Oleh Ahmad Rudini, S.Kom.,MM Tujuan Kompetensi Dasar Indikator 1. Menghitung titik impas (break 1. Menjelaskan pengertian titik impas. even point 2. Menjelaskan tujuan titik impas. 2. Menganalisis manfaat analisis 3. Menghitung titik impas. biaya, volume, laba dan target 4. Membuktikan perhitungan titik laba impas dengan menyusun laporan labarugi. 5. Menjelaskan tujuan analisis biaya, volume dan laba. 6. Menjelaskan target laba. 7. Menghitung unit penjualan dengan target laba tertentu. 8. Menganalisis penyusunan target laba. Analisis Biaya-volume - laba (Cost-Volume-Profit Analysis)
• Analisa biaya-volume-laba (cost volume profit
analysis) menyajikan informasi kepada manajemen tentang dampak perubahan biaya, pendapatan, volume dan bauran produk terhadap laba. • Analisis CVP berfokus pada hubungan biaya- volume-laba dan dampak dari pola perilaku biaya terhadap pengambilan keputusan. • Pemahaman terhadap pola perilaku biaya perusahaan akan mempermudah pengambilan keputusan manajemen dalam hal : 1. Penetapan harga produk, 2. Penerimaaan/Penolakan pesanan, 3. Analisis penghematan biaya, dan 4. Promosi atas lini produk yang lebih menguntungkan Titik Impas Dalam Unit • Titik impas (break even point /BEP) adalah suatu titik yang menunjukkan volume pendapatan yang tidak menimbulkan laba atau rugi. • Pada saat BEP, total pendapatan sama dengan total biaya sehingga besarnya laba sama dengan nol. Analisis impas membuat perusahaan menelaah pola perilaku biaya tetap dan biaya variabel. 1. Penggunaan Laba Operasi dalam Analisis Biaya-Volume-Laba • Untuk bisa menentukan jumlah produk yang harus dijual untuk mencapai titik impas, maka kita bisa berfokus pada laba operasi, yaitu laba yang berasal dari operasi normal perusahaan. Yang harus kita lakukan adalah: 1. Menentukan pengertian unit dan 2. Memisahkan biaya antara komponen biaya tetap dan biaya variabelnya. • Laba operasional = pendapatan penjualan – biaya variabel – biaya tetap
• Laba operasional = (harga x unit terjual) – (biaya variabel x unit
terjual) – biaya tetap total Contoh Penjualan (1.000 x Rp 3.000) Rp3.000.000 Biaya variabel (1.000 x Rp1800) (1.800.000) Marjin kontribusi 1.200.000 Biaya tetap 720.000 Laba operasi Rp480.000 Jika X adalah unit yang dijual pada titik impas, maka persamaan laba operasinya adalah: 0 = (3.000X)– 1.800 X )– 720.000 1.200X= 720.000 X = 600 Jadi titik impas tercapai pada penjualan sebanyak 600 unit produk. Hal ini juga dapat dibuktikan dari perhitungan berikut ini: Penjualan (600 x Rp 3.000) Rp1.800.000 Biaya variabel (600 x Rp1.800) (1.080.000) Marjin kontribusi 720.000 Biaya tetap 720.000 Laba operasi Rp 0 2. Cara Pintas Menghitung BEP • Cara cepat menghitung BEP menggunakan pendekatan margin kontribusi Jumlah unit = biaya tetap / margin kontribusi per unit
Jumlah unit = 720.000/(3.000-1.800)
= 720.000/1.200 = 600 3. Penjualan Dalam Unit Untuk Mencapai Target Laba • Biasanya perusahaan ingin mendapatkan laba operasi di atas 0, analisis CVP menyediakan cara untuk menentukan berapa unit yang harus dijual untuk menghasilkan target laba tertentu. Target bisa ditentukan dalam jumlah uang Rp, $ atau %. Contoh • Jika semisal target laba yang ditentukan Rp 750.000, Berpakah unit yang harus dijual untuk mencapai hasil itu? • maka dengan menggunakan persamaan dasar titik impas kita hanya perlu menambahkan target laba sebesar Rp 750.000 pada biaya tetap sehingga didapatkan: • Jumlah unit = (Rp720.000 + Rp750.000)/(3.000 – 1.800) = Rp 1.470.000/Rp 1.200 = 1.230 unit Titik Impas (BEP) dalam Nominal Penjualan
• Untuk menghitung BEP dalam nominal, biaya
variabel dianggap sebagai persentase penjualan. Namun, penjualan pada BEP juga dapat dihitung secara singkat dengan rumus: • Penjualan pada BEP = biaya tetap x (harga/marjin kontribusi) • Penjualan pada BEP = biaya tetap/rasio marjin kontribusi • Dengan asumsi bahwa biaya tetap tidak berubah, rasio marjin kontribusi dapat digunakan untuk menentukan dampak perubahan pendapatan penjualan terhadap laba, yaitu dengan mengalikan rasio marjin kontribusi dengan perubahan penjualan. Contoh di atas menunjukkan rasio marjin kontribusi 40%, artinya dalam setiap Rp1 penjualan tersedia Rp0,40 yang dapat digunakan untuk menutup biaya tetap dan menghasilkan laba. Titik impas akan dicapai pada penjualan Rp1.800.000,00. • Titik impas = Rp720.000/0,40 = Rp1.800.000 • Dalam menggambarkan pengaruh biaya tetap terhadap laba, ada tiga kemungkinan yang muncul: 1. Biaya tetap = marjin kontribusi, artinya laba nol (perusahaan pada titik impas). 2. Biaya tetap > marjin kontribusi, artinya perusahaan memperoleh laba. 3. Biaya tetap < marjin kontribusi artinya perusahaan mengalami kerugian. Analisis Multi Produk • Analisis Biaya-Volume-laba cukup mudah diterapkan dalam pengaturan produk tunggal. Namun kebanyakan perusahaan memproduksi dan menjual sejumlah produk atau jasa. Walau lebih komplek namun pengoperasianya tidak berbeda jauh dibandingkan dengan produk tunggal. Contoh • Whittier Company memutuskan untuk menawarkan dua model mesin pemotong rumput. Yaitu Mesin pemotong rumput manual dengan harga jual $400 dan mesin pemotong rumput otomatis dengan harga jual $800. Departemen pemasaran yakin sebanyak 1,200 mesin manual dan 800 unit mesin otomatis dapat dijual selama tahun depan. Proyeksi laporan Laba ruginya Pos Laba Rugi Mesin Manual Mesin Otomatis Total Penjualan 480.000 640.000 1.120.000 Beban Variabel 390.000 480.000 870.000 Margin Kontribusi 90.000 160.000 250.000 Beban tetap langsung 30.000 40.000 70.000 Margin Produk 60.000 120.000 180.000 Beban tetap Umum 26.250 Laba Operasi 153.750