Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

LABORATORIUM FISIKA DAN PERALATAN TERAPI


PERALATAN TERAPI
ALAT CONTINUOUS PASSIVE MOTION (CPM)

Dosen Pengampu:
Hj. Endang Dian S.,ST,MT
NIP. 19760727 199803 2 001
Lamidi, S.ST, MT
NIP. 19851026 200912 1 002

Disusun Oleh :
M. Naufal Mahardika (P27838121027/2C2)
Thalia Mareta Fauziyyah (P27838121038/2C2)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang " ALAT CONTINUOUS PASSIVE
MOTION (CPM)".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan
rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini. Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Surabaya, 25 Januari 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terapi adalah pemulihan kesehatan seseorang karena suatu penyakit
akibatcidera. Terapi berfungsi untuk mengembalikan fungsi tubuh seperti semula.
Prinsip kerja alat terapi yaitu ada yang memancarkan sinar, memancarkan frekuensi
tinggi dan menggerakan bagian tubuh sebagai alat bantu melatih bergerak. Berbagai
macam alat terapi, salah satunya yaitu alat Continuous Passive Motion (CPM). Yang
mana alat ini digunakan dalam proses penyembuhan cidera patah tulang yang harus
melewati masa rehabilitasi.
Proses penyembuhan cidera patah tulang harus melewati masa rehabilitasi.
Pemulihan berbagai gerak sendi setelah operasi atau trauma tergantung pada
rehabilitasi. Keterlambatan rehabilitasi selanjutnya dapat mengakibatkan fungsi sendi
yang buruk atau imobilitas. Rehabilitasi melibatkan terapi dari sendi menggunakan
latihan aktif untuk mengembalikan kekuatan dan gerakan pasif untuk mengembalikan
mobilitas. Gerakan pasif dapat dibantu oleh fisioterapi yaitu Continuous Passive
Motion (CPM). CPM adalah gerakan pasif yang terus menerus berfungsi melatih
kinerja lengan dan siku. CPM efektif dalam pemulihan kekakuan gerakan penuh yang
diterapkan setelah operasi.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana sejarah dari Contonuous Passive Motion?
1.2.2 Apa itu Continuous Passive Motion serta fungsinya?
1.2.3 Bagaimana cara penggunaan alat tersebut?
1.2.4 Bagaimana cara pemeliharaan alat tersebut?
1.2.5 Apa saja trouble yang sering terjadi pada alat tersebut?

1.3 Tujuan dan Manfaat


1.3.1 Mengetahui sejarah alat CPM tersebut diciptakan
1.3.2 Mengetahui fungsi alat CPM
1.3.3 Mengetahui serta menerapkan cara penggunaan alat CPM
1.3.4 Mengetahui dan menerapkan cara pemeliharaan alat CPM
1.3.5 Mengetahui apa saja trouble yang serig terjadi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Alat


Alat terapi merupakan alat medis yang digunakan untuk membantu tenaga
medis mengembalikan kondisi pasien seperti semula setelah pasien mengalami trauma
berdasarkan metode yang digunakan dan juga bagian tubuh pasien mana yang akan
diterapi. Salah satu jenis alat terapi tersebut adalah alat Continuous
Passive Motion atau dikenal dengan nama CPM. Alat CPM ini adalah sebuah alat
yang menggunakan media motor listrik untuk menggerakan sendi tertentu dalam jalur
gerak tertentu. Jalur gerak tersebut umumnya mengikuti gerakan natural atau gerakan
normal dari sendi tersebut. Alat CPM ini sudah digunakan untuk proses rehabilitasi
sejak dikenalkan oleh Salter dan rekan-rekannya sejak awal 1980.
2.2 Pengertian Alat

Gambar 1. Alat CPM


(Sumber: https://www.btl.co.id/)

Mesin Continuous Passive Motion (CPM) merupakan alat terapi untuk


membantu pasien dalam menggerakkan sendi setelah pasien mengalami traumaatau
setelah menjalani operasi sendi. Mesin CPM digunakan untuk menghin dari
terjadinya kekakuan sendi pada pasien. Kekakuan sendi dapat disebabkan karena
pasien yang telah menjalani operasi sendi enggan menggerakan sendinya akibat rasa
nyeri. Terdapat 4 CPM yaitu:
 Knee CPM
 Shoulder CPM
 Elbow CPM
 Ankle CPM
Mesin CPM ini menggunakan rangkaian roda gigi yang digunakan untuk
meningkatkan torsi dari motor. Roda gigi merupakan dua yang lain akan ikut
berputar berlawanan arah. Sensor rotary encoder dimanfaatkan sebagai alat
pendeteksi kecepatan putar dari motor dan pendeteksi perubahan sudut dari gerak
putar. Sensor rotary encoder sendiri tersusun atas dua komponen, yaitu piringan
pencacah dan optocoupler. Kecepatan gerak dari mesin CPM ini dikontrol
denganPID, sehingga kecepatan gerak dari alat dapat dipertahankan. Keluaran
darikontrol PID merupakan nilai Pulse Width Modulation (PWM) yang
digunakanuntuk mengatur kecepatan putar dari motor DC. Pilihan kecepatan
pergerakan darimesin CPM adalah 1 RPM, 2 RPM, dan 3 RPM.

2.3 Fungsi Alat


Continuous passive motion difungsikan sebagai alat bantu therapy kekakuan
sendi setelah dilakukan operasi, dimana gerakan yang terjadi berasal dari kekuatan
luar tanpa adanya kontraksi otot, yang bergerak secara perlahan mengikuti sudut yang
diaturnya sebagai proses therapy
 Mencegah kekakuan sendi dan kontraktur jaringan.
 Memudahkan gerakan dini dan meningkatkan fleksi sendi.
 Meningkatkan sirkulasi dan penyembuhan.
 Mengurangi nyeri atau resistensi psikologis terhadap fleksi dan edema.
Dimana perangkat CPM digunakan untuk rehabilitasi bedah, penggunaan
perangkat ini harus dimulai dalam waktu 2 hari setelah operasi untuk memenuhi
pedoman kebutuhan medis. Meskipun durasi biasa penggunaan CPM adalah 7sampai
10 hari, hingga 3 minggu terapi CPM dapat dianggap medis diperlukan. Dan alat ini
juga cukup untuk mendukung penggunaan indikasi lain sepeti:
 Gerak atau kekuatan berikut artroplasti metakarpofalangealis
 Rehabilitasi setelah operasi punggung
 Rehabilitasi setelah operasi kaki (misalnya, untuk talipes
bawaaneguinovarus (kaki pengkor))
 Rehabilitasi setelah penggantian panggul total
 Rehabilitasi patah tulang radial distal
 rheumatoid arthritis dengan tidak adanya indikasi tertutup
 Pengobatan nyeri punggung rendah atau trauma

2.4 Cara Penggunaan


Terdapat beberapa persiapan sebelum alat CPM digunakan, yaitu:
1. Persiapan pasien
a. Tentukan panjang femur pasien dengan mengukur dari besar trokanter (sendi
panggul) ke pusat atau garis sendi lutut.
b. Mentransfer pengukuran ini untuk buaian paha mulai sekitar 1,5 sampai 2inci
dari unit hip poros ukur untuk sumbu lutut unit. Sesuaikan cradle paha untuk
mencocokkan pengukuran ini dengan melonggarkan tomboltombol penyesuaian
paha dan menggeser dudukan paha dengan panjang yangtepat.
c. Kendurkan tombol-tombol penyesuaian betis cradle dan memperpanjang
perakitan kaki. Tidak menghapus majelis ini - hanya geser cukup jauhuntuk
penempatan pasien. Posisi kaki pasien di unit, dengan barang- barang lembut
ditempat.
d. Geser unit kaki menuju pasien sesuai meninggalkan satu celah setengahinci
antara kaki pasien dan lempeng kaki.
e. Kencangkan tombol-tombol penyesuaian betis cradle aman.
f. Majelis kaki dapat disesuaikan dalam fleksibel plantar atau dorsi posisifleksibel.
Kendurkan tombol-tombol penyesuaian pada perakitan kaki,menyesuaikan
piring kaki ke posisi yang diinginkan dan amanmengencangkan tombol-tombol
penyesuaian.

2. Persiapan alat
a. alas tidur stabilizer termasuk dalam dasar masing-masing CPM LututFurniss.
Sistem ini, dalam hubungannya dengan pad non-selip terletak dibagian bawah
dari kotak kontrol, efektif mencegah migrasi atau"gerakan" dari unit sementara
pada pasien.
b. Longgarkan kenop dasar, memperpanjang alas dengan panjang yang tepatdan
mengencangkan tombol-tombol yang aman.
c. Menstabilkan penyangga terhadap penghalang padat seperti papan kaki.

3. Penyesuaian pada pasien geriatric


a. BPS Lutut Furniss dapat menyesuaikan dengan mudah untuk mengakomodasi
pasien anak dan mungil.
b. Kendurkan tombol-tombol penyesuaian betis dan geser unit kaki daricradle.
c. Kendurkan tombol-tombol penyesuaian kaki perakitan (tidak menghapus).
d. Putar kedua tabung kaki 180 derajat sehingga mereka menghadap ke arahyang
berlawanan.
e. Kencangkan kaki tombol-tombol penyesuaian perakitan.
f. Slide cradle kembali ke dalam perangkat dan aman dengan tombol-tombol
penyesuaian betis.

