Anda di halaman 1dari 65

PENENTUAN HARGA POKOK

PRODUK BERSAMA (JOINT


PRODUCT) DAN PRODUK
SAMPINGAN
Produk bersama:
• Beberapa produk yg dihasilkan dalam suatu rangkaian secara
bersama-sama dgn menggunakan bahan baku, tenaga kerja &
biaya overhead pabrik (BOP) secara bersama
• Biaya tsb tdk dpt ditelusuri atau dipisahkan pada setiap produk

Biaya Bersama (Joint Cost)


adalah biaya yg dikeluarkan utk mengolah Bahan Baku, tenaga
kerja, & biaya overhead pabrik menjadi berbagai macam produk.

Produk bersama dpt menghasilkan:


1. Produk utama (Main Product)
2. Produk sampingan (By Product)
1. Produk Utama
Adalah produk yg dihasilkan dlm proses produksi secara
bersama, namun mempunyai nilai dan kuantitas yg lebih
besar dibandingkan dengan produk lain (produk
sampingan)
2. Produk Sampingan
Adalah produk yg dihasilkan dlm proses produksi secara
bersama, namun mempunyai nilai dan kuantitas yg lebih
rendah dibandingkan dengan produk lain (produk utama)

Contoh:
Penggilingan padi menghasilkan beras (produk utama) &
dedak (produk sampingan)
A. Karakteristik Produk Bersama

1. Produk diproses secara bersamaan, setiap produk mempunyai nilai


yg relatif sama antara satu dgn yg lainnya
2. Setiap produk mempunyai hubungan fisik yg sangat erat dlm proses
produksi. Apabila terjadi peningkatan kualitas utk satu jenis produk yg
dihasilkan, maka kualitas produk yg lain akan bertambah secara
proporsional
3. Dalam produk bersama dikenal “Split of Point” (titik pisah), yaitu saat
dimana produk-produk tsb dapat diidentifikasi atau dipisah ke masing-
masing produk secara individual
4. Setelah Split of Point, produk tsb dpt dijual pada titik pisah (secara
langsung) & dpt juga dijual setelah pisah (setelah diproses lebih lanjut)
utk mendapatkan produk yg lebih menguntungkan. Biaya yg
dikeluarkan utk memproses lebih lanjut disebut biaya proses lanjutan
atau biaya setelah titik pisah (sevarable cost)
5. Dalam mengolah produk bersama tertentu, produsen tdk dpt
menghindarkan diri untuk menghasilkan semua jenis produk bersama
jika ingin memproduksi salah satu diantara produk bersama tsb
B. Alokasi Biaya

Alokasi biaya merupakan pembebanan biaya secara


proporsional dari biaya bersama ke obyek biaya
Tujuan alokasi biaya bersama:
1. Untuk menghitung laba
2. Untuk mengetahui berapa kontribusi masing-masing produk
bersama terhadap total pendapatan perusahaan.
3. Untuk mengetahui apakah seluruh biaya produksi yang
dibebankan kepada masing-masing produk bersama sudah
dihitung seteliti mungkin
Biaya proses lanjutan
Split of Point
(titik pisah) Krim Rp250.000,00 krim mentega nilai pasar
25 liter @ Rp12.000 20 liter
@ Rp60.000

Susu segar Harga jual harga jual


110 liter pada Titik Pisah setelah diproses
@ Rp800.000

Skim cair Rp500.000,00 Susu nilai pasar


75 liter @ Rp10.000 50 liter
@ Rp75.000
C. Metode Alokasi Biaya

4 metode pengalokasian Biaya Bersama pada produk


bersama:
1. Metode Nilai jual Relatif (Metode Harga Pasar)

2. Metode Satuan (Unit) Fisik


3. Metode Rata-rata Biaya Per Satuan (Metode Rata-
rata Sederhana/Metode Rata-rata per unit)
4. Metode Rata-rata Tertimbang
1. Metode Nilai Jual Relatif (Metode Harga Pasar)
Pembebanan biaya bersama atas dasar nilai jual masing-masing
produk

Metode harga jual dapat dibedakan menjadi:


a. Harga jual pada saat titik pisah diketahui
b. Harga jual pada saat titik pisah tidak diketahui

a. Harga jual pada saat titik pisah diketahui


*) Pembebanan biaya bersama kepada produk berdasarkan nilai
jual masing-masing produk thd jumlah nilai jual keseluruhan
produk
Jlh nilai jual masing-masing produk
Pembebanan = -------------------------------------------------- x Biaya Bersama
Jlh nilai jual keseluruhan produk
Biaya Bersama

Split of Point
(Titik Pisah)

Produk A Produk B Produk C


(Harga jual diketahui) (Harga jual diketahui) (Harga jual diketahui)
Contoh:
Biaya bersama yg dikeluarkan selama 1 periode akuntansi
Rp750.000,00. Jumlah dan harga jual per satuan produk yg
dihasilkan perusahaan terdapat pada tabel berikut :

Produk Jumlah produksi (kg) Harga pasar (harga jual) pada titik pisah
(Rp/kg)
A 15.000 10,00
B 20.000 17,50
C 25.000 12,00
D 10.000 20,00
Nilai jual masing-masing produk pada saat titik pisah:
Produk A : 15.000 kg x Rp10,00 = Rp 150.000,00
Produk B : 20.000 kg x Rp17,50 = 350.000,00
Produk C : 25.000 kg x Rp12,00 = 300.000,00
Produk D : 10.000 kg x Rp20,00 = 200.000,00
Total nilai penjualan = Rp1.000.000,00

