PEMBAHASAN POKOK
1. BIAYA BERSAMA
Biaya bersam dapat diartikan sebagai biaya overhead bersama (joint overhead
cost) yang harus dialokasikan ke bebagai departemen, baik dalam perusahaan yang
kegiatan produksinya berdasarkan pesanan maupun yang kegiatan produksinya
dilakukan secara massa.
Biaya produk bersama (joint product cost) adalah biaya yang dikeluarkan
sejak saat mula-mula bahan baku diolah sampai dengan saat berbagai macam produk
dapat dipisahkan identitasnya. Biaya produk bersama ini terdiri dari biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik.
Biaya bergabung dan biaya bersama dapat dibedakan ditinjau dari sudut
alokasinya.dasar yang dipakai untuk mengalokasikan biaya bergabung harus
menggambarkan aliran biaya tersebut dalam proses produksi atau kepada produk.
Atau dengan kata lain dalam alokasi biaya bergabung dianggap biaya tersebut dapat
diikuti jejak alirannya, atau diidentifikasikan kepada proses atau produk tertentu.
Dalam alokasi biaya bersama, dasar yang dipakai untuk alokasi tidak
menggambarkan aliran biaya bersama tersebut kedalam produk.
a. Produk sampingan yang dapat dijual setelah terpisah dari produk utama,
tanpa memerlukan pengolahan lebih lanjut.
b. Produk sampingan yang memerlukan proses pengolahan lebih lanjut
setelah terpisah dari produk utama.
Contoh produk sampingan yang tidak memerlukan proses pengoalahan lebih
lanjut setelah terpisah dari produk utamanya terdapat dalam proses penggilingan
gabah. Produk sampingan berupa menir, katul, dedak, dapat langsung dijual setelah
terpisah dari beras.
Misalkan biaya bersama yang dikeluarkan oleh PT. El Sari selama satu
periode akuntansi berjumlah Rp.750.000. Jumlah dan harga jual per satuan produk
yang dihasilkan perusahaan tampak dalam Gambar 11.1 berikut ini.
Gambar 11.1
Total biaya bersama (Rp750.000) dibagi dengan total nilai jual (Rp1.000.000)
dikalikan 100% akan didapat presentase biaya dari nilai jualnya (75%). Jadi untuk
tiap-tiap produk bersama, presentase biaya dari nilai jual tiap produk, maka biaya
bersama dapat dialokasikan.
Pemakaian metode nilai jual relatif dalam mengalokasikan biaya bersama ini
akan menghasilkan presentase laba bruto dari hasil penjualan yang besaranya sama
untuk tiapjenis produk bersama tersebut.
Contoh 2
Dari data dalam Gambar 11.1, misalnya jumlah satuan produk yang dijual selama
periode akuntansi berjumlah seperti disajikan dalam Gambar 11.2.
Gambar 11.2
Variasi penggunaan metode ini nilai jual relatif kita dapati bila satu atau
beberapa produk bersama memerlukan biaya pengolahan tambahan setelah saat
terpisah (split-off). Nilai jual produk bersama dapat diketahui setelah produk bersama
tersebut mengalami pengolahan lebih lanjut. Dengan demikian pada saat terpisah
produk bersama tersebut belum memiliki nilai jual. Untuk mengalokasikan biaya
bersama perlu dihitung nilai jual hipotetis yang dihitung dengan cara mengurangi
nilai jual produk bersama setelah diproses lebih lanjut dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk pengolahan sejak saat terpisah sampai dengan produk tersebut siap
untuk dijual.
Metode satuan fisik mencoba menentukan harga pokk produk bersama sesuai
dengan manfaat yang ditentukan oleh masing-masing produk akhir. Dalam metode ini
biaya bersama dialokasikan kepada produk atas dasar koefisien fisik yaitu kuantitas
bahan baku yang terdapat dalam masing-masing produk. Koefisien fisik ini
dinyatakan dalam satuan berat, volume, atau ukuran lain. Dengan demikian metode
ini menghendaki bahwa peoduk bersama yang dihasilkan harus dapat diukur dengan
satuan ukuran yang sama. Untuk menggambarkan pemakaian metode ini, misalkam
10.000 barrels minyak mentah (crude oil) diolah dalam proses penyulingan (refinery).
Hasil produksi pengolahan tersebut setelah dikurangi dengan kerugian sebanyak 200
barrels (akibat susut atau hilang dalam proses).
Jika presentase diatas sama dalam setiap produksi, maka hal ini dapat
digunakan untuk mengalokasikan biaya bahan baku yang dipakai. Upah langsung
dapat juga dialokasikan dengan memakai presentasi tersebut, kecuali bila ada metode
lain yang lebih teliti.
Metode ini hanya dapat digunakan bila produk bersama yang dihasilkan
diukur dalam satuan yang sama. Pada umumnya metode ini digunakan oleh
perusahaan yang menghasilkan beebrapa macam produk yang sama dari satu proses
bersama tetapi mutunya berlainan. Dalam metode ini harga pokok masing-masing
produk dihitung sesuai dengan proporsi kuantitas yang diproduksi. Jalan pikiran yang
mendasari pemakaian metode ini adalah karena semua produk dihasilkan pikiran
yang mendasari pemakaian metode ini adalah karena semua produk dihasilkan dari
proses yang sama, maka tidak mungkin biaya untuk memproduksi satu satuan produk
berbeda satu sama lain.
Jika dalam metode rata-rata biaya per satuan dasar yang dipakai dalam
mengalokasikan biaya bersama adalah kuantitas produksi, maka dalam metode rata-
rata tertimbang biaya bersama adalah kuantitas produksi, maka dalam metode rata-
rata tertimbang kuantitas produksi ini dikalikan dulu dengan angka penimbang dan
hasil kalinya baru dipakai sebagai dasar alokasi. Penentuan angka penimbang untuk
tiap-tiap produk didasarkan pada jumlah bahan yang dipakai, sulitnya pembuatan
produk, waktu yang dikonsumsi, dan pembedaan jenis tenaga kerja yang dipakai
untuk tiap jenis produk maka metode alokasinya disebut metode nilai jual relatif.
Metode ini merupakan variasi metode pertama diatas. Semua biaya produksi
dikurangi dari pendapatan penjualan semua produk (baik produk utama maupun
sampingan) untuk mendapatkan laba bruto. Dalam metode ini tidak diadakan alokasi
biaya bersama seperti halnya dengan metode pertama. Dari contoh dimuka,
pendapatan penjualan produkn sampingan sebesar Rp.4.000 dicantumkan dalam
laporan rugi laba dibawah pos pendapatan penjualan produk utama, sehingga
pendapatan penjualan semua produk berjumlah Rp.104.000. Angka-angka lain dalam
laporan tersebut tetap sama kecuali jumlah laba bruto dan dari bersih usaha yang
berbeda.
Pada zaman ini perusahaan telah berkembang dengan pesat, setiap waktu
melakukan inovasi inovasi dengan memunculkan produk-produk baru. Perusahaan
selalu berusaha menciptakan produk yang dibutuhkan oleh konsumen. Maka dari itu
tidaklah mengherankan jika perusahaan membuat lebih dari satu produk atau
membuat beragam produk.
1. Produk utama
2. Produk sampingan
Contoh pada pabrik penggergajian kayu kayu lapis dan papan kayu
merupakan produk utama, sedangkan serbuk gergaji dan kayu bakar merupakan
produk sampingan.
Apabila dalam suatu perusahaan menghasilkan dua atau lebih jenis produk,
dengan harga jual relatif sama maka ke dua macam produk yang dihasilkan disebut
sebagai produk bersama. Tetapi jika salah satu produknya ditetapkan harga yang
lebih mahal dari produk lainnya yang dihasilkan bersamaan maka produk dengan
harga lebih mahal disebut produk utama dan produk yang lebih murah disebut produk
sampingan. Perbedaan produk utama dengan produk bersama didasarkan kriteria
antara lain:
2. Harga jual produk utama Seharusnya lebih tinggi dari produk sampingan.
3. Proses produksi perusahaan akan dan harus menghasilkan semua jenis produk.
4. Perusahaan hampir tidak mampu berbuat sesuatu yang berkaitan dengan jumlah
relatif berbagai macam produk yang dihasilkan melalui proses produksi.
2. Untuk tujuan asuransi dengan alokasi biaya dapat menilai persediaan yang harus
diasuransikan.
5. Dapat menentukan biaya Departemen atau divisi untuk tujuan pengukuran kinerja
karyawan eksekutif.
6. Dapat mengatur tarif yang digunakan menentukan harga produk barang yang baru
diproduksi.
Metode ini adalah metode yang mengkonsumsi setiap produk yang dihasilkan
secara bersama mempunyai nilai jual atau nilai pasar yang berbeda nilai pasar yang
berbeda tersebut disebabkan karena tingkat pemakaian biaya yang berbeda pada
masing-masing produk bersama.
Dalam metode ini jika salah satu produk terjual dengan harga tinggi Maka itu
dikarenakan biaya produksi yang dikeluarkan juga lebih tinggi dibandingkan produk
lain. terdapat 2 metode dalam metode nilai pasar atau nilai jual relatif yaitu:
Rumus pembebanan
Pembebanan = jumlah nilai masing-masing produk x biaya bersama
Jumlah nilai jual keseluruhan produk
Metode unit fisik adalah suatu metode dalam pembebanan biaya bersama
kepala produk didasarkan atas unit secara fisik atau output dari suatu produk
diungkapkan dalam satu misal berupa volume, bobot atau ukuran karateristik
lainnya.
2. Produk sampingan masih perlu diolah lagi Sebelum menjadi produk yang siap
dijual.
3. Produk sampingan siap dijual setelah dipisah dari perlu cool utama namun
sebenarnya jika diproses lagi dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi.
a. produk sampingan dapat langsung dijual setelah adanya titik pisah pengakuan
atas pendapat kotor. Metode ini memerlukan penjualan produk sampingan
berdasarkan penjualan kotor. Dalam metode ini penjualan atau pendapat
produk sampingan dalam laporan laba rugi.