakteristik
pekerjanya. Karakteristik ini biasanya disebut anthropometri baik fisik atau tubuh
ataupun anthropometri non fisik seperti psikometri. Biomekanika merupakan studi
tentang karakteristik-karakteristik tubuh manusia dalam istilah mekanik.
Biomekanika dioperasikan pada tubuh manusia baik saat tubuh dalam keadaan
statis ataupun dalam keadaan dinamis. Oleh karena itu, harus memperhatikan
biomekanika sehingga sistem kerja menjadi ergonomis.
Dalam analisis biomekanika, tubuh manusia dipandang sebagai sistem
yang terdiri dari link (penghubung) dan joint (sambungan), tiap link mewakili
segmen-segmen tubuh tertentu dan tiap joint menggambarkan sendi yang ada.
Menurut (Azalea, 2012) yang dikutip dari Chaffin dan Anderson, tubuh manusia
terdiri dari enam link, yaitu:
1. Link lengan bawah yang dibatasi oleh joint telapak tangan dan siku.
2. Link lengan atas yang dibatasi oleh joint siku dan bahu.
3. Link punggung yang dibatasi oleh joint bahu dan pinggul.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 45


Modul Analisa Perancangan Kerja II

4. Link paha yang dibatasi oleh joint pinggul dan lutut.


5. Link betis yang dibatasi oleh joint lutut dan mata kaki.
6. Link kaki yang dibatasi oleh joint mata kaki dan telapak kaki.

Tujuan Pembelajaran 5.3:


Menjelaskan tentang Musculoskeletal Disorders (MSDs).

Musculoskeletal adalah risiko kerja mengenai gangguan otot yang


disebabkan oleh kesalahan postur kerja dalam melakukan suatu aktivitas kerja.
Keluhan musculoskeletal (MSDs) adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal
yang dirasakan oleh seseorang/pekerja mulai dari keluhan sangat ringan sampai
sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu
yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi,
ligamen dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan
dengan keluhan musculoskeletal disorders atau cedera pada sistem
muskuloskeletal. Menurut (Brother, 2009), secara garis besar keluhan otot dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat otot
menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan segera hilang
apabila pembebanan dihentikan.
2. Keluhan menetap (persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap.
Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot
masih terus berlanjut.
Menurut (Arinda, 2013), musculoskeletal disorders (MSDs) atau gangguan
otot rangka merupakan kerusakan pada otot, saraf, tendon, ligament, persendian,
kartilago, dan discus invertebralis. Kerusakan pada otot dapat berupa ketegangan
otot, inflamasi, dan degenerasi. Sedangkan, kerusakan pada tulang dapat berupa
memar, mikro faktur, patah, atau terpelintir. Musculoskeletal disorders (MSDs)
juga dikenal dengan nama lain, diantaranya:
1. Repetitive Strain Injuries (RSIs).
2. Cumulative Trauma Disorders (CTDs).
3. Overuse Injuries.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 46


Modul Analisa Perancangan Kerja II

4. Repetitive Motion Disorders.


5. Work-related Musculoskeletal Disorders (WMSDs).
Menurut (Arinda, 2013), musculoskeletal disorders (MSDs) dapat terjadi
dengan dua cara, yaitu:
1. Kelelahan dan keletihan terus menerus yang disebabkan oleh frekuensi atau
periode waktu yang lama dari usaha otot, dihubungkan dengan pengulangan
atau usaha yang terus menerus dari bagian tubuh yang sama meliputi posisi
tubuh yang statis.
2. Kerusakan tiba-tiba yang disebabkan oleh aktivitas yang sangat kuat/berat atau
pergerakan yang tak terduga.
Frekuensi yang lebih sering terjadi musculoskeletal disorders (MSDs)
adalah pada area tangan, bahu, dan punggung. Aktivitas yang menjadi penyebab
terjadinya musculoskeletal disorders (MSDs) yaitu penanganan bahan dengan
punggung yang membungkuk atau memutar, membawa ke tempat yang jauh
(aktivitas mendorong dan menarik), posisi kerja yang statik dengan punggung
membungkuk atau terus menerus dan duduk atau berdiri tiba-tiba, mengemudikan
kendaraan dalam waktu yang lama (getaran seluruh tubuh), pengulangan atau
gerakan tiba-tiba meliputi memegang dengan atau tanpa kekuatan besar.
Studi tentang musculoskeletal disorders (MSDs) pada berbagai jenis
industri telah banyak dilakukan dan hasil studi menunjukkan bahwa bagian otot
yang sering dikeluhkan adalah otot rangka (skeletal) yang meliputi otot leher,
bahu, lengan, tangan, jari, punggung, pinggang dan otot-otot bagian bawah.
Menurut (Arinda, 2013) yang dikutip dari Peter Vi (2001), faktor penyebab
musculoskeletal disorders (MSDs), antara lain:
1. Peregangan otot yang berlebihan (overexxertion)
Peregangan otot yang berlebihan pada umumnya dikeluhkan oleh pekerja
dimana aktivitas kerjanya menuntut pengerahan yang besar, seperti aktivitas
mengangkat, mendorong, menarik, menahan beban yang berat.
2. Sikap kerja tidak alamiah
Sikap kerja tidak ilmiah adalah sikap kerja yang menyebabkan posisi
bagian-bagian tubuh bergerak menjauhi posisi ilmiah, misalnya pergerakan
tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk dan sebagainya.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 47


Modul Analisa Perancangan Kerja II

3. Aktivitas berulang
Aktivitas berulang adalah pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus.
Seperti mencangkul, membelah kayu, angkat-angkut dan sebagainya.
4. Faktor penyebab sekunder
Menurut (Arinda, 2013) yang dikutip dari Peter Vi (2001), faktor
penyebab sekunder musculoskeletal disorders (MSDs), yaitu:
a. Tekanan langsung pada jaringan otot yang lunak.
b. Getaran dengan frekuensi yang tinggi akan menyebabkan kontraksi otot
bertambah. Kontraksi statis ini menyebabkan peredaran darah tidak
lancar, penimbunan asam laktat meningkat dan akhirnya timbul rasa
nyeri otot.
c. Mikroklimat adalah paparan suhu dingin yang berlebihan dapat
menurunkan kelincahan, kepekaan dan kekuatan pekerja sehingga
pergerakan pekerja menjadi lamban, sulit bergerak disertai dengan
menurunnya kekuatan otot.
5. Penyebab kombinasi
Menurut (Arinda, 2013) yang dikutip dari Peter Vi (2001), faktor
penyebab kombinasi musculoskeletal disorders (MSDs), yaitu:
a. Umur, prevalensi sebagian besar gangguan tersebut meningkat dengan
usia.
b. Jenis kelamin, prevalensi sebagian besar gangguan tersebut meningkat
dan lebih menonjol pada wanita dibandingkan pria (3:1).
c. Kebiasaan merokok, Semakin lama dan semakin tinggi tingkat frekuensi
merokok, maka semakin tinggi pula keluhan otot yang dirasakan.
d. Kesegaran jasmani, tingkat kesegaran tubuh yang rendah akan
mempertinggi resiko terjadinya keluhan otot.
e. Kekuatan fisik, kekuatan/daya fisik manusia ketika bekerja dan
mempelajari bagaimana cara kerja serta peralatan harus dirancang agar
sesuai dengan kemampuan fisik manusia ketika melakukan aktifitas
tersebut.
f. Ukuran tubuh (anthropometri), ukuran tempat kerja yang sesuai dengan
ukuran tubuh manusia yang dipelajari dalam anthropometri.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 48


Modul Analisa Perancangan Kerja II

Gejala musculoskeletal disorders (MSDs) dapat menyerang secara cepat


maupun lambat (berangsur-angsur). Menurut (Arinda, 2013) yang dikutip dari
Kromer (1989), ada tiga tahap terjadinya musculoskeletal disorders (MSDs) yang
dapat diidentifikasi, antara lain:
1. Tahap 1, yakni sakit atau pegal-pegal dan kelelahan selama jam kerja tapi
gejala ini biasanya menghilang setelah waktu kerja (dalam satu malam). Tidak
berpengaruh pada performance kerja. Efek ini dapat pulih setelah istirahat.
2. Tahap 2, yakni gejala ini tetap ada setelah melewati waktu satu malam
setelah bekerja. Tidak mungkin terganggu, namun kadang-kadang
menyebabkan berkurangnya performance kerja.
3. Tahap 3, yakni gejala ini tetap ada walaupun setelah istirahat, nyeri terjadi
ketika bergerak secara repetitive. Tidur terganggu dan sulit untuk melakukan
pekerjaan, kadang-kadang tidak sesuai kapasitas kerja.
Muskuloskeletal disorder (MSDs) mempengaruhi semua kelompok usia
dan sering menyebabkan cacat, gangguan, dan merugikan. Terdiri dari berbagai
penyakit yang berbeda yang menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan pada
tulang, sendi, otot, atau struktur di sekitarnya, dan mereka dapat akut atau kronis,
fokal, atau meluas. Menurut (Arinda, 2013), terdapat jenis-jenis keluhan
musculoskeletal disorders (MSDs), antara lain:
1. Low Back Pain
Nyeri punggung bagian bawah salah satu musculoskeletal disorders
(MSDs) yang paling sering mempengaruhi kadang-kadang hingga 80% dalam
hidup manusia. Umumnya, rasa sakit di punggung bawah pada satu atau kedua
belah bagian hingga kadang-kadang memperluas ke bokong atau paha. Low
back pain terjadi apabila ada penekanan pada daerah lumbal. Apabila dalam
pelaksanaan pekerjaan posisi tubuh membungkuk ke depan maka akan terjadi
penekanan pada discus. Hal ini berhubungan dengan posisi duduk yang
janggal, kursi yang tidak ergonomis dan peralatan lainnya yang tidak sesuai
dengan anthropometri pekerja. Orang yang berisiko tinggi terkena sakit
punggung bawah adalah usia 20-40 tahun dan mereka yang pekerjaannya
melibatkan tenaga fisik yang mengangkat, mendorong atau menarik benda
berat atau memutar selama mengangkat.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 49