2.5 Cara Pemeliharaan


Adapun cara pemeliharaan alat terapi Continuous Passive Motion:
1. Setiap selesai penggunaan, bersihkan unit menggunakan kain lembut yang dibasahi
dengan air dan deterjen antibakteri ringan atau sani-kain desinfektan lap.
2. Pendant adalah komponen penting dari seluruh perangkat CPM.
a. Memeriksa overlay untuk kerusakan. Konfirmasi pengoperasian kabel pendant.
Ganti yang diperlukan.
b. Kencangkan Start / Stop beralih erat. Mengamankan tombol-tombol kontrol.
Verifikasi pengoperasian kabel pendant . Ganti yang diperlukan.
c. Kencangkan Semua Fasteners. Pastikan semua tombol-tombol, sekrup, baut dan
pengencang lainnya yang aman untuk menjaga penggunaanoperasional. Hal ini
menyarankan bahwa bagian-bagian ini diperiksa setiapkali unit ditempatkan
pada pasien untuk menjamin kinerja puncak. Sebuah produk Loctite disarankan
membantu untuk mengamankan pengencang.
3. Pemeliharaan track Seal
a. Track seal berfungsi melindungi setiap komponen bola sekrup. Jika segel track
robek atau robek, maka harus diganti. Sebuah segel track yang rusak
memungkinkan partikel besar untuk masuk jemaah bola sekrup, sehingga
menyebabkan unit untuk tidak beroperasi dengan baik. Lepaskan perekat kering
dari unit sebelum melanjutkan. Mengganti segel track mengikuti petunjuk yang
disediakan dengan bagian. Perekat terbaik untuk digunakanadalah produk yang
100% silikon, yang tersedia untuk pembelian dari Furniss Corp Jangan Gunakan
jenis lem atau semen pasta super.
4. Screw bola
a. Perakitan sekrup bola membantu kereta leg untuk kemajuan antara derajat yang
berbeda dari fleksi dan ekstensi. Ini bagian dari unit ini dalamgerakan konstan
dan sangat penting bahwa seluruh perakitan dipeliharadengan baik.
b. Pastikan sekrup benar dilumasi. Perakitan sekrup bola harus memiliki
penampilan yang basah. pelumas yang berlebihan akan mempengaruhikinerja.
Furniss Corp merekomendasikan grease bangunan putih untuk fungsi optimal.
Sebuah pelumas berbasis lithium juga diterima. Kami tidak menyarankan jenis
semprot pelumas atau grease - termasuk WD40, atau produk semprot silikon.
Jangan gunakan minyak berat untuk pelumasan.
c. Jauhkan bola sekrup perakitan bebas dari kotoran. Lihat sebelumnya bagian trek
segel untuk rincian pencegahan tambahan.d.Gunakan softgood pasien set item
1828-1 untuk unit ini. Furniss Corpsoftgoods telah dirancang khusus untuk
benar sesuai dengan satuan CPM.Dengan menggunakan set ini akan
menghilangkan kesempatan bagi potongan besar dari puing-puing untuk
memasuki perakitan sekrup bola.
5. Karbon Removal dari Motor
a. Debu karbon akan dihasilkan oleh motor. Build-up dari residu inidapat
mempengaruhi efisiensi motor. Dengan terus digunakan, karbon harus dihapus
dari motor setiap tiga bulan untuk memperpanjang umur bagian. Ikuti langkah-
langkah di bawah ini untuk membersihkankarbon dari motor.
b. Hapus motor dan gearbox dari unit CPM.
c. Kendurkan kedua baut di bagian atas motor.
d. Pukulan kompresi udara melalui itu pembukaan yang akan menghapus debu
2.6 Trouble yang Sering Dihadapi
1. Dinamo rusak. Kerusakan ini bisa terjadi karena pada alat CPM terdapat
sebuah dinamo dc untuk menggerakkan mekanik dari alat cpm. Ketika dinamo
tersebut sudah melewati batas umur pemakaian maka dinamo tersebut akan rusak
2. Bagian mekanik macet, Bagian mekanik ini juga harus sering diperhatikan
karena apabila kita tidak bisa merawatnya dengan cara melumasi bagian mekanik
maka bagian mekanik tersebut akan kering dan kinerjanya akan berkurang.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penemuan mesin CPM dapat membantu meningkatkan rentang gerak setelah menjalani
operasi pada sendi. Seseorang dapat menggunakan mesin CPM setelah menjalani operasi pada lutut
atau pinggul. Sejauh ini penggunaan CPM dinilai lumayan efektif untuk membantu pasien . Namun,
efek mesin CPM mungkin bergantung pada kondisi individu dan sendi yang terpengaruh. Dalam
beberapa kasus, menggunakan mesin CPM dapat membantu meningkatkan jangkauan gerak dan
menghilangkan rasa sakit. Orang-orang dapat mendiskusikan manfaat potensial menggunakan mesin
CPM dengan dokter mereka. Jika seseorang mengalami efek negatif apa pun dari penggunaan mesin
CPM – seperti bertambahnya rasa sakit, bengkak, atau mati rasa – mereka harus berhenti
menggunakannya dan segera menghubungi dokter.
3.2 Saran
Mesin CPM memang dapat membantu pasien yang mengalami permasalahan pada sendi.
Namun, mesin ini juga memiliki kekurangan karena memang setiap pasien memiliki kondisi yang
berbeda-beda dan mesin CPM ini tidak bisa selalu kompatibel dengan semua pasien. Oleh karena itu,
sebagai generasi muda kita harus mengembangkan alat CPM ini agar alat ini dapat membantu dan
lebih efisien dengan cara menggabungkan berbagai teknologi terbaru untuk alat CPM ini.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai