Anda di halaman 1dari 14

Nama: Marshanda S.

Tangka

NIM: 220611040303

Kelas: C6

MK: Pengantar akuntansi ll

Saham, dividen, saldo laba dan contoh laporan keuangan

Saham
Definisi saham

Saham adalah bukti kepemilikan nilai sebuah perusahaan atau bukti penyertaan modal. Pemilik
saham juga memiliki hak untuk mendapatkan dividen sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya.

Dengan memegang saham, maka individu maupun badan bisa mengeklaim kepemilikan pada suatu
perusahaan terbuka. Artinya, pemegang saham berapa pun jumlah lembar yang dimilikinya berhak
hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Salah satu cara untuk memiliki saham perusahaan, seseorang harus membelinya di pasar modal.
Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya
pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal
memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.

Jenis saham

Sementara dikutip dari laman Sikapiuang Otoritas Jasa Keuangan (OJK), saham di Bursa Efek
Indonesia terbagi menjadi 9 sektor yakni pertanian, pertambangan, industri dasar dan kimia, dan
industri mesin.

Berikutnya yakni industri barang konsumsi, properti dan konstruksi bangunan, infrastruktur dan
transportasi, keuangan, dan terakhir yakni perdagangan jasa dan investasi.

Selain dibagi per sektor, saham adalah juga terbagi berdasarkan prioritas pembagian keuntungan ke
pemegang saham (dividen), jenis saham terbagi menjadi dua yakni saham biasa (common stock)
dan saham preferen (preferred stock).

Saham preferen adalah saham yang pemegangnya mendapatkan prioritas atau didahulukan atas
pembagian dividen perusahaan. Termasuk diprioritaskan mendapatkan pengembalian modal dari
pembagian aset saat perusahaan dilikuidasi. Kebalikan dari saham preferen, saham biasa adalah
bukti kepemilikan atas perusahaan yang tidak memiliki keitimewaan dalam prioritas mendapatkaan
dividen.

Keuntungan dan risiko Membeli saham perusahaan di pasar modal merupakan investasi yang
memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan instrumen investasi lain, seperti obligasi, deposito,
tabungan berjangka, atau emas. Namun demikian, lantaran risikonya yang tinggi, investasi saham
juga bisa memberikan imbal atau keuntungan yang tinggi, baik dari dividen maupun kenaikan harga
saham.

Risiko kerugian yang paling lazim dalam investasi saham adalah harga saham yang lebih rendah
dibandingkan saat pembelian. Kerugian investasi saham akan semakin besar jika harga saham
anjlok tajam.

Dividen

Pengertian Dividen

dividen adalah pembagian kepada pihak yang memiliki saham dari sebuah perusahaan yang
disesuaikan dengan jumlah lembar yang dimiliki. Mayoritas pembagian dividen dilakukan dengan
jangka waktu yang tetap, namun terkadang juga ada yang melakukan pembagian dividen khusus
atau tambahan di luar waktu pembagian yang ditentukan. Dividen akan dibagikan kepada pihak yang
memiliki saham, tetapi dengan sebuah catatan bahwa perusahaan telah menghasilkan keuntungan
yang cukup besar dan dewan direksi dari sebuah perusahaan sudah menganggap layak untuk
mengumumkan pembagian dividen.

Fungsi dari dividen ini sendiri adalah sebagai imbal balik dari jasa investor dikarenakan telah
memasukkan modal pada sebuah produk saham dari sebuah perusahaan. Hal itulah yang membuat
perusahaan yang memperoleh keuntungan akan memberikan sebagai keuntungan kepada para
investor atau pemilik saham.

Selain itu pendapat umum tersebut, dividen juga dianggap sebagai sebuah hak pemegang saham
atau common stock untuk memperoleh bagian yang bersumber dari keuntungan sebuah perusahaan.
Apabila sebuah perusahaan sudah memutuskan bahwa akan dilakukan pembagian keuntungan
dalam bentuk dividen, maka seluruh pemilik saham dari perusahaan tersebut akan mendapatkan hak
yang sama sesuai jumlah kepemilikan.

Sebuah perusahaan bisa jadi tidak melakukan pembagian dividen di karena ada keperluan yang lebih
diprioritaskan. Misalnya, hasil keuntungan perusahaan lebih diutamakan untuk kepentingan
ekspansi atau pengembangan bisni, tentu hal ini dapat menjadi alasan sebuah perusahaan tidak
melakukan pembagian dividen kepada para pemegang.

Jenis-Jenis Dividen

1. Dividen Tunai

Dividen tunai adalah dividen yang dibagikan oleh sebuah perusahaan kepada para pemegang
sahamnya dalam bentuk uang tunai atau cash.

2. Dividen Properti

Dividen properti atau dividen barang merupakan dividen yang didistribusikan menjadi dalam bentuk
aset.

3. Dividen Likuidasi

Pada dasarnya, dividen likuidasi adalah dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham yang
berupa sebagian laba dan sebagian pengembalian modal.

4. Dividen Janji Hutang

Dividen jani hutang atau biasa disebut dividen skrip adalah dividen yang dibagikan dari perusahaan
kepada pemegang saham berupa surat janji hutang.

5. Dividen Saham

Dividen saham atau stock dividend merupakan pembagian dividen yang dilakukan dalam bentuk
saham dari sebuah perusahaan untuk para investornya.

Prosedur Pembayaran Dividen

1. Tanggal Pengumuman

Tanggal pengumuman pembayaran dividen atau biasa disebut declaration date merupakan tanggal
yang diumumkan secara resmi oleh emiten atau sebuah perusahaan publik mengenai bentuk dan
jumlah yang dibagikan serta jadwal pembayaran dividen yang akan dilakukan.

2. Tanggal Pencatatan

Tanggal pencatatan atau biasa disebut date of record adalah waktu perusahaan melakukan
pencatatan siapa saja para pemegang sahamnya. Para pemilik saham yang tercatat dalam daftar
pemegang saham dari sebuah perusahaan mendapatkan hak untuk memperoleh dividen.

3. Tanggal Cum-Dividend

Tanggal Cum-Dividen adalah waktu atau tanggal hari terakhir perdagangan saham untuk para
pemegang saham yang ingin memperoleh dividen berupa dividen tunai atau dividen saham dari
sebuah emiten atau perusahaan.

4. Tanggal EX-Dividend

Tanggal Ex-Dividend berarti tanggal perdagangan saham dari sebuah perusahaan sudah tidak
mendapatkan hak lagi untuk memperoleh dividen.

5. Tanggal Pembayaran

Tanggal pembayaran atau payment date merupakan waktu untuk melakukan pembayaran oleh
sebuah perusahaan kepada para pemegang saham yang telah mendapatkan hak untuk menerima
dividen.

Cara Menghitung Dividen

Perusahaan CV. Air Minum mempunyai 1.000.000 lembar saham. Perusahaan ini berhasil
menghasilkan laba bersih sebesar Rp 500.000.000,-. Kebijakan pembagian dividen atau biasa
disebut Devidend Payout Ratio adalah 40% dari laba bersih yang dihasilkan perusahaan. Dengan
menggunakan data tersebut maka cara menghitung dividen pada perusahaan CV. Air Minum yaitu,
sebagai berikut:

Dividen = Laba bersih x Devidend Payout Ratio

= Rp 500.000.000 x 40%

= Rp 200.000.000

Dividen/saham beredar = Rp 200.000.000/1.000.000 lembar saham

= Rp 200 per lembar saham

Saldo laba

Definisi Saldo Laba

Dalam istilah yang paling sederhana, saldo laba atau bisa juga disebut laba ditahan adalah
keuntungan perusahaan dikurangi dividen sebelumnya. Istilah ditahan berarti bahwa dana tidak
dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen dan disimpan oleh korporasi.

Uang ini merupakan surplus laba bersih yang biasanya disimpan oleh perusahaan untuk
digunakan di masa depan.

Sebuah bisnis biasanya menghasilkan pendapatan positif atau negatif (keuntungan atau
kerugian).

Jika sebuah perusahaan telah menghasilkan lebih banyak keuntungan, itu akan digunakan untuk
membayar dividen kepada pemegang sahamnya untuk menginvestasikan uang mereka di
perusahaan.

Setiap sisa keuntungan (laba ditahan) diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan untuk
mendorong pertumbuhan atau digunakan untuk melunasi hutang yang mungkin dimiliki
perusahaan.

Saldo laba ditahan yang negatif dikenal sebagai akumulasi defisit, artinya perusahaan lebih
banyak rugi daripada untung. Saldo laba ditahan dicatat di bagian Ekuitas Pemegang Saham di
neraca perusahaan.

Pentingnya Saldo Laba bagi Bisnis

Dalam istilah manusia, laba ditahan adalah bagian dari keuntungan yang disisihkan untuk
diinvestasikan kembali dalam bisnis Anda.

Dalam istilah yang lebih praktis, laba ditahan adalah laba yang diperoleh perusahaan Anda
hingga saat ini, dikurangi dividen atau distribusi lain yang dibayarkan kepada investor.

Bahkan jika Anda tidak memiliki investor, ini adalah alat yang berharga untuk memahami bisnis
Anda.

Jadi, mengapa Anda harus peduli dengan laba ditahan? Dan mengapa Anda sebagai pemilik
bisnis yang sibuk harus menghabiskan waktu untuk menghitungnya?

Ada beberapa alasan saldo laba sangat penting bagi bisnis, di antaranya:

● Jika Anda ingin mendatangkan investor baru, laba ditahan adalah bagian penting dari ekuitas
pemegang saham dan nilai buku Anda.

● Jika Anda berharap untuk mendapatkan pinjaman usaha kecil, mereka juga harus.

● Laba ditahan menunjukkan berapa banyak modal yang dapat Anda investasikan kembali
dalam mengembangkan bisnis Anda. Sebelum Anda mengambil tugas seperti mempekerjakan
lebih banyak orang atau meluncurkan produk, Anda perlu memahami dengan kuat berapa
banyak uang yang benar-benar dapat Anda komit.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laba Ditahan

Faktor 1. Biaya Penjualan

Pendapatan dari penjualan akan mempengaruhi laba bersih, mempengaruhi laba ditahan
setelah dividen dibayarkan.

Faktor 2. Biaya Operasi Tinggi

Ketika biaya operasional melebihi laba kotor penjualan, Anda bisa terjebak dalam siklus
berulang.

Faktor 3. Harga Pokok Penjualan

Bisnis harus terus memeriksa harga pokok penjualan (HPP) mereka untuk memastikan mereka
tidak membayar lebih untuk persediaan mereka.

Faktor 4. Pajak
Tarif pajak yang tinggi dapat secara drastis memotong laba bersih, jadi penting untuk mencari
peluang untuk menurunkan kewajiban.

Cara Mencari Saldo Laba

Saldo laba ditampilkan di dua tempat dalam laporan keuangan bisnis Anda:

● Pada intinya Laporan Laba Rugi Anda (juga disebut Laporan Laba Rugi)

● Di bagian ekuitas pemegang saham di Neraca Anda

Selanjutnya, mari kita membahas di mana Anda dapat menemukan angka yang Anda butuhkan
dan bagaimana sebenarnya menghitung laba ditahan Anda.

Cara Menghitung Saldo Laba

1. Temukan Saldo Laba Ditahan Awal Anda

2. Temukan Penghasilan (atau Kerugian) Bersih Anda untuk Periode Berjalan

3. Temukan Dividen yang Dibayarkan kepada Pemegang Saham Selama Kuartal atau Tahun

Rumus Saldo Laba

Laba ditahan awal +

Laba atau rugi periode berjalan –

Dividen yang dibayarkan = Laba ditahan

Apa Artinya Saldo Laba Negatif?

Saldo laba ditahan negatif menandakan hilangnya pendapatan dari waktu ke waktu. Meskipun
sebuah perusahaan mungkin masih dapat menunjukkan kesuksesan finansial, laba ditahannya
dapat menurun seiring waktu jika memiliki terlalu banyak hutang atau dividen. Karena laba
ditahan membantu menilai kesehatan keuangan jangka panjang, laba ditahan juga dapat
digunakan sebagai alat peramalan untuk keuangan bisnis Anda.

Ketika Anda melihat laba ditahan terus menurun, ini bisa menjadi peringatan akan kerugian
finansial atau bahkan kebangkrutan.

Misalnya, anggaplah total laba bersih turun lebih rendah daripada utang dan dividen. Dalam hal
ini, perusahaan pada akhirnya akan kehabisan dana untuk menutupi pengeluarannya.

Contoh Perhitungan Saldo Laba

Mari kita lihat contoh rumus kita di dunia nyata.

Malia memiliki toko buku kecil dan ingin mendatangkan investor untuk membantu memperluas
tokonya ke beberapa lokasi. Investor ingin mengetahui seperti apa laba ditahan hingga saat ini.

Keuangan untuk kuartal terakhir terlihat seperti ini:

● Laba ditahan awal: Rp. 100.000.000

● Penghasilan bersih: Rp. 15.000.000

● Dividen yang dibayarkan: Rp. 10.000.000

Jadi, inilah rumus laba ditahan Malia:

Rp. 100.000.000+ Rp. 15.000.000 – Rp. 10.000.000 =

Rp. 105.000.000

Itu berarti Malia memiliki Rp. 105.000.000 dalam laba ditahan hingga saat ini sebagai uang yang
dapat digunakan Malia untuk membuka lokasi tambahan.

Contoh laporan keuangan


Ekuitas
Pengertian Ekuitas
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ekuitas disebut juga sebuah hak pemilik aset
pada perusahaan. Katakanlah suatu perusahaan dilikuidasi dan semua utang
perusahaan telah dipenuhi. Maka, ekuitas akan berperan mewakili semua uang yang
nantinya dikembalikan pada pemegang saham.

Sehingga dari gambaran tersebut dapat disimpulkan juga bahwa ekuitas adalah aset
perusahaan yang telah dikurangi kewajiban atau liabilitas dalam neraca. Ekuitas juga
bisa diartikan sebagai kekayaan entitas bisnis atau modal terhitung dari jumlah aset
yang telah dikurangi liabilitas. Dengan begitu, maka rumusnya adalah

Ekuitas = Aset – Liabilitas


Sementara jika diartikan menurut bahasa, ekuitas berasal dari equity yang memiliki
makna equity of ownership atau kekayaan bersih perusahaan. Dari situ, maka ekuitas
bukanlah nilai jual sebuah perusahaan, melainkan selisih aset dengan kewajiban yang
ada.

Pada dasarnya sendiri, ekuitas berasal dari hasil usaha milik perusahaan serta investasi
pemilik. Oleh sebab itu, jika terdapat penarikan kembali penyertaan pemilik, atau
pembagian keuntungan sebab terdapat kerugian, maka ekuitas akan menurun.

Karena ekuitas juga memiliki arti investasi yang tertanam pada perusahaan, maka jika
pemegang ekuitas mengambil alih aset, hal itu akan menyebabkan ekuitas menurun.
Jumlah ekuitas akan ditampilkan pada tanda posisi keuangan. Jika dia negatif, maka
artinya posisi keuangan perusahaan tidak sehat.

Tujuan Ekuitas
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, tujuan dari ditunjukkannya ekuitas yakni
sebagai nota kesepahaman. Ekuitas harus dilaporkan dengan sumber yang dijelaskan
secara rinci dan ditunjukkan ke pemilik perusahaan sesuai dengan peraturan perundang
-undangan terkait yang relevan.

Selain itu, ekuitas juga bertujuan sebagai salah satu faktor penentu harga saham
perusahaan. Baik atau buruknya ekuitas akan mencerminkan seberapa baiknya nilai
buku perusahaan tersebut. Dan karena itulah, harga saham juga sangat dipengaruhi
oleh ekuitas.
Unsur-Unsur Ekuitas
1. Modal Disetor

Unsur pertama yang harus diketahui dalam ekuitas adalah modal disetor. Ini merupakan
sejumlah uang yang ditanam atau diinvestasikan oleh pemiliknya yang sering disebut
sebagai pemilik saham untuk mengembangkan operasi bisnis.

Modal disetor atau yang disebut juga modal dikontribusi ini terbagi menjadi dua jenis,
yaitu modal saham serta tambahan pembayaran (additional paid-in capital).

● Modal saham: nilai total uang atau lembar saham yang diedarkan di perusahaan.

● Tambahan pembayaran: terdapat agio dan disagio, agio merupakan selisih antara
jumlah setoran para pemegang saham dengan jumlah nilai saham tersebut. Sementara
disagio adalah sebaliknya.

2. Laba Ditahan (Retained Earnings)

Unsur selanjutnya dari ekuitas adalah laba ditahan. Ini merupakan laba atau untung
bersih kumulatif pada operasional perusahaan di tahun sebelumnya. Tentu, dikatakan
sebagai laba ditahan karena laba ini tidak diambil oleh pemilik atau pemegang saham
dan juga tidak dibagikan sebagai dividen.

3. Modal Penilaian Kembali

Modal penilaian kembali adalah selisih antara buku lama dengan buku baru atau selisih
antara periode lama dengan periode saat ini. Tentu pada sebuah bisnis akan terdapat
beberapa evaluasi pada aset. Penilaian kembali dilakukan demi memenuhi prinsip
keadilan yang ada pada perusahaan.

4. Modal Sumbangan

Modal sumbangan dalam ekuitas adalah aktiva yang didapat dari sumbangan dari luar
perusahaan. Apabila perusahaan mendapatkan modal sumbangan, maka hal tersebut
tidak perlu dijurnalkan melainkan cukup dicatat memorial saja.

5. Modal Lain

Selain dari empat modal di atas, maka modal bisa dikategorikan pada modal lain. Modal
dari sumber lain ini bisa berasal dari cadangan potongan harga, modal yang diperluas,
cadangan obligasi, modal ekspansi, dan lain sebagainya.
Jenis-Jenis Ekuitas
1. Ekuitas Pemegang Saham

Ekuitas pemegang saham merupakan nilai sewa aset pada perusahaan yang jika
nantinya aset itu terlikuidasi maka akan dikembalikan pada pemegang saham.
Meskipun begitu, kewajiban perusahaan harus terlebih dahulu dibayarkan.

2. Ekuitas Pemilik Perusahaan

Jenis ekuitas ini adalah ekuitas dengan aset atau kekayaan bersih. Ekuitas ini mengacu
ke investasi dari pemilik yang terdapat dalam aset perusahaan setelah dikurangi oleh
semua kewajiban. Adapun komponen dari ekuitas pemilik perusahaan adalah aset dan
juga kewajiban.

3. Ekuitas Rumah

Jenis selanjutnya dari ekuitas adalah ekuitas rumah atau yang sering juga disebut
sebagai nilai rumah. Ekuitas ini merupakan salah satu cara kepemilikan yang berupa
sebuah cara menilai suatu rumah setelah dikurangi total hipotiknya. Ekuitas jenis ini
sangat penting dan cocok untuk seseorang yang ingin menjual ataupun membeli rumah.

4. Pembiayaan Ekuitas

Pembiayaan ekuitas merupakan salah satu cara yang dilakukan guna meningkatkan
modal. Ini bisa menjadi jalan keluar jika suatu perusahaan sudah dikatakan sukses
namun tidak menghasilkan keuntungan dengan signifikan.

Laporan Perubahan pada Ekuitas


Laporan perubahan ekuitas adalah salah satu laporan keuangan yang dibuat untuk
menggambarkan peningkatan maupun penurunan aktiva bersih perusahaan. Hal ini
dilakukan selama periode tertentu dengan berdasar prinsip pengukuran yang digunakan.

Walau sering dilewatkan oleh beberapa pihak, jenis laporan ini nyatanya sangatlah
penting. Karena dari laporan perubahan ekuitas inilah perusahaan bisa mengetahui
perubahan ekuitas yang terdapat di perusahaan.

Adapun laporan ini memiliki beberapa elemen yang membentuknya menjadi sempurna,
yaitu modal awal periode, pengurangan serta penambahan dalam satu periode, dan
modal akhir periode.

Laporan jenis ini sering dijumpai pada perusahaan publik. Hal ini karena sebagian besar
struktur kepemilikan yang dimiliki oleh perusahaan ini begitu kompleks. Sehingga juga
akan terdapat beberapa perubahan akun ekuitas pada tahun tertentu.

Dengan adanya laporan perubahan ekuitas, maka informasi perubahan ekuitas yang
kompleks bisa diketahui dengan mudah.

Contoh Ekuitas
1. Saham Biasa

Contoh paling umum dari ekuitas adalah saham biasa. Saham biasa adalah ekuitas
bisnis yang mencakup modal atau investasi awal yang diberikan. Ekuitas ini menjadikan
pemilik saham memiliki hak untuk memiliki beberapa aset tertentu. Sementara itu,
pemegang saham juga memiliki beberapa kewajiban termasuk merumuskan prosedur
serta kebijakan perusahaan dan memilih direksi serta pejabat yang berwenang.

2. Saham Preferen

Berbeda dengan saham biasa yang telah dijelaskan di atas, saham preferen tidak
memiliki banyak kewajiban dan juga tidak mempunyai hak untuk memilih direksi.
Walaupun begitu, pada umumnya mereka mempunyai hak klaim atas aset serta
pendapatan melebihi hak pemegang saham biasa.

3. Saham Treasury

Contoh yang selanjutnya dari ekuitas adalah saham treasury. Jenis saham ini umumnya
akan digunakan untuk membeli kembali saham milik pemegang saham biasa. Nilai dari
saham satu ini biasanya negatif, dan didalam pembukuan akan dipresentasikan sebagai
pengurangang dari total nilai ekuitas.

4. Tambahan Modal yang Dibayarkan

Ekuitas jenis ini didapatkan dari tambahan investasi yang diberikan oleh para pemegang
saham di luar saham pokok mereka sendiri. Pos ekuitas satu ini juga umum disebut
sebagai kontribusi surplus, yang mana lebih tinggi daripada pos-pos ekuitas yang
lainnya. Nilainya pun bisa berubah sesuai dengan untung atau rugi yang didapatkan
perusahaan dari penjualan saham.

5. Laba yang Disimpan

Pendapatan satu in merupakan pendapatan bersih yang diperoleh oleh pemilik bisnis
yang mana tidak dibayarkan pada pemegang saham. Adapun saldo laba yang disimpan
didapatkan dari penjumlahan pendapatan suatu bisnis, dikurangi total jumlah dividen
yang dibayarkan pada pemegang saham.

Anda mungkin juga menyukai