Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Pendidikan Agama Islam

Hubungan agama islam dan iptek.

Dosen Pembimbing : Darmawati S.Pdi M.Pd

Di susun untuk melengkapi tugas Mata Kuliah

Pendidikan agama islam semester 1

Di susun oleh ;

Nur Rahmawati Tamrin

Cahya Nur Intan Ismail

Fakultas Teknik dan Perencanaan

Universitas Pohuwato

2022-2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama ALLAH SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
segala puji hanya bagiNya. Semoga sholawat beserta salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita, nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya,
dan jugakepada para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Puji syukur Alhamdulilah
kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat dank
arunia Nya. Sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
Makalah dengan judul “IPTEK DALAM ISLAM” sebagai tugas mata kuliah
PendidikanAgama Islam. Dalam penulisan makalah ini kami bayak menerima bantuan
bimbingan dandorongan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini, kami tidak lupa mngucapkan terimakasih yang sedalam- dalamnnya
kepada:
1. Darmawati S.Pdi M.Pd. selaku dosen mata kuliah agama Islam.
2. Orang tua kami yang telah memberikan bantuan materiil dan spirtual.
3. Teman-teman kami di UNIPO, atas segala bantuannya. Kami berharap makalah ini
dapatmemberikan manfaat bagi mahasiswa UNIPO. Kami menyadari bahwa dalam
penulisanmakalah ini masih jauh dari sempurna, karena masih banyak kekurangan dan
kesalahan.Maka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
meyempurnakanmakalah ini. Dengan makalah ini, kami mengharapkan semoga makalah ini
dapat bermanfaatdan berguna bagi penulis serta pembaca pada umumnya
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................................2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………………………3

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................................................4


BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................................5
1.1.LATAR BELAKANG ..........................................................................................................................5
1.2. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................................................5
1.3. TUJUAN MASALAH ........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................................................6
1. 2.Pengertian IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) ..................................................................6
2.2. Hubungan Agama Dengan Iptek ...................................................................................................6
2.3. Ayat – ayat yang berhubungan dengan Iptek ............................................................................7
BAB III PENUTUPAN ...............................................................................................................................11
3.1. TUJUAN .......................................................................................................................................11
3.2.SARAN ..........................................................................................................................................11
DAFTAR PUSAKA ....................................................................................................................................12
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2 Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (780—850, matematikawan).................................9
GAMBAR 3 Abu Ar-Raihan Muhammad bin Ahmad al-Biruni (973—1048, fisikawan) ........................9
GAMBAR 4 Jabir bin Hayyan al-Kufi as-Sufi (781—815, kimiawan) ....................................................10
GAMBAR 5 ad-Dinawari (w. 895, biolog) .............................................................................................10
GAMBAR 6 Muhammad al-Fazari (w. 777, astronom) ........................................................................10
BAB I PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Dalam islam, sains dan teknologi sangat penting untuk membangun dan mengembangkan
peradaban yang kokoh dan tangguh. Seperti halnya khalifah dahulu, dalam mendorong kaum
muslim untuk menciptakan teknologi dan membuat karya ilmiah untuk mengembangkan dan
memanfaatkan sumber daya alamyang telah tersedia. Hakikat iptek dari sudut pandang islam
yaitu pengkajian terhadap sunatullah secara obyektif, makalah ini saya buat untuk memberi
manfaat dan pemahaman kepada umat manusia dan yang terpenting adalah harus sejalan
dengan nilai – nilai keislaman. Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2
(dua). Pertama,menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma
inilah yangseharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada
sekarang.Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan landasan
pemikiran

(qa’idah fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan berar


ti menjadi Aqidah Islamsebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan, melainkan menjadi
standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan yang
sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dandiamalkan, sedang yang bertentangan
dengannya, wajib ditolak dan tidak bolehdiamalkan. Kedua, menjadikan Syariah Islam
(yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai
standar bagi pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-
hari. Standar atau kriteria inilah yangseharusnya yang digunakan umat Islam, bukan standar
manfaat (pragmatisme/utilitarianisme)seperti yang ada sekarang. Standar syariah ini
mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaataniptek, didasarkan pada ketentuan halal-haram
(hukum-hukum syariah Islam).Umat Islam boleh memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan
oleh Syariah Islam.
Sebaliknya jika suatu aspek iptek dan telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat
Islammemanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi
kebutuhanmanusia. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin
oleh perdaban
barat satu abad terakhir ini, mencengangkan banyak orang di berbagai penjurudunia.
Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan oleh perkembanganiptek
modern membuat orang lalu mengagumi dan meniru- niru gaya hidup peradaban barattanpa
dibarengi sikap kritis trhadap segala dampak negatif yang diakibatkanya. Padadasarnya kita
hidup di dunia ini tidak lain untuk beribadah kepada Allah SWT. Ada banyakcara untuk
beribadah kepada Allah SWT seperti sholat, puasa, dan menuntut ilmu. Menuntutilmu ini
hukumnya wajib.
Seperti sabda Rasulullah SAW: “
menuntut ilmu adalah sebuahkewajiban atas setiap muslim laki-
laki dan perempuan”. Ilmu adalah kehidupanya islam dan
kehidupanya keimanan

1.2. RUMUSAN MASALAH


1.Bagaimana perkembangan IPTEK dalam Islam?

