Contoh :
PT “ABC” memproduksi 3 macam produk yaitu alfa, beta dan gamma. Biaya bersama
yang dikeluarkan selama satu periode adalah sebsar Rp 20.000.000,00. Jumlah produksi dan
harga jual masing-masing produk tertera pada table berikut:
Penyelesaian :
1
Alfa 5.000 1000 5.000.000 22,62% 4.524.000 904,8
Beta 10.000 800 8.000.000 36,20% 7.240.000 724
Gamma 7.000 1300 9.100.000 41,18% 8.236.000 1.176,5
Jumlah 22.100.000 100% 20.000.000
2. Metode nilai jual hipotesis
Apabila suatu produk tidak bisa dijual pada saat titik pisah, maka harga tidak dapat
diketahui pada saat titik pisah. Produk tersebut memerlukan proses tambahan sehingga harga
jual tidak dapat dikethui sebelum dijual (setelah titk pisah). Dasar yang dapat digunakan
dalam mengalokasikan biaya bersama adalah harga pasar hipotesis.
Harga pasar hipotesis adalah nilai jual suatu produk setelah diproses lebih lanjut
dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproses lanjutan setelah pemisahan.
Contoh :
Dengan menggunakan data perusahaan PT. ABC pada contoh soal metode nilai pasar,
diketahui biaya proses lanjutan masing-masing produk adalah sebagai berikut:
Produk Hrg Biaya Nilai Jmlh Nilai jual Rasio Alokasi** HPP
bersama jual/ Tmbh jual Prduk (20.000.000) /kg
kg an Hipote
sis*
Alfa 1.000 400 600 5.000 3.000.000 22,06 4.412.000 882,4
%
Beta 800 300 500 10.000 5.000.000 36,76 7.352.000 735,2
%
Gamma 1.300 500 800 7.000 5.600.000 41,18 8.236.000 1.176,6
%
2
13.600.000 100% 20.000.000
Contoh :
Suatu perusahaan menghabiskan biaya Rp 2.000.000 untuk memproduksi 1000 liter
produk dari minyak mentah. Rata-rata biaya produksi per unit adalah Rp 2.000 (Rp
2.000.000/1000)
3
Pada banyak industri, metode-metode yang telah dibahas diatas tidak dapat
memberika solusi yang memuaskan dalam mengalokasikan biaya bersama karena tidak
mempertimbangkan segi kualitas dari suatu produk. Sehingga mucullah metode yang
menggunakan bobot sebagai presentasi dari ukuran besarnya unit, kesulitan pembuatan,
waktu yang dibutuhkan dan sebagainya sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya bersama.
Penentuan alokasi biaya bersama pada setiap produk didasarkan atas perkalian jumlah unit
produk dengan angka penimbang, dan hasilnya digunakan sebagai dasar untuk alokasi.
Contoh :
Dari soal pada metode kedua (metode rata-rata biaya per satuan), diketahui bobot
untuk bensin 4, pelumas 2, minyak tanah 3 dan solar 1. Alokasi biaya bersamanya sebagai
berikut :
4
Produk Kuantitas Presentase (%) Alokasi Biaya Bersama
(pon)
Kokas 1.200 60% Rp 600.000
Ter Batu Bara 300 15% Rp 150.000
Gas 500 25% Rp 250.000
Jumlah 2.000 100% Rp 1.000.000