Anda di halaman 1dari 16

AKUNTANSI MANAJEMEN

ANALISIS BIAYA-VOLUME LABA


(CVP)

D7 Kelompok : 6
Akuntansi
ANGGOTA
:

1. Putu Mita Puspa Dewi (202033121266)


2. Ni Komang Ayu Pradnyani Putri (202033121285)
3. Ni Made Purnama Sari (202033121314)
4. Ni Kadek Apriani (202033121343)
5. Ni Putu Devi Sari Astiti (202033121344)
6. Putu Mellyani Apriliadewi (202133121345)
7. Elsinta Mawo Naga (1833121465)
A. DEFINISI ANALISIS BIAYA
VOLUME
Analisis biaya volume laba (cost volume profit analysis-CVP analysis) merupakan
suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilån keputusan.
Analisis CVP juga dapat mengatasi banyak isu lainnya, seperti jumlah unit yang
harus dijual untuk mencapai impas, dampak pengurangan biaya tetap terhadap titik
impas, dan dampak kenaikan harga terhadap laba.

1.Titik Impas dalam Unit


2. Penggunaan Laba Operasi dalam Analisis CVP
3. Jalan Pintas untuk Menghitung Unit Impas
4. Penjualan dalam Unit yang Diperlukan untuk Mencapai Target Laba
a. Target Laba dalam Jumlah Dolar
b. Target Laba dalam Persentase dari Pendapatan Penjualan
c. Target Laba Setelah Pajak
d. Titik Impas dalam Dolar Penjualan
e. Target Laba Pendapatan Penjualan
Pertama, rumus pendapatan penjualan memungkinkan

Membandingka kita untuk mencari pendapatan secara langsung jika


hal tersebut yang dikehendaki.

n Kedua
Pendekatan
Kedua, pendekatan pendapatan penjualan jauh
lebih mudah untuk digunakan dalam pengaturan
multiproduk
B. ASUMSI – ASUMSI YANG MENDASARI
BEPAnalisis Break Even Point berguna apabila beberapa asumsi dasar
dipenuhi. Asumsi tersebut yaitu :

4. Harga jual produk perusahaan pada


1. Bahwa biaya pada berbagai tingkat
berbagai tingkat penjualan tidak mengalami
kegiatan dapat diperkirakan jumlahnya
perubahan.
secara tepat
2. Biaya yang dapat diperkirakan itu dapat 5. Efesiensi perusahaan pada berbagai
dipisahkan mana yang bersifat fariabel tingkat kegiatan juga tidak berubah
dan mana yang merupakan beban tetap
(fixed cost). 6. Tidak terdapat perubahan pada
berbagai kebijakan pimpinan yang secara
3. Tingkat penjualan sama dengan tingkat langsung berpengaruh terhadap beban
produksi, artinya apa yang diproduksi tetap keseluruhan
dianggap terjual habis.
7. Perusahaan dianggap seakan-akan
hanya menjual satu macam produk akhir
C. PERHITUNGAN BEP, LABA, MOS, TUASAN
OPERASI
1. Berikut Contoh Perhitungan BEP
Jika perusahaan memproyeksikan tingkat penjualan VCD sebanyak 800 unit
?

Perhitungan BEP dapat dilakukan dengan dua


cara : Atas dasar Unit
Atas dasar sales dlm rupiah

Rumus BEP : BEP = FC/(P-VC)


P = harga jual
perunit V = Biaya
var perunit FC=
Biaya tetap
Komputasi Titik
Impas
Titik Impas dapat dinyatakan secara
matematis dengan persamaan :
Penjualan = Biaya
Dari contoh diatas dapat dicari BEP (dalam
unit) 250.000 Q = 150.000 Q + 70.000.000 +
0 BEP =Biaya Tetap : Margin Contribusi/unit
100.000 Q = 70.000.000 = Rp. 70.000.000 : Rp. 100.000
Q = 700 unit VCD = 700 unit VCD
Dinyatakan dalam penjualan
: 700 unit x Rp. 250.000 BEP = Biaya Tetap : Rasio
Rp. 175.000.000 margin contribusi
= Rp. 70.000.000 :
40%
= Rp. 175.000.000
2. Contoh Perhitungan Margin
of Safety (MOS)
Rumus Margin of Safety (MOS)
MOS = Penjualan (dianggarkan –
BEP) Persentase MOS = MOS : Penjualan
Jika perusahaan menganggarkan penjualan 800
unit VCD
Maka MOS =200.000.000 – 175.000.000
= Rp. 25.000.000 3. Contoh
Perhitungan
Tuasan Operasi
Kenaikan laba PT OKKY
Rp. 16.000 : Rp. 40.000 = 40%
Kenaikan laba PT Mahardikha
Rp. 28.000 : Rp. 40.000 =
70%
Faktor Tuasan Operasi
1 Faktor Tuasan Operasi 3 Dampak Pajak
adalah : Penghasilan

Pada saat menghitung


titik
impas, pajak penghasilan
2 Faktor Tuasan Operasi PT. tidak
memainkan peranan
Okky Rp. 160.000 : Rp. 40.000 karena perusahaan tidak
=4 membayar
pajak bila tidak
Maka Perubahan Penjualan mendapatkan laba.
: 4 x 10% = 40%
Faktor Tuasan Operasi PT.
Mahardikha Rp. 280.000 : Rp.
40.000 = 7
Maka Perubahan Penjualan
: 7 x 10% = 70%
D. ANALISIS MULTIPRODUK
( Analisis BEP Lebih dari Satu Macam
Produk )
Analisis biaya volume laba cukup mudah diterapkan dalam pengaturan produk tunggal
Caramengadaptasi rumus-rumus yang digunakan dalam pengaturan
produk tunggal ke dalam pengaturan multiproduk dengan mengembangkan
contoh Whittier Company.

