Anda di halaman 1dari 26

Meyraldo Marthen

A031211128
Analisis Diferensial : Kunci dalam Membuat Keputusan

A. Biaya dalam Pengambilan keputusan


 Biaya Relevan adalah biaya masa yang akan datang yang berbeda dalam
beberapa alternative yang berbeda. Terdiri dari :
 Biaya Diferensial adalah selisih biaya atau biaya yang berbeda dalam
beberapa alternative pilihan. Disebut juga biaya marginal atau biaya
incremental. Contoh : Perusahaan untuk menyalakan mesin disel akan
menggunakan bensin dan solar. Jika menggunakan bensin biaya Rp
5000/liter sedangkan jika menggunakan solar biayanya Rp 7000/liter. Jadi
disini ada selisih Rp 2000/liter.
 Biaya Kesempatan adalah kesempatan yang dikorbankan dalam memilih
suatu alternative. Contoh : Jika perusahaan akan menyewakan atau
menjual mesin fotocopy. Apabila menjual perusahaan akan mendapatkan
pendapatan Rp 4 juta tetapi apabila disewakan akan mendpaatkan Rp 4.5
juta. Jadi apabila perusahaan apabila memilih menjual maka akan
kehilangan kesempatan sebesar Rp 500rb.
 Biaya tersamar adalah biaya yang tidak kelihatan dalam catatan akuntansi
tetapi mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. contoh : biaya
bunga
 Biaya Nyata adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan akibat memilih
suatu alternative. Contoh : biaya yang benar-benar dikeluarkan akibat
memilih jika menerima pesanan dari luar.
 Biaya yang dapat dilacak adalah biaya yang dapat dilacak kepada prosuk
selesai. Contoh : biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung
 Biaya Tidak relevan adalah biaya yang dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi
keputusan apapun.
 Biaya masa lalu/ biaya histori adalah biaya yang sudah dikeluarkan tetapi
tidak mempengaruhi keputusan apapun. Contoh : pembelian mesin
 Biaya terbenam adalah biaya yang tidak dapat kembali, Contoh :
kelebihan nilai buku atas nilai sisa, supervisor pabrik dan penyusutan
bangunan.

Informasi akuntansi diferensial merupakan informasi akuntansi yang terkait dengan


pemilihan alternatif. Informasi akuntansi ini merupakan taksiran atas perbedaan aktiva,
pendapatan dan biaya dalam alternatif tindakan tertentu.

Ciri Informasi Akuntansi Diferensial:


1.      Informasi masa yang akan datang
2.      Adanya unsur yang berbeda diantara alternatif yang tersedia
3.      Mengambil keputusan mengenai alternatif tindakan terbaik

Biaya Diferensial:
Pemahaman biaya diferensial seringkali rancu dengan konsep biaya yang
dikembangkan dalam akuntansi biaya seperti: relevant cost, future cost, out of pocket
cost, sunk cost, opportunity cost, incremental cost.

1.Biaya diferensial versus Biaya relevan


Biaya relevan merupakan biaya yang akan terjadi karena sebuah keputusan,
sedangkan biaya diferensial menyangkut informasi yang akan datang dan berbeda
diantara alternatif yang akan dipilih dan bersifat unik.

2.Biaya diferensial versus Biaya masa akan datang


Biaya masa akan datang merupakan biaya yang diharapkan akan terjadi dimasa
mendatang dan jumlahnya harus diestimasikan, pertimbangannya:
 Biaya yang dapat dikendalikan oleh manajemen
 Biaya ini harus direncanakan (budget cost)
 Biaya ini untuk mendukung aktivitas tertentu/diharapkan

3.Biaya diferensial versus Biaya variabel


Biaya variabel merupakan biaya yang berubah secara proporsional dengan tingkat
kegiatan, sedangkan biaya diferensial selalu terkait dengan alternatif yang sedang
dipertimbangkan untuk dipilih.

4.Biaya diferensial versus Biaya tetap


Biaya tetap merupakan biaya yang jumlah totalnya tidak berubah dengan adanya
perubahan volume aktivitas. Dalam pengambilan keputusan jangka pendek biaya tetap
mungkin merupakan biaya diferensial atau mungkin tidak, hal ini tergantung apakah
biaya tersebut dapat ditelusuri ke obyeknya.

5.Biaya diferensial versus Biaya depresiasi


Depresiasi merupakan alokasi biaya secara periodik atas kos aktiva tetap yang
diperoleh diwaktu yang lampau. Depresiasi muncul karena keputusan investasi modal
jangka panjang, karena itu dalam pengambilan keputusan jangka pendek biaya
depresiasi dapat diabaikan.

6.Biaya diferensial versus Biaya tambahan


Biaya tambahan suatu alternatif adalah tambahan biaya yang akan terjadi jika suatu
alternatif yang berkaitan dengan perubahan volume aktivitas dipilih.
7.Biaya diferensial versus Biaya kesempatan
Biaya kesempatan adalah pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan
sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu.

8.Biaya diferensial versus Biaya tunai


Out of pocket cost adalah jenis biaya yang memerlukan pengeluaran kas saat sekarang
atau dalam jangka pendek sebagai akibat keputusan manajemen.

Kesimpulan:
 Biaya diferensial merupakan biaya masa yang akan datang
 Dipengaruhi oleh pengambilan suatu keputusan manajemen
 Selalu relevan dengan alternatif pilihan keputusan
Memberi manfaat lebih baik

B.     Komposisi Produk


Perbandingan produk yang sedemikian rupa, untuk diproduksi /dijual, yang mana
komposisi tersebut memberikan total laba yang paling besar sesuai dengan informasi
yang tersedia.

