Kelas : 3 Akuntansi
NIM : 1810321096
c. Biaya produksi yang bersifat tetap dan biaya usaha merupakan biaya yang tidak
berubah dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak atau irrelevant cost.
Hasil penjualan dan biaya produksi variabel jumlahnya berbeda dalam pemilihan
alternatif sehingga sebagai informasi yang relevan. Analisis terhadap informasi yang
relevan sebagai berikut:
Hasil penjualan:
1.500 x Rp 2.500 Rp 3.750.000 -
1.500 x Rp 2.500 Rp 3.750.000
500 x Rp 1600 Rp 800.000 Rp 800.000
Biaya variable
1.500 x Rp 1.500 Rp 2.250.000
2.000 x Rp 1.500 Rp 3.000.000 Rp 750.000
Jadi yang perlu diperhitungkan dalam analisis pengambilan keputusan adalah hanya
biaya yang relevan saja, yaitu biaya yang berbeda karena dipilihkan suatu alternatif
tindakan.
Membuat Membeli
Selisih menguntungkan 10
BEP adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya
BEP adalah titik dimana laba sama dengan nol.
BEP dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (equation method) atau
metode margin kontribusi, keduanya memberikan hasil yang sama.
Operating Leverage adalah suatu ukuran tentang seberapa sensitif laba terhadap
perubahan penjualan
Jika Operating Leverage tinggi, maka peningkatan persentase yang lebih kecil
dalam penjualan dapat menghasilkan peningkatan laba bersih dalam persentase
yang jauh lebih besar.
f. BEP Unit = Biaya tetap / (Harga Per Unit – Harga Variabel Per Unit)
= 50.000.000 / 150.000
= 333 Unit
BEP Rupiah = Biaya tetap / (Kontribusi Margin Per Unit / Harga Per Unit)
= 50.000.000 / (150.000/300.000)
= 50.000.000 / 0.5
= Rp 100.000.000
g.
Asumsi terjadi peningkatan dalam penjualan sebesar 15% kecuali biaya tetap
Penjelasannya :
Operating Leverage : Peningkatan penjualan sebesar 15% menyebabkan peningkatan
laba Cool Company sebesar 4.500 (dari 10.000 menjadi 14.500) sedangkan Kidding
Company sebesar 9.000 (dari 10.000 menjadi 19.000).
Untuk 15% kenaikan dalam penjualan, Kidding Company mengalami peningkatan laba
yang jauh lebih besar dari Cool Company.
Dengan demikian Kidding Company memiliki Operating Leverage yang lebih besar
dari Cool Company.
Margin Kontribusi
Laba Bersih
30.000
10.000
60.000
10.000
PT Trend. Tbk menjual 2 produk yaitu tas dan sepatu, datanya akan disajikan sebagai berikut:
Produk
Keterangan
Tas Sepatu
Volume produksi Rp 10.000 Rp 40.000
Harga Jual Rp 12.000 Rp 6.000
Biaya Utama Rp 6.000 Rp 3.000
Jam Kerja
Rp 5.000 Rp 10.000
Langsung
Akuntan manajemen PT Trend. Tbk mengidentikasi aktivitas cost yang dianggarkan, datanya
sebagai berikut:
Aktivitas sesungguhnya produk Tas dan Sepatu, disajikan data sebagai berikut:
Konsumsi/Realisasi
Aktivitas Total
Tas Sepatu
6.0 9.0 15.0
Rekayasa (jam)
00 00 00
4 6 1.0
Set up (jam)
00 00 00
Perputaran mesin 50.0 100.0 150.0
(jam) 00 00 00
5.0 20.0 25.0
Pegemasan
00 00 00
Diminta:
2. Hitunglah biaya per unit menggunakan metode ABC (activity based costing)?
Jawab
1. Menghitung biaya per unit menggunakan metode tradisional
· Total Jam kerja langsung = Jam kerja langsung tas + Jam kerja langsung sepatu
= 5000 + 10.000
= 15.000
= 300/JKL
Total
(Biaya JKL per Overhead/Unit
Produk Unit
unit x jam kerja (Total:Unit)
langsung
Rp 1.500.000 10.00 Rp 15
Tas
(Rp 300 x 5.000) 0 0
Rp 3.000.000 40.00 Rp 7
Sepatu
(Rp 300 x 10.000) 0 5
2. Menghitung biaya per unit menggunakan metode ABC (activity based costing)
Produk Tas
Produk Sepatu
1) Anggaran Statis adalah anggaran yang dibuat berdasarkan tingkat aktivitas yang
sudah ditentukan, karena anggaran statis tergantung pada aktivitas tertentu, anngaran
ini tidak begitu berguna bila digunakan untuk menyusun laporan kinerja, untuk
membuat laporan kinerja yang lebih berguna biaya aktual dan biaya yang diharapkan
harus dibandingkan pada tingkat aktivitas yang sama.
2) Anggaran Fleksibel adalah dapat digunakan untuk menyusun anggaran sebelum
adanya tingkat aktivitas yang diharapkan. Dapat digunakan untuk menghitung berapa
biaya yang harus dikeluarkan pada tingkat aktivitas tertentu aktual. Dan juga dapat
membantu para manajer menghadapi ketidakpastian dengan melihat hasil yang
diharapkan pada berbagai tingkat aktivitas.
3) Anggaran Inkremental (Baseline Budgeting) adalah sistem anggaran belanja dan
pendapatan yang memungkinkan revisi selama tahun berjalan, sekaligus sebagai dasar
penentuan usulan anggaran periode tahun yang akan datang. Angka di pos
pengeluaran merupakan pembanding (kenaikan) dari angka periode sebelumnya.
Permasalahan yang harus diputuskan bersama adalah metode kenaikan/penurunan
(incremental) dai angka anggaran tahun sebelumnya. Logika sistem anggaran ini
adalah bahwa seluruh kegiatan yang dilaksanakan merupakan kelanjutan kegiatan dari
tahun sebelumnya
4) Zero Based Budgeting (ZBB) merupakan sistem anggaran yang didasarkan pada
perkiraan kegiatan, bukan pada apa yang telah dilakukan di masa lalu. Setiap kegiatan
akan dievaluasi secara terpisah. Ini berarti berbagai program dikembangkan dalam
visi tahun yang bersangkutan.
Payback Period dari investasi diatas yaitu dua tahun. Itu berarti uang yang tertanam dalam
aktiva sebesar $ 45.000 bisa kembali dalam jangka waktu dua tahun. Jika investor diberikan
dua pilihan investasi, maka memilih payback period yang paling kecil.
Diketahui :
Penyelesaian :
Manjemen Perusahaan AAZZ ingin membeli mesin produksi untuk meningkatkan jumlah
produksi produknya. Harga Mesin produksi yang baru tersebut adalah sebesar Rp. 150 juta
dengan suku bunga pinjaman sebesar 12% per tahun. Arus Kas yang masuk diestimasikan
sekitar Rp. 50 juta per tahun selama 5 tahun. Apakah rencana investasi pembelian mesin
produksi ini dapat dilanjutkan?
Penyelesaiannya :
Diketahui :
Ct = Rp. 50 juta
C0 = Rp. 150 juta
r = 12% (0,12)
Jawaban :
NPV = (C1/1+r) + (C2/(1+r)2) + (C3/(1+r)3) + (C3/(1+r)4) + (Ct/(1+r)t) – C0
NPV = ((50/1+0,12) + (50/1+0,12)2 + (50/1+0,12)3 + (50/1+0,12)4 + (50/1+0,12)5) – 150
NPV = (44,64 + 39,86 + 35,59 + 31,78 + 28,37) – 150
NPV = 180,24 – 150
NPV = 30,24
Jadi nilai NPV-nya adalah sebesar Rp. 30,24 juta.
4) Berikut Contoh Soal dan Pembahasan Internal Rate of Return (IRR) :
Aplikasi IRR, arus kas setiap tahun jumlahnya sama.
Soal 1 :
Suatu pabrik mempertimbangkan usulan investasi sebesar Rp 130.000.000 tanpa nilai sisa
NPV = Rp 659.000,00
NPV = RP -6.649.000,00
Karena NPV mendekati nol, yaitu Rp. 659.000,00 dan -Rp. 6.649.000,00…
Artinya tingkat diskonto antara 10% sampai 12%, untuk menentukan ketepatannya dilakukan
Interpolasi sbb :
Selisih
Selisih PV Selisih PV dengan OI
Bunga
2% 7308000 659000
IRR = 10,18%
Kesimpulan :