Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN MANAJEMEN KEUANGAN

Kebjiakan Dividen

OLEH KELOMPOK 4:
1. NI PUTU AYU DINDA ASTUTI (2107521098 / 08)
2. I MADE LANANG PRADNYA. P (2107521099 / 09)
3. GUSTI AYU DIVA KARTIKA SARI (2107521100 / 10)
4. NI LUH SRI MAS MAHALINI (2107521101 / 11)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2022
I. Pengertian deviden

Kebijakan deviden adalah suatu kebijakan yang menentukan keputusan


keuangan yang dilakukan oleh perusahaan setelah perusahaan memperileh laba.
Perusahaan yang memperoleh laba dapat menentukan penggunaan laba tersebut
sebagai deviden dan dibagikan ke pemegang saham atau bisa juga digunakan atau
ditahan untuk pembiayanan investasi di masa yang akan datang.

Prosedur pembiayaan deviden

Pembayaran deviden di Indonesia sebagai keputusan pembagian deviden


melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) berdasarkan UU No 1 Tahun 1995,
pasar 62 ayat 1 dan 2. Apabila RUPS telah memutuskan untuk membagikan dividen,
maka tanggal tersebut merupakan declaration date.

Lima hari sebelum date of record merupakan dimana hari untuk menentukan tanggal
ex dividen. Pada tanggal ini dan setelahnya, pembeli saham tidak berhak untuk
memperoleh dividen yang akan dibagikan, dikatakan saham diperdagangkan ex-
dividend date, sedangkan seblumnya dikatakan saham diperdagangkan cum-dividend
date.

Pada RUPS juga mmenyebutkan kapan dividen akan dibayarkan dan bagaimana cara
pembayarannya tersebut. Tanggal pembayarannya disebut payment date.

Adapun contoh gambar dari prosedur pembayaran dividen. Pada gambar diurikan
bahwa keputusan untuk membagikan dividen dilakukan pada awal Januari. Saham
yang dibeli pada tanggal 20 atau sebelumnya masih berhak memperoleh dividen.
Namun, apabila saham tersebut dibeli pada tanggal 24 Januari dan setelahnya,
pemegang saham tersebut tidak berhak memperoleh dividen. Para pemegang saham
yang namanya tercantum pada daftar pemegang saham pada tanggal 31 Januari
berhak memperoleh dividen yang akan dibagikan pada tanggal 15 februari.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen, yaitu :

1. Posisi kas atau likuiditas perusahaan


2. Kebutuhan Pembayaran kembali utang perusahaan
3. Tingkat ekspansi perusahaan
4. Akses perusahaan di pasar modal
5. Posisi pemegang saha dalam kelompok pajak

II. Dana yang Bisa Dibagikan Sebagai Dividen


Prakteknya pembagian dividen dikaitkan dengan laba yang diperoleh perusahaan
tersedia bagi pemegang saham. Laba ini ditunjukkan dalam laboran rugi laba yang
disebut sebagai laba setelah pajak (Earning after Taxes)
Besarnya dana yang bisa dibagikan sebagai dividen (atau diinvestasikan kembali)
sama dengan laba setelah pajak. Dana yang diperoleh dari hasil operasi selama satu
periode tersebut adalah sebesar laba setelah pajak ditambah dengan penyusutan.
Meskipun demikian, bukan berarti bahwa kita bisa membagikan jumlah ini sebagai
dividen. Karena kalau seluruh dana tersebut dibagikan sebagai dividen, maka perusahaan
tidak akan bisa melakukan penggantian aktiva tetap dimasa yang akan datang. Kalau ini
terjadi maka kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan berkurang.
Berdasarkan teori keuangan, jumlah dana yang bisa dibagikan sebagai dividen bisa
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :

Dividen = EAT + Penyusutan - Investasi A. T. - Penambahan M.K.

Dimana:
EAT : Laba setelah pajak AT : Aktiva Tetap
MK : Modal Kerja

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa dana yang bisa dibagikan sebagai


dividen merupakan kelebihan dana yang diperoleh dari operasi perusahaan (yaitu EAT +
Penyusutan) di atas keperluan investasi untuk menghasilkan laba di masa yang akan
datang (investasi pada aktiva tetap dan modal kerja). Hanya saja untuk menyederhanakan
analisis sering diasumsikan bahwa investasi pada aktiva tetap akan diambil dari
penyusutan, dan modal kerja dianggap tidak berubah. Sehingga dengan asumsi seperti itu
maka besarnya dividen ditentukan oleh EAT.

Maksimum Dividen = EAT

Apabila dividen yang dibagikan (Divident Payout Ratio) misalnya hanya 40 % dari EAT,
maka ini berarti bahwa yang 60% dipergunakan untuk menambah dana untuk penyusutan
untuk investasi pada aktiva tetap dan penambahan modal kerja.

III. Jenis-Jenis Pembayaran Dividen


Seperti telah diuraikan bahwa maksimum besarnya dividen dibagikan sebesar
laba setelah pajak,maka besarnya dividen dipengaruhi oleh ada tidaknya kesempatan
investasi. Berikut akan diuraikan jenis-jenis alternatif pembagian dividen.

1. Pembayaran dividen yang stabil


Perusahaan yang menganut kebijakan untuk membayar dividen per lembar
saham dalam jumlah yang stabil cenderung untuk memiliki payout ratio yang rendah
pada saat profit tinggi dan memiliki payout ratio yang tinggi pada saat profit
mengalami penurunan. Alasan untuk memberikan dividen yang stabil dengan cara
membiarkan payout ratio berfluktuasi adalah agar pasar saham lebih tinggi. Hal ini
mudah dipahami karena:
a. Dividen yang berfluktuasi lebih berisiko daripada dividen yang stabil, oleh karena itu
tingkat discount rate yang rendah akan diterapkan pada dividen yang stabil sehingga nilai
saham lebih tinggi.
b. Pemegang saham yang mengharapkan pendapatan dari penerimaan dividen akan lebih
suka untuk menerima dividen dalam jumlah yang stabil (dividen minimum) dan
mengharapkan adanya premium atas saham itu.
c. Persyaratan listing surat berharga mensyaratkan dividen yang stabil dan tidak terputus.

2. Residual Decision of Dividend


Penentuan besarnya dividen dipengaruhi oleh ada tidaknya kesempatan investasi yang
menguntungkan. Sejauh terdapat investasi yang menguntungkan maka dana yang
diperoleh dari operasi perusahaan akan digunakan untuk investasi tersebut.
Kalau terdapat sisa barulah sisa tersebut dibagikan sebagai dividen. Apabila pendapat ini
dianut maka kita akan men pola pembayaran dividen yang sangat erratic. Suatu
perusahaan membagikan dividen sangat banyak karena tidak ada investasi yang
menguntungkan, pada saat lain tidak membagikan dividen sama sekali karena seluruh
dana digunakan untuk investasi.

3. Payout ratio yang konstan


Beberapa perusahaan memilih untuk mempertahankan persentase payout atas laba yang
konstan. Dengan demikian apabila laba yang diperoleh berfluktuasi, maka dividen yang
dibayarkan juga akan berfluktuasi. Kebijakan ini cenderung tidak akan memaksimumkan
nilai saham perusahaan.

4. Pembayaran dividen reguler yang rendah disertai pembayaran ekstra


Kebijakan yang terakhir merupakan kebijakan yang moderat yaitu merupakan kompromi
atas dua kebijakan satu dan tiga yang lebih fleksibel.

Contoh
Perusahaan A sedang merencanakan untuk memperluas sarana produksinya tahun depan
dengan investasi Rp13.000.000,-. Rasio hutang terhadap total aset saat ini adalah 40%
dan itu dianggap merupakan struktur modal yang optimum, laba setelah pajak saat ini Rp
6.000.000,-. Jika Perusahaan A berharap untuk mempertahankan 60% dividen payout
rasionya, berapa banyak eksternal equity yang diperlukan untuk membiayai ekspansi
tersebut?
Jawab
Laba setelah pajak Rp 6.000.000,-
Dividen payout 60%
Dividen Rp 3.600.000,-
Laba yang ditahan Rp 2.400.000,-
Capital budget Rp 13.000.000,-
Debt to total assets 40%
Total utang Rp 5.200.000,-
Total equity 60% Rp 7.800.000,-
Laba yang ditahan Rp 2.400.000,-
Eksternal equity Rp 5.400.000,-

IV. LATIHAN SOAL


Contoh 1 :
Perusahaan A sedang merencanakan untuk memperluas sarana produksinya tahun depan
dengan investasi Rp 13.000.000,-. Rasio hutang terhadap total aset saat ini adalah 40%
dan itu dianggap merupakan struktur modal yang optimum, laba setelah pajak saat ini
Rp 6.000.000,-. Jika Perusahaan A berharap untuk mempertahankan 60% dividen payout
rasionya, berapa banyak eksternal eguity yang diperlukan untuk membiayai ekspansi
tersebut?

Jawab :

Laba setelah pajak Rp 6.000.000,-


Dividen payout 60%
Dividen Rp 3.600.000,-
Laba yang ditahan Rp 2.400.000,-
Capital budget Rp 13.000.000,-
Debt to total assets 40%
Total utang Rp 5.200.000,-
Total equity 60 % Rp 7.800.000,-
Laba yang ditahan Rp 2.400.000,-
Eksternal equity Rp 5.400.000,-

Contoh 2 :
Perusahaan B memperoleh laba setelah pajak sebesar Rp 11.000.000,- tahun yang lalu
dan membagikannya dalam bentuk dividen sebesar Rp 3.960.000,-. Dividen tersebut
telah tumbuh dengan tingkat pertumbuhan sebesar 6% per tahun selama 10 tahun. Pada
tahun ini perusahaan memperoleh laba sebesar Rp 14.000.000,-. Kesempatan investasi
yang tersedia sebesar Rp 10.000.000,-. Hitunglah dividen untuk tahun ini di bawah
setiap kebijakan berikut ini.

a. Payout yang konstan?


b. Pertumbuhan dividen yang stabil?
c. Residual dividend policy (anggap perusahaan berharap akan mempertahankan
debt to total assets ratio 40%)?.

Jawab :
a. Payout ratio = Rp 3.960.000,-/Rp 11.000.000,-
= 36%
= 36% (Rp 14.000.000,-)
= Rp 5.404.000,-
b. Pertumbuhan 6% sehingga dividen yang dibayarkan
= (1+6%) (Rp 3.960.000,-)
= Rp 4.197.000,-
c.
Investasi Rp 10.000.000,-
Persentase equity financing 60 %
Equity financing Rp 6.000.000,-
Laba yang diperoleh Rp 14.000.000,-
Dividen yang dibagikan Rp 8.000.000,-
Daftar Pusataka

Wiagustini, N. L. (2014). Manajemen Keuangan. Denpasar: Udayana University Press.

Anda mungkin juga menyukai