Anda di halaman 1dari 22

PRINSIP DAN AJARAN ISLAM DALAM ILMU

Disusun oleh;
1. Randi Eruswandanilam (2120201019)
2. Bayu Azrial

Dosen Pengampu:
Hengki Nurhuda, MPd.

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2022/2023
Jl. Perintis Kemerdekaan 1 No.33 Cikokol – Tangerang
Telp. / Fax. : (021)5539532
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdullialah kami panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT. Yang


telah melimpahkan rahmat dan segala bentuk kenikmatannya kepada kita semua
sehingga kami dapat menyelesaikan sesuai dengan waktu yang di harapkan. Dan tak
lupa pula kami mengirim salam dan shalawat junjungan kita Nabiullah Muhammad
SAW. Sebagai rahmatan lil’alamin.
Makalah ini merupakan bentuk kewajiban dan penyerpunaan nilai terhadap
kami selaku mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tangerang dan pengembangan
nilai-nilai keagamaan melalui mata kuliah Al-Kemuhammadiyahan 5 Tugas ” Prinsip
Dan Ajaran Islam Dalam Ilmu” ini kami tulisa dan kami susun dengan segenap
keikhlasan yang kami kumpulkan di sela-sela waktu.
Dan ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing Bpk. Hengki Nurhuda
MPd. Yang telah memberikan banyak arahan dan bimbingan kepada kami menjadi
mahasiswa yang berahlak berlandaskan arutan islam
Makalah ini belum sempurna, oleh dari itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang sifatnya membangun. Akhir kata, kami berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Tangerang,4 Desember 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring berkembangnya zaman dan teknologi maka semakin kontemporer
fikiran manusia hingga mengkritisi hal-hal yang bersifat pasti seperti agama.
Fikiran itu timbul dikarenakan pemahaman mereka yang dangkal mengenai
agama itu sendiri. Banyak yang beranggapan bahwa agama saat ini khususnya
Islam kurang relevan jika diterapkan dengan kemodernan zaman. Mereka menilai
banyak permasalahan baru yang timbul dimana permasalahan itu tidak tertera
dalam Al Qur’an. Secara tidak langsung ideologi ini meremehkan mukjizat dari
Al Qur’an. Dimana Al Qur’an merupakan petunjuk bagi ummat terdahulu dan
ummat masa depan.
Oleh sebab itu, sebagai manusia yang berpendidikan kita harus mempunyai
landasan pengetahuan agama yang baik. Dengan mengetahui dasar pengetahuan
Islam seperti karakteristik maupun prinsip-prinsip ajaran islam. Agar setelah kita
mempunyai ilmu pengetahuan kita tidak sombong dan tidak lupa bersyukur dan
senantiasa mengingat sang pemberi ilmu. Alasan lainnya adalah agama
merupakan tiang dan dasar semua ilmu. Jika mempunyai ilmu tanpa ada landasan
agama yang baik maka ilmu itu akan sia-sia. Selain mengetahui dasar-dasar
agama islam kita juga harus mengetahui perbedaan maupun persamaan agama
islam dengan agama-agama lainnya sebagai komparasi dari kebenaran agama
Islam dengan agama lainnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari berbagai persoalan yang timbul akibat kurang pedulinya muslim
mengenai pengetahuan agama Islam. Maka, dalam penulisan makalah ini
mengangkat beberapa rumusan masalah diantaranya sebagai berikut
1. Apa saja karakteristik agama Islam?
2. Apa prinsip-prinsip dasar dari agama Islam?
3. Apa perbedaan dan persamaan Islam dengan agama lain?

C. TUJUAN
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami
beberapa karakteristik dan prinsip-prinsip agama Islam serta perbedaan agama
Islam dengan agama lainnya.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PRINSIP AJARAN ISLAM
1. Pengertian Prinsip
Prinsip dapat diartikan sebagai dasar, landasan atau sumber dalam
bertindak. Segala sesuatu pasti memiliki prinsip begitu pula agama. Prinsip
suatu agama tentu berbeda dengan prinsip agama yang lain, seperti hal nya
agama islam yang memiliki beberapa prinsip di dalamnya. Dalam pengertian
Bahasa prinsip dapat diartikan sebagai sumber atau dasar. Dalam islam dua
kata itu memiliki pemahaman yang berbeda. Kata sumber dapat diartikan
sebagai tempat rujukan. Dalam islam rujukan kita ada 4 yakni Al-Qur’an, al-
Hadis, al-Ro’yu dan al-Ijma’. Dan arti dari dasar disini adalah tempat yang
dijadikan pijakan atau dasar dalam bertindak.
2. Macam-macam Prinsip
Dalam buku yang ditulis oleh Abuddin Nata yang berjudul Metodologi
Studi Islam, terdapat 12 dasar atau prinsip yang dapat dijadikan landasan
berfikir dan bertindak bagi umat islam, diantaranya:

a. Sesuai dengan fitrah manusia


Manusia terlahir dengan fitrah nya masing-masing, yang dimaksud
dengan fitrah disini adalah suatu potensi yang dibawa oleh seseorang sejak
lahir. Di antara fitrah manusia adalah fitrah beragama atau potensi
beragama, seseorang yang baru dilahirkan akan mengambil bentuk
kepercayaan yang mempengaruhi dirinya. Misal, anak yang dilahirkan
dengan latar belakang keluarga islam maka ia akan menjadi penganut
islam. Fitrah dalam arti sebagai potensi dasar tidak hanya bergelut dalam
masalah agama saja. Namun keingintahuan terhadap sesuatu dan
menyukai atau mencintai lawan jenis juga bisa disebut fitrah. Dalam islam
fitrah manusia dijaga dan dilindungi agar berkembang secara terarah.
Sebagaimana konsep dalam maqashid syari’ah (tujuan agama) yaitu
melindungi jiwa, melindungi agama, melindungi akal, melindungi harta
benda, dan melindungi keturunan. Dengan prinsip sesuai dengan fitrah,
agama islam selain harus melindungi fitrah manusia juga memiliki aturan
yang menyesuaikan dengan kebutuhan fitrah manusia diantaranya perintah
untuk menikah, mencari nafkah dan sebagainya.

2
b. Keseimbangan
Seimbang disini adalah seimbang antara urusan dunia dan akhirat.
Artinya tidak berat sebelah atau terlalu mengutamakan kenikmatan dunia
dari pada menyiapkan bekal untuk kehidupan akhirat. Hakikatnya manusia
terdiri dari dua unsur yakni jasmani dan rohani. Unsur jasmani terbentuk
dari tanah atau asal diciptakannya manusia. Oleh karena itu unsur jasmani
lebih condong terhadap kehidupan dunia. Sedangkan unsur rohani adalah
roh yang berasal dari tuhan, memiliki kecenderungan untuk beribadah,
kehidupan yang seimbang bukanlah kehidupan yang jalan ditempat,
beribadah terus menerus, tidak menikah, tidak bekerja dan hanya
menghabiskan waktunya untuk beribadah semata, namun kehidupan
seimbang adalah kehidupan dinamis dimana seseorang tetap berusaha
untuk mendapatkan kehidupan yang layak di dunia dengan tetap
menjalankan perintah Allah sebagai bekal kehidupan akhirat, demikianlah
kehidupan seimbang yang dimaksud oleh islam.
c. Sesuai dengan keadaan zaman dan tempat
Islam adalah agama penyempurna bagi agama-agama sebelumnya dan
sekaligus agama bagi seluruh umat hingga akhir zaman. Namun dewasa
ini banyak paham paham yang menyatakan bahwa agama islam dinilai
kurang relevan dengan keadaan yang sudah modern ini. Perlu diingat
bahwa al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah sebagai kitab suci agama
islam adalah suatu mu’jizat terbesar dimana al-Qur’an mengandung
petunjuk bagi umat terdahulu hingga akhir zaman. Bagaimana bisa al-
Qur’an memberi petunjuk untuk masa depan dan yang jelas-jelas belum
pernah terjadi? Maka inilah letak mu’jizat al-Qr’an. Ayat dalam al-Qur’an
terbagi menjadi dua sifat yakni, ayat yang bersifat pasti (qath’i) dan tidak
pasti (dzanni). Ayat qath’i yaitu ayat yang tegas, yang sudah dijelaskan
secara detail terperinci dan tidak dapat dirubah. Seperti perintah ibadah
atau hukum halal haramnya sesuatu. Sedangkan ayat dzanni dapat
diinterpretasikan sesuai dengan perkembangan zaman seperti ayat tentang
jual beli, perdagangan yang dalam al-Qur’an sengaja tidak dijelaskan
secara terperinci agar bisa diinterpretasikan sesuai perkembangan zaman
yang ada dengan syarat tidak bertentangan dengan ayat yang bersifat
qath’i.

3
d. Tidak menyusahkan manusia
Hakikat agama islam adalah agama yang damai, membawa manusia
dari zaman kedzaliman menuju zaman yang penuh keadilan, dari zaman
jahiliyyah menuju zaman yang tahu tentang teknologi dan sebagainya.
Maka dari itu salah satu prinsip ajaran islam adalah agama yang tidak
menyusahkan pemeluknya. Bahkan agama yang sangat menghormati dan
memposisikan pemeluknya pada derajat tertinggi bagi orang yang taat
beragama. Bukti dari agama islam bukanlah agama yang mempersulit
umat nya adalah adanya keringanan atau dispensasi bagi siapapun yang
tidak mampu menjalankan ibadah secara sempurna seperti pada umumya.
Orang yang tidak bisa sholat sambil berdiri maka diperbolehkan sholat
sambil duduk. Bagi para musafir diperbolehkan men-jama’ sholat dan
masih banyak berbagai macam keringanan yang diberikan agama islam
bagi umat nya yang tidak mampu. Namun terlepas dari hal itu, bagi orang
islam yang tidak memiliki alasan atau mampu mengerjakan ibadah secara
sempurna maka secara otomatis keringanan itu tidak berlaku.
e. Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Islam bukanlah agama kolot atau ketinggalan zaman dan tidak relevan
jika diterapkan di ranah kehidupan sekarang ini. Salah satu prinsip dalam
islam yakni sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat
dibuktikan bahwa sampai detik ini islam masih menjadi agama dengan
penganut mayoritas dimuka bumi ini. Prinsip-prinsip atau landasan
berfikir dalam islam bukan datang dari pemikiran manusia belaka namun
sudah jelas tertulis di dalam al-Qur’an maupun sabda nabi Muhammad
SAW adapun prinsip ini memiliki dalil-dalil dan diantara dalil tersebut
adalah: pertama, firman Allah yang pertama turun yakni Q.S Al-alaq ayat
1-5 yang intinya menyeru manusia untuk membaca sebagai media untuk
mengetahui hal baru, dengan membaca orang tidak akan tertinggal ilmu
pengetahuan dan dari membaca pula lahirlah ilmuan dan penemu berbagai
macam teknologi. Kedua, semua ibadah tidak akan dianggap sah apabila
yang mengerjakan tidak mempunyai ilmu. Maksudnya orang yang
beribadah tanpa adanya pemahaman terhadap perbuatan yang ia kerjakan
maka dianggap tidak sah. Contohnya sholatnya orang gila atau hilang akal
maka dianggap tidak sah meskipun sholat yang dikerjakan sempurna.
Ketiga, adanya sabda nabi Muhammad SAW yang mewajibkan kaumnya
untuk menuntut ilmu. Keempat, umat islam dianjurkan untuk berdo’a

4
memohon kepada Allah agar diberi ilmu. Berdasarkan sumbernya ilmu
dibagi menjadi dua, ilmu laduni dan ilmu kasbi. Ilmu laduni yaitu ilmu
yang diperoleh langsung dari Allah yang biasanya diberikan kepada para
nabi dan wali. Sedangkan ilmu kasbi adalah ilmu yang diperoleh dengan
cara berusaha sebagaimana manusia biasa harus berusaha dan berdoa
kepada Allah agar diberi ilmu. Kelima, kita harus menyadari bahwa
hakikat ilmu adalah milik Alah SWT. Maka tidak sepatutnya manusia
bersombong diri dengan kepintarannya atau kemampuannya dalam
menemukan sesuatu. Semua itu adalah milik Allah dan manusia harus
bersyukur atas segala yang telah Dia berikan. Contoh umum bahwa islam
selaras dengan teknologi adalah banyak dari hasil penemuan saat ini yang
menganjurkan untuk mengkonsumsi air zam-zam, habbatus sauda’, madu
dan berbagai obat obatan zaman dahulu yang digunakan Rosulullah dan
ditemukan pula banyak seperti teori-teori kimia, fisika, maupun tentang
organ-organ manusia yang sudah terdapat di dalam Al-Qur’an. Selain
islam sejajar dengan ilmu pengetahuan islam juga memberikan arah pada
ilmu pengetahuan. Banyak dari para ilmuan masuk islam setelah
melakukan penelitian karena terkagum-kagum dengan kuasa Allah yang
maha besar, dengan ini maka ilmu pengetahuan telah mengarahkan pada
kepercayaan terhadap kebesaran Allah.
f. Berbasis pada penelitian
Penelitian adalah sebuah proses pengkajian terhadap suatu objek
secara lebih mendalam, selain berguna untuk mendapat informasi
penelitian juga bertujuan untuk mengetahui banyaknya manfaat dari
ciptaan Allah. Segala sesuatu yang Allah ciptakan di muka bumi ini
semuanya memiliki manfaat yang luar biasa. Salah satunya memberikan
inspirasi bagi para illmuan zaman dahulu dalam menemukan teknologi
baru dengan metode penelitian, contoh: dari burung manusia terinspirasi
membuat pesawat, dari onta manusia terinspirasi membuat kendaraan
yang bisa berjalan dalam jarak jauh dengan simpanan bahan bakar, dari
angsa manusia terinspirasi membuat kapal laut. Semua penelitian akan
berdampak besar terhadap kehidupan baik untuk memenuhi kebutuhan
hidup maupun untuk kecukupan materi.
g. Berorientasi pada masa depan
Agama islam sangat mengajarkan agar umatnya dapat menyusun diri
untuk masa depan yang lebih baik dari masa lalu dan sekarang. Dengan
adanya orang tua yang memasukkan anaknya ke jenjang sekolah maupun

5
perkuliahan, ini bisa sangat mungkin bagi orang melihat anaknya meraih
kesuksesan dengan orang tua membekali anaknya dengan ilmu-ilmu
agama serta ilmu umum yang di berikan di sekolah maupun lingkungan
sekitarnya.
Adapun prinsip-prinsip berorientasi ke masa depan ialah sangat
penting dilakukan, dengan berorientasi ke masa depan, seseorang akan
lebih kreatif, optimis, dan dinamis. Selain itu dengan berorientasi
seseorang akan meningkatkan hasil kerja/belajarnya, sehingga akan tetap
berguna bagi dirinya dan orang lain.
h. Kesederajatan
Kesederajatan juga dapat diartikan sebuah pandangan, pada
hakikatnya manusia diciptakan tuhan dengan bahan dan proses yang sama
hanya saja yang membedakan adanya berbagai latar belakang kebangsaan,
agama, budaya, bahasa dan adat istiadatnya.
Dengan prinsip “Semua di mata Tuhan sama, hanya amal
baik/buruknya yang membedakannya” manusia akan saling menghargai
satu sama lain atas dasar iman, takwa, dan baiknya. Atas dasar ini,
manusia akan berlomba-lomba dalam kebaikan dan menghormati orang
lain atas dasar kesadaran dirinya yang sudah mulai mengedepankan
kesederajatan satu sama lain. Dengan prinsip kesederajatan ini, seseorang
yang memiliki kekayaan akan berkata, bahwa kekayaan adalah amanah
yang akan dipertanggung jawabkan dan digunakan untuk pelaksanaan
iman dan takwa serta amal soleh.
i. Keadilan
Keadilan ini tidak sama jauh dengan kesederajatan hanya saja keadilan
didasarkan atas perasaan yang memberikan kesempatan yang sama,
seimbang, proporsional dan tanggung jawab.
Prinsip keadilan dalam islam ini merupakan perekat, pemersatu, dan
penyeimbang antara berbagai tindakan dan perbuatan yang dilakukan
manusia, yang memungkinkan setiap orang akan merasa kepuasan
tersendiri. Seperti halnya ketiadaan prinsip keadilan ini pangkal utama
timbulnya ketidakpuasan yang memicu tindakan unjuk rasa, demo, dan
anarkis.
j. Musyawarah

6
Musyawarah sangatlah penting dalam kehidupan bermasyarakat dan
berorganisasi di dunia, bukan saja di Indonesia, karena setiap ada masalah
sebaiknya dipermusyawarahkan terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan
dengan mudah, karena musyawarah mengandung saran, masukan,
pertimbangan, dan pendapat berbagai pihak secara demokratis. Dengan
adanya musyawarah ini lebih mempermudah suatu kelompok/masyarakat
memecahkan segala apa-apa yang ingin di selesaikan dengan cara ini.
k. Persaudaraan
Prinsip dalam hal fitrah dan insting semua manusia adalah sama.
Mereka butuh tempat tinggal, bergaul, dan berinteraksi, oleh karenanya
semua hal ini merupakan dasar atau sebagai landasan terbangunnya suatu
konsep persaudaraan antar manusia. Didalam agama pun diajarkan tentang
menjaga tali persaudaraan yaitu menjaga ukhuwah yang bersifat
manusiawiyah yang harus tetap dijaga sesama umat muslim agar tetap
terbangunnya tali persaudaraan/silaturahmi antar sesama, dalam Al-Quran
di jelaskan “Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan
dan takwa, dan jangan tolong menolonglah kamu dalam masalah
kebajikan, dan bertakwalah kepala Allah, sesungguhnya azab Allah
sangatlah berat”. (Al Maidah:2) Oleh karena itu sangatlah penting kita
menjaga persaudaraan sampai akhir hayat.
l. Keterbukaan
Keterbukaan adalah suatu sikap yang meyakini kebenaran suatu agama
atau ideologi dan berusaha mempertahankan dan mengamalkannya.
Dengan kata lain, keterbukaan bukanlah bersikap menerima semua yang
dari luar tanpa penelitian atau penyaringan, melainkan mau menerima
informasi atau kebenaran dari manapun datangnya dengan tetap cermat
mentelaah apa yang sampai kepada kita.
Prinsip keterbukaan itu sangat penting karena dalam keterbukaan ini
kita dapat membuka wawasan kita terhadap ilmu-ilmu yang kita dapat dan
membuat kepribadian kita semakin matang dapat bersikap, dengan
keterbukaan yang seperti ini kita jangan hanya menebak apa yang orang
sampaikan sehingga kita mempunyai pemikiran yang salah terhadap orang
itu, oleh karena itu sangat pentingnya kita menyaring informasi atau ilmu-
ilmu yang kita dapat untuk tetap di pelajari dan menelaahnya jangan hanya
“sami’na wa athto’na” lalu kita sebar luaskan begitu saja tanpa tau asal-
usulnya dan tidak ada yang bertanggung jawab.

7
A. PENERAPAN ILMU BERBASIS SUNATULLAH DAN QADARULLAH
1. Sunatullah
a. Pengertian Sunatullah
Kata sunnatullah dari segi bahasa terdiri dari kata sunnah dan Allah.
Kata sunnah antara lain berarti kebiasaan. Sunnatullah adalah kebiasaan-
kebiasaan Allah dalam memperlakukan masyarakat. Sunnatullah adalah
hukum-hukum Allah yang disampaikan untuk umat manusia melalui para
Rasul, undang-undang keagamaan yang ditetapkan oleh Allah yang
termaksud di dalam al-Qur’an, hukum (kejadian) alam yang berjalan tetap
dan otomatis.
Sunatullah adalah bagian yang bersifat 'dinamis' dari ilmu-
pengetahuan-Nya di alam semesta ini. Karena sunatullah memang hanya
semata terkait dengan segala proses penciptaan dan segala proses kejadian
lainnya (segala proses dinamis). Sunatullah itu sendiri tidak berubah-ubah,
namun masukan dan keluaran prosesnya yang bisa selalu berubah-ubah
secara 'dinamis' (segala keadaan lahiriah dan batiniah 'tiap saatnya'), dan
tentunya sunatullah juga berjalan atau berlaku 'tiap saatnya'. Sunatullah
berupa tak-terhitung jumlah aturan atau rumus proses kejadian (lahiriah
dan batiniah), yang bersifat 'mutlak' dan 'kekal', yang tiap saatnya pasti
selalu mengatur segala zat ciptaan-Nya di alam semesta ini.
b. Ilmu Berdasarkan Sunatullah
Segala bentuk ilmu-pengetahuan (beserta segala teori dan rumus di
dalamnya), yang dikenal dan dicapai oleh manusia, secara "amat obyektif"
(sesuai dengan fakta-kenyataan- kebenaran secara apa adanya, tanpa
ditambah dan dikurangi), pada dasarnya hanya semata hasil dari
pengungkapan, atas sebagian amat sangat sedikit dari ilmu-pengetahuan-
Nya (terutama sunatullah).
Bahkan nantinya, segala bentuk ilmu-pengetahuan yang belum dikenal
juga hanya hasil dari usaha mengungkap atau memformulasikan
sunatullah yang justru telah ditentukan atau ditetapkan-Nya, sebelum awal
penciptaan alam semesta ini. Dan segala bentuk ilmu-pengetahuan lainnya
pada manusia, yang bukan hasil dari usaha mengungkap atau
memformulasikan sunatullah secara "amat obyektif", tentunya bukan