Modul Analisa Perancangan Kerja II

2. Sakit Leher
Sakit leher adalah penggambaran umum terhadap gejala yang mengenai
leher, peningkatan tegangan otot atau myalgia, leher miring atau kaku leher.
Pengguna komputer yang terkena sakit ini adalah pengguna yang
menggunakan gerakan berulang pada kepala seperti menggambar dan
mengarsip, serta pengguna dengan postur yang kaku.
3. Nyeri Punggung
Nyeri punggung merupakan istilah yang digunakan untuk gejala nyeri
punggung yang spesifik seperti herniasi lumbal, arthiritis, ataupun spasme
otot. Nyeri punggung juga dapat disebabkan oleh tegangan otot dan postur
yang buruk saat menggunakan komputer.
4. Carpal Tunnel Syndrome
Merupakan kumpulan gejala yang mengenai tangan dan pergelangan
tangan yang diakibatkan iritasi pada nervus medianus. Keadaan ini disebabkan
oleh aktivitas berulang yang menyebabkan penekanan pada nervus medianus.
Keadaan berulang ini antara lain seperti mengetik, arthritis, fraktur
pergelangan tangan yang penyembuhannya tidak normal, atau kegiatan apa
saja yang menyebabkan penekanan pada nervus medianus.
5. De Quervains Tenosynovitis
Penyakit ini mengenai pergelangan tangan, ibu jari, dan terkadang lengan
bawah, disebabkan oleh inflamasi pada tenosinovium dan dua tendon yang
berasa di ibu jari pergelangan tangan. Aktivitas berulang seperti mendorong
space bar dengan ibu jari, menggenggam, menjepit, dan memeras dapat
menyebabkan inflamasi pada tenosinovium. Gejala yang timbul berupa rasa
sakit pada sisi ibu jari lengan bawah yang menyebar ke atas dan ke bawah.
6. Thoracic Outlet Syndrome
Merupakan keadaan yang mempengaruhi bahu, lengan, dan tangan yang
ditandai dengan nyeri, kelemahan, dan mati rasa pada daerah tersebut. Terjadi
jika lima saraf utama dan dua arteri yang meninggalkan leher tertekan.
Thoracic outlet syndrome disebabkan oleh gerakan berulang dengan lengan
diatas atau maju kedepan. Pengguna komputer beresiko terkena sindrom ini
karena adanya gerakan berulang dalam menggunakan keyboard dan mouse.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 50


Modul Analisa Perancangan Kerja II

7. Reumatik Jaringan Otot Lunak


Diantara yang paling umum dari musculoskeletal disorders (MSDs) adalah
sesuatu yang menyebabkan rasa sakit di daerah otot atau tendon dari kaki
tetapi tidak dalam sendi. Hal ini disebut dengan gangguan jaringan lunak yang
mencakup berbagai bentuk lokal dari tendinitis dan bursitis (radang kandung
lendir) serta gangguan nyeri yang lebih umum. Gangguan ini adalah penyebab
umum sakit di bahu, siku, pinggul, leher dan kaki.
8. Osteoarthritis
Osteoarthritis adalah bentuk paling umum dari artritis. Biasanya
mempengaruhi 10 sampai 20 persen pada semua orang dewasa dan persentase
jauh lebih besar pada orang tua.
9. Tennis Elbow
Tennis elbow adalah suatu keadaan inflamasi pada tendon ekstensor,
tendon yang berasal dari siku lengan bawah dan berjalan keluar ke
pergelangan tangan. Tennis elbow disebabkan oleh gerakan berulang dan
tekanan pada tendon ekstensor.