1)
ALTERNATIF DUA PRODUK

Keterangan Produk A Produk B


Harga Jual Produk Rp 5.000 Rp 4.000
Biaya Variabel Rp 2.500 Rp 3.000
Contribution Margin/unit Rp 2.500 Rp 1.000

Biaya tetap sebesar Rp 250.000.000

Jika informasi yang tersedia hanya menyangkut kontribution margin dari kedua produk,
maka alternatif yang dipilih adalah produk A, karena produk tersebut memiliki
kemampuan untuk menutup biaya tetap sebesar Rp 2.500/unit, sedangkan produk B
hanya sebesar Rp 1.000/unit.
Kesimpulan:
semakin banyak produk A terjual, semakin besar keuntungan yang dapat
disumbangkan pada perusahaan.
2)
KAPASITAS MESIN & WAKTU PEMBUATAN PRODUK

  Kapasitas Mesin : 400.000 jam


  Produk A membutuhkan waktu : 20 jam/unit
  Produk B membutuhkan waktu : 4 jam/unit

Keterangan Produk A Produk B


Unit yang dapat diproduksi 20.000 100.000
Contribution margin/unit Rp 2.500 Rp 1.000
Total Contribution Margin Rp Rp
50.000.000 100.000.000

Kesimpulan: Produk B yang diterima, total kontibusi labanya lebih besar

3)
DAYA SERAP PASAR

 Daya Serap Pasar untuk Produk A : tak terbatas


 Daya Serap Pasar untuk Produk B : 80.000 unit

Keterangan Produk A Produk B


Unit yang dapat diproduksi 4.000 80.000
Contribution margin/unit Rp 2.500 Rp 1.000
Total Contribution Margin 10.000.000 80.000.000

Dengan komposisi seperti ini total laba yang di peroleh sebesar Rp


90.000.000
Komposisi Produk:
Produk A : 4.000 unit
Produk B : 80.000 unit

Keterangan Produk A Produk B


Unit yang dapat diproduksi 6.000 70.000
Contribution margin/unit Rp 2.500 Rp 1.000
Total Contribution Margin 15.000.000 70.000.000

Dengan komposisi seperti ini total laba yang di peroleh sebesar Rp


85.000.000
Komposisi Produk:
Produk A : 6.000 unit
Produk B : 70.000 unit
Keterangan Produk A Produk B
Unit yang dapat diproduksi 8.000 60.000
Contribution margin/unit Rp 2.500 Rp 1.000
Total Contribution Margin 20.000.000 60.000.000

Dengan komposisi seperti ini total laba yang di peroleh sebesar Rp


80.000.000
Komposisi Produk:
Produk A : 8.000 unit
Produk B : 60.000 unit
Keterangan Produk A Produk B
Unit yang dapat diproduksi 10.000 50.000
Contribution margin/unit Rp 2.500 Rp 1.000
Total Contribution Margin 25.000.000 50.000.000

Dengan komposisi seperti ini total laba yang di peroleh sebesar Rp


75.000.000
Komposisi Produk:
Produk A : 10.000 unit
Produk B : 50.000 unit

C.    Membeli atau Membuat Sendiri suatu Produk


Proses pengambilan keputusan mengenai alternatif membeli atau membuat sendiri
suatu produk, dengan pertimbangan:
 Terdapat kapasitas yang masih nganggur
 Memiliki kemampuan untuk membuat produk sendiri
 Biaya tetap masih belum terserap secara penuh
 Ada tawaran produk yang sama di pasar
Contoh:
Perusahaan ingin membuat suku cadang sesuai kebutuhan sebanyak 100.000 unit,
harga yang ditawarkan oleh pasar sebesar Rp 250/unit. Data biaya produksi Sbb:

Keterangan Tarif Total Biaya


Komponen Biaya:
■ Bahan baku 50 5.000.000
■ Tenaga kerja (v) 100 10.000.000
■ Biaya overhead pabrik (v) 30 3.000.000
■ Biaya overhead (tetap) dihindari 40 4.000.000
■ Biaya overhead (tetap) bersama 50 5.000.000
Total Biaya Produksi 270 27.000.000
INFORMASI AKUNTANSI UNTUK KEPUTUSAN

Keterangan Tarif Total Biaya


Komponen Biaya:
  Bahan baku 50 5.000.000
  Tenaga kerja (v) 100 10.000.000
  Biaya overhead pabrik (v) 30 3.000.000
  Biaya overhead (tetap) dihindari 40 4.000.000
Total Biaya Produksi 220 22.000.000
Harga jika membeli produk 250 25.000.000
Selisih Biaya yang terjadi 30 3.000.000
Kesimpulan:
Jika membeli produk, maka terdapat biaya overhead tetap bersama yang tidak dapat
dihindarkan, sehingga terdapat selisih biaya sebesar Rp 3.000.000 (100.000 unit x Rp
30) sebagai kerugian (beban lebih tinggi).

Bagaimana jika membuat sendiri produk diperlukan investasi sebesar Rp 25.000.000


dengan taksiran ekonomis 3 tahun serta tingkat pengembalian investasi sebesar 20%
INFORMASI AKUNTANSI UNTUK KEPUTUSAN
 

Keterangan Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3


Penghematan biaya 12.000.000 12.000.000 12.000.000
Discount factor : 20% 0,833 0,694 0,579
Present value 9.996.000 8.328.000 6.948.000
25.272.000
25.000.000
272.000
Investasi Fasilitas:
Rp 25.000.000

Kesimpulan: Nilai tunai penghematan selama umur ekonomis Rp 25.272.000 lebih besar dibanding
dengan investasinya Rp 25.000.000. Jadi memproduksi sendiri diterima, karena akan memberi
tambahan keuntungan bagi perusahaan melalui penghematan biaya selama umur proyek tersebut.
D.  Menjual atau Memproses lebih lanjut suatu Produk
Proses pengambilan keputusan terhadap alternatif menjual atau memproses lebih lanjut
suatu produk, dengan pertimbangan:
 Munculnya pendapatan differensial dan biaya differensial
 Memiliki kemampuan untuk memproses lebih lanjut
 Ada peluang pasar yang lebih baik atas produk yang dibuat
Contoh: Informasi biaya differensial untuk produk “A”

Keterangan Tarif Total Biaya


  Bahan baku 2.000 20.000.000
  Tenaga kerja (v) 1.000 10.000.000
  Biaya overhead pabrik (v) 1.500 15.000.000
  Biaya overhead pabrik (T) 1.300 13.000.000
  Biaya administrasi & umum (T) 500 5.000.000
  Biaya pemasaran (T) 750 7.500.000
Total Biaya Penuh Produk “A” 7.050 70.500.000

Data tambahan saat ini:


  Unit yang terjual sekarang 10.000 unit, dengan harga Rp 10.000/unit
  Total kos yang diperhitungkan Rp 70.500.000
  Laba bersih yang diperhitungkan Rp 29.500.000
  Diproses menjadi Produk “A-1” tidak memerlukan investasi baru, tambahan biaya Rp 5.000/umit
dengan harga jual baru Rp 18.500

INFORMASI AKUNTANSI UNTUK KEPUTUSAN

Keterangan Jumlah
Pendapatan Differensial
(Rp 18.500 – Rp 10.000) x 10.000 unit 85.000.000
Biaya Differensial
(Rp 5.000 x 10.000 unit) 50.000.000
Laba Differensial ( dari produk “A menjadi A-1” 35.000.000

Kesimpulan:
Memproses lebih lanjut dari produk A menjadi produk “A-1” lebih menguntungkan, karena mampu
menyumbangkan tambahan laba sebesar Rp 35.000.000 yang dipero leh melalui selisih dari tambahan
pendapantan sebesar Rp 85.000.000 dan tambahan biaya sebesar Rp 50.000.000
Contoh lanjutan:
 Untuk memproses lebih lanjut dari produk “A menjadi A-1”diperlukan tambahan
investasi Rp 100.000.000 dan manfaat ekonomis tiga tahun tingkat return on invesment
20%.
INFORMASI AKUNTANSI UNTUK KEPUTUSAN
 
Keterangan Jumlah
Pendapatan Differensial
(Rp 18.500 – Rp 10.000) x 10.000 unit 85.000.000
Biaya Differensial
(Rp 5.000 x 10.000 unit) 50.000.000
Laba Differensial ( dari produk “A menjadi A-1” 35.000.000

INFORMASI AKUNTANSI UNTUK KEPUTUSAN

Keterangan Jumlah
Present Value Laba Differensial:
tahun 1 : 0,833 x Rp 35.000.000 29.155.000
tahun 2 : 0,694 x Rp 35.000.000 24.290.000
tahun 3 : 0,579 x Rp 35.000.000 20.265.000
Total nilai tunai laba differensial 73.710.000
Tambahan investasi 100.000.000
Nilai tunai bersih 26.290.000

Kesimpulan:
Memproses lebih lanjut dengan tambahan investasi sebesar Rp 100.000.000 tidak
menguntungkan, lebih baik dijual dalam keadaan saat ini.

Contoh Lain !!

Misalnya, perusahaan menghasilkan 10.000 unit produksi A. untuk mengolah


produk A tersebut diperlukan biaya produksi sebesar Rp 300,00 per unit. Produk A
dapat langsung dijual tanpa diproses lebih lanjut dengan harga Rp 500,00 per unit. Di
samping itu, produk A dapat pula diolah lebih lanjut menjadi produk B. Untuk mengolah
produk A lebih lanjut menjadi produk B diperlukan tambahan biaya pengolahan sebesar
Rp 25,00 per unit produk A. Setiap 100 unit produk A menjadi 80 unit produk B.
Sedangkan harga jual produk B adalah sebesar Rp 750,00 per unit.
Analisis yang dibuat oleh manajemen untuk memilih alternatif menjual langsung
produk A atau memproses lebih lanjut menjadi produk B adalah sebagai berikut:
Menjual Memproses Perbedaan
Langsung lebih lanjut
Hasil penjualan
10.000 x Rp 500,00 Rp - -
(10.000 – 2.000) x Rp 5.000.000,00 Rp Rp
750,00 - 6.000.000,00 1.000.000,00
Biaya pengolahan:
10.000 x Rp 25,00 - 250.000,0 250.000,0
0 0
Selisih lebih menguntungkan
jika produk A diproses lebih - - Rp
lanjut 750.000,00

E.   Menghentikan atau Melanjutkan Produk Tertentu


Proses pengambilan keputusan terhadap alternatif menghentikan atau melanjutkan
produk atau kegiatan tertentu dapat terjadi, jika perusahaan memiliki lini produk,
memiliki divisi yang berpotensial menyumbangkan kerugian, dengan pertimbangan:
 Pendapatan differensial dan biaya differensial yang hilang
 Manfaat biaya terhindar yg diperoleh
Jika lini produk harus ditutup, perlu dipertimbangkan berbagai kemungkinan:
 Kontribusi pendapatan yang dikorbankan
 Manfaat biaya yang dapat dihindarkan
 Biaya yang tidak dapat dihindarkan
 Total manfaat yang diperoleh
Contoh:
PT. WIRAYUDA
Laporan Laba-rugi Per Lini Produk
Periode Semester I Tahun 2008

Keterangan Produk A Produk B Produk C


Penjualan 500.000.000 250.000.000 250.000.000
Biaya Variabel 260.000.000 105.000.000 115.000.000
Laba Kontribusi 240.000.000 145.000.000 135.000.000
Biaya tetap terhindarkan 120.000.000 80.000.000 110.000.000
Biaya tetap tak terhindar 30.000.000 30.000.000 30.000.000
Total biaya tetap 150.000.000 110.000.000 140.000.000
Laba bersih 90.000.000 35.000.000 - 5.000.000
Total Laba bersih dari PT. Wiarayuda (A + B + C) adalah Rp 120.000.000

INFORMASI AKUNTANSI UNTUK PRODUK “C”

Keterangan Jumlah
Manfaat Biaya:
Biaya variabel 115.000.000
Biaya tetap yang terhindarkan 110.000.000
Total manfaat 225.000.000
Pengorbanan (pendapatan yg hilang) 250.000.000
Manfaat bersih - 25.000.000

Kesimpulan:
Jika produk “C” dihentikan, potensi rugi akan bertambah sebesar Rp 25.000.000 karena
perusahaan telah kehilangan potensi laba yang disumbangkan oleh produk “C” melalui laba
kontribusi sebesar Rp 25.000.000.
Alternatif yang disodorkan adalah perlunya mengatur pembebanan biaya tetap ke
masing masing lini produk bukan atas dasar nilai omzet penjualan, tetapi menggu
nakan alokasi atas dasar kemampuan dari masing masing produk yang tercermin
melalui perolehan laba kontribusi yang disumbangkan oleh masing masing lini produk
tersebut, sehingga perhitungan laba-rugi dari semua lini menjadi tidak rugi dan total
laba tetap tidak berubah.
Solusi Alternatif:
PT. WIRAYUDA
Laporan Laba-rugi Per Lini Produk
Periode Semester I Tahun 2008

Keterangan Produk A Produk B Produk C


Penjualan 500.000.000 250.000.000 250.000.000
Biaya Variabel 260.000.000 105.000.000 115.000.000
Laba Kontribusi 240.000.000 145.000.000 135.000.000
Biaya tetap terhindarkan 120.000.000 80.000.000 110.000.000
Biaya tetap tak terhindar* 41.538.000 25.096.000 23.366.000
Total biaya tetap 161.538.000 105.096.000 133.366.000
Laba bersih 78.462.000 39.904.000 1.634.000

Catatan:
■ Total Laba bersih tetap sebesar Rp 120.000.000, tidak ada lini produk rugi
■ Biaya tetap tak terhindar dibebankan atas dasar perbandingan laba kontribusi

Contoh Lain Peniadaan Jenis Produk !

Misalnya, sebuah Departemen Store memiliki 3 departemen utama yaitu:


Departemen Makanan, Departemen Kelontong dan Departemen Obat-obatan. Berikut
ini taksiran perhitungan rugi-laba untuk setiap departemen tersebut:
Departemen
Makanan Kelontong Obat- Jumlah
obatan
Hasil penjualan 5.000 4.000 500 9.500
Biaya variabel 4.000 2.800 300 7.100
1.000 1.200 200 2.400
Margin kontribusi
- terhindarkan 750 500 75 1.325
- tak terhindarkan 300 500 100 900
Jumlah 1.050 1.000 175 2.225
Laba rugi (50) 200 25 175
Manajemen Departemen Store tersebut akan mengambil keputusan untuk
meneruskan atau meniadakan. Departemen Makanan yang dalam beberapa tahun
terakhir ini selalu merugi.
Berdasarkan data perhitungan rugi-laba ketiga departemen tersebut manajemen
membuat analisa pendapatan diferensial dan biaya dierensial untuk kedua alternatif
yang akan dipilih sebagai berikut:

Alterantif I Alterantif II
Meneruskan Meniadakan Perbedaan
Dep. Makanan Dep. Makanan
Hasil penjualan Rp 9.500.000,00 Rp 4.500.000,00 Rp 5.000.000,00

Biaya:
- Variabel 7.100.000,00 3.100.000,00 4.000.000,00

- Tetap terhindarkan 1.325.000,00 575.000,00 750.000,00

Jumlah Rp 8.425.000,00 Rp 3.675.000,00 Rp 4.750.000,00

Laba sebelum biaya tak


terhindarkan
diperhitungkan *) RP.1.075.000,00 Rp 825.000,00 Rp 250.000,00
*) Kesimpulan : Go On !, Karena Selisih pendapatan yang dihindarkan
(Rp. 5.000.000,-) > selisih biaya yang dihindarkan (Rp. 4.750.000,-)
Contoh Lain Penambahan Jenis Produk !

Barangkali pemilihan alterantif seperti telah dibahas di atas dapat dikembangkan


sebagai berikut: jika dengan meniadakan Departemen Makanan perusahaan
bermaksud menambah departemen baru yaitu Departemen Kosmetik. Dalam hal ini
manajemen harus menganalisis pendapatan diferensial antara tetap meneruskan
Departemen Makanan dengan meniadakan Departemen Makanan dan menambah
Departemen Kosmetik (mengganti Departemen Makanan dengan Departemen
Kosmetik).
data mengenai Departemen Kosmetik sebagai berikut: taksiran hasil penjualan Rp
3.000.000,00 sedangkan biaya variabel dan biaya tetap terhindarkan masing-masing
sebesar Rp 2.100.000,00 dan Rp 350.000,00. perusahaan dihadapkan pada pemilihan
alternatif: meneruskan Departemen Makanan atau meniadakan departemen tersebut
dan menambah departemen baru yaitu Departemen Kosmetik.
Untuk mengambil keputusan tersebut di atas, manajemen dapat melakukan
analisis dengan cara sebagai berikut:

Alternatif I Alternatif II
Meneruskan Menggantinya
Perbedaan
Departemen Dengan
Makanan Kosmetik
Hasil Penjualan *) Rp 9.500.000,00 Rp 7.500.000,00 Rp 2.000.000,00
Biaya:

- Variabel **) 7.100.000,00 5.200.000,00 1.900.000,00

- Tetap terhindarkan 1.325.000,00 925.000,00 400.000,00

Jumlah Rp 8.425.000,00 Rp 6.125.000,00 Rp 2.300.000,00

Laba sebelum biaya


tak terhindarkan Rp 1.075.000,00 Rp 1.375.000,00 (Rp 300.000,00)
diperhitungkan
*) Kesimpulan : *) 4.500.000 (lama) + 3.000.000 (tamb.data dept.komestik) = Rp.
7.500.000,-, **). 3.100.000 (lama) + 2.100.000 (tamb.data dept kosmetik)= Rp.
5.200.000,- dan ***) 575.000 (lama) + 350.000 (tamb.data dept kosmetik) = Rp.
925.000,- Manajer memilih alternative II karena Biaya kesempatan lebih kecil dp biaya
yang dihindarkan atau selisih hasil penjualan < selisih total biayanya, sehingga
terjadi/diperoleh selisih laba. Atau Rasio biaya terhadap laba Alternatif I > Alternatif
II.
F.   Menerima atau Menolak Pesanan Khusus
Proses pengambilan keputusan terhadap alternatif menerima atau menolak pesanan
khusus, atas dasar pertimbangan:
 Adanya kapasitas nganggur
 Tidak merusak harga pasar
 Penggunaan pesanan dapat diawasi
 Berfokus pada kegiatan sosial dan keagamaan

Contoh:
PT. Wirayuda memiliki kapasitas produksi sebesar 200.000 unit, kapasitas yang telah
diguna kan baru sebesar 150.000 unit (75%), harga jual produk sebesar Rp 1.250/unit.
Anggaran tahun 2008 untuk 150 unit sebagai berikut:

Biaya Variabel:
■ Biaya produksi (V) Rp 400 Rp 60.000.000
■ Biaya komersial (V) Rp 120 Rp 18.000.000

Biaya Tetap:
■ Biaya overhead (T) Rp 300 Rp 45.000.000
■ Biaya komersial (T) Rp 150 Rp 22.500.000
Total biaya penuh produk “A” Rp 970 Rp 145.500.000

Jika pesanan khusus sebanyak 30.000 unit dengan harga Rp 750 per unit, apakah di
terima atau ditolak….?

INFORMASI AKUNTANSI UNTUK KEPUTUSAN

Keterangan Jumlah
Pendapatan Differensial:
■ 30.000 unit x Rp 750 22.500.000
Biaya Differensial:
■ Biaya produksi (v) 12.000.000
■ Biaya komersial (v) 3.600.000
15.600.000
Laba Differensial 6.900.000

Kesimpulan: Pesanan khusus diterima, karena memberi kontribusi margin sebesar


Rp 6.900.000 yaitu selisih dari tambahan pendapatan dan tambahan biaya yang muncul
karena ke putusan yang harus diambil

Contoh Lain!
Misalnya, perhitungan rugi-laba perusahaan sebelum pengerjaan pesanan khusus
adalah sebagai berikut :
Hasil Penjualan 1.000 x Rp 1.200,00 = Rp 2.000.000,00
Biaya produksi:
Variabel 1.000 x Rp 1.200,00 = Rp 1.200.000,00
Tetap 300.000,00
Rp 1.500.000,00
Laba Kotor Rp 500.000,00
Biaya Usaha 150.000,00
Laba Bersih Rp 350.000,00

Hasil penjualan dan biaya produksi yang bersifat variabel merupakan informasi
yang relevan, karena jumlahnya akan berada dalam pemilihan alternatif tersebut, yaitu
sebagai berikut :
Tanpa Dengan
Perbedaan
Pesanan Khusus Pesanan Khusus
Hasil penjualan:
1.000 x Rp 2.000,00 Rp 2.000.000,00 - -
1.100 x Rp 2.000,00 - Rp 2.140.000,00 Rp 140.000,00

Biaya Produksi Variabel


1.000 x Rp 1.200,00 Rp 1.200.000,00 - -
1.100 x Rp 1.200,00 - Rp 1.320.000,00 Rp 120.000,00
Margin Kontribusi *) Rp Rp 820.000,00 Rp 20.000,00
800.000,00
*) Kesimpulan : OK !, Karena selisih tambahan pendapatan (Rp.140.000,-) > selisih
tambahan biayanya (Rp. 120.000,-)

G.    Menyewakan dan Menjual


Contoh

Menyewakan Menjual Perbedaan


Pendapatan Sewa/Jual Rp.1.250.000 Rp.1.000.000 Rp. 250.000
Biaya reparasi & Rp. 350.000 Rp. 60.000 Rp. 290.000
asuransi
Pendapatan bersih Rp. 900.000 Rp. 940.000 Rp. 40.000

Kesimpulan : Perusahaan lebih baik menjual mesin Karena lebih menguntungkan


sebesar Rp. 40.000,- . Apabila terdapat biaya penyusutan missal sebesar Rp.
1.200.000 sehingga nilau buku mesin menjadi Rp. 800.000,- (Rp. 2.000.000 – Rp.
1.200.000), tidak perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan, karena nilai
buku mesin merupakan biaya tenggelam (sunk cost
AKUNTANSI DIFERENSIAL

 Pengertian Informasi Akuntansi

Menurut Mulyadi dalam bukunya “ Akuntansi Manajemen : konsep, manfaat, dan


rekayasa “ (1993,11) mendefinisikan informasi sebagai suatu fakta , data, pengamatan ,
serta persepsi atau suatu yang lainnya yang menambah pengetahuan. Informasi
diperlukan manusia untuk mengurangi ketidakpastian dan selalu menyangkut masa
yang akan datang yang mengandung berbagai ketidakpastian dan selalu menyangkut
pemilihan berbagai alternatif tindakan yang ada. Oleh karena itu, pengambilan
keputusan selalu mengumpulkan informasi untuk mengurangi ketidakpastian yang
dihadapinya dalam pemilihan alternatif tindakan tersebut.

Informasi akuntansi sebagai bahasa bisnis dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan,
yaitu :

a. Informasi Operasi

Informasi operasi ini merupakan bahan baku untuk mengolah tipe informasi
akuntansi yang lain : informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi
manajemen.

b. Informasi Akuntansi Keuangan

Informasi akuntansi keuangan ini dihasilkan oleh sistem pengolahan informasi


keuangan yang disebut akuntansi keuangan.

c. Informasi Akuntansi Manajemen


Informasi akuntansi manajemen ini dihasilkan oleh sistem pengolahan informasi
keuangan yang disebut akuntansi manajemen.

 Pengertian Informasi Akuntansi Diferensial

Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva, pendapatan,


dan / atau biaya dalam alternatif tindakan tertentu dibandingkan dengan alternatif
tindakan yang lain. Informasi akuntansi diferensial mempunyai dua unsur pokok :
merupakan informasi masa yang akan datang dan berbeda diantara alternatif yang
dihadapi oleh pengambil keputusan. Informasi ini diperlukan oleh manajemen untuk
pengambilan keputusan mengenai pemilihan alternatif tindakan yang terbaik diantara
alternatif yang tersedia. Karena pengambilan keputusan selalu menyangkut masa
depan, maka informasi akuntansi yang relevan adalah informasi masa yang akan
datang pula. Karena pengambilan keputusan selalu menyangkut pemilihan alternatif
diantara berbagai alternatif yang tersedia, maka informasi akuntansi yang bermanfaat
adalah informasi akuntansi yang berbeda diantara tiap-tiap alternatif yang akan dipilih.

Informasi akuntansi diferensial terdiri dari aktiva, pendapat, dan / atau biaya informasi
akuntansi diferensial yang hanya bersangkutan dengan biaya disebut biaya diferensial (
diferensial Revenues ), sedangkan yang bersangkutan dengan aktiva disebut aktiva
diferensial ( diferensial assets ).

 Manfaat Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan Keputusan

a. Membeli / Membuat Sendiri

Keputusan membeli atau membuat sendiri dihadapi oleh manajemen terutama dalam
perusahaan yang produknya terdiri dari berbagai komponen dan yang memproduksi
berbagai jenis produk.

b. Menjual / Memproses Lebih Lanjut Suatu Produk


Dalam pengambilan keputusan macam ini, Informasi akuntansi diferensial yang
diperlukan oleh manajemen adalah pendapatan diferensial dengan biaya diferensial jika
alternatif memproses lebih lanjut dipilih.

c. Menghentikan atau Melanjutkan Produksi Produk Tertentu.

Dalam mengahadapi kondisi ini, manajemen perlu mempertimbangkan keputusan


menghentikan atau tetap melanjutkan produksi produk atau kegiatan usaha departemen
yang mengalami kerugian tersebut.

d. Menerima / Menolak Pesanan Khusus.

Dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesana khusus, informasi


akuntansi diferensial yang relevanadalah pendapatan diferensial dan biaya diferensial.
Jika pendapatan diferensial ( yaitu tambahan pendapatan dengan diterimanya pesanan
khusus tersebut ) lebih tinggi dibandingkan dengan biaya diferensial ( yaitu tambahan
biaya karena memenuhi pesanan khusus tersebut maka pesanan khusus sebaiknya
diterima ). Di lain pihak, jika pendapatan diferensial lebih rendah dibandingkan dengan
biaya diferensial, maka pesanan khusus sebaiknya ditolak.

 Informasi Akuntansi Diferensial Yang Relevan Dalam Pengambilan


Keputusan Menerima / Menolak Pesanan Khusus

Istilah biaya relevan seringkali disamakan dengan biaya diferensial. Hal ini tidak benar.
Istilah relevan mempunyai pengertian berhubungan dengan sesuatu. Suatu biaya
disebut relevan jika biaya tersebut berhubungan dengan tujuan perekayasaan biaya
tersebut. Jika manajemen bermaksud mengetahui harga pokok produk yang
diproduksi dalam bulan tertentu, maka ia mengumpulkan biaya produksi
sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk produksi dalam bulan yang
bersangkutan. Biaya produksi sesungguhnya tersebut merupakan biaya relevan
karena sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh pengumpulan informasi
biaya tersebut. Menurut defenisinya, biaya merupakan pengorbanan sumber
ekonomi yang dinilai dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang secara
potensial akan terjadi, untuk mencapai tujuan tertentu. Per defenisi, dengan
demikian tidak ada satupun biaya yang tidak relevan, karna setiap biaya memeng
direkayasa untuk memenuhi tujuan tertentu.

Biaya yang relevan dengan pengambilan keputusan disebut dengan istilah yang lebih
tepat : biaya diferensial. Karena pengambilan keputuysan selalu menyangkut
pemilihan alternatif masa yang akan datang, dan untuk dapat melakukan pemilihan
pengambil keputusan harus dapat membedakan dianatara alternatif tersebut secara
unik disebut dengan istilah informasi akuntansi diferensial. Oleh karena itu, istilah
biaya diferensial berbeda pengertiannya dengn biaya relevan, karena istilah biaya
relevan adalah istilah yang umum, yang tidak selalu berhubungan dengan
pengambilan keputusan.

 Penggolongan Biaya

a. Biaya difernsial versus biaya relevan

Biaya yang relevan dengan pengambilan keputusan disebut dengan istilah yang
lebih tepat : biaya diferensil. Karena pengambilan keputusan selalu menyangkut
pemilihan alternatif masa yang akan datang, dan untuk dapat melakukan
pemilihan pangambil keputusan harus dapat membedakan diantara alternatif
yang tersedia, maka informasi yang relevan adalah informasi masa yang akan
datang dan berbeda diantara alternatif yang akan dipilih.

b. Biaya keluar dari kantong ( out-of-pocket-cost )

Biaya keluar dari kantong merupakan salah satu elemen biaya diferensial,
namun biaya diferensial tidak hanya terbatas pada biaya keluar dari kantong
saja. Dalam pengambilan keputusan tertentu biaya tidak hanya mencakup biaya
keluar dari kantong saja, namun mencakup pula biaya kesempatan.

c. Biaya kesempatan ( opportunity cost )


Biaya kesempatan adalah pendapatan atau penghematan biaya yang
dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu. Biaya kesempatan
merupakan slah satu elemen biaya diferensial, naman biaya diferensial tidak
terbatas pada biaya kesempatan saja. Biaya diferensial mencakup pula biaya
keluar dari kantong disamping dalam pengambilan keputusan tertentu, biaya
diferensial mencakup pula biaya kesempatan.

d. Biaya Tambahan ( Incremental Cost )

Biaya tambahan ( Incremental Cost ) suatui alternatif adalah tambahan biaya


yang akan terjadi jika suatu alternatif yang berkaitan dengan perubahan volume
kegiatan yang dipilih. Biaya tambahan merupakan informasi akuntansi
manajemen yang diperlukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan
yang berhubungan dengan penambahan dan pengurangan volume kegiatan.
Karena biaya tambahan merupakan tambahan biaya yang berhubungan dengan
suatu alternatif, maka biaya ini sesungguhnya berasal dari pengertian biaya
diferensial. Biaya tambahan merupakan jumlah semua biaya diferensial yang
berhubungan dengan suatu alternatif yang berkaitan dengan penambahan atau
pengurangan volume kegiatan.

e. Biaya Diferensial Versus Biaya Depresiasi

Depresiasi merupakan alokasi secara periodik harga pokok aktiva tetap yang
diperoleh pada waktu lampau. Depresiasi adalah berasal dari keputusan
penanaman modal jangka panjang. Jika keputusan penanaman modal telah
dilaksanakan dan aktiva tetap telah dibeli, biaya depresiasi yang kemudian
terjadi ditentukan dengan mempertimbangkan umur ekonomis aktiva tetap
tersebut dengan metode depresiasi yang dipilih oleh manajemen, Depresiasi
berhubungan erat dengan pengambilan keputusan jangka panjang dan hanya
dipengaruhi pada saat keputusan penanaman modal diambil. Dalam
pengambilan keputusan jangka pendek biaya depresiasi bukan merupakan biaya
diferensial dan dapat diabaikan.
 Penggolongan Informasi Akuntansi manajemen

Informasi akuntansi manajemen sangat bermanfaat bagi manajemen terutama pada


tahap penganalisaan konsekuensi setiap alternatif tindakan yang mungkin ada dalam
proses pengambilan keputusan tersebut. Informasi akuntansi manajemen dibagi
menjadi tiga jenis yaitu : ( Supriyono : 1989 : 7 )

1. Informasi Akuntansi Penuh

Informasi akuntansi penuh mencakup informasi mengenai biaya, pendapatan, dan


aktiva, Informasi akukntansi penuh dapat mencakup informasi histories dan informasi
masa depan. Informasi akuntansi penuh yang bersifat histories bermanfaat untuk
menyusun laporan keuangan pada pihak luar ( eksternal ), analisa kemanmpuan untuk
menghasilkan laba.

2. Informasi Akuntansi Pertanggung Jawaban

Akuntansi pertanggung jawaban masa depan digunakan dalam proses perencanaan


yang dinamakan penyusunan anggaran. Catatan akuntansi pertanggung jawaban
historis suatu pusat pertanggung jawaban adalah suatu unit organisasi yang dipimpin
oleh seorang manajer yang bertanggung jawab atas unitnya.

Informasi akuntansi pertanggung jawaban masa depan digunakan dal;am proses


perencanaan yang dinamakan penyusunan anggaran. Catatan akuntansi pertanggung
jawaban historis suatu pusat pertanggung jawaban digunakan untuk menganalisis
prestasi manajer pusat pertanggung jawaban yang bersangkutan dan sekaligus
memotivasi manajer tersebut untuk melakukan tindakan koreksi atas penyimpanan atau
prestasi yang tidak memuaskan.

Penerapan biaya diferensial dalam pengambilan keputusan jangka pendek.

Arti jangka pendek dalam hal ini adalah keputusan yang diambil hanya berlaku selama
jangka waktu kurang dari satu periode akuntansi ( satu tahun ), baik kegunaannya
maupun pengaruhnya untuk hal tersebut. Dalam pengambilan keputusan jangka
pendek meliputi empat macam keputusan yaitu : ( Mas’ud Machfoedz ) : ( 996 : 359 )

1. Menjual atau memproses lebih lanjut ( Sell Or proses Further )

2. Kombinasi Produk ( Produk Combination )

3. Membeli dari luar atau membuat sendiri ( Make Or Buy Decision )

4. Menghentikan atau Melanjutkan produksi produk tertentu ( Stop Or Continue Product


Line )

5. Menerima atau menolak pesanan khusus ( Special Order Decision )

Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima oleh perusahaan diluar


pesanan reguler atau tetap perusahaan,dimana pemesanan reguler atau tetap
adalah pesanan yang dibebani tugas untuk menutupi seluruh biaya tetap yang
akan terjadi dalam tahun anggaran ( Mulyadi : 1993 : 365 )

Adapun kriteria pesanan khusus sebagai berikut :

1. Biasanya konsumen yang melakukan pesanan khusus ini meminta harga dibawah
harga jual normal bahkan sering kali harga yang diminta konsumen berada dibawah
biaya penuh, karena biasanya pesanan khusus mencakup jumlah yang besar dan
harga jualnya diatas biaya variabel.

2. Ada kapasitas produksi atau mesin yang belum seluruhnya terpakai atau
menganggur dan masih mampu untuk melayani pesanan khusus.

Informasi dapat didefinisikan sebagai suatu fakta, data, observasi, persepsi, atau
sesuatu yang lainnya yang menambah pengetahuan. Dari sudut sistem informasi perlu
dibedakan antara definisi data dan informasi. Data adalah fakta-fakta dan gambaran-
gambaran yang belum dapat digunakan dalam proses pembuatan keputusan. Ditinjau
dari suatu sistem informasi, Informasi adalah data yang sudah diolah sehingga siap
digunakan untuk membuat kesimpulan, atau argumen, atau peramalan, atau
keputusan, atau tindakan. Pengambilan keputusan selalu menyangkut masa yang akan
datang, yang mengandung ketidakpastian, dan selalu menyangkut pemilihan suatu
alternatif tindakan diantara sekian banyak alternatif yang tersedia. ( Mulyadi : 1993 :
11 )

 Peranan Informasi Akuntansi Dalam Pengambilan Keputusan

Informasi akuntansi bukan satu-satunya jenis informasi diferensial yang digunakan


dalam pembuatan keputusan. Dengan kata lain, informasi akuntansi hanya merupakan
salah satu informasi diferensial yang harus dipertimbangkan. Jika manajer memilih
salah satu alternatif diantara berbagai alternatif penyelesaian masalah maka
sebenarnya dia menghadapi resiko, karena alternatif yang dipilih tersebut mungkin
bukan alternatif terbaik atau bahkan alternatif tersebut mungkin tidak dapat
memecahkan masalah yang ada.

Pembuatan keputusan mempertimbangkan informasi yang sifatnya subyektif dan


informasi yang sifatnya obyektif. Informasi subyektif adalah informasi yang diberikan
oleh pihak tertentu atas dasar pengalaman dan intuisinya. Informasi subyektif fungsinya
sebagai suplemen informasi objektif. Informasi objektif adalah informasi yang disusun
atas dasar teknik-teknik yang logis atau oleh pihak yang ahli. Informasi akuntansi
merupakan salah satu informasi objektif sehingga informasi akuntansi dapat menambah
pengetahuan penmbuat keputusan dan dapat mengurangi resiko. Informasi akuntansi
yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan minimal harus mempunyai tiga
karakteristik penting sebagai berikut :

1. Diferensial

Bahwa informasi akuntansi harus dapat digunakan dalam mempertimbangkan


masalah-masalah khusus atau keputusan-keputusan yang dihadapi manajemen.
Untuk memperoleh informasi yang diferensial diperlukan biaya, sehingga
informasi diferensial erat kaitannya dengan konsep biaya-manfaat berarti bahwa
manfaat informasi harus lebih besar dibandingkan dengan biaya untuk
memperoleh informasi.
2. Tepat Waktu

Bahwa informasi diferensial tersebut harus dapat disajikan tepat waktu. Informasi
yang terlambat disajikan dapat berakibat menjadi usang sehingga tidak dapat
digunakan untuk pembuatan keputusan karena kesempatan yang ada sudah
tidak dapat dimanfaatkan.

3. Teliti

Merupakan salah satu karakteristik penting karena informasi yang tepat waktu
sering kali mengabaikan ketelitian informasi sehingga tidak banyak manfaatnya
untuk pembuatan keputusan. ( Supriyono, 270-271 )

 Tahap-Tahap Proses Pengambilan Keputusan

Untuk pembuatan keputusan digunakan teori keputusan ( decision theory ).


Teori keputusan merupakan ilmu pengetahuan yang menjelaskan proses pembuatan
keputusan. Sesuai dengan teori keputusan, proses pembuatan keputusan dapat dibagi
menjadi beberapa tahap. Pentahapan ini bermanfaat untuk menganalisis masalah
secara masuk akal. Tahap-tahap proses pembuatan keputusan adalah :

1. Penentuan masalah

Semua kegiatan proses pembuatan keputusan tergantung pada penetuan


masalah. Tahap ini merupakan tahap yang paling sulit dari keseluruhan
proses pembuatan keputusan. Manajemen harus dapat mengidentifikasi
secara jelas masalah yang dihadapi. Jika mereka tidak dapat
mengidentifikasikannya maka mereka mungkin harus menggunakan
banyak waktu dan untuk menemukan lebih dulu masalah yang harus
dipecahkan dan untuk memperoleh informasi yang ternyata tidak
diferensial dengan masalah yang sesungguhnya dihadapi.

2. Identifikasi Alternatif Pemecahan Masalah


Setelah penentuan masalah, langkah berikutnya adalah identifikasi
alternatif pemecahan masalah. Pada langkah ini, untuk membuat
keputusan yang efektif, manajemen harus mengidentifikasi berbagai
macam alternatif yang mungkin dipilih untuk menyelesaikan masalah.
Identifikasi alternatif pemecahan masalah memerlukan gagasan dan
inovasi yang berani dan kreatif. Manajemen harus mengabaikan alternatif-
alternatif pemecahan masalah yang jelas tidak mungkin dilaksanakan
sehingga waktu dan biaya untuk menganalisis dapat dihemat.

3. Mengumpulkan Informasi Diferensial

Pembuat keputusan memerlukan berbagai macam informasi yang dapat membantunya


untuk membuat keputusan. Informasi tersebut dapat berasal dari dalam
organisasi atau dari luar organisasi. Hanya informasi diferensial yang harus
dikumpulkan dalam rangka pemilihan alternatif. Informasi tersebut dapat
meningkatkan pemahaman atau menurunkan resiko ketidakpastian atas
alternatif yang mungkin dipilih.

Informasi diferensial dapat digolongkan menjadi dua yaitu :

1. Informasi yang dapat diukur secara kuantitatif

2. Informasi yang tidak dapat diukur secara kuantitatif

Didalam menganalisis setiap alternatif keputusan, pembuat keputusan


harus menganalisis keunggulan dan kelemahan setiap alternatif atas
dasar informasi diferensial yang dapat diukur secara kuantitatif
maupun yang tidak dapat diukur secara kuantitatif.

4. Pembuatan Keputusan

Jika masalah telah ditentukan, alternatif pemecahan masalah telah


diidentifikasikan, dan informasi diferensial telah diseleksi, maka langkah
berikutnya adalah pembuatan keputusan. Dalam pembuatan keputusan
tersebut tidak hanya diperhitungkan variabel tunggal tetapi harus
dipertimbangkan berbagai macam variabel yang mendominasi masalah
tersebut, jadi harus menggunakan kriteria interaksi banyak variabel.
( Supriyono, 268-269 )

Anda mungkin juga menyukai