8
bentuk ilmu-pengetahuan yang 'benar'. Ilmu-pengetahuan Allah, Yang
Maha Mengetahui bersifat 'mutlak' (pasti benar) dan 'kekal' (selalu benar).
Sedangkan segala bentuk ilmu- pengetahuan manusia (bahkan termasuk
para nabi-Nya), pasti bersifat 'relatif' (tidak mutlak benar), 'fana' (hanya
benar dalam keadaan tertentu) dan 'terbatas' (tidak mengetahui segala
sesuatu hal). Karena tiap manusia memang pasti memiliki segala
kekurangan dan keterbatasan. Namun tiap manusia justru bisa berusaha
semaksimal mungkin, agar tiap bentuk ilmu- pengetahuannya bisa makin
'sesuai' atau 'mendekati' ilmu-pengetahuan Allah di alam semesta ini,
dengan menggunakan akalnya secara relatif makin cermat, obyektif dan
mendalam.
Usaha seperti ini justru juga telah dilakukan oleh para nabi-Nya.
Sehingga seluruh pengetahuan mereka tentang pengetahuan atau
kebenaran-Nya, terutama yang paling penting, mendasar dan hakiki bagi
kehidupan umat manusia (hal-hal gaib dan batiniah), memang telah bisa
tersusun relatif sempurna (relatif amat lengkap, mendalam, konsisten, utuh
dan tidak saling bertentangan secara keseluruhannya). Hal ini yang justru
telah mengakibatkan tiap pengetahuan mereka, bisa disebut 'wahyu-Nya'.
Baca pula artikel/posting "Cara proses diturunkan-Nya wahyu".
2. Qodarullah
Sebenarnya, qadarullah bukan hanya harus diketahui, tetapi juga wajib
diimani. Sebab, meyakini qadarullah menjadi salah satu indikator
sempurnanya keislaman seseorang. Perintah untuk meyakini qadarullah
datang dari Allah SWT sendiri, dan telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW
dalam beberapa haditsnya.
Oleh karena itu, sebagai seorang muslim tidak cukup hanya dengan
mengetahui arti qadarullah. Tetapi, hati dan pikirannya harus meyakini bahwa
qadarullah benar-benar ada. Bahkan, adanya alam semesta beserta isinya,
termasuk semua kejadian yang terjadi di dalamnya merupakan bagian dari
qadarullah.
a. Arti Qodarullah
Qadarullah (‫ )َقَدُر ِهَّللا‬dapat diartikan menurut bahasa dan istilah. Secara
bahasa, qadarullah berarti hukum, perintah, kehendak, atau ketetapan.
Sedangkan, menurut istilah qadarullah berasal dari kata Qadar yang berarti
takdir Allah atau keputusan Allah. Qadarullah termasuk ke dalam salah

9
satu rukun iman kepada Allah, sebagai mana yang disebutkan dalam
hadits berikut ini:
”Iman ialah engkau percaya kepada Allah, Malikat-Malaikat-Nya, kitab-
kitabnya, Rasul-Rasul-Nya, hari akhir, dan engkau percaya kepada
Qadar Allah, yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim)

Ucapan qadarullah bisa ditemukan dalam hadits riwayat Muslim


berikut ini:
‫َقَدُر ِهللا َو َم ا َشاَء َفَعَل‬
Latin: Qadarullah wa masyaa a fa'al
Artinya:” Allah sudah menakdirkan dan apa yang Dia kehendaki Dia
lakukan.”
b. Makna Qodarullah
Qadarullah mengandung makna bahwa segala sesuatu yang terjadi di
alam semesta adalah takdir atau keputusan Allah. Termasuk yang terjadi
pada diri setiap makhluk, semua tunduk kepada yang telah digariskan
Allah Swt. Qadarullah bermakna takdir Allah melingkupi semua yang
terjadi di atas bumi ini dan di alam semesta.
Seorang muslim wajib meyakini bahwa qadarullah adalah bukti dari
ke-Maha Kuasa-an Allah Swt. Hanya Allah semata yang mampu mengatur
segala sesuatu. Tuhan yang tidak pernah tidur mengatur segala urusan
hamba-Nya. Semuanya telah ditetapkan di bawah ketentuannya. Bahkan,
daun yang jatuh pun telah menjadi takdir Allah Swt.
Oleh karena itu, seorang muslim wajib optimis, bahwa segala sesuatu
yang terjadi pada dirinya merupakan Qadarullah. Dengan meyakini ini,
maka akan timbul rasa bersyukur ketika terjadi hal-hal yang
membahagiakan dan akan muncul sikap sabar ketika terjadi musibah yang
menimpa dirinya.
c. Membiasakan Ucapan Qodarullah
Sebagai seorang muslim, kita dianjurkan untuk membiasakan ucapan
qadarullah dalam kehidupan sehari-hari. Ucapan ini merupakan bentuk
pengakuan seorang hamba bahwa segala yang terjadi dalam kehidupannya

10
merupakan takdir Allah SWT. Sebab, seringkali terjadi kita lupa bahwa
ada Allah yang Maha Berkehendak atas segala-galanya.
Banyak saudara kita yang muslim, saat menerima hasil tidak seperti
yang diharapkan, atau tertimpa suatu kejadian / musibah, masih suka
berkata "seandainya tidak begitu, pasti tidak begini". Penting untuk
diketahui, kata-kata ini sangat dilarang diucapkan dari lisan seorang
muslim. Peringatan tersebut datang dari Rasulullah SAW dalam hadits
riwayat Muslim, yang artinya:
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada
mukmin yang lemah. Namun, keduanya tetap memiliki kebaikan.
Bersemangatlah atas hal-hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah
pada Allah, jangan engkau lemah. Jika engkau tertimpa suatu musibah,
maka janganlah engkau katakan: "Seandainya aku lakukan demikian dan
demikian." Akan tetapi hendaklah kau katakan: "Ini sudah jadi takdir
Allah. Setiap apa yang telah Dia kehendaki pasti terjadi." Karena
perkataan seandainya dapat membuka pintu syaitan.” (HR. Muslim)
Jadi, persoalan kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan itu diluar
jangkauan manusia. Kita hanya dituntut untuk berusaha sebaik mungkin
dalam mengerjakan sesuatu dan meminta pertolongan Allah SWT. Biarlah
Allah yang menentukan hasil akhirnya.
Ada banyak contoh-contoh sederhana dalam kehidupan yang
menunjukkan bahwa manusia sering lupa tentang adanya qadarullah.
Contohnya cerita berikut ini:
Kamu ingin melakukan perjalanan dalam rangka mengunjung teman
dengan menumpangi sepeda motor. Kemudian, saudara kamu
menawarkan untuk mengatarkan kamu ke rumah teman tersebut
menggunakan mobilnya. Tetapi kamu menolaknya dan tetapi ingin
menggunakan motor.
Akhirnya, berangkatlah kamu dengan sepeda motor. Namun di tengah
perjalanan, motor yang kamu gunakan mogok. Akhirnya, kamu
kembali, lalu berkata: Seandainya aku tadi naik mobil saudara, pasti
tidak akan terhambat seperti ini.
Sekali lagi, kita dilarang untuk berkata demikian. Persoalan
mengunjungi teman, kamu telah berusaha untuk melakukannya. Kamu
akan sampai ditujuan seandainya Allah menghendaki, akan tetapi saat ini
Allah tidak menghendakinya.

11
B. AYAT DAN HADIS
a. Ayat-Ayat Al-Quran Tentang ilmu
Ilmu pengetahuan tidak dapat lepas dari pergerakan dan
perkembangan manusia di muka bumi ini. Hal ini dikarenakan ilmu
sendiri berperan penting dalam peradaban manusia. Demikian pula Al-
Quran dimana merupakan sumber ilmu dan pedoman hidup bagi seluruh
umat manusia.
Turunnya Al-quran merupakan bentuk kasih sayang Allah SWT.
Kemudian, apa saja firman Allah SWT terkait ilmu pengetahuan yang
terdapat di dalam Al-Quran? Simak penjelasan selengkapnya disini.

Berikut ini beberapa firman Allah SWT tentang ayat al quran berkaitan
dengan ilmu, antara lain :

1. Surat thaha ayat 114

ۖ‫َفَتَع اَلى ُهَّللا اْلَم ِلُك اْلَح ُّق ۗ َو اَل َتْع َج ْل ِباْلُقْر آِن ِم ْن َقْبِل َأْن ُيْقَض ٰى ِإَلْيَك َو ْح ُيُه‬
‫َو ُقْل َر ِّب ِز ْد ِني ِع ْلًم ا‬
Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan
janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur’an sebelum
disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: “Ya
Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”.

2. Surat at-Thalaq ayat 12

‫ُهَّللا اَّلِذ ي َخ َلَق َس ْبَع َس َم اَو اٍت َو ِم َن اَأْلْر ِض ِم ْثَلُهَّن َيَتَنَّز ُل اَأْلْم ُر َبْيَنُهَّن ِلَتْع َلُم وا‬
‫َأَّن َهَّللا َع َلٰى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد يٌر َو َأَّن َهَّللا َقْد َأَح اَط ِبُك ِّل َش ْي ٍء ِع ْلًم ا‬
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.
Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya
Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-
Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.

3. Surat Ali Imran ayat 7

‫ُه َو اَّل ِذ ي َأْن َز َل َع َلْي َك اْلِكَت اَب ِم ْن ُه آَي اٌت ُم ْح َك َم اٌت ُهَّن ُأُّم اْلِكَت اِب َو ُأَخ ُر‬
‫ُم َتَش اِبَهاٌت ۖ َفَأَّم ا اَّلِذ يَن ِفي ُقُلوِبِهْم َز ْيٌغ َفَيَّتِبُع وَن َم ا َتَش اَبَه ِم ْن ُه اْبِتَغ اَء اْلِفْتَن ِة‬

12
‫َو اْبِتَغاَء َتْأِويِلِهۗ َو َم ا َيْع َلُم َتْأِويَلُه ِإاَّل ُهَّللاۗ َو الَّراِس ُخ وَن ِفي اْلِع ْلِم َيُقوُلوَن آَم َّنا ِب ِه‬
‫ُك ٌّل ِم ْن ِع ْنِد َر ِّبَناۗ َو َم ا َيَّذَّك ُر ِإاَّل ُأوُلو اَأْلْلَباِب‬
Dialah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di
antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi
Al qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-
orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka
mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya
untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal
tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-
orang yang mendalam ilmunya berkata:
“Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu
dari sisi Tuhan kami”. Dan tidak dapat mengambil pelajaran
(daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.

4. Surat al-Isra ayat 85

‫َو َيْس َأُلوَنَك َع ِن الُّر وِحۖ ُقِل الُّر وُح ِم ْن َأْم ِر َر ِّبي َو َم ا ُأوِتيُتْم ِم َن اْلِع ْلِم ِإاَّل َقِلياًل‬

5. Surat Ali Imran Ayat 18

‫َٰل‬ ‫َٰل‬
‫َش ِهَد ُهَّللا َأَّنُه اَل ِإ َه ِإاَّل ُهَو َو اْلَم اَل ِئَك ُة َو ُأوُلو اْلِع ْلِم َقاِئًم ا ِباْلِقْس ِط ۚ اَل ِإ َه ِإاَّل ُه َو‬
‫اْلَع ِزيُز اْلَح ِكيُم‬
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang
berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan
orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak
ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.

6. Surat Hud ayat 24

‫َم َثُل اْلَفِر يَقْيِن َك اَأْلْع َم ٰى َو اَأْلَص ِّم َو اْلَبِص يِر َو الَّس ِم يِعۚ َه ْل َيْس َتِوَياِن َم َثاًل ۚ َأَفاَل‬
‫َتَذَّك ُروَن‬
Perbandingan kedua golongan itu (orang-orang kafir dan orang-
orang mukmin), seperti orang buta dan tuli dengan orang yang dapat
melihat dan dapat mendengar. Adakah kedua golongan itu sama
keadaan dan sifatnya? Maka tidakkah kamu mengambil pelajaran
(daripada perbandingan itu)?

13
7. Surat An-Niisa Ayat 83

‫َو ِإَذ ا َج اَء ُهْم َأْم ٌر ِم َن اَأْلْم ِن َأِو اْلَخ ْو ِف َأَذ اُع وا ِب ِهۖ َو َل ْو َر ُّد وُه ِإَلى الَّرُس وِل‬
‫َو ِإَلٰى ُأوِلي اَأْلْم ِر ِم ْنُهْم َلَعِلَم ُه اَّلِذ يَن َيْسَتْنِبُطوَنُه ِم ْنُهْم ۗ َو َل ْو اَل َفْض ُل ِهَّللا َع َلْيُك ْم‬
‫َو َر ْح َم ُتُه اَل َّتَبْع ُتُم الَّش ْيَطاَن ِإاَّل َقِلياًل‬

Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan


ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka
menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka,
tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan
dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau
tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah
kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).

8. Surat Al – An’kaabut ayat 43

‫َو ِتْلَك اَأْلْم َثاُل َنْض ِرُبَها ِللَّناِسۖ َو َم ا َيْع ِقُلَها ِإاَّل اْلَع اِلُم وَن‬
Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan
tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.

9. Surat Ar’-Rad ayat 16

‫ُق ْل َم ْن َر ُّب الَّس َم اَو اِت َو اَأْلْر ِض ُق ِل ُهَّللاۚ ُق ْل َأَفاَّتَخ ْذ ُتْم ِم ْن ُد وِن ِه َأْو ِلَي اَء اَل‬
‫َيْمِلُك وَن َأِلْنُفِس ِهْم َنْفًعا َو اَل َض ًّر اۚ ُق ْل َه ْل َيْس َتِوي اَأْلْع َم ٰى َو اْلَبِص يُر َأْم َه ْل‬
‫َتْسَتِوي الُّظُلَم اُت َو الُّنوُرۗ َأْم َج َع ُل وا ِهَّلِل ُش َر َك اَء َخ َلُق وا َكَخ ْلِق ِه َفَتَش اَبَه اْلَخ ْل ُق‬
‫َع َلْيِهْم ۚ ُقِل ُهَّللا َخ اِلُق ُك ِّل َش ْي ٍء َو ُهَو اْلَو اِح ُد اْلَقَّهاُر‬
Katakanlah: “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Jawabnya:
“Allah”. Katakanlah: “Maka patutkah kamu mengambil pelindung-
pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai
kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka
sendiri?”. Katakanlah:
“Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah
gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan
beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-
Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?”
Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dialah
Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”.

14
10. Surat Az-Zuumar Ayat 9

‫َأَّم ْن ُهَو َقاِنٌت آَناَء الَّلْيِل َس اِج ًدا َو َقاِئًم ا َيْح َذ ُر اآْل ِخ َر َة َو َيْر ُجو َر ْح َم َة َر ِّب ِهۗ ُق ْل‬
‫َهْل َيْسَتِو ي اَّلِذ يَن َيْع َلُم وَن َو اَّلِذ يَن اَل َيْع َلُم وَن ۗ ِإَّنَم ا َيَتَذَّك ُر ُأوُلو اَأْلْلَباِب‬
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah
orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan
berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan
rahmat Tuhannya?
Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan
orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran.

11. Surat Al-Mujadilah ayat 11

ۖ ‫َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِإَذ ا ِقيَل َلُك ْم َتَفَّسُحوا ِفي اْلَم َج اِلِس َفاْفَس ُحوا َيْفَس ِح ُهَّللا َلُك ْم‬
‫َو ِإَذ ا ِقيَل اْنُش ُز وا َفاْنُش ُز وا َيْر َف ِع ُهَّللا اَّل ِذ يَن آَم ُن وا ِم ْنُك ْم َو اَّل ِذ يَن ُأوُت وا اْلِع ْلَم‬
‫َد َر َج اٍتۚ َو ُهَّللا ِبَم ا َتْع َم ُلوَن َخ ِبيٌر‬
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-
lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu.
Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

12. Surat Fatir ayat 19

‫َو َم ا َيْسَتِوي اَأْلْع َم ٰى َو اْلَبِص يُر‬


Dan tidaklah sama orang yang buta dengan orang yang melihat.

13. Surat Fatir ayat 28

‫ِع َباِدِه‬ ‫َو ِم َن الَّناِس َو الَّد َو اِّب َو اَأْلْنَع اِم ُم ْخ َتِلٌف َأْلَو اُنُه َك َٰذ ِلَك ۗ ِإَّنَم ا َيْخ َش ى َهَّللا ِم ْن‬
‫َغ ُفوٌر‬ ‫اْلُع َلَم اُء ۗ ِإَّن َهَّللا َع ِز يٌز‬

Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata


dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya

15
(dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara
hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun.
Demikian penjelasan terkait apa saja ayat – ayat Al-Quran yang
membicarakan tentang ilmu.