Alokasi biaya bersama (joint Cost) masing-masing produk:


Produk A: Rp150.000,00/Rp1.000.000,00 x Rp750.000,00 = Rp 112.500,00
Produk B: Rp350.000,00/Rp1.000.000,00 x Rp750.000,00 = 262.500,00
Produk C: Rp300.000,00/Rp1.000.000,00 x Rp750.000,00 = 225.000,00
Produk D: Rp200.000,00/Rp1.000.000,00 x Rp750.000,00 = 150.000,00
Total = Rp750.000,00
Dalam bentuk tabel sbb:

Produk Jumlah Harga Nilai jual Nilai jual Alokasi Harga


bersama Produk jual/kg (Rp) relatif (%) biaya pokok
yg diha- (Rp/kg) bersama produk
silkan (Rp) bersama
(kg) (Rp/kg)

1 2 3 4 5 6 7

(2)x(3) (4): 1.000.000 (5) x 750.000 (6) : (2)

A 15.000 10,0 150.000 15 112.500 7,50


B 20.000 17,5 350.000 35 262.500 13,13
C 25.000 12,0 300.000 30 225.000 9,00
D 10.000 20,0 200.000 20 150.000 15,00

Jumlah 70.000 1.000.000 100 750.000


*) Alokasi biaya bersama juga dpt dilakukan dengan mencari
persentase biaya dari nilai jual, sbb:

Total biaya bersama : total nilai jual x 100%

Persentase biaya dari nilai jual tiap-tiap produk adalah:


Rp750.000,00 : Rp1.000.000,00 x 100% = 75%
Jadi utk tiap-tiap produk bersama, persentase biaya dari nilai
jualnya sebesar 75%

Alokasi biaya bersama (joint cost) sbb:


Produk A : 75% x Rp150.000,00 = Rp112.500,00
Produk B : 75% x Rp350.000,00 = 262.500,00
Produk C : 75% x Rp300.000,00 = 225.000,00
Produk D : 75% x Rp200.000,00 = 150.500,00
Jumlah biaya bersama = Rp750.000,00
Biaya bersama
Rp750.000,00

Tiitik Pisah

Produk A Produk B Produk C Produk D


15.000kg 20.000 kg 25.000 kg 10.000 kg
@ Rp10,00 @Rp17,50 @ Rp12,00 @ Rp20,00
*) Pemakaian metode nilai jual relatif dlm mengalokasikan biaya bersama, akan
menghasilkan persentase Laba Bruto dari hasil penjualan yg sama utk tiap jenis
produk bersama tsb, yaitu 25 %, seperti ditunjukan dalam Laporan Rugi-Laba
berikut:

Produk
A B C D Jumlah
Satuan yg terjual (kg) 15.000 20.000 25.000 10.000 70.000
Hasil Penjualan (Rp) 150.000 350.000 300.000 200.000 1.000.000
Harga Pokok Penj. (Rp) 112.500 262.500 225.000 150.000 750.000
Laba Bruto (Rp) 37.500 87.500 75.000 50.000 250.000

Persentase laba bruto


dari hasil penjualan 25% 25% 25% 25% 25%

Note: Harga pokok penjualan = alokasi biaya bersama = harga pokok produksi
b. Harga jual pada saat titik pisah tdk diketahui (ada proses lanjutan
setelah titik pisah)
Apabila suatu produk tdk bisa dijual pada saat titik pisah, produk
tsb memerlukan proses tambahan shg harga jual dpt diketahui
sebelum dijual. Dasar yg digunakan dalam mengalokasikan biaya
bersama adalah harga pasar (nilai jual) hipotetis

Nilai jual hipotetis adalah nilai jual suatu produk setelah diproses
lebih lanjut dikurangi biaya yg dikeluarkan utk
memproses lebih lanjut

jumlah nilai jual hipotetis masing


Pembebanan = masing produk stlh titik pisah x Biaya Bersama
Jumlah nilai jual hipotetis seluruh
produk setelah titik pisah
Biaya Bersama

Split of Point
(Titik Pisah)

Produk A Produk B Produk C


(Harga jual tdk diketahui (harga jual tdk diketahui) (Harga jual tdk diketahui)

Proses lebih lanjut Proses lebih lanjut Proses lebih lanjut

Produk A Produk B Produk C


(Harga jual diketahui) (Harga jual diketahui) (Harga vjual diketahui)
Contoh:
PT “CJDW” memproduksi 3 produk secara bersama yaitu X, Y, Z.
Biaya yg dikeluarkan utk menghasilkan ke 3 produk tsb adalah
Rp40.000.000,00. Data lain yg berhubungan dgn produk
bersama adalah:
Keterangan Produk X Produk Y Produk Z
Jumlah Produk (kg) 5.000 6.000 4.000
Harga Jual stlh proses Rp1.500,00 Rp2.000,00 Rp1.250,00
lanjutan (Rp/kg)
Biaya proses Lanjutan Rp2.628.000,00 Rp3.126.000,00 Rp1.346.000,00

Hitunglah: 1. Alokasi biaya bersama masing-masing produk


2. hitunglah biaya produksi masing-masing produk
Skema
5000 kg
5000 kg @ Rp1.500,00
Harga ? B Proses lanjut:
Rp2.628.000

6000 kg
6000 kg @ Rp2.000,00
Biaya bersama
Harga ? B Proses lanjut:
Rp40.000.000,00
Rp3.126.000

4000 kg
4000 kg @ Rp1.250,00
Harga ? B Proses lanjut:
Rp1.346.000
Niali jual masing-masing produk:
Produk X : 5.000 x Rp1.500 = Rp 7.500.000
Produk Y : 6.000 x Rp2.000 = Rp12.000.000
Produk Z : 4.000 x Rp1.250 = Rp 5.000.000
Total nilai penjualan =Rp24.500.000

Nilai (harga) jual hipotetis masing-masing produk:


Produk X :Rp 7.500.000 - Rp2.628.000 = Rp 4.872.000 (Rp974,40/kg)
Produk Y : Rp12.000.000 - Rp3.126.000 = Rp 8.874.000 (Rp1.479,00/kg)
Produk Z : Rp 5.000.000 - Rp1.346.000 = Rp 3.654.000 (Rp913,50/kg)
Total =Rp17.400.000
a. Alokasi joint cost (biaya bersama)
Produk X : Rp 4.872.000/ Rp17.400.000 x Rp40.000.000 = Rp11.200.000
Produk Y : Rp 8.874.000/ Rp17.400.000 x Rp40.000.000 = Rp20.400.000
Produk Z : Rp 3.654.000/ Rp17.400.000 x Rp40.000.000 = Rp 8.400.000
Total Biaya Bersama =Rp40.000.000

b. Biaya produksi (harga pokok) masing-masing produk:


Biaya produksi = Alokasi joint cost + Biaya proses lanjutan

Produk X : Rp11.200.000 + Rp2.628.000 = Rp13.828.000 (Rp2.765,60/kg)


Produk Y : Rp20.400.000 + Rp3.126.000 = Rp23.526.000 (Rp3.921,00/kg)
Produk Z : Rp 8.400.000 + Rp1.346.000 = Rp 9.746.000 (Rp2.436,50/kg)
Produk Harga Biaya Nilai Jumlah Nilai jual Nilai jual Alokasi Total Biaya Harga
Bersa- jual se- pengol/kg jual hi- yg di- hipotetis hipotetis biaya pengolah- pokok/kg
ma telah ttk stlh saat potetis produksi x jlh yg relatif bersama an (Rp) (biaya
(kg) pisah terpisah (Rp) (kg) diproduksi (%) (Rp) (kg) produksi
(Rp/kg) (Rp) (Rp) (Rp/kg)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


(1)-(2) (3) x (4) (5):17400000 6)x40000000 (7)+(8)/(4)

X 1.500 525,60 974,40 5.000 4.872.000 28 11.200.000 2.628.000 2.765,60


Y 2.000 521,o0 1.479,00 6.000 8.874.000 51 20.400.000 3.126.000 3.921,00
Z 1.250 336,50 913,50 4.000 3.654.000 21 8.400.000 1.346.000 2.436,50

Jumlah 15.000 17.400.000 100,0 40.000.000


2. Metode Satuan Fisik
a. Adalah suatu metode dalam pembebanan biaya bersama kepada
produk didasarkan atas unit secara fisik atau output dari suatu
produk, oleh karena itu satuannya harus sama. Hal ini karena
seluruh produk gabungan terdiri atas bahan baku, tenaga kerja &
biaya overhead yg sama, shg semua produk hrs menerima bagian
biaya bersama berdasarkan ukuran secara fisik

Jumlah unit masing-masing produk


Pembebanan = ------------------------------------------- x B Bersama
Jumlah unit keseluruhan produk

Contoh:
PT “X” memproduksi 3 jenis produk X, Y, & Z. Biaya bersama yg
digunakan untuk menghasilkan 3 produk tsb Rp150.000.000,00. Data
lain yg digunakan:
Contoh:
PT “X” memproduksi 3 jenis produk X, Y, & Z. Biaya bersama
yg digunakan untuk menghasilkan 3 produk tsb
Rp150.000.000,00. Data lain yg digunakan:
Keterangan Produk X Produk Y Produk Z jumlah
Jumlah yg diproduksi (kg) 30.000 48.000 42.000 120.000
Harga Jual setelah proses 3.000 2.500 5.000
lanjutan (Rp)
Biaya proses lanjutan (Rp) 18.000.000 25.000.000 46.000.000

Diminta:
1. Hitunglah alokasi biaya masing-masing produk dengan
menggunakan metode unit fisik
2. Hitunglah biaya produksi masing-masing produk
Jawab:
1. Alokasi biaya masing-masing produk
Produk X : 30000/120000 x Rp150.000.000,00 = Rp 37.500.000,00
Produk Y : 48000/120000 x Rp150.000.000,00 = Rp 60.000.000,00
Produk Z : 42000/120000 x Rp150.000.000,00 = Rp 52.500.000,00
Jumlah biaya bersama = Rp150.000.000,00

2. Biaya produksi masing-masing produk;


Produk X : Rp37.500.000,00 + Rp18.000.000,00 = Rp55.500.000,00
Produk Y : Rp60.000.000,00 + Rp25.000.000,00 = Rp85.000.000,00
Produk Z : Rp52.500.000,00 + Rp46.000.000,00 = Rp98.500.000,00
b. Dalam metode ini, biaya bersama dialokasikan kepada produk
atas dasar koefisien fisik yaitu kuantitas bahan baku yg terdapat
dalam masing-masing produk. Koefisien fisik ini dinyatakan
dalam satuan berat, volume, atau ukuran yg lain. Dengan
demikian, metode ini menghendaki bahwa produk bersama yg
dihasilkan harus dpt diukur dgn satuan yg sama.

Contoh:
Perusahaan “Antara” memproduksi penyulingan minyak mentah.
Bahan baku (minyak mentah/crude oil) yg digunakan 10.000
barrels diolah delam proses penyulingan (refinery) dengan
harga bahan baku yg dipakai (biaya bersama) Rp15.000.000,00.
Hasil pengolahan minyak tsb setalah dikurangi dengan kerugian
(akibat susut atau hilang dalam proses) sebanyak 200 barels
tampak dalam tabel berikut.
Kuantitas (tdk Persentase Alokasi harga
Produk termasuk jlh yg (%) bahan baku
hilang) (Barels) (Rp)

Gasolin 2.600 26,52 3.978.000


Bensin 200 2,04 306.000
Kerosin 1.000 10,21 1.531.500
Minyak pelumas 300 3,06 459.000
Minyak bakar 5.000 51,03 7.645.500
Gas 300 3,06 459.000
Produk lain 400 + 4,08 + 512.000 +
Jumlah 9.800 100,00 15.000.000
Jumlah yg hilang
dlm proses 200 +
10.000
Alokasi harga pokok bahan baku untuk masing-masing produk:
Gasoline : Rp15.000.000,00 x 26,52% = Rp 3.978.000,00
Bensin\ : Rp15.000.000,00 x 2,04% = Rp 306.000,00
Kerosin : Rp15.000.000,00 x 10,21% = Rp 1.531.500,00
M . pelumas\ : Rp15.000.000,00 x 3,06% = Rp 459.000,00
M. bakar\ : Rp15.000.000,00 x 51,03% = Rp 7.645.500,00
Gas : Rp15.000.000,00 x 3,06% = Rp 459.000,00
Produk-produk
Lain : Rp15.000.000,00 x 4,08% = Rp 512.000,00
Jumlah biaya bersama (Harga Pokok BB) = Rp 15.000.000,00
3. Metode Rata-rata Biaya per Satuan (per unit)
• Suatu metode dlm mengalokasikan biaya bersama seluruh produk yg
dihasilkan dari proses produksi bersama hrs dibebani suatu nilai secara
proporsional dari seluruh biaya bersama
• Satuan produk bersama, harus sama
• Untuk perusahaan yg menghasilkan beberapa macam produk yg sama
dari satu proses bersama tetapi mutunya berlainan
• Harga pokok masing-masing produk dihitung sesuai dengan proporsi
kuantitas yg diproduksi
Jumlah unit bersama
Biaya/unit =
Jumlah unit keseluruhan produk

Pembebanan B Bersama = Biaya/unit x Jlh unit masing-masing produk


Contoh:
1). Perusahaan penggergajian menghasilkan berbagai macam mutu kayu.
Jumlah produksi 762.000 m3. Biaya bersama Rp22.860.000,00, maka rata-
rata biaya/ unit adalah Rp30,00. Rata-rata biaya/unit ini digunakan utk
menghitung harga pokok (pembebanan biaya bersama) produk kayu tsb

Kuantitas yg Rata-rata biaya Harga pokok


Mutu kayu diproduksi per unit produk (alokasi biaya
(m3) (Rp) bersama) (Rp)

Utama 762.000 30 22.286.000


No. 1 381.000 30 11.430.000
No. 2 152.400 30 4.572.000
No. 3 152.400 30 4.572.000
Jumlah 762.000 22.860.000
2). PT “X” memproduksi 3 macam produk secara bersama yaitu
A,B,C. Utk menghasilkan produk tsb diperlukan biaya
Rp120.000.000,00. data lain yg berhubungan dgn ke 3 produk:

Keterangan Produk A Produk B Produk C Jumlah

Jlh produksi (kg) 15.000 35.000 10.000 60.000


Harga jual stlh proses lanjutan 3.500 4.000 2.500
Biaya proses lanjutan 12.000.000 16.000.000 7.000.000

a. Hitunglah alokasi biaya bersama masing-masing produk


b. Hitunglah biaya produksi masing-masing produk
Jawab: Biaya bersama
Rp120.000.000,00

Produk A Produk B Produk C

a. A.lokasi biaya bersama masing-masing produk:


Biaya/unit = Rp120.000.000,00/60.000 kg = Rp2.000,00/kg

Pembebanan biaya bersama:


Produk A = 15.000 kg x Rp2.000,00 = Rp 30.000.000,00
Produk B = 35.000 kg x Rp2.000,00 = Rp 70.000.000,00
Produk A = 10.000 kg x Rp2.000,00 = Rp 20.000.000,00
Total (= biaya bersama) Rp120.000.000,00
b. Biaya produksi masing-masing produk
Biaya produksi = alokasi biaya bersama + biaya proses lanjutan

Produk A = Rp30.000.000,00 + Rp12.000.000,00= Rp42.000.000,00


Produk B = Rp70.000.000,00 + Rp16.000.000,00= Rp86.000.000,00
Produk C = Rp20.000.000,00 + Rp 7.000.000,00= Rp27.000.000,00

Biaya produksi/kg:
Produk A : Rp42.000.000,00 : 15.000 kg = Rp2.800,00
Produk B : Rp86.000.000,00 : 35.000 kg = Rp2.457,14
Produk C : Rp27.000.000,00 : 10.000 kg = Rp2.700,00
4. Metode Rata-rata Tertimbang
Dasar alokasi adalah: kuantitas produksi x angka penimbang

Dasar angka penimbang:


a. Kuantitas produksi dikalikan dgn angka penimbang utk masing-
masing produk, hasil kalinya dipakai sbg dasar alokasi
b. Penentuan angka penimbang masing-masing produk dapat
didasarkan jumlah bahan yg dipakai atau produk yg dihasilkan
c. Angka penimbang digunakan karena:
1) Akibat sulitnya pembuatan produk
2) Pembedaan jam kerja yg dipakai
3) Waktu yg digunakan utk menghasilkan masing-masing produk
Contoh:
Biaya bersama yg dikeluarkan Rp64.500.000,00. Jumlah
produk yg dihasilkan (yg diproduksi) & angka penimbangnya :
Produk Jumlah yg Angka Jumlah yg diproduksi x Alokasi
diproduksi penimbang angka penimbang biaya bersama (Rp)
(unit) (2) x (3) (4):Rp215.000x
Rp64.500.000
(1) (2) (3) (4) (5)

A 40.000 3 120.000 36.000.000


B 35.000 2 70.000 21.000.000
C 25.000 1 25.000 + 7.500.000
215.000 64.500.000
…………………… Soal alokasi biaya bersama …………………………….
D. PRODUK SAMPINGAN

Adalah produk yg dihasilkan dlm proses produksi secara


bersama, tetapi produk tsb kuantitas dan nilainya lebih rendah
dibandingkan dengan produk utamanya

1. Pengelompokan produk sampingan


a. Produk sampingan yg siap dijual setelah dipisah dari
produk utama
b. Produk sampingan yg memerlukan proses lebih lanjut
c. Produk sampingan yg siap dijual setelah titik pisah dari
produk utama, tetapi dapat diproses lebih lanjut agar dpt
dijual dengan harga yg lebih tinggi
2. Metode Perhitungan Harga Pokok Produk Sampingan
a. Metode tanpa harga pokok (non-cost methods)
b. Metode dengan harga pokok (cost methods)

a. Metode tanpa harga pokok


Adalah suatu metode dlm perhitungan harga pokok produk
sampingan, dimana produk sampingan tdk memperoleh alokasi
biaya bersama dari pengolahan produk sebelum dipisah, karena
rendahnya nilai jual produk sampingan

Permasalahannya adalah: bagaimana perlakuan thd hasil


penjualan produk sampingan?
• Apakah hasil penjualan akan diperlakukan sbg penambah
pendapatan ,atau
• Pengurang dari biaya produk utama
Metode tanpa harga pokok, dibedakan atas :
1) Produk sampingan dpt langsung dijual pada saat titik pisah
atau “pengakuan atas pendapatan kotor”
2) Produk sampingan memerlukan proses lanjutan setelah titik
pisah dari produk utama atau “pengakuan atas pendapatan
bersih”

1) Pengakuan atas Pendapatan Kotor


• Memperlakukan penjualan produk sampingan berdasarkan
penjualan kotor
• Hal ini dilakukan krn biaya persediaan produk utama
dianggap terlalu tinggi shg menanggung biaya pada produk
sampingan
Dlm metode ini, penjualan (pendapatan) produk
sampingan dalam Laporan Rugi-Laba diperlakukan
sebagai:
a) Penghasil di luar usaha atau pendapatan lain-lain
b) Penambah penjualan atau pendapatan produk utama
c) Pengurang harga pokok penjualan
d) Pengurang biaya produksi
Contoh:
Jumlah produksi : 16.200 kg
Jumlah penjualan : 13.500 kg
Jumlah persediaan awal : 500 kg
Harga jual/unit : Rp750,00
Biaya produksi/unit : Rp500,00
Hasil penjualan produk sampingan : Rp2.047.500,00
B pemasaran & adm produk utama : Rp2.925.000,00
Diminta:
Susunlan Laporan Rugi-Laba menggunakan asumsi di
atas (1-4)
a. Sebagai penghasil di luar usaha atau pendapatan
lain-lain
Metode ini cocok digunakan utk perush yang :
1) Nilai produk sampingan tidak begitu penting atau
tidak dapat (sulit) ditentukan
2) Penggunaan metode yg lebih teliti memerlukan
biaya yg tdk sebanding dgn manfaat yg diperoleh
3) Saat terpisahnya produk sampingan dgn produk
utama tdk begitu jelas & pembebanan harga
pokok produk sampingan kpd produk utama tdk
mengakibatkan perbedaan yg mencolok pada
harga produk utama
Laporan Rugi-Laba pendapatan produk sampingan diperlakukan sbg
penghasil diluar usaha atau pendapatan lain-lain

