Produk bersama atau yang juga dikenal dengan joint product adalah berbagai jenis
produk yang dihasilkan secara bersamaan atau serempak menggunakan satu atau beberapa
raw material (bahan baku), labor, dan fasilitas pabrik yang sama. Maka dari itu, produk
bersama memiliki struktur biaya yang sama satu sama lain karena dibuat dari dan dengan
proses yang sama.
Dengan biaya yang bersifat homogen maka nilai atau harga jual serta kuantitas dari
masing-masing produk biasanya sama dan tidak ada produk yang dianggap superior dari
produk lain. Contoh sederhananya adalah ketika proses penyulingan minyak bumi. Produk
yang dihasilkan dari proses bersama tersebut ada tiga yaitu minyak mentah, minyak tanah,
solar, hingga bensin. Bila Anda perhatikan produk-produk tersebut memiliki harga jual
yang relatif sama.
3. Dalam proses produksi produk bersama, dikenal istilah titik pisah yang digunakan
untuk memisah produk-produk yang dibuat secara bersamaan melalui bahan baku,
tenaga kerja, serta biaya overhead yang juga sama.
4. Ketika produk bersama telah melewati split-off atau titik pisah, maka produk sudah
menjadi produk yang berbeda dan berdiri sendiri. Beberapa sudah bisa langsung
dijual, beberapa masih perlu diolah untuk menghasilkan produk yang lebih baik.
Itulah mengapa harganya relatif sama dengan kemungkinan berbeda yang kecil dalam
kapasitas yang tidak terlalu besar.
5. Dalam produk bersama dikenal istilah Split Off Point adalah saat dimana produk-
produk tersebut dapat diidentifikasi atau dipisah ke masing-masing produk secara
individual.
Alokasi Biaya merupakan pembebanan biaya secara proposional dari biaya tidak
langsung atau biaya bersama ke objek biaya. Biaya bersama sulit diperhitungkan kepada
masing-masing produk,
Adapun manfaat menghitung alokasi biaya dalam produk bersama adalah:
1) Menghitung harga pokok dan menentukan nilai persediaan untuk tujuan pelaporan
keuangan internal dan eksternal.
2) Menilai persediaan untuk tujuan asuransi.
3) Menentukan nilai persediaan jika terjadi kerusakan terhadap nilai barang yangrusak.
4) Biaya bahan yang hancur.
5) Menetukan biaya departemen atau divisi untuk tujuan pengukuran kinerja eksekutif.
6) Pengaturan tarif karena adanya sebagian produk atau jasa yang diproduksi dikenakan
peraturan harga.
7) Mengetahui besarnya kontribusi masing-masing produk bersama terhadaptotal
pendapatan perusahaan.
8) Mengetahui seluruh biaya produksi yang dibebankan ke masing-masing produk
bersama. Biaya produk bersama dialokasikan ke setiap produk bersama menggunakan
metode
oleh karena itu untuk memudahkan dalam perhitungan diperlukan alokasi biaya.
Biaya bersama dapat dialokasikan kepada tiap-tiap produk bersama dengan menggunakan
salah satu dari empat metode dibawah ini:
1) Metode Nilai Jual Relatif
Metode ini adalah metode yang sangat populer karena dengan argumennya bahwa
harga produk merupakan manifestasi dari biaya produksinya. Metode ini mengasumsikan
bahwa setiap produk yang dihasilkan dalam proses produksi bersama memilki nilai jual
atau nilai pasar yang berbeda. Perbedaan nilai pasar disebabkan tingkat pemakaian biaya
yang berbeda.
Metode ini berpendapat bahwa jika salah satu produk terjual lebih tinggi dari pada
yang lainnya, hal itu terjadi karena biaya yang dikeluarkan untuk memproduksinya juga
lebih tinggi dibandingkan produk lain. Jadi dalam metode ini kelangkaan tidak
mempunyai pengaruh dalam menentukan harga jual. Karena asumsi itulah, cara yang logis
untuk mengalokasikan biaya bersama adalah berdasarkan pada nilai jual relatif masing-
masing produk bersama.
Terdapat dua metode dalam metode nilai jual relatif, yaitu:
1. Metode nilai pasar saat split-off point
Metode ini digunakan ketika setelah split-off point tidak ada proses produksi
lanjutan dan harga jual sudah diketahui pada saat itu. Biaya bersama (joint cost)
dialokasikan kemasing-masing produk sesuai dengan perbandingan nilai jualnya
terhadap nilai jual keseluruhan produk bersama.
Contoh :
PT “ABC” memproduksi 3 macam produk yaitu alfa, beta dan gamma. Biaya
bersama yang dikeluarkan selama satu periode adalah sebesar Rp 20.000.000,00.
Jumlah produksi dan harga jual masing-masing produk tertera pada table berikut:
Produk Jumlah unit Harga unit
Alfa 5.000 Rp 1000
Beta 10.000 Rp 1500
Gamma 7.000 Rp 1300
Penyelesainan:
Produk Julah unit Harga Nilai jual Rasio Alokasi HPP/unit
unit
Alfa 5.000 1000 5.000.000 22,62% 4.524.000 904,8
Penyelesaian
Produk Harga Biaya Nilai jual Jumlah Nilai jual Rasio Alokasi** HPP/
Bersama jual/kg tambaha Hipotesis* produk kg
n
Alfa 1.000 400 600 5.000 3.000.000 22,06% 4.412.000 882,4
Beta 800 300 500 10.00 5.000.000 36,76% 7.352.000 735,2
Gamma 1.300 500 800 7.000 5.600.00 41,18% 8.236.000 1.176,6
13.600.000 100% 20.000.000
*(Harga jual – biaya tambahan)
**(rasio x 20.000.000)
Metode satuan fisik mencoba menentukan harga pokok produk bersama sesuai dengan
manfaat yang ditentukan oleh masing-masing produk akhir. Dalam metode ini biaya
bersama dialokasikan kepada produk atas dasar koefisien fisik yaitu: kuantitas bahan baku
yang terdapat dalam masing-masing produk. Koefisien fisik ini dinyatakan dalam satuan
berat, volume, atau ukuran yang lain. Dengan demikian metode ini menghendaki bahwa
produk bersama yang dihasilkan harus dapat diukur dengan satuan ukuran pokok yang
sama. Jika produk bersama mempunyai satuan ukuran yang berbeda, harus ditentukan
koefisien ekuivalensi yang digunakan untuk mengubah berbagai satuan tersebut menjadi
satu ukuran yang sama.
Contoh :
Berikut adalah data produk yang dihasilkan dari satu ton batu bara yang
menghabiskan biaya sebesar Rp 1.000.000 :
Produk Kuantitas (pon) Persentase (%) Alokasi
biaya bersama
Kokas 1.200 60% Rp 600.000
Ter Batu Bara 300 15% Rp 150.000
Gas 500 25% Rp 250.000
Jumlah 2.000 100% Rp 1.000.000
Metode ini hanya dapat digunakan bila produk bersama yang dihasilkan diukur dalam
satuan yang sama. Pada umumnya metode ini digunakan oleh perusahaan yang
menghasilkan beberapa macam produk yang sama dari satu proses bersama tetapi mutunya
berlainan. Dalam metode ini harga pokok masing-masing produk dihitung sesuai dengan
proporsi kuantitas yang diproduksi. Jalan pikiran yang mendasari pemakaian metode ini
adalah karena semua produk dihasilkan dari proses yang sama, maka tidak mungkin biaya
untuk memproduksi satu satuan produk berbeda satu sama lain.
Contoh :
Suatu perusahaan menghabiskan biaya Rp 2.000.000 untuk memproduksi 1000 liter
produk dari minyak mentah. Rata-rata biaya produksi per unit adalah Rp 2.000
(Rp2.000.000/1000)
Jika dalam metode rata-rata biaya per satuan dasar yang dipakai dalam
mengalokasikan biaya bersama adalah kuantitas produk, maka dalam metode rata-rata
tertimbang kuantitas produk ini dikalikan dulu dengan angka penimbang dan hasil kalinya
baru dipakai sebagai dasar alokasi. Penentuan angka penimbang untuk tiap-tiap produk
didasarkan pada jumlah bahan yang dipakai, sulitnya pembuatan produk, waktu yang
dikonsumsi, dan pembedaan jenis tenaga kerja yang dipakai untuk tiap jenis produk yang
dihasilkan, Jika dipakai sebagai angka penimbang adalah harga jual produk maka metode
alokasinya disebut metode nilai jual relatif.
Contoh :
Dari soal pada metode ketiga (metode rata-rata biaya per satuan), diketahui bobot
untuk
bensin 4, pelumas 2, minyak tanah 3 dan solar 1. Alokasi biaya bersamanya sebagai
berikut :