Anda di halaman 1dari 29

Program Studi Manajemen

COST VOLUME PROFIT ANALYSIS


PRODUCT AND MULTIPRODUCT

Disampaikan oleh Atika, S.Pd., M.SM


AKUNTANSI BIAYA DIFERENSIAL
Akuntansi biaya diferensial adalah perbedaan biaya yang terjadi antara
1 set kondisi alternatif yang satu dengan kondisi alternatif yang lainnya.
Misalnya saja kita memiliki sebuah pabrik jam dinding, lalu ada sebuah
hotel yang ingin membeli produk kita namun dengan harga yang lebih
rendah dari harga jual kita. Apakah kita akan langsung menolak
tawaran tersebut? Tentu saja keputusannya tidak semudah itu. Disini
kita harus membandingkan dua kondisi alternatif. Kondisi yang pertama
adalah apabila pesanan tersebut kita tolak atau membingungkan. Dan
kondisi kedua adalah jika pesanan tersebut kita terima. Dari dua kondisi
tersebut tentunya biaya yang terjadi atau yang harus dikeluarkan pun
tidak sama. Mencari biaya diferensial, berarti kita harus menghitung
selisih biaya yang terjadi antara dua kondisi alternatif tersebut.
Salah satu teknik dalam akuntansi biaya diferensial adalah marginal
costing.

3
CONTOH KASUS BIAYA
DIFERENSIAL
Perusahaan jam dinding Kasiyo mempunyai mesin yang bisa membuat
50.000 jam weker dalam satu periode. Namun saat ini, perusahaan
hanya mampu menjual 40.000 jam dengan harga jual Rp. 6.000,00.
Untuk memproduksi satu jam dinding, biaya produksi yang dikeluarkan
adalah sebagai berikut :

Biaya Bahan Baku Rp. 2000,00 / buah


Biaya Upah Langsung Rp. 500,00 / buah
Biaya Lain-lain Variabel Rp. 500,00 / buah
Total Biaya Variabel Rp. 3000,00 / buah

Biaya produksi tersebut dihitung berdasarkan kapasitas normal 50.000


unit. Sedangkan total biaya tetap untuk satu periode adalah Rp.
100.000.000,00.
Pada saat ini perusahaan menerima sebuah penawaran khusus dari
Hotel Indonesia, yang memesan 10.000 jam weker. Namun sayangnya,
harga yang ditawarkan Rp. 4.000,00 per jam weker. Berarti dengan
harga tersebut, pendapatan berkurang Rp. 2000,00 untuk tiap jam
weker. Selain itu, perusahaan Kasiyo juga harus membayar ongkos
kirim pesanan tersebut sejumlah Rp. 1.500.000,00
CONTOH KASUS BIAYA
DIFERENSIAL
Pertanyaan : Apakah sebaiknya pesanan khusus dari Hotel Indonesia
tersebut, ditolak atau diterima ?

Uraian Tanpa Pesanan Menerima Pesanan Pendapatan atau


(a) (b) biaya Diferensial
(selisih a dan b)
Penjualan 40.000 unit  jam X  
Rp. 6.000,00 Rp. 240.000.000,00   Rp. 240.000.000,00  0
Pendapatan     Rp.   40.000.000,00   Rp. 40.000.000,00 
Tambahan jumlah pesanan X
harga per unit pesanan  =
10.000 unit X Rp4.000,00
Total Penjualan      Rp. 240.000.000,00 Rp. 280.000.000,00 Rp.  40.000.000,00
Biaya Variabel Rp 3.000,00 X 40.000 unit Rp 3.000,00 X   Rp. 30.000.000,00
Rp3000,00/unit =  Rp120.000.000,00 (40.000 +10.000)unit 
= Rp. 150.000.000,00
Biaya Tetap Rp.100.000.000,00 Rp. 100.000.000,00 0
Biaya Pengiriman - Rp.    1.500.000,00 Rp.   1.500.000,00
Total Biaya Rp.220.000.000,00 Rp.251.500.000,00 Rp. 31.500.000,00
Laba  Rp.  20.000.000,00 Rp.  28.500.000,00 Rp.   8.500.000,00

Dengan adanya laba pada opsi (b), maka keputusan yang harus anda
ambil adalah menerima pesanan khusus dari Hotel Indonesia.
PENGANTAR MARGINAL COSTING
Marginal costing/ Biaya marjinal yaitu biaya yang terjadi karena
naiknya jumlah produk yang diproduksi atau dibeli oleh satu unit. Biaya
ini merupakan biaya dari unit terakhir. Penggunaan istilah ini biasanya
menunjukkan bahwa biaya per unit tergantung pada jumlah unit yang
diproduksi. Dalam hal ini biaya tetap (overhead), untuk sewa kantor,
pembayaran karyawan, bunga modal, dsb-nya, yang harus dibayar
terlepas berapa produksinya, tidak dihitung.
Contohnya adalah suatu unit produksi, perluasan pabrik atau unit
usaha, atau suatu departemen.
Marginal costing bukan metode penetapan biaya yang berbeda (seperti
biaya pekerjaan, biaya proses, biaya operasi), tetapi ini adalah teknik
khusus yang digunakan untuk pengambilan keputusan manajerial.
Marginal costing akan digunakan untuk menyediakan dasar untuk
interpretasi data biaya, sehingga dapat mengukur profitabilitas berbagai
produk, proses, dan pusat biaya dalam pengambilan keputusan.
Dalam penetapan biaya marjinal, penetapan biaya dilakukan
berdasarkan perilaku biaya. Dengan kata lain, teknik ini telah
berkembang dari konsep dan ekspresi tertentu tentang sifat dan
perilaku biaya dan pengaruhnya terhadap profitabilitas suatu usaha.

6
PENGANTAR COST VOLUME PROFIT ANALYSIS
Analisis laba volume biaya adalah analisis tiga variabel yaitu biaya,
volume, dan laba. Analisis ini akan meledak hubungan antara biaya,
pendapatan, tingkat aktivitas dan laba yang dihasilkan dan berfokus pada
pengukuran variasi biaya dengan volume. Jadi dalam perencanaan laba
bisnis, hubungan Cost-Volume-Profit sebagai salah satu faktor yang paling
signifikan. Fitur-fitur analisis CVP adalah:
1. Teknik yang akan mempelajari hubungan antara biaya, volume, dan
laba
2. Keuntungan tergantung pada sejumlah besar faktor, tetapi faktor yang
paling penting dari semua ini adalah biaya produksi, volume penjualan,
dan harga jual produk.
Jika Anda melihat kata-kata Herman C. Heiser, ada satu faktor terpenting
dalam perencanaan laba bisnis rata-rata adalah hubungan antara volume
bisnis, biaya, dan laba. Jadi faktor-faktor ini adalah tol penting untuk
perencanaan laba bisnis.

7
KONSEP MARGIN KONTRIBUSI
Margin Kontribusi  Selisih antara harga jual perunit dan biaya
variabel perunit  besaran untuk menutup biaya tetap dan
memberikan keuntungan perunit

Jumlah Perunit
Penjualan (800 VCD) Rp. 200.000.000 Rp. 250.000
Biaya Variabel Rp. 120.000.000 Rp. 150.000
Margin Kontribusi Rp. 80.000.000 Rp. 100.000
Biaya Tetap Rp. 70.000.000
Laba / Rugi Rp. 10.000.000

Margin kontribusi perunit Rp. 100.000 menunjukkan bahwa untuk


setiap unit produk yang dibuat akan menyumbang margin kontribusi
sebesar Rp. 100.000.

Format perhitungan laba sebelumnya, juga berfaedah sebagai alat


perencanaan. Format ini memungkinkan perusahaan memproyeksikan
keuntungan pada setiap tingkat aktivitas dalam kisaran relevan.

8
RASIO MARGIN CONTRIBUTION
Margin Contribusi dapat dinyatakan dalam suatu
persentase dari pendapatan penjualan  Rasio Margin
Contribution

Margin Kontribusi
RMC = ---------------------
Penjualan

Semakin tinggi RMC semakin baik !

9
PENGGUNAAN LABA OPERASI DALAM
ANALISIS CVP

LABA OPERASI = PENDAPATAN PENJUALAN –


BEBAN VARIABEL – BEBAN TETAP

Laba Operasi : hanya mencakup pendapatan dan beban


dari operasional normal perusahaan.

10
BREAK EVEN POINT (TITIK IMPAS)
Perhitungan BEP dapat dilakukan dengan dua cara :
• Atas dasar Unit
• Atas dasar sales dlm rupiah

Rumus BEP :
Price = harga jual perunit
BEP = _____Fixed Cost____
Price – Variable Cost Variable cost = Biaya var perunit
Fixed cost = Biaya tetap
Tujuan mencari titik impas:
• Mencari tingkat aktivitas dimana pendapatan = biaya
• Menunjukkan suatu sasaran volume penjualan menimal yang harus
diraih oleh perusahaan
• Mengawasi kebijakan penentuan harga
• Memungkinkan perusahaan mengetahui apakah mereka beroperasi
dekat / jauh dari titik impas

11
MENENTUKAN TITIK IMPAS
Whittier Company memproduksi mesin pemotong rumput.
Proyeksi laporan laba rugi tahun mendatang adalah sebagai berikut:
Penjualan $400.000
Dikurangi: Beban Variabel $325.000
Margin kontribusi $75.000
Dikurangi Beban Tetap $45.000
Laba Operasi $ 30.000

Jika dilihat harga $ 400 perunit dan biaya variabel perunit adalah $ 325,
($325.000/1000 unit. Biaya tetap $45.000 maka titik impasnya:
0=(400 x unit)-$325 x unit)-45.000
0= (75 x unit) - $ 45.000
$75 x unit = 45.000
Unit = 600
Artinya, Whittier harus menjual minimal 600 pemotong rumput untuk sekedar
menutupi semua beban tetap dan variabel.

12
MENENTUKAN TITIK IMPAS
Pembuktian :
Penjualan (600 unit x $400) $240.000
Dikurangi: Beban Variabel (600 unit x $325) $195.000-
Margin Kontribusi $ 45.000
Dikurangi: Beban Tetap $ 45.000 -
Laba Operasi $ 0

Alternatif perhitungan titik impas :

BEP = Biaya Tetap : Rasio margin contribution


BEP = Biaya Tetap : Margin Contribusi/unit

TITIK IMPAS DALAM DOLAR PENJUALAN


Contoh, titik impas Whittier Company dihitung pada 600 mesin pemotong
rumput. Karena harga jual perunit mesin pemotong rumput adalah $400,
maka volume impas dalam pendapatan penjualan adalah $ 240.000 ($400
x 600 unit).

13
GRAFIK BEP

14
TARGET LABA DALAM JUMLAH
DOLLAR
Anggaplah Whittier ingin memperoleh laba operasi $ 60.000. Berapakah
mesin pemotong rumput yang harus dijual untuk mencapai hasil ini?
$60.000 =($400 x unit)-($325 x unit)-$45.000
$105.000 = $75 x unit
Unit = 1.400

Hanya perlu menambah target laba sebesar $60.000 pada biaya tetap
dan langsung menemukan jumlah unit.
Unit = ($45.000 + $60.000/($400-$325)
Unit = $105.000/$75
Unit = 1.400

Whittier harus menjual 1.400 mesin pemotong rumput untuk


menghasilkan laba operasi $60.000 berikut perhitungannya:
Penjualan (1.400 unit @Rp $400 $560.000
Dikurangi: Beban Variabel $ 455.000
Margin Kontribusi $ 105.000
Dikurangi beban tetap $ 45.000
Laba Operasi $ 60.000
15
TARGET LABA DALAM
PERSENTASE DARI PENDAPATAN
PENJUALAN
Anggaplah Whitier Company ingin mengetahui jumlah mesin pemotong
rumput yang harus dijual untuk menghasilkan laba yang sama dengan
15% dari pendapatan penjualan.
Pendapatan penjualan adalah harga dikali dengan kuantitas yang terjual.
Jadi Target laba operasi adalah 15% dari laba dikali jumlah kuantitas.

Perhitungannya :
0,15 ($400)(unit)= ($400xunit)-($325 x unit)-45.000
$60 x unit)= ($400xunit)-($325xunit)-45.000
$60 x unit = ($75xunit)-45.000
$15 x unit = $45.000
unit = 3.000

16
TARGET LABA SETELAH PAJAK
Pada saat menghitung titik impas, pajak penghasilan tidak berperan, ini terjadi karena pajak yang
dibayar atas laba no adalah nol.
Namun ketika perusahaan ingin mengetahui berapa unit yang harus dijual untuk menghasilkan
laba bersih tertentu, maka diperlukan pertimbangan tambahan. Umumnya pajak dihitung
sebagai persentase dari laba. Pajak setelah pajak dihitung dengan mengurangkan pajak dari laba
operasi tertentu.

Rumusnya:
Laba Bersih = Laba Operasi-Pajak Penghasilan
= Laba Operasi – (tarif pajak x laba operasi)
= Laba operasi (1-tarif pajak)
Atau:
Laba Operasi = laba bersih/(1-tarif pajak)

Misalkan Whittier Company ingin memperoleh laba bersih sebesar $ 48,750 dan tarif pajaknya
adalah 35 %, mengkonversi target laba setelah pajak menjadi sebelum pajak adalah sebagai
berikut:
$ 48,750 = Laba operasi –(0,35 x laba operasi)
$ 48,750 = 0,65 (laba Operasi)
$ 75,000 = Laba Operasi
Jika tarif pajak 35% maka whittier harus menghasilkan $75,000 sebelum pajak penghasilan untuk
memperoleh $48,750 setelah pajak penghasilan.
17
TITIK IMPAS MULTIPRODUK
Analisis CPV dalam pengaturan produk tunggal cukup mudah diterapkan,
tetapi jika umumnya perusahaan tidak hanya menjual 1 jenis produk
tetapi lebih dari itu. Meskipun kompleksitas konseptual dari analisis CPV
lebih tinggi dalam situasi multi produk, namun pengoperasiannya tidak
jauh berbeda dari analisis CPV produk tunggal.

CONTOH
Whittier Company memutuskan untuk menawarkan dua model mesin
pemotong rumput. Yaitu Mesin pemotong rumput manual dengan harga
jual $400 dan mesin pemotong rumput otomatis dengan harga jual $800.
Departemen pemasaran yakin sebanyak 1,200 mesin manual dan 800 unit
mesin otomatis dapat dijual selama tahun depan.

Pos Laba Rugi Mesin Mesin Total


Manual Otomatis
Penjualan $480.000 $640.000 $1,120.000
Dikurangi: Beban Variabel 390.000 480.000 870.000
Margin Kontribusi 90.000 160.000 250.000
Dikurangi : Beban Tetap Langsung 30.000 40.000 70.000
Margin Produk 60.000 120.000 180.000
Dikurangi: beban Tetap Umum 26.250
Laba Operasi 153,750

18
TITIK IMPAS DALAM UNIT
Mesin pemotong Rumput manual memiliki margin kontribusi $ $75 ( $400-
$325) dan mesin pemotong rumput otomatis memiliki margin sebesar
$200 ($800-$600) data ini dari contoh sebelumnya:
Pos laba rugi Dolar Persentase
Penjualan
Penjualan $400.000 100 %
Dikurangi : Biaya Variabel $325.000- 81,25%
Margin Kontribusi $75.000 18,75%
Dikurangi: Biaya Tetap $ 45.000-
Laba Operasi $30.000

Maka :
Titik impas untuk mesin Manual adalah :
Unit Impas Mesin Pemotong Rumput manual = B Tetap/(Harga-B Variabel/unit)
= $ 30.000 /$75
= 400 unit
Titik impas untuk mesin Otomatis adalah :
Unit Impas Mesin Pemotong Rumput Otomatis = B Tetap/(Harga-B Variabel/unit)
= $ 40.000 /$200
= 200 unit

19
MARGIN OF SAFETY
Kelebihan penjualan yang dianggarkan di atas volume penjualan impas
menunjukkan seberapa banyak penjualan yang boleh turun sebelum
perusahaan menderita kerugian.
Hal ini juga menunjukkan tingkat resiko mendapatkan kerugian jika
terjadi kenaikan titik impas akibat suatu kondisi.

Rumus MOS :
MOS = Penjualan yang dianggarkan – BEP
Persentase MOS = MOS : Penjualan
Jika perusahaan menganggarkan penjualan 800 unit VCD
Maka MOS = 200.000.000 – 175.000.000 = Rp. 25.000.000

20
MARGIN OF SAFETY
PT. OKKY PT. MAHARDIKHA
Jumlah % Jumlah %
Penjualan Rp. 600.000 100 Rp. 600.000 100
Biaya variabel Rp. 450.000 75 Rp. 300.000 50

Margin Kontribusi Rp. 150.000 25 Rp. 300.000 50


Biaya Tetap Rp. 120.000 Rp. 270.000

Laba Bersih Rp. 30.000 Rp. 30.000

Titik Impas
Rp. 120.000 : 25% Rp. 480.000
Rp. 270.000 : 50% Rp. 540.000

Margin Pengaman / MOS


(Penjualan – BEP)
Rp. 600.000 – Rp. 480.000 Rp. 120.000
Rp. 600.000 – Rp. 540.000 Rp. 60.000

Persentase MOS
Rp. 120.000 : Rp. 600.000 20%
Rp. 60.000 : Rp. 600.000 10%

21
HUBUNGAN BIAYA – VOLUME - LABA
Grafik biaya-volume-laba menggambarkan hubungan antara biaya,
volume, dan laba. Untuk mendapatkan hubungan yang lebih
terperinci, perlu membuat grafik dua garis yang terpisah: garis
pendapatan total dan garis biaya total. Dua baris ini masing-masing
diwakili oleh dua persamaan berikut:
Pendapatan = Harga Jual x Jumlah unit
Total Biaya = (Unit variable cost x jumlah unit) + Fixed Cost
Pada contoh perusahaan Tyson, persamaan pendapadan dan total
biaya adalah sebagai berikut :
Pendapatan = $10 x jumlah unit
Total Biaya = ($5 x jumlah unit) + $100
Untuk menggambarkan kedua persamaan dalam grafik yang sama,
sumbu vertikal diukur dalam dolar dan sumbu horizontal dalam unit
yang dijual.

22
HUBUNGAN BIAYA – VOLUME - LABA
Diperlukan dua titik untuk membuat grafik setiap persamaan. Kami
akan menggunakan koordinat x seperti pada grafik volume-laba.
Untuk persamaan pendapatan, pengaturan jumlah unit sama dengan
0 menghasilkan pendapatan $ 0; pengaturan jumlah unit sama
dengan 20 hasil pendapatan $ 200. Oleh karena itu, dua poin untuk
persamaan pendapatan adalah (0, $ 0) dan (20, $ 200). Untuk
persamaan biaya, unit yang terjual 0 dan unit yang terjual 20
menghasilkan poin (0, $ 100) dan (20, $ 200).

Ketika garis pendapatan total terletak di bawah garis biaya total,


wilayah kerugian ditentukan. Demikian pula, ketika garis total
pendapatan terletak di atas garis total biaya, wilayah keuntungan
didefinisikan. Titik di mana garis pendapatan total dan garis biaya
total berpotongan adalah titik impas. Untuk mencapai titik impas,
Tyson Company harus menjual 20 unit dan, karenanya, menerima
total pendapatan $ 200.

23
HUBUNGAN BIAYA – VOLUME - LABA

24
HUBUNGAN BIAYA – VOLUME - LABA

25
SOAL
Proyeksi laba Cutlass Company untuk tahun yang akan datang adalah:

Keterangan Total Perunit

Penjualan $200.000 $20


Dikurangi : Beban Variabel 120.000 - 12 -
Margin Kontribusi 80.000 8
Dikurangi BebanTetap 64.000 -
Laba Operasi 16.000

Diminta :
• Hitung titik impas dalam unit
• Berapa unit yang harus dijual untuk menghasilkan laba $ 30.000?
• Hitung Rasio Margin Kontribusi. Dengan rasio tersebut hitunglah
tambahan laba yang akan diperoleh Cutlass jika penjualan lebih tinggi
$25.000 dari yang diperkirakan.
• Jika Cutlass ingin menghasilkan laba operasi yang sama dengan 20
persen dari pendapatan penjualan. Berapa unit yang harus dijual?
Susun laporan laba ruginya.
• Hitunglah margin pengamannya.

26
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai