Anda di halaman 1dari 20

COST VOLUME PROFIT ANALYSIS

(ANALISIS BIAYA VOLUME LABA)


Mata Kuliah: Akuntansi Manajemen

DOSEN PENGAMPU:
I Gst. B Ngr. P. Putra, SE.,M.Si.,Ak.CA
Oleh: Kelompok 4

Ni Luh Nyoman Dilima Pratiwi 202032121025


Ni Kadek Rasmini 202032121026
Dewi Mardiani Indrasari 202032121028
Gede Jaya Prasetya Putra 202032121029
I Made Svamhi Dayananda Tanaya 202032121031
I Gede Jordi Bintara 202032121032

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis


Universitas Warmadewa
Tahun Ajaran
2021/2022
Cost Volume Profit Analysis

Analisis biaya volume laba (cost volume profit analysis-CVP analysis) merupakan
suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Karena
analisis biaya volume laba (CVP) menekankan keterkaitan antara biaya, kuantitas yang
terjual, dan harga, semua informasi keuangan perusahaan terkandung di dalamnya. Analisis
CVP dapat menjadi suatu alat yang bermanfaat untuk mengidentifikasi cakupan dan besarnya
kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu divisi dan membantu mencari pemecahannya. Sebagai
contoh, Xbox 360 dari Microsoft dijual dengan harga ritel $399 ketika pertama kali
dipasarkan pada akhir tahun 2005. Akan tetapi, harga tersebut tidak menghasilkan laba.
Bahkan, Microsoft merugi sekitar $126 per unit. Apakah Microsoft tidak mengetahui hal
tersebut? Microsoft mengetahuinya! Hal itu adalah stratègi bisnis yang sangat berani karena
menjual peralatan secara rugi, tetapi mendapatkan laba dari peranti lunak-permainan.
Analisis CVP juga dapat mengatasi banyak isu lainnya, seperti jumlah unit yang harus
dijual untuk mencapai impas, dampak pengurangan biaya tetap terhadap titik impas, dan
dampak kenaikan harga terhadap laba. Selain itu, analisis CVP memungkinkan para manajer
untuk melakukan analisis sensitivitas dengan menguj dampak dari berbagai tingkat harga atau
biaya terhadap laba.

A. Titik Impas dalam Unit


Ketertarikan untuk mengetahui pendapan, beban, dan laba berperilaku ketika volume
berubah adalah sesuatu yang lazim untuk memulai dengan menentukan titik impas
perusahaan dalam jumlah unit yang terjual. Titik impas (break-even point) adalah titik di
mana total pendapatan sama dengan total biaya, titik di mana laba sama dengan nol. Untuk
menemukan titik impas dalam unit, kita fokus pada laba operasi. Pertama, kita akan
membahas cara menentukan titik impas, kemudian melihat bagaimana pendekatan kita
dapat dikembangkan untuk menentukan jumlah unit yang harus dijual guna menghasilkan
laba yang ditargetkan.
Keputusan awal perusahaan dalam mengimplementasikan pendekatan unit yang
terjual pada analisis CVP adalah menentukan apa yang dimaksud dengan sebuah unit.
Bagi perusahaan manufaktur, jawabannya jelas. Pre cter & Gamble bisa mendefinisikan
sebuah unit sebagai satu batang sabun mandi merek Ivory; Janet McFarland (dari skenario
pembuka) akan mendefinisikan sebuah unit sebagai satu botol salsa. Perusahaan jasa

1
menghadapi pilihan yang lebih sulit. Southwest Air lines dapat mendefinisikan sebuah unit
sebagai mil penumpang atau satu kali perjalanan.
Keputusan kedua terpusat pada pemisahan biaya menjadi komponen tetap dan
variabel. Analisis CVP berfokus pada berbagai faktor yang memengaruhi perubahan
dalam komponen laba. Karena kita membahas analisis CVP dalam kerangka unit yang
terjual, kita perlu menentukan komponen tetap dan variabel dari biaya :rta pendapatan
yang berkaitan dengan unit-unit. (Asumsi ini akan lebih longgar jika kita menggabungkan
perhitungan biaya berdasarkan aktivitas ke dalam analisis CVP).
 Penggunaan Laba Operasi dalam Analisis CVP
Laporan laba rugi merupakan suatu alat yang berguna unruk mengorganisasikan
biaya-biaya perusahaan dalam kategori tetap dan variabel.
Perhatikan bahwa kita menggunakan istilah laba operasi untuk menunjukkan
penghasilan atau laba sebelum pajak penghasilan. Laba operasi (operating income
hanya mencakup pendapatan dan beban dari operasional normal perusahaan, Laba
bersih (net income) adalah laba operasi dikurangi pajak penghasilan.
Setelah menghitung jumlah unit yang terjual, kita dapat mengembangkan
persamaan laba operasi dengan menyatakan pendapatan penjualan dan beban variabel
dalam jumlah unit dolar dan jumlah unit. Secara lebih spesifik, pendapatan penjualan
dinyatakan sebagai harga jual per unit dikali jumlah unit yang terjual, dan total biaya
variabel adalah biaya variabel per unit dikali jumlah unit yang terjual. Dengan
demikian, persamaan laba operasi menjadi:
Laba operasi (Harga x Jumlah unit terjual) - (Biaya variabel per unit & jumlah
unit terjual) - Total biaya tetap.
Misalkan, kita ditanya mengenai jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai
impas atau menghasilkan laba nol. Anda dapat menjawab pertanyaan tersebur dengan
menetapkan laba operasi sama dengan nol, kemudian memecahkan persamaan laba
operasi untuk jumlah unit. Sekarang, mari kita gunakan contoh berikut untuk mencari
titik impas dalam memproduksi mesin pemotong rumput.
Untuk tahun mendatang, pengontrol telah menyusun proyeksi laporan laba rugi
berikut.
Penjualan (1.000 unit @ $400) $ 400.000
Dikurangi: Beban Variable 325.000
Margin Kontribusi $ 75.000

2
Dikurangi: Beban Tetap 45.000
Laba Operasi $ 30.000
Kita lihat bahwa harga per unit mesin pemotong rumput di Whittier Company
adalah $400 dan biaya viable per unit adalah $325 ($325.000/1.000 unit). Biaya tetap
adalah $45.0000. jadi, persamaan laba operasi pada titik impas adalah sebagai berikut.
0 = ($400 x Unit) - ($325 x Unit) - $45.000
0 = ($75 x Unit) - $45.000
$75 x Unit = $45.000
Unit = 600
Dengan demikian, Whittier harus menjual 600 pemotong rumput untuk menutupi
semua beban tetap dan variable. Suatu cara yang baik yuntuk memeriksa jawaban ini
adalah memformulasikan suatu laba rugi berdasarkan 600 unit yang terjual.
Penjualan (600 unit @ $400) $ 240.000
Dikurangi: Beban Variable 195.000
Margin Kontribusi $ 45.000
Dikurangi: Beban Tetap 45.000
Laba Operasi $ 0
Jelaslah, penjualan 600 unit menghasilkan laba nol. Sebuah keunggulan penting
dari pendekatan laba operasi adalah seluruh persamaan CVP berikutnya diturunkan dari
laporan laba rugi menurut perhitungan biaya variabel. Dengan demikian, Anda dapat
memecahkan setiap persoalan CVP dengan menggunakan pendekatan ini.
 Jalan Pintas untuk Menghitung Unit Impas
Kita dapat menghitung unit impas lebih cepat dengan berfokus pada margin
kontribusi. Margin kontribusi (contribution margin) adalah pendapatan penjualan
dikurangi total biaya variabel. Pada impas, margin kontribusi sama dengan beban tetap.
Sebagai contoh, iTunes dari Apple mengenakan biaya $0.99 untuk mengunduh sebuah
lagu. Total biaya variabel-termasuk pembayaran ke perusahaan rekaman dan lain-lain-
sekitar $0,95. Hal ini berarti iTunes memperoleh margin kontribusi $0,04 untuk setiap
lagu yang dibeli dan diunduh. Margin kontribusi yang rendah per unit dan harus
menutupi semua biaya tetap berarti iTunes merupakan usaha yang impas.
Jika kita mengganti margin kontribusi per unit untuk harga. dikurangi biaya
variabel per unit pada persamaan laba operasi dan memperolal jumlah unit, maka kita
akan mendapatkan persamaan dasar impas berikut Pena Dengan menggunakan Whittier

3
Company sebagai contoh, kita dapat melihat bahwa margin kontribusi per unit bisa
dihitung dengan salah satu dari dua cara berikut.
Jumlah unit = Biaya tetap/Margin kontribusi per unit.
Dengan menggunakan Whittier Company sebagai contoh, kita dapat melihat bahwa
margin kontribusi per unit bisa dihitung dengan salah satu dari dua cara berikut. Cara
pertama adalah membagi total margin kontribusi dengan unit yang terjual untuk
menghasilkan $75 per unit ($75.000/1.000). Cara kedua adalah menghitung harga
dikurangi biaya variabel per unit. Dengan cara itu, hasilnya sama saja, yaitu $75 per
unit ($400-$325). Untuk menghitung jumlah unit impas Whittier Company, gunakanlah
persamaan dasar impas berikut.
Jumlah unit = $45.000/($400-$325)
= $45.000/$75
= 600
Penjualan tentu sama persis dengan jawaban yang dihitung dengan menggunakan
laporan laba rugi.
 Penjualan dalam Unit yang Diperlukan untuk Mencapai Target Laba
Meskipun titik impas merupakan informasi yang berguna, sebagian besar
perusahaan ingin memperoleh laba operasi lebih besar daripada noi. Analisis CVP
menyediakan suatu cara menentukan jumlah unit yang harus dijual untuk menghasilkan
target laba tertentu. Target laba operasi dapat dinyatakan sebagai sebuah jumlah dolar
(misalnya, $20.000) atau suatu persentase dari pendapatan penjualan (contohnya, 15
persen dari pendapatan). Pendekatan laba operasi dan pendekatan margin kontribusi
dapat disesuaikan dengan mudah untuk mencari target laba.
a) Target Laba dalam Jumlah Dolar
Anggaplah Whittier Company ingin memperoleh laba operasi sebesar $60.000.
Berapakah mesin pemotong rumput yang harus dijual untuk mencapai hasil ini?
Mari, kita gunakan laporan laba rugi untuk mencari hasilnya.
$60.000 = ($400 × Satuan) -($325 x Satuan) - $45.000
$105.000 = $75 x Unit
Unit = 1,400
Jika kita menggunakan persamaan dasar impas, kita hanya perlu menambahkan
target laba sebesar $60.000 pada biaya tetap dan langsung menemukan jumlah unit.
Unit = ($45.000 + $60.000)/($400-$325)

