Anda di halaman 1dari 11

“INTEGRATED CASE: SHOUTHEASTERN STEEL COMPANY”

Disusun untuk memenuhi tugas


Manajemen Keuangan Lanjutan

Dosen Pengampu:
Shinta Heru Satoto, SE, MSi

Disusun oleh:
1. Raihan Fadlhurrahman 141210242
2. Riyandika Rizki Nugroho 141210275
3. Nabila Adik Ramadhany 141210298
4. Maritza Aurelia Hesa Purwadi 141210299

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN" YOGYAKARTA 2023


TAHUN AJARAN 2022/2023
A. 1. Apa yang dimaksud dengan istilah “kebijakan dividen”?
Kebijakan dividen adalah keputusan manajemen perusahaan tentang bagaimana
mengalokasikan keuntungan kepada pemegang saham melalui pembayaran
dividen atau penggunaan keuntungan untuk reinvestasi dalam bisnis. Kebijakan
dividen dapat berupa pembayaran dividen tunai, dividen saham, atau kombinasi
dari keduanya. Pembayaran dividen biasanya dilakukan secara periodik, seperti
setiap kuartal atau setahun sekali, dan besarnya dividen yang dibayarkan per
lembar saham tergantung pada kebijakan perusahaan dan kinerja keuangan
mereka. Kebijakan dividen merupakan salah satu faktor penting yang
dipertimbangkan oleh investor dalam menentukan nilai saham perusahaan.

2. Jelaskan secara singkat teori dividen irelevan yang dikemukakan oleh


Modigliani dan Miller. Apakah asumsi-asumsi penting yang mendasari teori
mereka?
Teori dividen irelevan, yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller,
menyatakan bahwa kebijakan dividen perusahaan tidak mempengaruhi nilai
perusahaan dan kekayaan pemegang saham, selama asumsi-asumsi tertentu
terpenuhi. Asumsi penting yang mendasari teori ini adalah:
● Pasar yang sempurna: Terdapat pasar modal yang sempurna tanpa biaya
transaksi, pajak, atau hambatan lain yang membatasi investor dalam membeli
dan menjual saham.
● Tidak adanya kesulitan keuangan: Perusahaan dapat memperoleh dana dengan
mudah dan tidak memerlukan biaya tambahan ketika harus mengeluarkan
dividen atau membiarkan keuntungan ditahan.
● Konsistensi risiko: Perusahaan memiliki tingkat risiko yang sama baik dengan
atau tanpa pembayaran dividen.
Dalam teori ini, Modigliani dan Miller menyimpulkan bahwa jika perusahaan
memiliki proyek investasi yang menguntungkan, maka pembayaran dividen akan
menurunkan nilai perusahaan karena keuntungan yang dihasilkan digunakan
untuk membayar dividen. Sebaliknya, jika perusahaan tidak memiliki proyek
investasi yang menguntungkan, maka menahan keuntungan lebih baik daripada
membayar dividen.
Namun, dalam dunia nyata, asumsi-asumsi ini sering tidak terpenuhi dan
kebijakan dividen dapat mempengaruhi nilai perusahaan dan kekayaan pemegang
saham. Oleh karena itu, teori dividen irelevan sering dikritik dan dianggap terlalu
teoretis untuk diaplikasikan secara praktis.

3. Diskusikan mengapa sebagian investor mungkin lebih menyukai saham


yang membayarkan dividen tinggi, sementara investor yang lain lebih
menyukai saham yang membayarkan dividen yang rendah atau tidak ada
sama sekali.
Sebagian investor mungkin lebih menyukai saham yang membayarkan dividen
tinggi karena alasan sebagai berikut:
● Pendapatan Pasif
Pembayaran dividen memberikan pendapatan pasif kepada pemegang saham
tanpa harus menjual saham mereka. Dividen yang stabil dan tinggi juga dapat
memberikan penghasilan yang konsisten dan dapat diandalkan.
● Sinyal Positif
Pembayaran dividen yang tinggi dapat memberikan sinyal positif tentang
kinerja perusahaan dan prospek masa depannya. Perusahaan yang membayar
dividen tinggi juga dianggap lebih stabil dan lebih cenderung menghasilkan arus
kas yang cukup untuk mendanai operasinya dan membayar dividen.
● Perlindungan Terhadap Risiko
Dividen tinggi dapat memberikan perlindungan terhadap risiko karena
pemegang saham masih mendapatkan penghasilan meskipun harga saham
turun.
Di sisi lain, investor yang lebih menyukai saham yang tidak membayar atau
membayar dividen rendah mungkin memiliki alasan sebagai berikut:
● Pertumbuhan
Perusahaan yang tidak membayar dividen atau membayar dividen yang rendah
cenderung menggunakan keuntungan untuk investasi dalam pertumbuhan dan
ekspansi, yang dapat meningkatkan nilai perusahaan dan harga saham di masa
depan.
● Pajak
Pembayaran dividen biasanya dikenakan pajak lebih tinggi daripada
keuntungan modal. Oleh karena itu, investor mungkin lebih memilih perusahaan
yang tidak membayar dividen atau membayar dividen yang rendah untuk
menghindari pajak yang lebih tinggi.
● Diversifikasi
Investor yang mencari diversifikasi portofolio mungkin lebih memilih untuk
membeli saham dari perusahaan yang tidak membayar dividen atau membayar
dividen yang rendah untuk memperoleh keuntungan dari apresiasi harga
saham dan potensi pertumbuhan jangka panjang.
Oleh karena itu, kebijakan dividen yang diterapkan oleh perusahaan dapat
mempengaruhi preferensi investor dan mempengaruhi harga saham dan nilai
perusahaan.

B. Diskusikanlah (1) hipotesis muatan informasi atau sinyal, (2) efek


klien, dan (3) dampaknya pada kebijakan dividen
1. Hipotesis Muatan Informasi atau Sinyal
Hipotesis muatan informasi atau sinyal menyatakan bahwa kebijakan dividen
dapat menjadi sinyal bagi investor tentang kualitas kinerja dan prospek masa
depan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membayar dividen
yang tinggi, hal ini dapat dianggap sebagai sinyal bahwa perusahaan memiliki
kinerja yang baik dan memiliki prospek masa depan yang positif. Sebaliknya,
jika perusahaan memutuskan untuk tidak membayar dividen atau membayar
dividen yang rendah, hal ini dapat dianggap sebagai sinyal bahwa perusahaan
menghadapi masalah dan tidak memiliki prospek masa depan yang baik.
2. Efek Klien
Efek klien terjadi ketika perusahaan memilih kebijakan dividen yang cocok
dengan preferensi investor yang berbeda. Investor yang lebih memilih dividen
tinggi cenderung membeli saham perusahaan yang membayar dividen tinggi,
sedangkan investor yang lebih memilih pertumbuhan cenderung membeli saham
perusahaan yang tidak membayar dividen atau membayar dividen yang rendah.
Oleh karena itu, perusahaan dapat memilih kebijakan dividen untuk menarik
jenis investor yang berbeda.
3. Dampaknya pada Kebijakan Dividen
Hipotesis muatan informasi dan efek klien dapat mempengaruhi kebijakan
dividen perusahaan. Jika perusahaan percaya bahwa kebijakan dividen dapat
menjadi sinyal bagi investor tentang kinerja dan prospek masa depan, maka
mereka mungkin memilih untuk membayar dividen yang tinggi untuk menarik
investor yang mencari pendapatan pasif dan stabil. Namun, jika perusahaan
memilih kebijakan dividen yang rendah atau tidak membayar dividen sama
sekali, hal ini dapat menunjukkan bahwa perusahaan fokus pada pertumbuhan
dan ekspansi, yang dapat menarik investor yang mencari potensi pertumbuhan
jangka panjang.
Dalam kondisi pasar yang sempurna, kebijakan dividen tidak akan
mempengaruhi nilai perusahaan, namun dalam kenyataannya kebijakan
dividen dapat mempengaruhi preferensi investor dan mempengaruhi harga
saham dan nilai perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus
mempertimbangkan kebijakan dividen dengan hati-hati dan memilih kebijakan
yang sesuai dengan preferensi investor dan tujuan jangka panjang perusahaan.

C. 1. Asumsikan bahwa SSC memiliki anggaran modal sebesar $800.000


yang direncanakan untuk tahun depan. Anda telah menentukan bahwa
struktur modal saat ini (60% ekuitas dan 40% utang) adalah optimal, dan
laba bersihnya diramalkan sebesar $600.000. Gunakanlah pendekatan
model dividen residual untuk menentukan dividen dan rasio pembayaran
SSC dalam dolar. Dalam proses ini, jelaskan apakah model dividen residual
itu.

Jadi model dividen residual itu menekankan kalau perusahaan harus


memprioritaskan keputusan investasi yang menguntungkan terlebih dahulu, dan
kemudian baru memutuskan apakah akan membayar dividen atau tidak.
Perusahaan hanya akan membayar dividen dari sisa laba yang tidak digunakan
untuk investasi, atau disebut dengan "residual earnings". Perusahaan akan
menetapkan target rasio hutang-ke-ekuitas tertentu dan mempertahankan
cadangan kas yang cukup sebelum memutuskan untuk membayar dividen. Jika
perusahaan memiliki sumber dana yang cukup untuk mengembangkan bisnis,
maka dividen dapat dibayarkan. Namun, jika perusahaan membutuhkan dana
tambahan untuk investasi, maka pembayaran dividen dapat ditunda.
Kemudian, jelaskan apa yang akan terjadi jika laba bersih tetap diramalkan
sebesar $400.000 atau $800.000.

1. Dari $800.000 yang direncanakan untuk anggaran modal, terdapat 60%


ekuitas, jadi 0,6 ($800.000) = $480.000.
2. Jika laba bersih > jumlah ekuitas yang dibutuhkan, maka ia harus membayar
jumlah sisa dalam bentuk dividen.
3. Laba bersih diperkirakan $600.000, dan yang dibutuhkan ( ekuitas) itu sebesar
$480.000, jadi $600.000 - $480.000 = $120.000. Maka jumlah yang harus
dibayarkan sebagai dividennya sebesar $120.000.
4. Maka rasio pembayaran akan menjadi $120.000/ $600.000 = 0,20 atau 20%.
5. Apabila laba bersih yang diramalkan sebesar $400.000, dan ekuitas yang
dibutuhkan perusahaan adalah $480.000 ($400.00 - $480.000 = -$80.000),
maka perusahaan harus menjual $80.000 saham baru.
6. Apabila laba bersih yang diramalkan sebesar $800.000, maka ditingkatkan
menjadi $320.000 ($800.000 - $480.000 = $320.000), dan rasio
pembayarannya akan naik menjadi $320.000/ $800.000 = 40%.

C.2 Dalam istilah umum, mengapa perubahan peluang investasi dapat


mempengaruhi rasio pembayaran berdasarkan kebijakan pembayaran
residual?

Hal ini dikarenakan perubahan dalam peluang investasi akan menyebabkan


peningkatan, (apabila peluang investasinya bagus), dan dapat terjadi
penurunan, (apabila peluang investasinya tidak bagus) dalam jumlah ekuitas
yang dibutuhkan. Maka dalam sisa pembayaran dividen terdapat 2
kesimpulan.
- Lebih banyak kebutuhan investasi >> lebih banyak kebutuhan untuk
mempertahankan penghasilan >> rasio pembayaran kurang atau 0.
- Lebih sedikit kebutuhan investasi >> lebih sedikit kebutuhan untuk
mempertahankan penghasilan >> rasio pembayaran lebih tinggi.
C.3 Apakah keuntungan dan kekurangan kebijakan residual ?

Keuntungan dari kebijakan residual yaitu : mengurangi masalah stok baru dan
biaya flotasi, dan dapat membantu menentukan rasio pembayaran sasaran
jangka panjang. Sedangkan kekurangannya yaitu : kebijakan residual ini tidak
memiliki spesifik klien sasaran, sinyal bertentangan dengan kepentingan
perusahaan dapat dikirim dan jumlah yang dibayarkan sebagai dividen sangat
berfluktuasi.

D. Apakah program reinvestasi dividen (DRIP) itu dan bagaimana cara


kerjanya?
Program reinvestasi dividen (DRIP) adalah program yang ditawarkan oleh banyak
perusahaan publik kepada pemegang saham mereka yang memungkinkan mereka
untuk membeli saham tambahan dalam perusahaan tersebut secara otomatis dengan
menggunakan dividen yang mereka terima daripada menerima pembayaran tunai.

Cara kerjanya adalah sebagai berikut: Ketika perusahaan membayar dividen


kepada pemegang saham, saham yang dimiliki oleh pemegang saham akan dijual
secara otomatis dan uang dari penjualan saham tersebut akan digunakan untuk
membeli lebih banyak saham dalam perusahaan yang sama. Ini berarti bahwa
saham pemegang saham secara bertahap bertambah secara otomatis seiring waktu.
Proses ini terus berlanjut sampai pemegang saham memutuskan untuk
menghentikan program DRIP.

Program reinvestasi dividen memberikan beberapa keuntungan, seperti :


1. Dapat meningkatkan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham tanpa
harus membeli saham baru dengan uang tunai.
2. Karena saham dibeli secara otomatis, pemegang saham tidak perlu
memikirkan waktu yang tepat untuk membeli saham baru.
3. Pemegang saham biasanya dapat membeli saham dengan diskon atau tanpa
biaya transaksi karena mereka menggunakan dividen mereka untuk membeli
saham baru.
Namun, program DRIP juga memiliki beberapa kelemahan, seperti :
1. Pemegang saham tidak menerima pembayaran tunai dari dividen, yang dapat
mengurangi penghasilan yang tersedia.
2. Pemegang saham mungkin tidak dapat menggunakan dividen untuk
memenuhi kebutuhan keuangan segera.
3. Program DRIP mungkin tidak cocok untuk investor yang ingin mengelola
portofolio investasi mereka secara aktif.

E. Uraikan rangkaian langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam


menentukan kebijakan dividen dalam praktiknya!
Berikut adalah rangkaian langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam
menentukan kebijakan dividen :
1. Evaluasi kondisi keuangan perusahaan
Perusahaan harus mengevaluasi kondisi keuangan mereka, termasuk keuntungan
bersih, arus kas, dan tingkat pertumbuhan. Hal ini akan membantu perusahaan
menentukan apakah mereka mampu membayar dividen secara teratur atau tidak.

2. Tinjau persyaratan pembiayaan dan pengembangan


Perusahaan juga harus mempertimbangkan kebutuhan pembiayaan dan
pengembangan mereka. Jika perusahaan membutuhkan dana tambahan untuk
membiayai ekspansi atau investasi, maka mereka mungkin memutuskan untuk
menunda atau menurunkan pembayaran dividen.

3. Evaluasi preferensi pemegang saham


Perusahaan harus memperhatikan preferensi pemegang saham mereka dalam
menentukan kebijakan dividen. Pemegang saham yang menginginkan pembayaran
dividen yang stabil mungkin akan kecewa jika perusahaan tidak memenuhi janji
tersebut.

4. Pertimbangkan pasar keuangan


Perusahaan juga harus mempertimbangkan kondisi pasar keuangan dan preferensi
investor lainnya dalam menentukan kebijakan dividen. Jika pasar mengharapkan
pembayaran dividen yang stabil dan perusahaan tidak memenuhi harapan tersebut,
maka harga saham perusahaan dapat turun.
5. Tentukan rasio dividen
Perusahaan harus menentukan rasio dividen, yaitu persentase laba yang dibagikan
kepada pemegang saham sebagai dividen. Rasio dividen harus diatur sedemikian
rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan pembiayaan dan pengembangan
perusahaan serta memenuhi harapan pemegang saham dan pasar keuangan.

6. Tentukan waktu pembayaran dividen


Perusahaan harus menentukan kapan pembayaran dividen akan dilakukan.
Pembayaran dividen dapat dilakukan secara berkala atau secara sporadis
tergantung pada kebijakan perusahaan.

7. Umumkan kebijakan dividen


Perusahaan harus mengumumkan kebijakan dividen mereka secara transparan
kepada pemegang saham dan pasar keuangan untuk memberikan kejelasan dan
menghindari kekecewaan. Hal ini juga membantu membangun kepercayaan dan
meningkatkan kestabilan pasar saham.

F. Apakah pembelian kembali saham itu? Diskusikanlah keuntungan dan


kerugian pembelian kembali saham atas sahamnya sendiri.

Pembelian kembali saham (share buyback) adalah tindakan perusahaan untuk


membeli kembali sahamnya sendiri dari pasar terbuka atau dari pemegang saham
yang ada. Berikut ada beberapa keuntungan dan kerugian dari aksi korporasi buyback.

Keuntungan:
● Peningkatan laba per saham (EPS): Jika perusahaan membeli kembali sahamnya
sendiri, maka jumlah saham yang beredar di pasaran akan berkurang, sehingga
pendapatan dan laba bersih yang sama akan dibagi dengan jumlah saham yang lebih
kecil. Hal ini akan meningkatkan laba per saham (EPS) dan dapat meningkatkan
harga saham.
● Meningkatkan harga saham: Pembelian kembali saham dapat mengurangi jumlah
saham yang beredar di pasaran, sehingga meningkatkan permintaan relatif terhadap
pasokan saham. Jika permintaan meningkat, maka harga saham dapat naik, tetapi hal ini
sedikit bertentangan saat diskusi di kelas dimana buyback tidak meningkatkan harga
saham karena tidak langsung berefek pada supply dan demand pada sebuah saham
perusahaan
● Meningkatkan kontrol perusahaan: Pembelian kembali saham dapat mengurangi
jumlah pemegang saham yang ada dan meningkatkan kontrol perusahaan atas operasi
dan kebijakan.

Kerugian:
● Biaya yang tinggi: Pembelian kembali saham memerlukan biaya yang tinggi,
terutama jika perusahaan harus membayar harga yang tinggi untuk membeli
sahamnya sendiri.
● Penggunaan dana yang tidak efisien: Jika perusahaan membeli kembali sahamnya
sendiri daripada menginvestasikan dana itu ke proyek yang menguntungkan, maka ini
bisa dianggap sebagai penggunaan dana yang tidak efisien.
● Menurunkan likuiditas: Pembelian kembali saham dapat mengurangi jumlah saham
yang beredar di pasar, sehingga dapat menurunkan likuiditas saham.

G. Apakah dividen saham (stock dividend) dan pecah saham (stock split) itu?
Apakah keuntungan dan kerugian dividen saham dan stock split?

Dividen saham atau stock dividend adalah pembagian saham extra kepada
shareholders sebagai pengganti dividen. Secara teknis, shareholders akan menerima
saham sebagai dividen, bukan uang tunai.

Keuntungan :
● Stock dividend meningkatkan meningkatkan rasio dividen per saham pada sebuah
emiten.
● Stock dividend dapat menjaga cash flow mereka karena tidak harus mengeluarkan
uang untuk membagikan dividen
Kerugian :
● Stock dividend tidak membagikan uang dalam pembagian dividen. Hal itu
mengakibatkan kurangnya minat investor yang mengekspektasikan uang tunai dalam
pembagian dividen
● Stock dividend menimbulkan biaya administratif tambahan bagi perusahaan, karena
harus mencatatkan saham tambahan yang diterbitkan
● Stock dividend dapat menyebabkan kepemilikan saham seorang individu atau institusi
terdilusi, karena menerbitkan saham baru.

Pecah saham atau stock split adalah sebuah aksi korporasi dimana emiten memecah
harga saham. Stock split memecah saham dengan harga yang lebih rendah. Misal,
sebuah emiten melakukan stock split 2:1, berarti setiap saham yang ada akan dipecah
menjadi dua saham dengan harga per saham setengah dari harga awal.

Keuntungan :
● Stock split menurunkan harga saham, sehingga saham dapat lebih terjangkau bagi
investor kecil
● Stock split dapat meningkatkan likuiditas sebuah saham
● Stock split dapat menaikkan harga saham secara jangka panjang karena saham dapat
dibeli oleh khalayak banyak.

Kerugian :
● Stock split dapat menimbulkan biaya administrasi tambahan bagi perusahaan, karena
mereka harus mencatat saham baru yang diterbitkan.
● Stock split dapat menurunkan harga saham karena harga saham yang lebih murah bisa
dijadikan lahan distribusi perusahaan kepada investor kecil. Contoh, emiten Harum
Energy Tbk (HRUM), harga saham tidak pernah naik dari harga saat perusahaan
melakukan stock split

Anda mungkin juga menyukai