1.3. TUJUAN MASALAH


1.Mengetahui perkembangan IPTEK dalam Islam
BAB II PEMBAHASAN
1. 2.Pengertian IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)
Sesungguhnya islam adalah agama yang menghargai ilmu pengetahuan, menuntut
ilmu dalam ajaran agama islam adalah suatu yang sangat diwajibkan sekali bagi setiap
muslim. Terkadang orang tidak menyadari betapa pentingnya kedudukan ilmu dalam
kehidupan ini.

Ilmu menurut Al-Quran adalah rangkaian keterangan yang bersumber dari Allah Swt.
yang di berikan kepada manusia baik melalui Rasulullah Saw. atau langsung kepada manusia
yang menghendakinya tentang alam semesta sebagai ciptaan Allah Swt. yang bergantung
menurut ketentuan dan kapasitasnya.

Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai


metafisik maupun fisik. Dapat juga di katakana pengetahuan adalah informasi yang berupa
common sense, sedangkan ilmu sudah merupakan bagian yang lebih tinggi dari itu karena
memiliki metode dan makanisme tertentu.

Sedangkan teknologi adalah kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu


eksakta dan berdasarkan proses teknis.

Dalam islam ada dua jenis ilmu yaitu Fardhu `ain dan Fardhu Kifayah. Fardhu `ain
yang di dalamnya ada Al-Quran, hadis, fiqih, tauhid, akhlaq dan syari`ah. Sedangkan fardhu
adalah kedokteran, matematika, pisikologi, dan cabang sains lainnya.

Teknologi merupakan hasil dari ilmu pengetahuan. Menurut Al-Quran teknologi


tercipta karena adanya kesadaran untuk menciptakannya, bukan sebagai ambisi setiap
individu.

Dalam pemikiran islam ilmu bersumber dari wahyu dan akal. Ilmu yang bersumber
dari wahyu Allah bersifat abadi dan kebenarannya mutlak. Sedangkan ilmu yang bersumber
dari akal manusia bersifat perolehan dan kebenarannya nisbi (relatif).

2.2. Hubungan Agama Dengan Iptek


Ada beberapa kemungkinan hubungan antara agama dan iptek :

- Bersebrangan atau bertentangan


- Bertentangan tapi dapat hidup berdampingan secara damai
- Tidak bertentangan satu sama lain
- Saling mendukung satu sama lain, agama mendasari pengembangan iptek atau iptek
mendasari penghayatan agama.

Pola hubungan yang pertama adalah negatif, saling tolak. Apa yang di anggap benar
oleh agama di anggap tidah benar oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Pola hubungan
pertama ini pernah terjadi di zaman Gelileio-gelilei. Ketika galelieo berpendapat bahwa
bumi mengntari matahari sedangkan gereja berpendapat bahwa mataharilah yang
mengintari bumi, maka galileo dipersalahkan dan dikalahkan. Ia di hokum karena di
anggap menyesatkan masyarakat.

Pola hubungan kedua adalah perkembangan dari pola hubungan pertama. Ketika
kebenaran iptek yang bertentangan dengan kebenaran agama tidak dapat disengkal
sementara keyakinan akan kebenaran agama masi kuat di hat, jalan satu-satunya adalah
menerima kebenaran keduanya dengan anggapan bahwa masing-masing mempunyai
wilayah kebenaran yang berbeda. Kebenaran agama dipsahkan sama sekali dari
kebenaran ilmu pengetahuan. Dalam pola hubungan seperti ini pengembangan iptek tidak
dikaitkan dengan penghayatan dan pengalaman agama seseorang karena keduanya berada
pada wilayah yang berbeda.

Pola ketiga adalah pola hubungan netral. Dalam pola hubungan ini, kebenaran ajaran
agama tidak bertentangan dengan kebenaran ilmu pengetahuan akan tetapi juga tidak
saling mempengaruhi. Kendati ajaran agama tidak bertentangan dengan iptek, Ajaran
agama tidak di kaitkan dengan iptek sama sekali. Dalam masyarakat dimana pola
hubungan ini terjadi, penghayatan agama tidak mendorong orang untuk mendalami dan
menghayati ajaran agama.

ISLAM mendorong umatnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi


(iptek). Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan ipteknya
untuk kepentingan materiel, Islam mementingkan pengembangan dan penguasaan iptek
untuk menjadi sarana ibadah. Selain itu iptek juga sebagai pengabdian muslim kepada
Allah (spiritual) dan mengembangkan amanat khalifatullah (wakil Allah) di muka bumi
untuk berkhidmat kepada kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam
(rahmatan lil alamin).

Suprodjo Pusposutardjo dalam tulisannya, Posisi Alquran terhadap Ilmu dan


Teknologi, mengatakan bahwa bagi umat Islam yang beriman kepada Alquran, belajar
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan atribut dari keimanannya.
Secara jelas juga telah ditunjukkan bahwa orang-orang berilmu akan memperoleh pahala
yang tidak ternilai di hari akhir.

2.3. Ayat – ayat yang berhubungan dengan Iptek


Belajar dan mengembangkan iptek merupakan bentuk keimanan seseorang dan
menjadi daya penggerak untuk menggali ilmu. Memandang betapa pentingnya
mempelajari ilmu-ilmu lain (selain ilmu syariat, yakni iptek) dalam perspektif Alquran,
Mehdi Golshani dalam bukunya, The Holy Qur'an and The Science Of Nature (2003),
mengajukan beberapa alasan.

1. jika pengetahuan dari suatu ilmu merupakan persyaratan pencapaian tujuan Islam
sebagaimana dipandang oleh syariat, mencarinya merupakan sebuah kewajiban
karena ia merupakan kondisi awal untuk memenuhi kewajiban syariat. Contohnya,
kesehatan badan bagi seseorang dalam satu masyarakat adalah penting. Oleh sebab
itu, sebagian kaum muslim harus ada yang mempelajari ilmu mengenai pengobatan.
2. masyarakat yang dikehendaki Alquran adalah masyarakat yang agung dan mulia,
bukan masyarakat yang takluk dan bergantung pada nonmuslim (QS An-Nisa’: 141).
Agar dapat merealisasikan tujuan yang dibahas Alquran itu, masyarakat Islam benar-
benar harus menemukan kemerdekaan kultural, politik, dan ekonomi. Pada gilirannya,
hal itu membutuhkan pelatihan para spesialis spesifikasi tinggi di dalam segala
lapangan dan penciptaan fasilitas ilmiah dan teknik dalam masyarakat Islam. Sebab,
pada abad modern, kehidupan manusia tidak dapat dipecahkan kecuali dengan upaya
pengembangan ilmiah dan kunci sukses seluruh urusan bersandar pada ilmu.
3. Alquran menyuruh manusia mempelajari sistem dan skema penciptaan, keajaiban-
keajaiban alam, sebab-sebab, akibat-akibat seluruh benda, dan organisme hidup.
Pendek kata, seluruh tanda kekuasaan Tuhan di alam eksternal dan kedalaman batin
jiwa manusia, seperti tersirat dalam Alquran, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit
dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut
membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit
berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia
sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan
kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (QS Al-Baqarah: 164).
4. Alasan lain untuk mempelajari fenomena-fenomena alam dan skema penciptaan
adalah bahwa ilmu tentang hukum-hukum alam dan karakteristik benda serta
organisme dapat berguna untuk perbaikan kondisi manusia. Ini misalnya yang tersirat
dalam Alquran, “Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang berpikir”. (QS Al-Jatsiyah: 13). Di antara ayat-ayat Alquran yang menjadi
landasan iptek, antara lain
▪ QS Ar-Rum: 22

ٍ ‫ي ٰذلِكَ َ ْٰل ٰي‬


َ‫ت ِِّل ْل ٰعلِمِ يْن‬ ْ ِ‫ف اَ ْلسِ نَتِكُ ْم َواَ ْل َوانِكُ ْۗ ْم اِنَّ ف‬ ْ ‫ض َو‬
ُ ‫اخت ََِل‬ ِ ‫مِن ٰا ٰيت ِٖه خ َْلقُ السَّمٰ ٰو‬
َ ْ ‫ت َو‬
ِ ْ‫اْلر‬ ْ ‫َو‬

22. Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan
bahasamu dan warna kulitmu. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda bagi orang-orang yang mengetahui.

QS Al-An’am: 97▪
َ‫ت َر ِبِّنَا َونَكُ ْونَ مِنَ ْال ُمؤْ مِ نِيْن‬
ِ ‫ِب ِب ٰا ٰي‬
َ ِّ‫ار فَقَالُ ْوا ٰيلَ ْيتَنَا ن َُردُّ َو َْل نُ َكذ‬ َ ‫َولَ ْو ت ٰ َٰٓرى اِذْ ُوقِفُ ْوا‬
ِ َّ‫علَى الن‬
27. Dan seandainya engkau (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka,
mereka berkata, “Seandainya kami dikembalikan (ke dunia), tentu kami tidak akan
mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman.”

Ayat-ayat itu secara jelas menggambarkan fenomena alam yang selalu dihadapi dan
mengiringi perjalanan hidup umat manusia untuk dipahami, diteliti, sehingga lahirlah
pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, seperti diisyaratkan dalam ayat-ayat di atas,
yang mengetahui hakikat alam ini hanyalah orang-orang yang mengetahui, yakni mereka
yang intens bergerak untuk mencari dan mencari karena kuriositasnya yang tinggi dengan
memaksimalkan kerja pikiran. Kosmologi haqqiyah mengandung dalam dirinya pandangan
bahwa alam adalah tertib atau harmonis, indah, dan bermakna.

Dengan kata lain kosmologi haqqiyah membimbing kita kepada sikap


berpengharapan atau optimistis kepada alam ciptaan Allah itu. Dan sikap itu sendiri
merupakan kelanjutan atau konsekuensi sikap serupa kepada Allah. Dengan pandangan
seperti itu, berbagai macam pengembangan pengetahuan terhadap realitas alam raya ini juga
menjadi hal yang mesti dan bahkan diharuskan.Menengok sejarah peradaban Islam zaman
dulu, kita akan menemukan para ilmuwan muslim yang mengembangkan iptek.

Tokoh-tokoh semisal :

Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (780—850, matematikawan)

GAMBAR 1 Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (780—850, matematikawan)

Abu Ar-Raihan Muhammad bin Ahmad al-Biruni (973—1048, fisikawan)

GAMBAR 2 Abu Ar-Raihan Muhammad bin Ahmad al-Biruni (973—1048, fisikawan)


Jabir bin Hayyan al-Kufi as-Sufi (781—815, kimiawan)

GAMBAR 3 Jabir bin Hayyan al-Kufi as-Sufi (781—815, kimiawan)

ad-Dinawari (w. 895, biolog)

GAMBAR 4 ad-Dinawari (w. 895, biolog)

Muhammad al-Fazari (w. 777, astronom)

GAMBAR 5 Muhammad al-Fazari (w. 777, astronom)

merupakan beberapa di antara ilmuwan Islam yang sangat genius saat itu.Mereka membaca
Alquran, mencipta karya, teori, dan penemuan baru yang luar biasa. Jadi, Islam tidak anti-
iptek, tetapi mendorong pengembangannya.
BAB III PENUTUPAN
3.1. TUJUAN

Imaduddin Abdulrahim dalam tulisannya, Sains dalam Perspektif Alquran, mengatakan


bahwa sunatullah sebagai ketetapan Allah terhadap alam ciptaan-Nya ini dimaksudkan untuk
kelestarian, keharmonisan, dan kesejahteraan manusia di dunia ini.Tujuan itu tidak akan
terealisasi tanpa pengungkapan terhadap alam. Oleh karena itu, usaha-usaha manusia untuk
mengungkapkan rahasia alam ini juga harus diselaraskan dengan tujuan penciptaan
sebenarnya. Jangan sampai sains itu digunakan untuk hal-hal yang merusak keharmonisan
alam dan menimbulkan bencana bagi kehidupan manusia.
Nurcholish Madjid dalam tulisannya, Pandangan Dunia Alquran: Ajaran tentang Harapan
kepada Allah dan Seluruh Ciptaan, mengatakan bahwa alam raya ini diciptakan Allah dengan
benar (haq) (QS Az-Zumar: 5). Sebab, ia itu benar atau diciptakan dengan benar, alam ini
mempunyai hakikat, yaitu kenyataan yang benar.

3.2.SARAN
Umat islam boleh memanfaatkan iptek jika telah di halalkan oleh syari`ah silam, maka tidak
boleh umat islam memanfaatkannya, walau menghasilakan manfaat sesaat memenuhi
kebutuhan manusia.
DAFTAR PUSAKA
Ali, Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta PT. Raja Grafindo Persada,2006. Roshma,26
Januari 2022,"Profil 15 Ilmuwan Muslim dan Karyanya, Dokter hingga Ahli
Biologi", https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5914166/profil-15-ilmuwan-muslim-dan-
karyanya-dokter-hingga-ahli-biologi.11 september 2022 pukul 09.00.
2017, “Iptek dalam presfetik islam”, https://m.lampost.co/berita-iptek-dalam-perspektif-
islam.html#:~:text=ISLAM%20mendorong%20umatnya%20untuk%20mengembangkan,iptek%20unt
uk%20menjadi%20sarana%20ibadah, di akses pada 10 september 2022 Pukul 10.00

Anda mungkin juga menyukai