b. Hadist-Hadist Tentang Ilmu

Sejak dulu, ilmu pengetahuan memiliki posisi yang sangat istimewa


dalam ajaran Islam. Buktinya dapat dilihat dari penemuan sejumlah
ilmuwan Islam di berbagai bidang, mulai dari fisika, ekonomi, seni,
hingga matematika.
Berdasarkan informasi dari buku Islam dan Ilmu Pengetahuan
karangan Abuddin Nata (2018), ilmu pengetahuan adalah pengetahuan
yang sudah bersifat ilmiah. Ilmu ini mempunyai objek jelas yang berupa
fenomena alam hingga sosial.
Selain itu, ilmu pengetahuan juga menggunakan metode yang jelas,
seperti observasi dan eksperimen. Ilmu yang bersifat rasional ini disusun
secara sistematik dan komperhensif.
Pentingnya kedudukan ilmu pengetahuan bagi umat Islam juga dapat
dibuktikan dari sejumlah hadits terkait ilmu.
Berikut hadits tentang ilmu pengetahuan yang dikutip dari Jurnal Ilmu
Pengetahuan dalam Perspektif Hadis Nabi tulisan Suja'i Sarifandi dan
Jurnal Sumber-sumber Ilmu Pengetahuan dalam Al-Qur'an dan Hadits
karya Sayid Qutub:
1. HR. Abu Dawud
"Bersumber dari Anas bin Malik ra. Ia berkata, Rasulullah SAW.,
bersabda: Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim."
2. HR. al-Darimi
"Bersumber dari al-Hasan ra., ia berkata: Rasulullah SAW.,
bersabda: Barangsiapa meninggal dunia di saat sedang menuntut
ilmu untuk menghidupkan Islam, maka ia masuk surga dalam satu
tempat dengan para nabi-nabi."
3. HR. al-Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, dan Ahmad

16
"Bersumber dari Abdullah bin Mas’ud ra. berkata: Nabi saw
bersabda: Tidak boleh hasud (iri), kecuali pada dua hal: orang yang
dikaruniai harta benda oleh Allah kemudian ia menggunakan
hartanya sampai habis dalam kebaikan, dan orang yang dikaruniai
hikmah (ilmu) oleh Allah kemudian ia mengamalkannya dan
mengajarkannya."
4. HR. Muslim, al-Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah, dan al-Darimi
"Bersumber dari Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw.
bersabda: Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah
memudahkan baginya jalan ke surga."

5. HR. Tirmidzi
"Bersumber dari Anas bin Malik ra. berkata: Rasulullah saw.
bersabda: “Barangsiapa keluar untuk menuntut ilmu, maka ia berada
di jalan Allah sampai ia kembali."
6. HR. Ibnu Majah
"Aku mendengar Rasulullah SAW., bersabda: Janganlah kalian
mencari ilmu untuk menyombongkan diri kepada ulama, atau untuk
berdebat dengan orang-orang bodoh, atau untuk memalingkan muka
manusia kepada kalian. Barangsiapa melakukan itu, ia masuk
neraka."
7. HR. Ibnu Majah
"Menuntut ilmu itu suatu kewajiban kepada setiap muslim."
8. HR. Muslim, al-Tirmidzi, al-Darimi, Abu Dawud, al-Nasa'i, dan
Ahmad
"Bersumber dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw.
bersabda: Ketika seseorang meninggal dunia maka akan terputuslah
amalnya, kecuali tiga hal; kecuali sedekah jariah, atau ilmu yang
dimanfaatkan, atau anak saleh yang mendoakan kepadanya."
9. HR. Ibnu Majah

17
"Bersumber dari Jabir bin Abdullah ra. berkata: Rasulullah saw
bersabda: Mohonlah kepada Allah ilmu yang bermanfaat dan
berlindunglah kepadaNya dari ilmu yang tidak bermanfaat."
10. HR. Abu Dawud, al Nasa'i, dan Ibnu Majah
"Bersumber dari Abu Hurairah ra. berkata: Rasulullah saw. berdoa:
Ya Allah aku mohon perlindungan kepadamu dari empat perkara;
dari ilmu yang tidak bermanfaat, dan dari hati yang tidak khusyu’,
dan dari jiwa yang tidak merasa kenyang (puas), dan dari doa yang
tidak didengar"

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Islam adalah agama yang indah Karena islam memang turun sebagai agama
rahmatan lil’alamin, agama yang telah diatur perintah-perintah dan petunjuknya
semua bertujuan agar pemeluknya bisa sejahtera dunia akhirat, tinggal kita
sebagai orang muslim bagaimana cara kita mengetahui dan memahami betul
ajaran agama-agama kita. Ketika kita memahami maka kita akan tahu apa
kebenaran dan keistimewaan dari agama islam, tetapi apabila pemahaman kita
hanya setengah-setengah atau tidak menyeluruh maka bisa terjadi salah faham
atau kita salah mengartikan perintah Allah yang sebenarnya itu untuk kebaikan
dan mengandung hikmah. sebagai wujud rasa syukur kita sudah selayaknya kita
terus menggali ilmu tentang islam sendiri dimulai dari pengetahuan dasar tentang
apa itu karakteristik islam dan apa saja macam-macamnya atau prinsip-prinsip
agama islam, dimana apabila kita telah mengetahui dan memahaminya maka akan
muncul rasa bangga dan syukur sekaligus menambah keimanan kita kepada
Allah.

18
B. SARAN
Kami membuat laporan ini untuk pembelajaran bersama dan mengambil dari
berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan atau kekurangan,
maka kami sarankan untuk mencari referensi yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKAN
https://menuaiinfo.com/2020/06/makalah-prinsip-prinsip-ajaran-
islam/.html
https://kumparan.com/berita-hari-ini/kumpulan-hadits-tentang-ilmu-
pengetahuan-dalam-ajaran-islam-1wgAeCCqdLo
https://kumparan.com/berita-hari-ini/kumpulan-hadits-tentang-ilmu-
pengetahuan-dalam-ajaran-islam-1wgAeCCqdLo

19

Anda mungkin juga menyukai