MANAJEMEN KEUANGAN:
Kebijakan Dividen
Fakultas Ekonomi
Manajemen S1 Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
& Bisnis
13
190233001 Team Teaching
Abstract Kompetensi
Materi ini membahas faktor- Mahasiswa memiliki kemampuan
faktor yang mempengaruhi
untuk menjelaskan pengertian
kebijakan dividen, serta
membahas Dividend Payout kebijakan dividen, serta
Ratio (DPR), Harga Saham,
menjelaskan pengertian dan
Earning Per Share (EPS),
Struktur Equity perusahaan, ketepatan dalam menghitung
Stock Dividend, Stock Splits,
DPR, Harga Saham, EPS,
dan Repurchasing of Stocks.
Struktur Equity perusahaan,
Stock Dividend, Stock Splits, dan
Repurchasing of Stocks.
Pendahuluan
Isi
KEBIJAKAN DIVIDEN
Kebijakan Dividen adalah kebijakan untuk menentukan berapa laba yang
harus dibayarkan (dividen) kepada pemegang saham dan berapa banyak yang harus
ditanam kembali (laba ditahan).
Keputusan dividen merupakan keputusan manajemen keuangan untuk menentukan:
1. Besarnya prosentase laba yang dibagikan kepada para pemegang saham
dalam bentuk cash dividen,
2. Stabilitas dividen yang dibagikan,
3. Dividen saham (stock dividen),
4. Pemecahan saham (stock split), serta
5. Penarikan kembali saham yang beredar, yang semuanya ditujukan untuk
meningkatkan kemakmuran para pemegang saham.
PENGERTIAN DIVIDEN
Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan
kepada para pemegang saham. Oleh karena itu dividen ini merupakan bagian dari
penghasilan yang diharapkan oleh pemegang saham. Dividen adalah: “The
distribution of current of accumulated earning to shareholders of corporation pro rate
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa rasio earning per share
digunakan untuk mengukur jumlah rupiah yang dipeoleh pada setiap lembar saham
guna mengukur keberhasilan perusahaan dalam mencapai keuntungan bagi investor.
EPS =
Earning Per
Tahun Perhitungan Share
(Rp)
2011 480.000.000 : 160.000 lbr 3.000
2012 200.000.000 : 160.000 lbr 1.250
2013 600.000.000 : 160.000 lbr 3.750
2014 1.000.000.000 : 160.000 lbr 6.250
2015 1.200.000.000 : 160.000 lbr 7.500
2016 1.300.000.000 : 160.000 lbr 8.125
2017 1.400.000.000 : 160.000 lbr 8.750
2018 1.100.000.000 : 160.000 lbr 6.875
b. Harga Saham
Jika dividen saham disertai dengan kenaikan dividen tunai, nilai saham
perusahaan akan meningkat. Sebaliknya jika dividen saham tidak disertai dengan
kenaikan dividen tunai, atau dilusi laba dan dividen per saham menyebabkan nilai
saham akan menurun dengan persentase sebesar dividen saham. Jadi factor
fundamental yang menentukan harga adalah laba dan dividen tunai per saham.
Contoh:
Suatu perusahaan pada akhir tahun memiliki struktur modal sendiri sebagai
berikut:
Pemberian stock dividend tidak mengubah jumlah equity capital, tetapi akan
mengubah equity structure perusahaan. Penentuan stock dividend berarti kapitalisi
dari sebagian laba ditahan. Berarti laba ditahan akan berkurang sesuai besarnya
laba yang dikapitalisir.
Stock dividend dilihat dari pemegang saham, secara teoritis jumlah lembar saham
yang diterimanya tidak menaikkan pendapatannya, karena dengan bertambahnya
saham yang beredar akan mengurangi pendapatan per saham (EPS) secara
proportional. Apabila factor yang lainnya tetap, pemberian stock dividen akan
menurunkan harga pasar saham.
Contoh :
Seorang investor yang memiliki 1.000 lembar saham dan harga pasarnya Rp. 15.000,
maka nilai keseluruhan saham yang dimiliki sebesar Rp 15.000.000. pada saat
perusahaan menetapkan stock dividend 10%, jumlah saham investor akan
bertambah menjadi 1.100 lembar dengan nilai saham yang sama sebesar Rp.
15.000.000, karena pada saat perusahaan menetapkan stock dividend harga saham
dan EPS yang akan diterima mengalami penurunan menjadi :
x Rp 15.000 = 13.636,36
Oleh karena itu, pembagian stock dividen tidak akan memberikan pengaruh terhadap
kemakmuran pemegang saham. Stock dividend akan menguntungkan investor
dalam hal-hal sebagai berikut :
Perusahaan akan mengadakan stock split dari satu lembar saham lama diganti
dengan dua lembar saham baru (two to one stock splits). Dengan demikian struktur
modal sendiri setelah stock splits menjadi sebagai berikut:
Jumlah lembar saham = 2/1 x 500.000 lembar =1.000.000 lembar
Harga saham = 1/2 x Rp.10.000 = Rp.5.000
Common stock 1.000.000 lembar @Rp5.000 Rp. 5.000.000.000
Capital surplus 1.000.000 x (7.500 - 5.000) Rp. 2.500.000.000
Retained Earning Rp. 1.250.000.000
Total Equity capital Rp. 8.750.000.000
Dari ilustrasi diatas nampak bahwa kecuali perubahan dalam jumlah dan nilai
nominal saham, perkiraan-perkiraan common stock, Capital surplus dan Retained
Earning tetap sama.
Stock splits biasanya dilakukan untuk memperluas jangkauan pemasaran. Jika
pendapatan perusahaan dan dividen per saham setelah stock splits tidak berubah,
maka nilai assets dan pendapatan per saham juga tidak berubah. Jumlah saham
mereka lebih banyak tetapi nilai assetnya tetap. Karena itu biasanya stock splits
hanya dilakukan oleh perusahaan yang sedang tumbuh. Umumnya perusahaan yang
2. Kerugian
Sudut Pandang Pemegang Saham Sudut Pandang Manajemen
1. Dividen tunai dianggap lebih 1. Ditinjau dari segi hukum,
dapat diandalkan disbanding mengandung sejumlah
pembelian kembali saham resiko tertentu dalam hal
pembayaran pajak
2. Pada umumnya perusahaan 2. Kemungkinan dilakukan
melakukan pembelian kembali penyidikan jika perusahaan
sahamnya guna menghindarkan memanipulasi harga
kemungkinan adanya gugatan sahamnya
pemegang saham
3. Perusahaan mungkin membayar
harga yang terlalu tinggi atas
saham yang dibeli kembali
sehingga merugikan pemegang
saham yang tidak menjual
sahamnya.
Contoh :
Pendapatan setelah pajak Rp. 200.000.000
Jumlah saham yang beredar 100.000 lembar
Pendapatan per saham Eps Rp. 2.000
Harga pasar saham per lembar Rp. 12.000,-
Ratio harga atas pendapatan P/E 6 kali
Saat ini perusahaan tidak memiliki kesempatan investasi yang menguntungkan,
sehingga perusahaan menetapkan akan memanfaatkan pendapatan setelah pajak
sebesar75% untuk membayar cash dividend atau repurchasing of stock.
= 11.111 lembar
Apabila perusahaan menetapkan kebijakan P/E yang konstan sebesar 6 kali, maka
harga sahamnya sebesar:
=6
DAFTAR PUSTAKA