Controlling atau pengendalian terhadap musculoskeletal disorders (MSDs)


dapat dilakukan dengan melakukan evaluasi terhadap faktor-faktor yang telah
ditemukan. Selain itu, dapat dilakukan dengan perubahan metode kerja, menata
ulang peralatan dan area kerja untuk mengurangi resiko musculoskeletal disorders
(MSDs), melibatkan karyawan untuk memberikan ide-ide agar sistem kerja
menjadi lebih baik sehingga produktivitas kerja dapat meningkat. Menurut
(Arinda, 2013) yang dikutip dari Cohen (1997), pada umumnya pengendalian
terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Mengurangi atau mengeliminasi kondisi yang berpotensi bahaya
menggunakan pengendalian teknik.
2. Mengubah dalam praktek kerja dan kebijakan manajemen yang sering disebut
pengendalian administratif.
3. Menggunakan alat pelindung diri agar tidak mengalami risiko musculoskeletal
disorders (MSDs) pada saat melakukan pekerjaan, maka ada beberapa hal
yang harus dihindari, antara lain:

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 51


Modul Analisa Perancangan Kerja II

a. Jangan memutar atau membungkukkan badan ke samping.


b. Jangan menggerakkan, mendorong atau menarik secara sembarangan,
karena dapat meningkatkan risiko cidera.
c. Jangan ragu meminta tolong pada orang.
d. Apabila jangkauan tidak cukup, jangan memindahkan barang.

Menurut (Arinda, 2013) yang dikutip dari rekomendasi Occupational


Safety and Health Administration (OSHA) dalam Tarwakal (2004), tindakan
ergonomik untuk mencegah adanya sumber penyakit adalah memalui dua cara,
yaitu rekayasa teknik (desain stasiun dan alat kerja) dan rekayasa manajemen
(kriteria dan organisasi kerja). Berikut ini adalah penjelasan dar kedua cara
tersebut, yakni:
1. Rekayasa Teknik
Pada umumnya, rekayasa teknik dilakukan melalui pemilihan beberapa
alternatif, meliputi:
a. Eliminasi, yaitu dengan menghilangkan sumber bahaya yang ada. Hal ini
jarang dilakukan mengingat kondisi dan tuntutan pekerja yang mengharuskan
untuk menggunakan peralatan yang ada.
b. Substitusi, yaitu mengganti alat atau bahan lama dengan alat atau bahan baru
yang aman, menyempurnakan proses produksi dan menyempurnakan prosedur
penggunaan peralatan.
c. Partisi, yaitu melakukan pemisahan antara sumber bahaya dengan pekerja.
d. Ventilasi, menamah ventilasi untk mengurangi risiko sakit.

2. Rekayasa Manajemen
Rekayasa manajemen dapat dilakukan melalui tindakan sebagai berikut ini,
yaitu:
a. Pengaruh waktu kerja dan istirahat yang seimbang, dalam arti disesuaikan
dengan kondisi lingkungan kerja serta karakterisktik pekerjaan sehingga dapat
mencegah paparan yang berlebihan terhadap sumber bahaya.
b. Pengawasan yang intensif, agar dapat dilakukan pencegahan secara lebih
dini terhadap kemungkinan terjadinya risiko sakit akibat kerja.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 52


Modul Analisa Perancangan Kerja II

c. Pendidikan dan pelatihan, agar pekerja lebih memahami lingkungan dan alat
kerja sehingga diharapkan dapat melakukan penyesuaian dan inovatif dalam
melakukan upaya pencegahan terhadap risiko sakit akibat kerja.

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Apa yang Anda ketahui tentang biomekanika kerja?
2. Menurut Anda, apa hubungan antara biomekanika kerja dengan analisa
perancangan kerja?
3. Menurut Anda, apa saja konsep dari biomekanika kerja?
4. Sebutkan dan jelaskan secara singkat jenis-jenis keluhan musculoskeletal
disorders (MSDs)?
5. Menurut Anda, mengapa ilmu biomekanika berkaitan erat dengan ilmu
biologi?

D. DAFTAR PUSTAKA
Buku
Barnes, Ralph M.1980. Motion and Time Study Design and Measurement of
Work. 9th edition. John Willey & Sons: New York
Bridger, R.S.1995. Introduction to Ergonomic; Mc. Grawhill Company: New
York, AS
Galer, I.A.R. 1989. Applied Ergonomic Handbook. Butterworths Co.,
Mc. Cormic, E.J.1971.Human Factor in Engineering; Mc. Grawhill Company:
New York, AS
Pulat, B.M.1991.Industrial Ergonomic Case Studies. Mc. Grawhill Company:
New York, AS
Sutalaksana, dkk.1979.Teknik Tata Cara Kerja. ITB: Bandung

Link and Sites:


Zahra, Rizka. 2012.”Musculoskeletal Disorrders”. Web. http://rizka-
zahra.blogspot.com/2012/04/musculoskeletal-disorders.html diakses
tanggal 13 Agustus 2016
Mariatiningrum. 2013.”Biomekanika Kerja”. Web.
http://ukhtymj.wordpress.com/2013/10/03/biomekanika-kerja/ diakses
tanggal 13 Agustus 2016

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 53

Anda mungkin juga menyukai