Anda di halaman 1dari 17

BAB V

ANALISIS BIAYA – VOLUME - LABA


Oleh Ahmad Rudini, S.Kom.,MM
Tujuan
Kompetensi Dasar Indikator
1. Menghitung titik impas (break 1. Menjelaskan pengertian titik impas.
even point 2. Menjelaskan tujuan titik impas.
2. Menganalisis manfaat analisis 3. Menghitung titik impas.
biaya, volume, laba dan target 4. Membuktikan perhitungan titik
laba impas dengan menyusun laporan
labarugi.
5. Menjelaskan tujuan analisis biaya,
volume dan laba.
6. Menjelaskan target laba.
7. Menghitung unit penjualan dengan
target laba tertentu.
8. Menganalisis penyusunan target laba.
Analisis Biaya-volume - laba (Cost-Volume-Profit
Analysis)

• Analisa biaya-volume-laba (cost volume profit


analysis) menyajikan informasi kepada
manajemen tentang dampak perubahan biaya,
pendapatan, volume dan bauran produk
terhadap laba.
• Analisis CVP berfokus pada hubungan biaya-
volume-laba dan dampak dari pola perilaku
biaya terhadap pengambilan keputusan.
• Pemahaman terhadap pola perilaku biaya
perusahaan akan mempermudah pengambilan
keputusan manajemen dalam hal :
1. Penetapan harga produk,
2. Penerimaaan/Penolakan pesanan,
3. Analisis penghematan biaya, dan
4. Promosi atas lini produk yang lebih
menguntungkan
Titik Impas Dalam Unit
• Titik impas (break even point /BEP) adalah
suatu titik yang menunjukkan volume
pendapatan yang tidak menimbulkan laba atau
rugi.
• Pada saat BEP, total pendapatan sama dengan
total biaya sehingga besarnya laba sama dengan
nol. Analisis impas membuat perusahaan
menelaah pola perilaku biaya tetap dan biaya
variabel.
1. Penggunaan Laba Operasi dalam Analisis
Biaya-Volume-Laba
• Untuk bisa menentukan jumlah produk yang
harus dijual untuk mencapai titik impas, maka
kita bisa berfokus pada laba operasi, yaitu laba
yang berasal dari operasi normal perusahaan.
Yang harus kita lakukan adalah:
1. Menentukan pengertian unit dan
2. Memisahkan biaya antara komponen biaya tetap
dan biaya variabelnya.
• Laba operasional = pendapatan penjualan – biaya variabel – biaya
tetap

• Laba operasional = (harga x unit terjual) – (biaya variabel x unit


terjual) – biaya tetap total
Contoh
Penjualan (1.000 x Rp 3.000) Rp3.000.000
Biaya variabel (1.000 x Rp1800) (1.800.000)
Marjin kontribusi 1.200.000
Biaya tetap 720.000
Laba operasi Rp480.000
Jika X adalah unit yang dijual pada titik impas, maka persamaan laba operasinya
adalah: 0 = (3.000X)– 1.800 X )– 720.000
1.200X= 720.000
X = 600
Jadi titik impas tercapai pada penjualan sebanyak 600 unit produk. Hal ini juga dapat
dibuktikan dari perhitungan berikut ini:
Penjualan (600 x Rp 3.000) Rp1.800.000
Biaya variabel (600 x Rp1.800) (1.080.000)
Marjin kontribusi 720.000
Biaya tetap 720.000
Laba operasi Rp 0
2. Cara Pintas Menghitung BEP
• Cara cepat menghitung BEP menggunakan pendekatan margin
kontribusi
Jumlah unit = biaya tetap / margin kontribusi per unit

Jumlah unit = 720.000/(3.000-1.800)


= 720.000/1.200
= 600
3. Penjualan Dalam Unit Untuk Mencapai Target
Laba
• Biasanya perusahaan ingin mendapatkan laba
operasi di atas 0, analisis CVP menyediakan cara
untuk menentukan berapa unit yang harus dijual
untuk menghasilkan target laba tertentu. Target
bisa ditentukan dalam jumlah uang Rp, $ atau
%.
Contoh
• Jika semisal target laba yang ditentukan Rp
750.000, Berpakah unit yang harus dijual untuk
mencapai hasil itu?
• maka dengan menggunakan persamaan dasar
titik impas kita hanya perlu menambahkan
target laba sebesar Rp 750.000 pada biaya tetap
sehingga didapatkan:
• Jumlah unit = (Rp720.000 + Rp750.000)/(3.000 – 1.800)
= Rp 1.470.000/Rp 1.200
= 1.230 unit
Titik Impas (BEP) dalam Nominal Penjualan

• Untuk menghitung BEP dalam nominal, biaya


variabel dianggap sebagai persentase penjualan.
Namun, penjualan pada BEP juga dapat dihitung
secara singkat dengan rumus:
• Penjualan pada BEP = biaya tetap x (harga/marjin kontribusi)
• Penjualan pada BEP = biaya tetap/rasio marjin kontribusi
• Dengan asumsi bahwa biaya tetap tidak berubah, rasio
marjin kontribusi dapat digunakan untuk menentukan
dampak perubahan pendapatan penjualan terhadap
laba, yaitu dengan mengalikan rasio marjin kontribusi
dengan perubahan penjualan. Contoh di atas
menunjukkan rasio marjin kontribusi 40%, artinya
dalam setiap Rp1 penjualan tersedia Rp0,40 yang
dapat digunakan untuk menutup biaya tetap dan
menghasilkan laba. Titik impas akan dicapai pada
penjualan Rp1.800.000,00.
• Titik impas = Rp720.000/0,40 = Rp1.800.000
• Dalam menggambarkan pengaruh biaya tetap terhadap
laba, ada tiga kemungkinan yang muncul:
1. Biaya tetap = marjin kontribusi, artinya laba nol
(perusahaan pada titik impas).
2. Biaya tetap > marjin kontribusi, artinya perusahaan
memperoleh laba.
3. Biaya tetap < marjin kontribusi artinya perusahaan
mengalami kerugian.
Analisis Multi Produk
• Analisis Biaya-Volume-laba cukup mudah
diterapkan dalam pengaturan produk tunggal.
Namun kebanyakan perusahaan memproduksi
dan menjual sejumlah produk atau jasa. Walau
lebih komplek namun pengoperasianya tidak
berbeda jauh dibandingkan dengan produk
tunggal.
Contoh
• Whittier Company memutuskan untuk
menawarkan dua model mesin pemotong
rumput. Yaitu Mesin pemotong rumput manual
dengan harga jual $400 dan mesin pemotong
rumput otomatis dengan harga jual $800.
Departemen pemasaran yakin sebanyak 1,200
mesin manual dan 800 unit mesin otomatis
dapat dijual selama tahun depan.
Proyeksi laporan Laba ruginya
Pos Laba Rugi Mesin Manual Mesin Otomatis Total
Penjualan 480.000 640.000 1.120.000
Beban Variabel 390.000 480.000 870.000
Margin Kontribusi 90.000 160.000 250.000
Beban tetap langsung 30.000 40.000 70.000
Margin Produk 60.000 120.000 180.000
Beban tetap Umum 26.250
Laba Operasi 153.750

Anda mungkin juga menyukai