4
Unit = $105.000/$75
Unit = 1.400
Whittier harus menjual 1.400 mesin pemotong rumput untuk menghasilkan laba
operasi sebesar $60.000. Laporan laba rugi membuktikan hasil berikut.
Penjualan (1.400 unit @ $400) $ 560.000
Dikurangi: Beban Variable 455.000
Margin Kontribusi $ 105.000
Dikurangi: Beban Tetap 45.000
Laba Operasi $ 60.000
Cara lain untuk memeriksa jumlah unit ini adalah menggunakan titik impas
Seperti yang baru ditunjukkan, Whittier harus menjual 1.400 mesin pernotong
rumput atau 800 lebih banyak dari volume impas 600 unit untuk menghasilkan laba
sebesar $60.000. Margin kontribusi per mesin pemotong rumput adalah $75.
Perkalian antara $75 dengan 800 unit mesin pemotong rumput di atas impas akan
menghasilkan laba sebesar $60.000 ($75 x 800). Hasil ini menunjukkan margin
kontribusi per unit untuk setiap unit di atas impas adalah sama persis dengan laba
per unit. Karena titik impas telah dihitung, jumlah mesin pemotong rumput yang
akan dijual untuk menghasilkan laba operasi $60.000 dapat dihitung d in membagi
margin kontribusi per unit ke dalam target laba dan menambahkan hasilnya dengan
volume impas.
Secara umum, dengan asumsi biaya tetap tidak berubah, dampak terhadap laba
perusahaan yang dihasilkan dari perubahan jumlah unit yang terjual dapat dinilai
dengan mengalikan margin kontribusi per unit dengan perubahan unit yang terjual.
Sebagai contoh, jika mesin pemotong rumput yang terjual sebanyak 1.500, bukan
1.400, maka berapa jumlah laba yang akan diperoleh? Perubahan dalam unit yang
terjual adalah suatu kenaikan sebanyak 100 mesin pemotong rumput dan margin kor.
ribusi per unit adalah $75. Dengan demikiar., laba akan meningkat $7.500,. ($75 ×
100).
b) Target Laba dalam Persentase dari Pendapatan Penjualan
Anggaplah Whittier Company ingin mengetahui jumlah mesin pemotong
rumput yang harus dijual untuk menghasilkan laba yang sama dengan 15 persen dari
pendapatan penjualan. Pendapatan penjualan adalah harga dikalikan dengan
kuantitas yang terjual. Jadi, target laba operasi adalah 15 persen dari harga dikalikan

5
dengan kuantitas. Dengan menggunakan laporan laba rugi (yang lebih sederhana
pada kasus ini), diperoleh:
0,15($400) (Unit) = (4400 x Unit ) – ($325 x Unit) - $45.000
$60 x Unit = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000
$60 x Unit = (75 x Unit) - $45.000
$15 x Unit = $45.000
Unit = 3.000
c) Target Laba Setelah Pajak
Saat menghitung titik impas, pajak penghasilan tidak berperan. Hal ini
disebabkan pajak yang dibayar atas laba nol adalah nol. Namun, ketika perusahaan
ingin meagetahui jumlah unit yang harus dijual untuk menghasilkan laba bersih
terrentu, diperlukan beberapa pertumbangan tambahan. Ingat kembali bahwa laba
bersih adalah laba operasi setelah pajak penghasilan dan angka target laba kita
dinyatakan dalam kerangka sebelum pajak. Dengan demikian, kita harus
menambahkan kembali pajak penghasilan untuk memperoleh laba operasi ketika
target laba dinyatakan sebagai laba bersih.
Secara umum, pajak dihitung sebagai persentase dari laba. Laba setelah pajak
dihitung dengan mengurangkan paink dari laba operasi (atau laba sebelum pajak).
Laba bersih = Laba operasi - Pajak penghasilan
= Laba operasi - (Tarif pajak x Laba operasi)
= Laba operasi (1 - Tarif pajak) atau Laba operasi Laba
bersih/(1-Tarif pajak)
Jadi, untuk mengonversi laba setelah pajak menjadi laba sebelum pajak, cukup
membagi laba setelah pajak dengan (1 - Tarif pajak).
Misalkan, Whittier Company ingin memperoleh laba bersih sebesar $48.750 dan
tarif pajaknya adalah 35 persen. Untuk mengonversi target laba setelah pajak
menjadi target laba sebelum pajak, selesaikanlah langkah-langkah berikut.
$48.750 = Laba operasi - (0,35 x Laba operasi)
$48.750 = 0,65(Laba operasi)
$75.000 = Laba operasi
Dengan kata lain, jika tarif pajak adalah 35 persen, maka Whittier Company
harus menghasilkan $75.000 sebelum pajak penghasilan untuk memperoleh $48,750
setelah pajak penghasilan. Dengan pengonversian ini, kita dapat menghitung jumlah
unit yang harus dijual.

6
Unit = ($45.000 + $75.000)/$75
Unit = $120.000/$75
Unit = 1.600
Mari, periksa jawaban ini dengan menyusun laporan laba rugi berdasarkan
penjualan sebanyak 1.600 mesin pemotong rumput.
Penjualan (1,600 @ $400) $640.000
Dikurangi: Beban variable $520.000
margin kontribusi $120.000
Dikurangi: Beban tetap 45.000
Laba operasi $ 75.000
Dikurangi: Pajak penghasilan (tarif pajak 35%) 26.250
Laba bersih $48.750

B. Titik Impas dalam Dolar Penjualan


Pada beberapa kasus yang menggunakan analisis CVP, manajer mungkin lebih suka
menggunakan pendapatan penjualan sebagai ukuran aktivitas penjualan daripada unit yang
terjual. Suatu ukuran unit yang terjual dapat dikonversikan menjadi suatu ukuran
pendapatan penjualan hanya dengan mengalikan harga jual per unit dengan unit yang
terjual. Sebagai contoh, titik impas Whittier Company yang telah dihitung adalah 600
mesin pemotong rumput. Karena harga jual per unit mesin pemotong rumput adalah $400,
volume impas dalam pendapatan penjualan adalah $240.000 ($400 × 600).
Dolar : Persentase Penjualan
Penjualan $ 400.000 100,00%
Dikurangi: Beban variable 325.000 81,25
margin kontribusi $ 75.000 18,75%
Dikurangi: Beban tetap 45.000
Laba operasi $ 30.000
Perhatikan bahwa pendapatan penjualan, biaya variabel, dan margin kontribusi telah
dinyatakan dalam bentuk persentase dari penjualan. Rasio biaya variabel adalah 0,8125
($325,000/$400.000); rasio margin kontribusi adah 0,1875 (dihitung dari 1 - 0,8125 atau
$75.000/$400.000). Biaya tetap adalah $45.000. Berdasarkan informasi dalam laporan
laba rugi ini, berapakah pendapatan penjualan yang harus dihasilkan Whittier untuk
mencapai impas?
Laba operasi = Penjualan - Biaya variabel - Biaya tetap

7
0 = Penjualan - (Rasio biaya variabel x Penjualan) - Biaya tetap
0 = Penjualan (1 - Rasio variabel) - Biaya tetap
0 = Penjualan (1-0,8125) - $45.000
Penjualan (0,1875) = $45.000
Penjualan = $240.000
Jadi, Whittier harus menghasilkan pendapatan sejumlah $240.000 untuk mencapai
impas
 Target Laba dan Pendapatan Penjualan
Pertimbangkan pertanyaan berikut. Berapakah pendapatan penjualan yang harus
dihasilkan Whittier untuk memperoleh laba sebelum pajak sebesar $60.000?
(Pertanyaan ini mirip dengan pertanyaan sebelumnya dalam hal unit, tetapi
pertanyaannya sekarang adalah langsung dalam hal pendapatan penjualan). Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, tambahkanlah target laba operasi sebesar $60.000 pada
biaya tetap $45.000 dan bagilah dengan rasio margin kontribusi.
Penjualan = ($45.000 + $60.000)/0,1875
= $105.000/0,1875
= $560.000
Whittier harus menghasilkan pendapatan $560.000 untuk mencapai targer laba
sebesar $60.000. Karena impas adalah $240.000, penjualan tambahan sebesar $320.000
($560.000 $240.000) di atas impas harus dihasilkan. Perhatikan perkalian antara rasio
margin kontribusi dengan pendapatan di atas impas menghasilkan laba sebesar $60.000
(0,1875 x $320.000). Di atas impas, rasio margin kontribusi merupakan rasio laba. Oleh
karena itu, rasio tersebut menggambarkan bagian dari setiap dolar penjualan yang dapat
diperuntukkan bagi laba. Pada contoh ini, setiap dolar penjualan yang diterima di atas.
 Membandingkan Kedua Pendekatan
Untuk pengaturan produk tunggal, pengubahan tirik impas dalam unit menjadi
impas dalam pendapatan penjualan hanya merupakan masalah pengalian harga jual per
unit dengan unit yang terjual. Lalu, mengapa kita menggunakan rumus terpisah untuk
pendekatan pendapatan penjualan? Dalam hal ini, ada dua alasan. Pertama, rumusan
pendapatan penjualan memungkinkan kita untuk mencari pendapatan secara langsung
jika hal tersebut. Kedua, pendekatan penjualan yang jauh lebih mudah untuk digunakan
dalam pengaturan multiproduk, seperti yang akan dibahas pada bagian berikut.

8
C. Analisis Multiproduk
Analisis biaya volume laba cukup mud-h diterapkan dalam pengaturan produk
tunggal. Namun, kebanyakan perusahaan memproduksi dan menjual sejumlah produk atau
jasa. Meskipun kompleksitas konseptual dari analisis CVP lebih tinggi dalam situasi
multiproduk, pengoperasiannya tidak berbeda jauh. Mari kita lihat bagaimana
mengadaptasi rumus-rumus yang digunakan dalam pengaturan produk tunggal ke dalam
pengaturan multiproduk dengan mengembangkan contoh Whittier Company.
 Titik Impas dalam Satuan
Pemilik Whittier agak khawatir dengan penambahan lini produk baru dan ingin
mengetahui banyaknya setiap model yang harus terjual untuk mencapai impas. Jika
semisalkan diberi tanggung jawab untuk menjawab pertanyaan ini, bagaimana
tanggapan kita?
Salah satu tanggapan adalah menggunakan persamaan yang telah kita kembangkan
sebelumnya di mana biaya tetap dibagi dengan margin kontribusi. Namun, persamaan
ini menimbulkan beberapa masalah. Persamaan ini dikembangkan untuk analisis
produk tunggal. Untuk dua produk, terdapat dua margin kontribusi per unit. Mesin
pemotong rumput manual memiliki margin kontribusi per unit sebesar $75 ($400 -
$325) dan mesin pemotong rumput otomatis memiliki margin kontribusi sebesar $200
($800 - $600). Salah satu pemecahan adalah menerapkan analisis secara terpisah ke
setiap lini produk. Dengan cara itu, titik impas individu akan diperoleh jika laba
didefinisikan sebagai margin produk. Berikut impas untuk mesin pemotong rumput
manual.
Unit impas mesin manual = Biaya tetap/(Harga - Biaya variabel per unit)
= $30.000/S75
= 400 unit
Berikut impas untuk mesin pemotong rumput otomatis.
Unit impas mesin otomatis = Biaya tetap/(Harga - Biaya variabel per unit)
= $40.000/$200
= 200 unit
Jadi, 400 mesin pemotong rumput manual dan 200 mesin pemotong rumput
otomatis harus dijual untuk mencapai margin produk impas. Namun, margin produk
impas hanya menutup biaya tetap langsung. Sementara itu, biaya tetap umum masih
belum tertutupi. Penjualan kedua mesin pemotong rumput dalam jumlah tersebut akan

9
menimbulkan kerugian sebesar biaya tetap umum. Titik impas perusahaan belum ada
yang diidentifikasi secara keseluruhan. Bagaimanapun, biaya tetap umum masih harus
diperhitungkan dalam analisis.
 Penentuan Bauran Penjualan
Bauran penjualan dapat diukur dalam unit yang terjual atau bagian dari
pendapatan. Contohnya, jika Whittier berencana menjual 1.200 mesin pemotong
rumput manual dan 800 mesin pemotong rumput otomatis, maka bauran penjualan
dalam unit adalah 1.200:800. Bauran penjualan biasanya diturunkan sampai bilangan
bulat terkecil. Jadi, bauran relatif 1.200:800 dapat diturunkan hingga 12:8 dan
selanjutnya menjadi 3:2. Dengan kara lain, untuk setiap tiga mesin pemotong rumput
manual yang terjual, ada dua mesin pemotong rumput otomatis yang terjual.
Alternatif lainnya, bauran penjualan juga dapat dinyatakan dalam persentase dari
total pendapatan yang dikontribusikan oleh setiap produk. Pada kasus di atas,
pendapatan mesin pemotong rumput manual adalah $480.000 ($400 x 1.200) dan
pendapatan dari mesin pemotong rumput otomatis adalah $640.000 ($800 x 800).
Mesin pemotong rumput manual mencakup 42,86 persen dari total pendapatan dan
mesin pemotong rumput otomatis mencakup 57,14 persen sisanya. Hal ini mungkin
terlihat seperti perbedaan kedua bauran penjualan. Bauran penjualan dalam unit adalah
3:2, yaitu dari setiap lima mesin yang terjual, 60 persen adalah mesin pemotong rumput
manual dan 40 persen mesin pemotong rumput otomatis. Namun, bauran penjualan
berdasarkan pendapatan adalah 42,86 persen untuk mesin pemotong rumput manual.
Apa perbedaannya? Bauran penjualan dalam pendapatan menggunakan bauran
penjualan dalam unit dan memberikannya bobot menurut harganya. Jadi, meskipun
proporsi yang mendasari mesin yang terjual tetap 3:2, mesin pemotong rumput manual
yang harganya lebih rendah diberi bobot lebih ringan saat harga dimasukkan dalam
penghitungan. Untuk analisis CVP, kita harus menggunakan bauran penjualan yang
dinyatakan dalam unit.
Sejumlah bauran penjualan yang berbeda dapat digunakan untuk menetapkan
volume impas. Contohnya, bauran penjualan sebesar 2:1 akan menetapkan titik impas
pada 550 mesin pemotong rumput manual dan 275 mesin pemotong rumput otomatis.
Total margin kontribusi yang dihasilkan oleh bauran ini adalah $96.250 [($75 × 550) +
($200 x 275)].
 Bauran Penjualan dan Analisis CVP

10
Penentuan bauran penjualan tertentu memungkinkan kita untuk mengonversi
masalah multiproduk ke dalam format CVP produk tunggal. Karena Whittier berharap
menjual tiga mesin pemotong rumput manual atas setiap dua mesin pemotong rumput
otomatis, Whittier bisa mendefinisikan produk tungs yang dijualnya sebagai suatu paket
yang berisi tiga mesin pemotong rumput manual dan dua mesin pemotong rumput
otomatis. Dengan menetapkan produk tersebut sebagai suatu paket, masalah
multiproduk dikonversi menjadi masalah produk tunggal. Untuk menggunakan
pendekatan titik impas dalam unit, harga jual per paket dan biaya variabel per paket
harus diketahui. Untuk menghitung nilai-nilai paket tersebut, diperlukan bauran
penjualan, harga setiap produk, dan setiap biaya variabel.
 Pendekatan Dolar Penjualan
Untuk mengilustrasikan titik impas dalam dolar penjualan, contoh yang sama akan
digunakan. Akan tetapi, satu-satunya informasi yang diperlukan adalah proyeksi
laporan laba rugi Whittier Company secara keseluruhan.
Penjualan $1.120.000
Dikurangi: Beban variable 870.000
margin kontribusi $ 250.000
Dikurangi: Beban tetap 96.000
Laba operasi $ 153.000
Dengan laporan laba rugi tersebut, pertanyaan umum mengenai CVP dapat
diajukan. Misalnya, berapa pendapatan penjualan yang harus dihasilkan untuk
mencapai impas? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita bagi total biaya tetap $96.250
dengan rasio margin kontribusi 0,2232 ($250.000/$1.120.000).
Penjualan impas = Biaya tetap/Rasio margin kontribusi
= $96.250/0,2232
= $431.228
Titik impas dalam dolar penjualan secara implisit menggunakan asumsi bauran
penjualan, tetapi mengabaikan persyaratan penghitungan margin kontribusi per paket.
Tidak ada pengetahuan terhadap data produk individual yang diperlukan. Upaya
penghitungannya mirip dengan yang digunakan dalam pengaturan produk tunggal.
Selain itu, jawabannya masih dinyatakan dalam pendapatan penjualan. Tidak seperti
titik impas dalam unit, jawaban atas pertanyaan CVP yang menggunakan dolar
penjualan tetap dinyatakan dalam ukuran ikhtisar tunggal. Namun, pendekatan

11
pendapatan penjualan mengorbankan informasi yang berkaitan dengan kinerja tiap-tiap
produk.