Whittier Company telah memutuskan untuk menawarkan dua model mesin pemotong rumput,
yaitu
denganmesin pemotong rumput manual
jual $800. dengan pemasaran
Departemen harga jual $400 dan mesin
yakin bahwapemotong
1.200 rumput
mesin
harga
otomatis
rumputmanual pemotong dan 800 mesin pemotongrumput otomatis dapat dijual
selamatahun
Pengawas perusahaan depan. proyeksi laporan laba rugi berikut berdasarkan ramalan
telah menyusun
penjualan.

.
Penentuan Bauran
Penjualan
Penentuan Bauran Penjualan Bauran penjualan dapat diukur dalam unit yang terjual atau bagian
dari pendapatan. Contohnya,jika Whittier berencana menjual 1.200 mesin pemotong rumput
manual dan 800 mesin pemotong rumput otomatis, maka bauran penjualan dalam unit adalah
1.200:800. Bauran penjualan biasanya diturunkan sampai bilangan bulat terkecil. Jadi, bauran
relatif 1.200:800 dapat diturunkan hingga 12:8 dan selanjutnya menjadi 3:2. Dengan kata
lain,untuk setiap tiga mesin pemotong rumput manual yang terjual, ada dua mesin pemotong
rumput otomatis yang terjual.
1.Analisis CVP Konvensional dan Perhitungan 2.Analisis CVP dan JIT
Biaya Berdasarkan Aktivitas

Analisis CVP konvensional Jika suatu perusahaan menganut


mengasumsikan semua biaya JIT, maka biaya variabel per unit
perusahaan dapat dikelompokkan yang dijual berkurang dan biaya
dalam dua kategori: biaya yang tetap bertambah. Sebagai
berubah sejalan dengan volume contoh, sekarang, tenaga kerja
penjualan (biaya variabel) dan biaya langsung dianggap sebagai tetap
yang tidak berubah (biaya tetap). dan bukan variabel.
E. Asumsi-Asumsi pada Analisis Biaya Volume
Laba
Berikut beberapa dari asumsi tersebut :
1.Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linear.
2.Analisis mengasumsikan harga, total biaya tetap, dan biaya variabel per unit
dapat diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang rentang yang
relevan.
3. Analisis mengasumsikan apa yang diproduksi dapat dijual.
4.Untuk analisis multiproduk, diasumsikan bauran penjualan diketahui.
5.Diasumsikan harga jual dan biaya diketahui secara pasti.

Fungsi Linear. Asumsi pertama, yaitu fungsi biaya dan pendapatan linear,
memerlukan pertimbangan tambahan.
Rentang yang Relevan. Beruntunglah, kita tidak perlu memperhitungkan seluruh
rentang produksi dan penjualan yang mungkin untuk suatu perusahaan.
Rentang yang Relevan. Beruntunglah, kita tidak perlu memperhitungkan seluruh
rentang produksi dan penjualan yang mungkin untuk suatu perusahaan.

Produksi Sama dengan Penjualan. Asumsi ketiga adalah apa yang diproduksi
dapat dijual. Tidak ada perubahan persediaan selama periode
tersebut.Persediaan tidak berdampak terhadap analisis titik impas merupakan
hal yang dapat dimengerti.

Bauran Penjualan yang Konstan. Dalam analisis produk tunggal,bauran


penjualannya tentu saja konstan-100 persen dari penjualan adalah satu produk.

Harga dan Biaya Diketahui dengan Pasti. Pada kenyataannya, perusahaan


jarang mengetahui harga, biaya variabel, dan biaya tetap secara pasti.
F. PERUBAHAN DALAM VARIABEL
CVP
Karena perusahann beroperasi Whittier Company melakukan sebuah studi
dalam dunia dinamis tentunya pasar tentang mesin pemotong rumput manual
harus memperhatikan perubahan- yang mengungkapkan tiga alternatif berbeda.
perubahan yang terjadi dalam 1.Alternatif 1 : Jika pengeluaran iklan
harga, biaya variabel dan biaya meningkat
tetap. $8.000, penjualan akan naik dari 1.600 unit
menjadi 1.725 unit.
2.Alternatif 2 : Penurunan harga dari $400
menjadi $375 per mesin pemotong rumput
manual akan meningkatkan penjualan dari
1.600 unit menjadi 1.900 unit.
3. Alternatif 3 : Menurunkan harga menjadi
$375 dan meningkatkan pengeluaran iklan
sebesar $800 akan meningkatkan penjualan
dari 1.600 unit menjadi 2.600 unit.
Memperkenalkan Risiko dan
Ketidakpastian
Asumsi penting dari analisis CVP adalah harga dan biaya diketahui dengan pasti. Namun, hal
tersebut jarang terjadi. Risiko dan ketidakpaștian adalah bagian dari. Pengambilan keputusan
bisnis dan bagaimanapun hal itu harus ditangani.

Ada pun cara para manajer menghadapi risiko dan ketidakpastian. Pertama, pihak manajemen
tentu harus menyadari sifat ketidakpastian dari harga, biaya, dan kuantitas di masa depan.
Selanjutnya, para manajer bergerak dari pertimbangan titik impas ke pertimbangan yang
disebut “kisaran titik impas”.

Selain itu, para manajer dapat menggunakan analisis sensitivitas atau analisis bagaimana-jika
(what-if). Dalam hal ini, penggunaan spreadsheet komputer akan membantu para manajer
dalam menentukan hubungan titik impas (atau target laba).
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai