Anda di halaman 1dari 11

RANGKUMAN MATA KULIAH AKUNTANSI BIAYA

“PERHITUNGAN HARGA POKOK JOINT PRODUCT”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

ANDI NUQIA AL HATIMAH MUCHTAR (A021221020)


JUAN SEBASTIAN WIJAYA (A021221027)
WITRI FAUZIANA UCHY (A021221048)

Dosen Pengampuh Mata Kuliah :


Prof. Dr. Asri Usman, SE., M.Si. Ak., CA., CRP., CRA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN AJARAN 2023/2024
A. Definisi dan Konsep Produk Bersama (Joint Product)
Produk Bersama adalah beberapa produk yang dihasilkan dalam suatu rangkaian
produksi secara bersama dengan menggunakan biaya bahan, tenaga kerja dan biaya
overhead secara bersama. Biaya bersama tersebut bercampur menjadi satu dan sulit
ditelusuri atau dipisahkan pada setiap jenis produk. Biaya yang dikeluarkan dalam
menghasilkan produk bersama disebut biaya bersama. Contoh produk bersama: Pabrik
penyulingan minyak mentah (crude oil) menghasikan minyak siap dikonsumsi berupa
minyak gasolin, karosine, minyak diesel (solar), minyak bakar, minyak tanah, dll.
Biaya bersama adalah biaya yang digunakan untuk mengolah secara bersama
biaya tersebut meliputi biaya bahan, tenaga kerja dan biaya overhead untuk
menghasilkan beberapa produk. Dalam produk Bersama dapat menghasilkan :
1. Produk Utama
Produk Utama adalah produk yang dihasilkan bersama-sama dengan jenis produk
lainnya dalam satu produksi secara bersama, namun mempunyai kuantitas atau nilai
yang lebih besar besar daripada produk lainya (produk sampingan).
2. Produk Sampingan
Produk Sampingan adalah produk yang dihasilkan bersama-sama dengan jenis
produk lainnya dalam satu produksi secara bersama, namun produk ini mempunyai
nilai atau kuantitas-nya lebih rendah daripada produk lain (produk utama).
Contoh pada pabrik penggergajian kayu, kayu lapis dan papan kayu merupakan
produk utama, sedangkan serbuk gergaji dan kayu bakar merupakan produk
sampingan.
Apabila dalam satu perusahan menghasilkan dua atau lebih jenis produk, dengan
harga jual relatif sama maka kedua macam produk yang dihasilkan disebut sebagai
produk bersama. Tetapi jika salah satu produkya ditetapkan harga yang lebih mahal
dari produk lainnya yang dihasilkan bersamaan maka produk dengan harga lebih
mahal disebut produk utama dan produk yang lebih murah disebit produk sampingan.
Perbedaan Produk utama dengan produk bersama didasarkan kriteria antara lain :
1. Produk utama adalah tujuan utama perusahaan melakukan kegiatan produksi.
2. Harga jual produk utama seharusya lebih tinggi dari produk sampingan.
3. Proses produksi perusahaan akan dan harus menghasilkan semua jenis produk.
4. Perusahaan hampir tidak mampu berbuat sesuatu, yang ber-kaitan dengan jumalah
relatif berbagai macam produk yang dihasilkan melalui proses produksi.
B. Harga Pokok Produk Bersama
Produk bersama yang dihasilkan perusahaan sering sekali mengalami kesulitan
dalam menghitung biaya pemasaran dan harga jualnya, karena pihak perusahaan juga
ingin mengetahui kontribusi masing-masing produk pada pendapatan perusahan.
Oleh karena itu, perlu perhitungan pembebanan biaya pada masing-masing produk
baik produk bersama maupun produk sampingan dengan teliti. Selain itu karena
perhitungan biaya bersama pada masing-masing produk sulit, maka perlu dilakukan
alokasi biaya. Adapun manfaat menghitung alokasi biaya dalam produk bersama
adalah :
1. Mempermudah perhitungan harga pokok dan mempermudah penentuan nilai
persediaan untuk tujuan pelaporan keuangan.
2. Untuk tujuan asuransi dengan alokasi biaya dapat menilai persediaan yang harus
diasuransikan.
3. Dapat menilai persediaan jika terjadi kerusakan barang.
4. Biaya bahan yang rusak, sisa maupun cacat.
5. Dapat menentukan biaya departemen atau divisi untuk tujuan pengukuran kinerja
karyawan eksekutif.
6. Dapat mengatur tarif yang digunakank menentukan harga produk barang yang baru
diproduksi.
7. Mengetahui besarnya kontribusi masing-masing produk ber-sama terhadap total
pendapatan perusahaan.
8. Mengetahui seluruh biaya produksi yang dibebankan ke masing-masing produk
bersama.

Dalam memproduksi produk bersama diperlukan biaya produk bersama, biaya


tersebut dialokasikan ke setiap produk bersama menggunakan beberapa metode
sebagai berikut :
1. Metode Nilai Pasar / Nilai Jual Relatif
Metode ini adalah metode yang mengamsusikan setiap produk yang
dihasilkan secara bersama mempunyai nilai jual atau nilai pasar yang berbeda, nilai
pasar yang berbeda tersebut disebabkan karena tingkat pemakaian biaya yang
berbeda pada masing-masing produk bersama.
Dalam metode ini jika salah satu produk terjual dengan harga tinggi maka itu
dikarenakan biaya produksi yang dikeluarkan juga lebih tinggi dibandingkan produk
lain. Terdapat 2 metode dalam metode nilai pasar / nilai jual relatif, yaitu:
a. Metode nilai pasar saat split-off point
Metode ini digunakan ketika produk bersama telah selesai diproduksi dan
produk yang diproduksi dapat diidentifikasi atau dipisahkan dalam masing-
masing produk serta harga jual sudah diketahui pada saat itu. Maka biaya
bersama dapat dialokasikan masing-masing produk sesuai dengan
perbandingan nilai jual keseluruhan produk bersama. Rumus pembebanan

Pembebanan = Jumlah nilai jual masing-masing produk x Biaya bersama


Jumlah nilai jual keseluruhan produk

Contoh Soal
PT. Melati memproduksi empat jenis produk yaitu produk A,B,C dan D secara
bersama dengan biaya sebesar Rp250.000.000. Data yang berhubungan ke empat
produk yaitu :
Produk Unit Produksi Harga Pasar per Unit
A 25.000 Rp5.980
B 50.000 Rp7.800
C 13.000 Rp3.500
D 16.250 Rp4.000
Hitunglah alokasi biaya bersama masing-masing produk dan HPP.
Penyelesaian :
Jumlah Harga HPP/Unit
Nilai Jual Rasio (4) Alokasi Biaya (4)
Unit Unit (6)
(Nilai jual ;
Produk
(1) (2) (3) = (1 x 2) jumlah (4xRp250.000.000) (5:1)
nilai jual)

A 25.000 Rp5.980 Rp149.500.000 23% Rp57.500.000 Rp2.300


B 50.000 Rp7.800 Rp390.000.000 60% Rp150.000.000 Rp3.000
C 13.000 Rp3.500 Rp45.500.000 7% Rp17.500.000 Rp1.346
D 16.250 Rp4.000 Rp65.000.000 10% Rp25.000.000 Rp1.538
Rp650.000.000 100% Rp250.000.000

b. Metode Nilai Jual Hipotesis


Metode ini digunakan apabila suatu produk tidak bisa dijual pada titik pisah (batas
yang seharusnya produk tersebut selesai), maka harga jual tidak dapat diketahui
pada saat titik pisah tersebut, karena produk tersebut masih perlu pengelolahan
tambahan dan mengeluarkan biasa tambahan untuk memprosesnya lagi. Dasar
yang dapat digunakan dalam mengalokasikan biaya bersama model ini adalah
harga pasar hipotesis. Harga pasar hipotesis adalah nilai jual suatu produk setelah
diproses lebih lanjut dikurangi biaya yang dikeluarkan untuk memproses lanjutan
setelah pemisahan.
Jumlah nilai jual hipotesis
Pembebanan = masing-masing produk setelah titik pisah x Biaya Bersama
Jumlah nilai jual hipotesis seluruh
produk setelah titik pisah
Contoh Soal
PT. Mawar Indah memproduksi tiga produk secara bersama yaitu produk X,Y, Z.
Biaya bersama yang dikeluarkan untuk menghasilkan ketiga produk tersebut
adalah Rp 40.000.000. Data lain yang berhubungan dengan produk bersama adalah
:
Keterangan Produk X Produk Y Produk Z
Unit Produksi 5.000 6.000 4.000
Harga jual setelah Rp1.500 Rp2.000 Rp1.250
proses lebih lanjut
Biaya proses
Rp2.628.000 Rp3.126.000 Rp1.346.000
lanjutan

a. Hitunglah alokasi biaya bersama masing-masing produk.


b. Hitunglah biaya produksi masing-masing produk.
2. Metode Unit Fisik
Metode unit fisik adalah suatu metode dalam pembebanan biaya bersama
kepada produk didasarkan atas unit secara fisik atau output dari suatu produk. Dalam
metode unit fisik, unit output dari suatu produk harus diungkapkan dalam bentuk atau
satuan yang sama. Satuan dapat berupa volume, bobot, atau ukuran karakteristik
lainnya.
Pembebanan = Jumlah unit masing-masing produk x Biaya Bersama
Jumlah unit keseluruhan produk

Contoh Soal
Keterangan Produk A Produk B Produk C
Unit Produksi 30.000 48.000 42.000
Harga jual setelah Rp3.000 Rp2.500 Rp5.000
proses lebih lanjut
Biaya proses
Rp18.000.000 Rp25.000.000 Rp46.000.000
lanjutan
a. Hitunglah alokasi biaya bersama masing-masing produk.
b. Hitunglah biaya produksi masing-masing produk.
c. Hitunglah Harga Pokok Produk masing-masing Produk.
Presentase (%) Alokasi Biaya
Produk Kuantitas (1) (2) = Bersama (3) = (2 x
(1 : Jumlah 1) Rp150.000.000)
A 30.000 25% Rp37.500.000
B 48.000 40% Rp60.000.000
C 42.000 35% Rp52.500.000
120.000 100% Rp150.000.000

c. Harga Pokok Produk


Alokasi Biaya
Produk Kuantitas (1) Bersama (2) HPP (3) = (2:1)

A 30.000 Rp37.500.000 Rp1.250


B 48.000 Rp60.000.000 Rp1.250
C 42.000 Rp52.500.000 Rp1.250

3. Metode Rata-rata Biaya per Satuan/per Unit


Metode rata-rata per unit adalah suatu metode dalam mengalokasikan biaya
bersama, bahwa seluruh produk yang dihasilkan dari proses produksi bersama harus
dibebani suatu nilai secara proposional dari seluruh biaya bersama atau dari besarnya
unit yang diproduksi. Metode ini mengabaikan bobot atau nilai jual dari produk terkait,
disamping itu semua produk diasumsikan bersifat homogen, artinya masing-masing
produk memerlukan biaya yang relatif sama.
Pembebanan = Biaya per unit x Jumlah unit masing-masing produk
Biaya per unit = Jumlah biaya bersama
Jumlah unit keseluruhan produk
Contoh Soal
PT Singgalang Jaya memproduksi tiga produk secara bersama yaitu produk A, B, C.
Biaya bersama yang dikeluarkan untuk menghasilkan keempat produk tersebut adalah
Rp 120.000.000. Data lain yang berhubungan dengan produk bersama adalah :
Keterangan Produk A Produk B Produk C
Unit Produksi 15.000 35.000 10.000
Harga jual setelah Rp3.500 Rp4.000 Rp2.500
proses lanjutan
Biaya proses lanjutan Rp12.000.000 Rp16.000.000 Rp7.000.000
a. Hitunglah alokasi biaya bersama masing-masing produk.
b. Hitunglah biaya produksi masing-masing produk.
c. Hitunglah HPP masing-masing produk.

Penyelesaian :

\
c. Harga pokok produksi
A = Rp42.000.000 / 15.000 unit = Rp2.800
B = Rp86.000.000 / 35.000 = Rp2457,14
C = Rp27.000.000 / 10.000 = Rp2.700

4. Metode Rata-rata Tertimbang


Metode rata-rata tertimbang adalah metode yang dalam mengalokasikan biaya
bersama berdasarkan pada unit produksi dan dikalikan dengan faktor penimbang, dan
diperoleh jumlah penimbang rata-rata setiap produk dibagi dengan jumlah penimbang
rata-rata seluruh produk. Angka penimbang dapat ditentukan berdasarkan besarnya
jumlah produk yang digunakan. Angka penimbang ini digunakan akibat sulitnya
pembuatan produk, pembedaan jam tenaga kerja dipakai waktu yang digunakan untuk
menghasilkan tiap jenis produk.
Pembebanan = Jumlah penimbang rata-rata setiap produk x Biaya Bersama
Jumlah penimbang rata-rata seluruh produk

Contoh Soal
PT Singgalang Jaya memproduksi tiga produk secara bersama yaitu produk A, B, C.
Biaya bersama yang dikeluarkan untuk menghasilkan keempat produk tersebut adalah
Rp 16.800.000. Data lain yang berhubungan dengan produk bersama adalah :
Keterangan Produk A Produk B Produk C
Unit Produksi 3.200 6.400 1.600
Harga jual per unit Rp3.200 Rp4.000 Rp2.400
Bobot 2 2 4
Biaya proses lanjutan Rp1.750.000 Rp2.500.000 Rp2.000.000
a. Hitunglah alokasi biaya bersama masing-masing produk.
b. Hitunglah biaya produksi masing-masing produk.
c. Harga Pokok Produk masing-masing Produk.
Penyelesaian :

Anda mungkin juga menyukai