D. Representasi Grafis dari Hubangan CVP


Untuk memahami hubungan CVP secara lebih mendalam, dapat dilakukan melalui
penggambaran secara visual. Penyajian secara grafis dapat membantu para manajer
melihat perbedaan antara biaya variabel dan pendapatan. Hal itu juga dapat membantu
mereka memahami dampak kenaikan atau penurunan penjualan terhadap titik impas
dengan cepat. Dua grafik dasar yang penting, grafik laba volume dan grafik biaya-
volume-laba, akan disajikan sebagai berikut
 Grafik Laba Volume
Grafik laba volume (profit-volume graph) menggambarkan hubungan antara laba
dan volume penjualan secara visual. Grafik laba volume merupakan grafik dari
persamaan laba operasi (Laba operasi = (Harga x Unit) - (Biaya variabel per unit x
Unit) - Biaya tetap). Dalam grafik ini, laba operasi merupakan variabel terikat dan unit
merupakan variabel bebas. Nilai variabel bebas biasanya diukur pada sumbu horizontal
dan nilai variabel terikat pada sumbu vertikal. Agar pembahasan ini lebih nyata,
seperangkat data sederhana akan digunakan. Anggaplah Tyson Company memproduksi
suatu produk tunggal dengan data biaya dan harga berikut.
Total biaya tetap $100
Biaya variabel per unit 5
Harga jual per unit 10
Dengan menggunakan data tersebut, laba operasi dapat dinyatakan sebagai berikut.
Laba operasi = ($10 × Unit) - ($5x Unit) - $100
= ($S5 x Unit) - $100
Kita dapat membuat grafik hubungan ini dengan meletakkan unit di sepanjang
sumbu horizontal dan laba (rugi) operasi di sepanjang sumbu vertikal. Dua titik
diperlukan untuk menggambarkan suatu persamaan linear. Jika unit yang terjual adalah
nol, maka Tyson mengalami kerugian operasional sebesar $100 (atau laba - $100). Oleh
karena itu, titik yang menggambarkan volume penjualan nol adalah (0, - $100).
Grafik pada Tampilan 11-2 dapat digunakan untuk menilai laba (rugi) Tyson pada
setiap tingkat aktivitas penjualan. Sebagai contoh, laba yang dengan penjualan 40 unit
dapat dibaca melalui grafik dengan (1) membuat garis berkaitan vertikal dari sumbu

12
horizontal ke garis laba dan (2) membuat garis horizontal dari garis laba ke sumbu
vertikal. Seperti diilustrasikan pada Tampilan 11-2, laba dari penjualan 40 unit adalah
$100. Grafik laba volume mudah diinterpretasikan, tetapi gagal mengungkapkan
bagaimana biaya berubah ketika volume penjualan berubah.
Terdapat sebuah pendekatan alternatif dalam membuat grafik yang dapat
menyediakan perincian ini.

 Grafik Biaya Volume Laba


Grafik biava volume laba (cost volume profit graph) menggambarkan hubungan
antara biaya, volume, dan laba. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih terperinci,
perlu dibuat grafik dengan dua garis terpisah: garis total pendapatan dan garis total
biaya. Tiap-tiap garis ini disajikan dengan dua persamaan berikut. Dengan
menggunakan contoh Tyson Company, persamaan pendapatan dan biayanya adalah
sebagai berikut.
Pendapatan = Harga x Unit
Total biaya = (Biaya variabel per unit x Unit) + Biaya tetap
Dengan menggunakan contoh Tyson Company, persamaan pendapatan dan
biayanya adalah sebagai berikut.
Pendapatan= $10 × Unit
Total biaya= ($5 × Unit) + $100
Untuk menggambarkan kedua persamaan tersebut dalam grafik yang sama, sumbu
vertikal ukuran dalam dolar dan sumbu horizontal dalam unit yang terjual. Dua buah
titik itu diperlukan untuk menggambarkan setiap persamaan. Kita akan menggunakan

13
koordinat x seperti pada grafik laba volume. Untuk persamaan pendapatan, menetapkan
jumlah unit sebesar 0 menghasilkan pendapatan $0; menetapkan jumlah unit sama
dengan 20 menghasilkan pendapatan $200. Dengan demikian, kedua titik untuk
persamaan pendapatan adalah (0, $0) dan (20, $200). Untuk persamaan biaya, unit yang
terjual sebanyak 0 dan unit yang terjual sebanyak 20 menghasilkan titik-titik (0, $100)
dan (20, $200).
 Asumsi-asumsi pada Analisis Biaya Volume Laba
Grafik laba volume dan biaya volume laba yang baru diilustrasikan mengandalkan
beberapa asumsi penting. Berikut beberapa dari asumsi tersebut.
1) Analisis mengasumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linear.
2) Analisis mengasumsikan harga, total biaya tetap, dan biaya variabel per unit dapat
diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepaniang rentang yang relevan.
3) Analisis mengasumsikan apa yang diproduksi dapat dijual,
4) Untuk analisis multiproduk, diasumsikan bauran penjualan
5) Diasumsikan harga jual dan biaya diketahui secara pasti diketahui.
- Fungsi Linier
Asumsi pertama, yaitu fungsi biaya dan pendapatan linear, memerlukan pertimbangan
tambahan. Mari, kita lihat fungsi-fungsi pendaparan dan total biaya yang mendasarinya
yang diidentifikasikan dalam ilmu ekonomi. Panel A menggamparkan fungsi pendapatan
dan biaya yang berbentuk kurva linear. Kita melihat bahwa saat kuantitas yang dijual
meningkat, pendapatan juga meningkat.
- Rentang yang Relevan
Ingat bahwa analisis CVP merupakan alat pengambilan keputusan jangka pendek.
(Kita mengetahui bahwa analisis ini berorientasi jangka pendek karena sebagian biaya
adalah terap,) Hal yang kita perlukan hanyalah menerapkan rentang operasi berjalan atau
rentang yang relevan yang menggambarkan hubungan biaya dan pendapatan linear yang
berlaku. Panel B mengilustrasikan rentang yang relevan dari 5.000 hingga 15.000 unit.
Perhatikan bahwa hubungan biaya dan pendapatan secara garis besar adalah linear dalam
rentang ini. Hal itu memungkinkan kita untuk menggunakan persamaan CVP linear. Jika
rentang yang relevan berubah, maka biaya tetap dan variabel tentu akan berbeda. Harga
yang berbeda pun harus digunakan. Asumsi kedua ini berkaitan dengan penetapan rentang
yang relevan. Setelah reutang yang relevan diidentifikasi, selanjutnya biaya dan hubungan
harga diasumsikan supaya diketahui dan konstan.

14
Panel A : Hubungan CVP Kurva Linear

Panel B: Rentang yang Relevan Hubungan CVP Linear

- Produksi Sama dengan Penjualan


Asumsi ketiga adalah apa yang diproduksi dapat dijual. Tidak ada perubahan
persediaan selama periode tersebut. Persediaan tidak berdampak terhadap analisis impas
merupakan hal yang dapat dimengerti. Analisis impas adalah teknik pengambilan
keputusan jangka pendek sehingga kita dapat menutup seluruh biaya pada periode waktu
tertentu. Persediaan mengandung biaya-biaya dari periode sebelumnya dan tidak
dipertimbangkan.
- Bauran Penjualan yang Konstan
Dalam analisis produk tunggal, bauran penjualannya tentu saja konstan-100 persen
dari penjualan adalah satu produk. Analisis impas multiproduk mensyaratkan suatu bauran
penjualan yang konstan. Namun, tidak mungkin memprediksikan bauran penjualannya
dengan pasti. Dalam praktiknya, kendala ini biasanya ditangani dengan analisis

15
sensitivitas. Dengan menggunakan kemampuan analisis spreadsheet, sensitivitas variabel
pada berbagai bauran penjualan dapat dinilai secara cepat.
- Harga dan Biaya Diketahui dengan Pasti
Pada kenyataannya, perusahaan jarang mengetahui harga, biaya variabel, dan biaya
tetap secara pasti. Suatu perubahan pada satu variabel biasanya memengaruhi nilai
variabel lainnya. Kerap terdapat suatu distribusi probabilitas untuk diatasi. Selain itu,
terdapat cara-cara formal untuk pengaturan ketidakpastian secara eksplisit ke dalam model
CVP. Pembahasan masalah-niasalah tersebut akan diperkenalkan pada bagian berikutnya.
- Perubahan dalam Variabel CVP
Karena perusahaan beroperasi dalam dunia yang dinamis, mereka harus
memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi dalam harga, biaya variabel, dan biaya
tetap. Perusahaan juga harus memperhitungkan pengaruh risiko dan ketidakpastian. Kita
akan membahas pengaruh dari perubahan harga, margin kontribusi per unit, dan biaya
tetap terhadap titik impas. Kita juga akan membahas cara-cara yang dapat ditempuh para
manajer untuk menangani risiko dan ketidakpastian dalam kerangka CVP. Misalkan, baru-
baru ini, Whittier Company melakukan sebuah studi pasar tentang mesin pemotong
rumput manual yang mengungkapkan tiga alternatif berbeda.
1) Alternatif 1: Jika pengeluaran iklan meningkat $8.000, penjualan akan naik dari 1.600
unit menjadi 1.725 unit.
2) Alternatif 2: Penurunan harga dari $400 menjadi $375 per mesin pemotong rumput
manual akan meningkatkan penjualan dari 1.600 unit menjadi 1.900 unit.
3) Alternatif 3: Menurunkan harga menjadi $375 dan meningkatkan pengeluaran iklan
sebesar $8.000 akan meningkatkan penjualan dari 1.600 unit menjadi 2.600 unit.
- Memperkenalkan Risiko dan Ketidakpastian
Asumsi penting dari analisis CVP adalah harga dan biaya diketahui dengan pasti.
Namun, hal tersebut jarang terjadi. Risiko dan ketidakpastian adalah bagian dari
pengambilan keputusan bisnis dan bagaimanapun hal itu harus ditangani. Secara formal,
risiko berbeda dengan ketidakpastian. Distribusi probabilitas variabel pada risiko dapat
diketahui, sedangkan distribusi probabilitas variabel pada ketidakpastian tidak diketahui.
Namun, pada tujuan pembahasan kita, kedua istilah tersebut akan digunakan secara
bergantian.
- Margin Pengaman
Margin pengaman (margin of safety) adalah unit yang terjual atau diharapkan terjual
atau pendapatan yang dihasilkan atau diharapkan untuk dihasilkan yang melebihi volume

