Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH ETIKA BISNIS

ETIKA PROFESI

Oleh Kelompok 02:

1. Zumroatin Nisa 2018410556


2. Adinda Shafira S. 2018410577
3. Tiara Salsabila B. 2018410673

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA


SURABAYA
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat
serta rahmat-Nya kami bisa menyeleseikan tugas pembuatan Makalah Etika Bisnis
dengan judul “Etika Profesi” dengan baik dan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen


pengampu. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
penulis, dan diharapkan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun
demu perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Penulis
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Etika profesi menjadi topik pembicaraan yang sangat penting dalam masyarakat
sekarang ini. Terjadinya krisis multidimensi di Indonesia menyadarkan masyarakat
untuk mengutamakan perilaku etis karena selama ini perilaku etis selalu diabaikan. Etis
menjadi kebutuhan penting bagi semua profesi yang ada agar tidak melakukan tindakan
yang menyimpang dari hukum.
Sebagai anggota suatu profesi, akuntan juga mempunyai tanggungjawab untuk
menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka
bernaung, profesi mereka, masyarakat, dan diri mereka sendiri. Akuntan mempunyai
tanggungjawab untuk kompeten dan menjaga integritas dan obyektif mereka.
Kewajiban untuk menjaga standar perilaku etis berhubungan dengan adanya tuntutan
masyarakat terhadap peran profesi akuntan, khususnya akuntan public. Masyarakat
yang merupakan pengguna jasa profesi membutuhkan seorang akuntan yang
professional. Label professional disini mengisyaratkan suatu kebanggaan, komitmen
pada kualitas, dedikasi pada kepentingan klien dan keinginan yang tulus membantu
permasalahan yang dihadapi klien sehingga profesi tersebut dapat menjadi kepercayaan
masyarakat. Kebutuhan untuk mempelajari etika profesi sangat penting untuk membina
hubungan dengan rekan kerja. Untuk itu kelompok dua akan mempresentasikan
makalah tentang “Etika Profesi”.

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa pengertian Etika Profesi dan Kode Etik Profesi?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi seorang professional dalam
menghadapi dilema etika?

1.3. Tujuan

Dari rumusan masalah diatas, maka dapat disimpulkan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk memahami etika profesi, dan kode etik profesi,


2. Untuk mengetahui etika profesi akuntan dan faktor faktor yang mempengaruhi
seorang professional dalam menghadapi dilema etika.

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Profesi

Tidak diragukan lagi bahwa masyarakat mempunyai harapan yang berbeda


terhadap perilaku anggota profesi seperti dokter atau penasehat hukum dibandng pada
seorang yang bukan professional seperti seorang manajer penjualan atau manajer
personalia. Bahwa secara faktual seorang professional harus bekerja dengan atau sesuai
nilai-nilai profesinya.
Otonomi dari suatu profesi itu penting. Otonomi atau kebebasan dari peraturan
pemerintah, pengadilan yang dilakukan oleh profesi dengan mendapat pertimbangan
dari rekan sejawat itu lebih penting disbanding dengan pengaturan oleh pemerintah
tanpa mengurangu perhatian pada masyarakat. Hal ini memperbolehkan profesi untuk
mengelola aktivitasnya secara efisien dan bijaksana, sedemikian sehingga masyarakat
mempunyai kesan bahwa profesi itu bertanggungjawab serta dapat dibebani tugas
sebagai bagian dari anggota masyarakat. (Wilopo 2014)
2.2. Pengertian Etika Profesi

Hooker, 1996 menjelaskan bahwa terdapat dua jenis kewajiban yang harus
dilakukan oleh seseorang yang melakukan aktivitas dalam dunia usaha. Kewajiban
pertama adalah kewajiban yang dilaksanakannya sebagai seorang pribadi manusia.
Kewajiban kedua adalah kewajiban yang dilaksanakannya sebagai seorang
professional. Kewajiban tersebut berbeda satu sama lain.
Seorang professional sering dihadapkan pada konflik yang harus diseleseikan
dan dipecahkan. Konflik tersebut sering menjadi dilemma bagi seorang professional,
khususnya yang berkaitan dengan etika. Dilemma tersebut lazim disebut dengan
dilemma etika. Pertanyaan selanjutnya adalah mengapa diperlukan etika profesi. Ada
dua kata kunci yang penting bagi seorang profesinal. Kata tersebut adalah ahli atau
kompeten serta kepercayaan, Hunter, 2006 menjelaskan bahwa karakteristik sebuah
profesi adalah:
1. Ahli atau berkompeten di bidang tertentu,
2. Mempunyai dikap dan watak untuk menerapkannya secara bertangungjawab,
3. Menjadi anggota suatu kelompok profesi.(Wilopo 2014)

2.3. Kode Etik Profesi

Kode etik prfesi merupakan sarana untuk membantu para professional dalam
menjalankan tugas profesinya secara beretika. Lebih lanjut dapat dijelaskan, terdapat
tiga hal yang penting dari kode etik profesi, yaitu:

1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang
prinsip-prinsip profesionalitas yang harus diikuti oleh setiap anggota tentang apa
yang dibolehkan dan apa yang tidak diperbolehkan dilakukan oleh seorang
professional,
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol atau pengawasan bagi masyarakat,
apakah seorang anggota profesi benar-benar bekerja sesuai dengan profesinya
yang telah diatur dalam kode etik profesi,
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak luar profesi tentang hubungan
etika pada profesi tersebut. (Wilopo 2014)

2.4. Pentingnya Mempelajari Etika Profesi

Etika profesi menjadi semakin penting pada tahun terkahir ini. Hal ini
dikarenakan semakin terspesialisnya pekerjaan atau profesi disekitar, semakin rumit,
dan keras profesi dari pekerjaan tersebut. Dengan demikian bagi kaum professional
mempelajari etika profesi itu merupakan sesuatu hal yang penting. Beberapa alasan
mengapa etika profesi menjadi semakin penting untuk dipelajari:

1. Atika profesi yang membantu para professional dalam bekerja atau melaksanakan
aktivitas profesinya, khususnya bila menghadapi berbagai permasalahan etika
2. Karena permasalahan etika itu seringkali tidak “hitam putih” maka dalam era
globalisasi ini sulit bagi kaum professional untuk menentukan perbuatan (Wilopo
2014)

2.5. Etika Profesi Akuntan

Etika profesi akuntan adaah suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik
dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap
pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan
khusus sebagai akuntan.

Prinsip etika yang tercantum dalam kode etik akuntan Indonesia adalah sebagai
berikut:
1. Tanggung Jawab profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota
harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua
kegiatan yang dilakukannya. Sebagai profesional, anggota mempunyai peran
penting dalam masyarakat.
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan
komitmen atas profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah
penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang peran yang
penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien,
pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan
keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas
akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan
ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap kepentingan publik.
Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi
yang dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan sikap
dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya mempengaruhi
kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara. Kepentingan utama profesi
akuntan adalah untuk membuat pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan
dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang
diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut.
3. Integritas
Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan
patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan
berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan
kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas
dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang
jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
4. Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah
suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip
obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara
intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan
atau dibawah pengaruh pihak lain
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati,
kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa
profesional dan teknik yang paling mutakhir.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan
informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban
profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik
dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk
menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh
anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak
ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar
teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan
dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan
penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip
integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus
ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan
perundang-undangan yang relevan.(Coratcoretnana n.d.)

2.6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Seorang Profesional Dalam


Menghadapi Dilematika

McPhail, 2009 merangkum dan menjelaskan bahwa faktor-faktor yang


berpengaruh terhadap seseorang professional dalam mengambil keputusan bila
menghadapi dilemma etika adalah:

1. Atribut pribadi,
2. Atribut konsektual,
3. Atribut permasalahan.

PENUTUP

Kesimpulan

Masyarakat saat ini memandang bahwa masih banyak profesi yang belum
sepenuhnya memiliki dan memahami etika profesinya. Oleh karenanya seorang
professional perlu mengerti dan memahami apa etika profesi serta kode etik yang ada
di kelompok atau organisasi profesinya. Secara khusus, para akuntan professional perlu
mengerti dan memahami etika profesi akuntan serta kode etik akuntan. Dengan
mengerti dan memahami etika profesinya, maka akuntan akan mengerti mengapa
masyarakat menaruh harapan kepada profesi akuntan, mengapa sikap etis lebih penting
dibandingkan keahlian dalam akuntansi dan audit, serta siapa yang harus dilayani oleh
seorang akuntan.
DAFTAR PUSTAKA

Coratcoretnana. n.d. “Etika Profesi Akuntan.” Https://Kinantiarin.Wordpress.Com/.


Retrieved March 22, 2021 (https://kinantiarin.wordpress.com/etika-profesi-
akuntan/#:~:text=Etika Profesi Akuntansi adalah Merupakan,suatu pengetahuan
khusus sebagai Akuntan.).

Wilopo, Romanus. 2014. ETIKA PROFESI AKUNTAN:KASUS-KASUS DI


INDONESIA. Edisi ke d. Surabaya: STIE Perbanas.

Anda mungkin juga menyukai