D7 Kelompok : 6
Akuntansi
ANGGOTA
:
n Kedua
Pendekatan
Kedua, pendekatan pendapatan penjualan jauh
lebih mudah untuk digunakan dalam pengaturan
multiproduk
B. ASUMSI – ASUMSI YANG MENDASARI
BEPAnalisis Break Even Point berguna apabila beberapa asumsi dasar
dipenuhi. Asumsi tersebut yaitu :
Whittier Company telah memutuskan untuk menawarkan dua model mesin pemotong rumput,
yaitu
denganmesin pemotong rumput manual
jual $800. dengan pemasaran
Departemen harga jual $400 dan mesin
yakin bahwapemotong
1.200 rumput
mesin
harga
otomatis
rumputmanual pemotong dan 800 mesin pemotongrumput otomatis dapat dijual
selamatahun
Pengawas perusahaan depan. proyeksi laporan laba rugi berikut berdasarkan ramalan
telah menyusun
penjualan.
.
Penentuan Bauran
Penjualan
Penentuan Bauran Penjualan Bauran penjualan dapat diukur dalam unit yang terjual atau bagian
dari pendapatan. Contohnya,jika Whittier berencana menjual 1.200 mesin pemotong rumput
manual dan 800 mesin pemotong rumput otomatis, maka bauran penjualan dalam unit adalah
1.200:800. Bauran penjualan biasanya diturunkan sampai bilangan bulat terkecil. Jadi, bauran
relatif 1.200:800 dapat diturunkan hingga 12:8 dan selanjutnya menjadi 3:2. Dengan kata
lain,untuk setiap tiga mesin pemotong rumput manual yang terjual, ada dua mesin pemotong
rumput otomatis yang terjual.
1.Analisis CVP Konvensional dan Perhitungan 2.Analisis CVP dan JIT
Biaya Berdasarkan Aktivitas
Fungsi Linear. Asumsi pertama, yaitu fungsi biaya dan pendapatan linear,
memerlukan pertimbangan tambahan.
Rentang yang Relevan. Beruntunglah, kita tidak perlu memperhitungkan seluruh
rentang produksi dan penjualan yang mungkin untuk suatu perusahaan.
Rentang yang Relevan. Beruntunglah, kita tidak perlu memperhitungkan seluruh
rentang produksi dan penjualan yang mungkin untuk suatu perusahaan.
Produksi Sama dengan Penjualan. Asumsi ketiga adalah apa yang diproduksi
dapat dijual. Tidak ada perubahan persediaan selama periode
tersebut.Persediaan tidak berdampak terhadap analisis titik impas merupakan
hal yang dapat dimengerti.
Ada pun cara para manajer menghadapi risiko dan ketidakpastian. Pertama, pihak manajemen
tentu harus menyadari sifat ketidakpastian dari harga, biaya, dan kuantitas di masa depan.
Selanjutnya, para manajer bergerak dari pertimbangan titik impas ke pertimbangan yang
disebut “kisaran titik impas”.
Selain itu, para manajer dapat menggunakan analisis sensitivitas atau analisis bagaimana-jika
(what-if). Dalam hal ini, penggunaan spreadsheet komputer akan membantu para manajer
dalam menentukan hubungan titik impas (atau target laba).
TERIMA
KASIH