Penjualan : 13.500 kg x Rp750 :Rp10.125.000


Harga pokok penjualan:
Persediaan awal: 500kgxRp500 : Rp 250.000
Total biaya produksi: 16.200kgxRp500 : Rp8.100.000 +
Tersedia dijual : Rp8.350.000
Persediaan akhir: 3.200 x Rp500 : Rp1.600.000 -
: Rp 6.750.000 –
Laba bruto (Laba kotor) : Rp3.375.000
Biaya pemasaran dan administrasi : 2.925.000 –
Laba operasi (laba bersih usaha) : Rp 450.000
Pendapatan lain-lain:
Pendapatan dari penjualan produk sampingan : Rp2.047.500 +
Laba sebelum pajak : Rp2.497.500
*) Pendapatan produk sampingan diperlakukan sebagai penghasil
di luar usaha atau pendapatan lain-lain yaitu sebesar
Rp2.497.500,00

Ayat jurnal yg diperlukan sbb:

Kas/piutang Rp2.497.500
Pendapatan penjualan produk sampingan Rp2.497.500
b) Pendapatan produk sampingan diperlakukan sbg penambah
penjualan atau pendapatan produk utama

Penjualan : Rp10.125.000
Pendapatan penjualaan produk sampingan: 2.047.500 +
Penjualan bersih : Rp12.172.500
Harga pokok penjualan:
Persediaan awal: 500 kg x Rp500 : Rp250.000
Total biaya produksi 16.200kgxRp500 : 8.100.000 +
Tersedia dijual : Rp8.350.000
Persediaan akhir: 3.200kg x Rp500 : 1.600.000-
: Rp6.750.000 –
Laba kotor : 5.422.500
Biaya pemasaran & administrasi : 2.925.000 –
Laba operasi : Rp2.497.000
Pendapatan penjualan produk sampingan sbg penambah
penjualan produk utama, shg penjualan produk utama sekarang
menjadi Rp12.172.500,00
Akibatnya terjadi peningkatan thd Laba Kotor & Laba Operasi
sesuai dgn kenaikan dari pendapatan produk sampingan

Ayat jurnal yang diperlukan sbb:


Kas/piutang Rp2.497.500
Pendapatan Penjualan Rp2.497.500
c) Pendapatan produk sampingan diperlakukan sbg pengurang
harga pokok penjualan

Penjualan : Rp10.125.000
Harga pokok penjualan:
Persediaan awal: 500 kg x Rp500 :Rp 250.000
Total biaya produksi 16.200kgxRp500 : 8.100.000 +
Tersedia dijual : Rp8.350.000
Persediaan akhir: 3.200kg x Rp500 : 1.600.000 -
Harga pokok penjualan : Rp6.750.000
Pendapatan penjualan produk sampingan: 2.047.500 -
Rp 4.702.500
Laba kotor : 5.422.500
Biaya pemasaran & administrasi : 2.925.000 –
Laba operasi : Rp2.497.500
Pada metode ini, pendapatan penjualan produk sampingan
mengurangi harga pokok penjualan sebesar Rp2.497.500
shg harga pokok penjualan menjadi Rp4.702.500

Ayat jurnal yang diperlukan sbb:


Kas/Piutang Dagang Rp2.497.500
Harga Pokok Penjualan Rp2.497.500
d) Pendapatan produk sampingan diperlakukan sbg pengurang biaya
produksi

Penjualan : Rp10.125.000
Harga pokok penjualan:
Persediaan awal: 500 kg x Rp500 : Rp 250.000
Total biaya produksi : 16.200kgxRp500 :Rp8.100.000
Pendapatan penjualan produk sampingan : 2.047.500-
:Rp6.052.500 +
Tersedia dijual :Rp6.302.500
Persediaan akhir: 3.200kg x Rp500 : 1.600.000 -
Harga pokok penjualan : Rp4.702.500-
Laba kotor : Rp5.422.500
Biaya pemasaran & administrasi : 2.925.000-
Laba operasi : Rp2.497.500
Pada metode ini, pendapatan penjualan produk sampingan
dianggap sebagai pengurang, sehingga biaya produksi setelah
dikurangi pendapatan penjualan produk sampingan menjadi
Rp6.052.500

Ayat jurnal yang diperlukan sbb:


Kas/piutang Rp2.497.500
Produk Dalam Proses (BB,TK,BOP) Rp2.497.500
2). Pengakuan atas Pendapatan Bersih
• Hasil penjualan yg diperhitungkan adalah berdasarkan hasil penjualan
atau pendapatan bersih produk sampingan
• Hal ini dilakukan dgn asumsi adanya kebutuhan utk membebankan
biaya yg dpt ditelusuri ke produk sampingan
• Terjadi pemisahan setelah titik pisah dalam memproses maupun dalam
memasarkan produk sampingan
• Produk sampingan memerlukan proses lanjutan setelah titik dipisah dari
produk utama
• Hasil penjualan produk sampingan =
penjualan produk sampingan - biaya proses lanjutan produk
sampingan – biaya pemasaran & administrasi produk sampingan
• Penjualan produk sampingan yg dilaporkan dalam Laba-Rugi ;pada
prinsipnya sama dgn pengakuan atas penjualan atau pendapatan kotor
(ada 4 perlakuan thd produk sampingan). Perbedaannya pada
perhitungan penjualan atau pendapatan produk sampingan
Contoh:
Jumlah produksi : 16.200 kg
Jumlah penjualan : 13.500 kg
Jumlah persediaan awal : 500 kg
Harga jual/unit : Rp750,00
Biaya produksi/unit : Rp500,00
Hasil penjualan produk sampingan : Rp1.387.500,00
Biaya proses lanjutan produk sampingan : Rp 390.000,00
Biaya pemasaran & administrasi produk utama : Rp2.925.000,00
Beban pemasaran & administrasi produk sampingan:Rp 270.000,00
Diminta:
Susunlan Laporan Rugi-Laba menggunakan asumsi di atas (1) - 4))
a) Pendapatan produk sampingan diperlakukan sbg penghasil
diluar usaha atau pendapatan lain-lain
Penjualan : 13.500 kg x Rp750 :Rp10.125.000
Harga pokok penjualan:
Persediaan awal: 500kgxRp500 : Rp 250.000
Total biaya produksi: 16.200kgxRp500 : Rp8.100.000 +
Tersedia dijual : Rp8.350.000
Persediaan akhir: 3.200 x Rp500 : Rp1.600.000 -
: Rp 6.750.000-
Laba bruto (Laba kotor) : Rp3.375.000
Biaya pemasaran dan administrasi : 2.925.000 -
Laba operasi (laba bersih usaha) : Rp 450.000
Pendapatan lain-lain:
Pendapatan dari penjualan produk sampingan : Rp1.387.500 +
Laba sebelum pajak : Rp1.837.500

Pada metode ini pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan


sebagai pendapatan lain-lain yaitu sebesar Rp1.387.500,00
b) Pendapatan produk sampingan diperlakukan sbg penambah
penjualan atau pendapatan produk utama

Penjualan : Rp10.125.000
Pendapatan penjualaan produk sampingan : 1.387.500 +
Penjualan bersih : Rp11.512.500
Harga pokok penjualan:
Persediaan awal: 500 kg x Rp500 : Rp250.000
Total biaya produksi 16.200kgxRp500 : 8.100.000 +
Tersedia dijual : Rp8.350.000
Persediaan akhir: 3.200kg x Rp500 : 1.600.000-
: Rp6.750.000 –
Laba kotor : 4.762.500
Biaya pemasaran & administrasi : 2.925.000 –
Laba operasi : Rp1.837.500

Pendapatan penjualan produk sampingan sbg penambah penjualan produk


utama, shg penjualan produk utama sekarang menjadi Rp11.512.500,00
c) Pendapatan produk sampingan diperlakukan sbg pengurang
harga pokok penjualan
Penjualan : Rp10.125.000
Harga pokok penjualan:
Persediaan awal: 500 kg x Rp500 :Rp 250.000
Total biaya produksi 16.200kgxRp500 : 8.100.000 +
Tersedia dijual : Rp8.350.000
Persediaan akhir: 3.200kg x Rp500 : 1.600.000 -
Harga pokok penjualan : Rp6.750.000
Pendapatan penjualan produk sampingan: 1.387.500 -
Rp 5.362.500-
Laba kotor : 4.762.500
Biaya pemasaran & administrasi : 2.925.000 –
Laba operasi : Rp1.837.500

Pada metode ini, pendapatan penjualan produk sampingan mengurangi


harga pokok penjualan sebesar Rp1.387.500 shg harga pokok penjualan
menjadi Rp5.362.500
d) Pendapatan produk sampingan diperlakukan sbg pengurang
biaya produksi

Penjualan : Rp10.125.000
Harga pokok penjualan:
Persediaan awal: 500 kg x Rp500 : Rp 250.000
Total biaya produksi : 16.200kgxRp500 :Rp8.100.000
Pendapatan penjualan produk sampingan : 1.387.500-
:Rp6.712.500 +
Tersedia dijual :Rp6.962.500
Persediaan akhir: 3.200kg x Rp500 : 1.600.000 -
Harga pokok penjualan : Rp5.362.500-
Laba kotor : Rp4.762.500
Biaya pemasaran & administrasi : 2.925.000-
Laba operasi : Rp1.837.500

Pada metode ini, pendapatan penjualan produk sampingan dianggap sebagai


pengurang, sehingga biaya produksi setelah dikurangi pendapatan penjualan
produk sampingan menjadi Rp6.962.500
b. Metode dengan Harga Pokok
• Merupakan suatu metode dimana produk sampingan
memperoleh alokasi biaya bersama sebelum dipisah dari
produk utama
• Metode dengan harga pokok terdiri atas;
1) Produk Sampingan sebagai Harga Pokok Pengganti
(Replacement Cost Method)
2) Produk Sampingan sebagai Harga Pokok Pembatalan Biaya
(reversal)

1) Produk Sampingan sebagai Harga Pokok Pengganti


• Digunakan bagi perusahaan yg menggunakan produk
sampingan utk kebutuhan sendiri dlm proses produksi sbg
unsur biaya bahan baku maupun bahan pembantu
• Perusahaan tdk menhual produk sampingan ke pasar, tetapi
dikonsumsi sendiri dengan patokan harga berdasarkan harga pasar
yg berlaku
• Jumlah tsb kemudian di-kredit pada rekening produk dalam proses
biaya Bahan Baku.
• Akibatnya biaya produksi produk utama berkurang, hal ini
menyebabkan harga pokok per satuan persediaan produk utama
lebih rendah
Contoh:
PT “X” menghasilkan “kotak gula merah” sebagai produk utama dan
menghasilkan “potongan kayu” sebagai produk sampingan. Pada
bulan Juli 20xx perusahaan menghasilkan kotak 16.000 buah & produk
samping sebanyak 400 m³. Biaya produksi utk menghasilkan produk
tsb terdiri atas biaya BB Rp6.000.000,00, biaya TK Rp6.000.000,00 &
BOP Rp4.000.000,00. Harga pokok potongan kayu jika dibeli dari pihak
luar adalah Rp1.000,00/m³

Diminta: Hitunglah harga pokok produk utama


Jawab:
Harga pokok pengganti produk sampingan =
400 m³x Rp1.000,00 = Rp400.000,00
Biaya BB : Rp 6.000.000,00
Biaya TK : Rp 6.000.000,00
BOP : Rp 4.000.000,00 +
Biaya produksi : Rp16.000.000,00
Harga pokok pengganti : Rp 400.000,00 –
Alokasi b produk utama: Rp15.600.000,00

Biaya produksi utk menghasilkan kotak gula merah sebesar


Rp16.000.000,00, sedangkan harga pokok pengganti produk
sampingan Rp400.000,00, maka biaya produksi yg akan dialokasikan
untuk produk utama (kotak gula merah) adalah Rp15.600.000,00
2) Produk Sampingan sebagai Harga Pokok Pembatalan Biaya
(reversal)

Produk sampingan mendapat alokasi biaya terlebih dahulu


sebelum dipisah dari produk utama sebesar taksiran nilai jual
semua produk sampingan dikurangi dengan taksiran laba kotor
produk sampingan, taksiran biaya proses lanjutan produk
sampingan, biaya pemasaran & administrasi umum

Penjualan : Rp…………………
Taksiran laba Kotor : Rp…………………
Harga Pokok Produksi : Rp…………………
Taksiran biaya proses lanjutan : (Rp……………….)
Taksiran biaya pemasaran : (Rp……………….)
Taksiran biaya administrasi : (Rp……………….)
Biaya Produk sampingan : Rp………………….
Contoh:
PT CJDW menghasilkan produk utama & produk sampingan. Biaya bersama utk
menghasilkan 2 produk tsb: Rp600.000,00 (BB : Rp180.000,00, TK : Rp300.000,00 &
BOP Rp120.000,00). Perusahaan mengestimasi laba sebesar 20% dr hasil penjualan.
Informasi lain:

Uraian Produk utama (A) Produk Sampingan (Ax)


Jumlah produk yg dihasilkan (kg) 20.000 1.000
Hasil penjualan (Rp) 2.700.000 36.000
Taksiran penjualan :
B proses setelah titik pisah Rp) 738.000 6.600
Biaya pemasaran (Rp) 510.000 3.000
Biaya aministrasi (Rp) 327.000 1.500

a) Pisahkan biaya bersama utk produk utama & sampingan menggunakan metode
reversal
b) Hitunglah biaya produksi per unit masing-msing produk
c) Susunlah laporan Rugi-Laba
a. Pemisahan biaya bersama
Produk utama Produk sampingan
(A) (Ax)

Biaya bersama Rp600.000


Penjualan Rp 36.000
Taksiran laba (20%) Rp 7.200 (20%xRp36.000)
Harga Pokok Produksi Rp28.800
Biaya proses lanjutan (Rp6.600)
Biaya pemasaran (Rp3.000)
Biaya administrasi (Rp1.500)
B produk sampingan Rp17.700
pada saat ttk pisah Rp 17.700
Biaya produk utama Rp582.300
b. Biaya produksi per unit masing-masing produk

Alokasi biaya bersama + biaya proses stlh ttk pisah


Biaya/unit =
Jumlah produk yg dihasilkan

Rp582.300,00 + Rp738.000,00
Produk utama (A) = = Rp66.025,00/kg
20.000 kg

Rp17.700,00 + Rp6.600,00
Produk samp. (Ax) = = Rp24,30/kg
1.000 kg
c) Laporan Rugi-Laba

Produk Utama Produk Sampingan

Penjualan : Rp2.700.000 : Rp36.000


Harga Pokok Penjualan:
Sebelum ttk pisah Rp582.300 Rp17.700
Setelah ttk pisah Rp738.000 Rp 6.600
Total HPP : Rp1.320.000 - : Rp24.300 -
Laba Kotor : Rp1.379.700 : Rp11.700

Biaya operasi:
Biaya pemasaran : Rp510.000 Rp3.000
Biaya administrasi : Rp327.000 + Rp1.500 +
Total biaya operasi :Rp 837.000 - : Rp 4.500 –
Laba operasi : Rp 542.700 : Rp 7.200
----------------- soal latihan produk sampingan -------------------------------

Anda mungkin juga menyukai