16
impas. Sebagai contoh, jika volume impas perusahaan adalah 200 unit dan perusahaan saat
ini menjual 500 unit, maka margin pengamannya adalah 300 unit (500-200). Margin
pengaman juga dapat dinyatakan dalam pendapatan penjualan. Jika volume impas adalah
$200.000 dan pendapatan saat ini adalah $350.000, maka margin pengamannya adalah
$150.000. Margin pengaman dapat dipandang sebagai ukuran kasar dari risiko. Pada
kenyataannya, peristiwa yang tidak diketahui selalu muncul ketika rencana disusun. Hal
itu dapat menurunkan penjualan di bawah jumlah yang diharapkan.
- Pengungkit Operasi
Dalam ilmu fisika, alat pengungkit adalah sebuah mesin sederhana yang digunakan
untuk melipatgandakan kekuatan. Pada dasarnya, pengungkit tersebut melipatgandakan
kekuatan tenaga yang dikeluarkan untuk menghasilkan lebih banyak pekerjaan. Semakin
besar beban yang digerakkan oleh sejumlah tertentu tenaga, semakin besar keunggulan
mekanis dari alat tersebut. Dalam bidang keuangan, pengungkit operasi berkaitan dengan
bauran relatif dari biaya tetap dan biaya variabel dalam suatu organisasi. Pertukaran antara
biaya tetap dengan biaya variabel adalah suatu hal yang mungkin dilakukan. Saat biaya
variabel turun, margin kontribusi per unit mening at. Hal itu membuat kontribusi setiap
unit yang dijual menjadi lebih tinggi sebesar itu. Pada kasus demikian, fluktuasi penjualan
memiliki pengaruh yang meningkat atas profitabilitas.
Semakin besar tingkat pengungkit operasi, semakin banyak perubahan dalam aktivitas
penjualan yang akan memeng hi laba. Karena fenomena ini, bauran biaya yang dipilih
organisasi memiliki pengaruh yang berarti terhadap risiko operasi dan tingkat laba.
Tingkat pengungkit operasi (degree of operating leverage-DOL) untuk tingkat penjualan
tertentu dapat diukur dengan menggunakan rasio margin kontribusi terhadap laba.
Tingkat pengungkit operasi = Margin kontribusi/Laba.
Jika biaya tetap digunakan untuk mengurangi biaya variabel sedemikian rupa
sehingga margin kontribusi meningkat dan laba menurun, maka tingkat pengungkit
operasinya naik-yang menandakan adanya peningkatan risiko. Untuk mengilustrasikan
pemanfaatan konsep ini, pertimbangkan perusahaan yang sedang berencana menambah
sebuah lini produk baru. Untuk itu, perusahaan dapat memilih lebih mengandalkan
otomatisasi atau tenaga kerja. Jika perusahaan memilih untuk menekankan otomatisasi
daripada tenaga kerja, maka biaya tetap lebih tinggi dan biaya variabel per unit lebih
rendah.
- Analisis Sensitivitas dan CVP

17
Meluasnya penggunaan komputer dan spreadsheet telah memudahkan para manajer
melakukan analisis sensitivitas. Sebagai sebuah alat yang penting, analisis sensitivitas
(sensitivity analysis) adalah teknik "bagaimana-jika" yang menguji dampak dari
perubahan asumsi-asumsi yang mendasatinya terhadap suatu jawaban. Analisis ini relatif
mudah, yaitu dengan memasukkan data mengenai harga, biaya variabel, biaya tetap, dan
bauran penjualan, serta dengan menggunakan rumus untuk menghitung titik impas dan
laba yang diharapkan. Selanjutnya, data dapat diubah ubah sebagaimana diinginkan untuk
mengetahui dampak perubahan-perubahan terhadap laba yang diharapkan.
- Analisis CVP dan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas
Analisis CVP konvensional mengasumsikan semua biaya perusahaan dapat
dikelompokkan dalam dua kategori: biaya yang berubah sejalan dengan volume penjualan
(biaya variabel) dan biaya yang tidak berubah (biaya tetapi. Selanjutnya, biaya
diasumsikan sebagai fungsi linear dari volume penjualan. Namun, saat ini banyak
perusahaan sadar bahwa pembedaan antara biaya tetap dan variabel ini terlalu
menyederhanakan masalah
Penggunaan sistem perhitungan biaya berdasarkan aktivitas tidak berarti analisis CVP
kurang bermanfaat. Pada kenyataannya akurat mengenai perilaku biaya. Wawasan tersebut
menghasilkan keputusan yang lebih baik. Persamaan biaya ABC selanjutnya dapat
dinyatakan sebagai berikut.
Total biaya = Biaya tetap + (Biaya variabel per unit x Jumlah unit) + (Biaya
pengaturan x Jumlah pengaturan) + (Biaya rekayasa * Jumlah
jam rekayasa).
Laba operasi seperti sebelumnya adalah total pendapatan dikurangi total biaya. Hal ini
dinyatakan sebagai berikut. Laba operasi = Total pendapatan - [Biaya tetap + (Biaya
variabel per unit * Jumlah unit) + (Biaya pengaturan x Jumlah pengaturan) + (Biaya
rekayasa x Jumlah jam rekayasa)].
Kita gunakan pendekatan margin kontribusi untuk menghitung titik impas dalam unit.
Pada impas, laba operasi adalah nol dan jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai
impas adalah sebagai berikut.
Unit impas = [(Biaya tetap+ (Biaya pengaturan x Jumlah pengaturan) + (Biaya
rekayasa x Jumlah jam rekayasa)]/ (Harga - Biaya variabel per
unit.)
- Analisis CVP dan JIT

18
Jika suatu perusahaan menganut JIT, maka biaya variabel per unit berkurang dan
biaya tetap bertambah. Sebagai contoh, sekarang, tenaga kerja langsung dianggap sebagai
tetap dan bukan variabel. Di lain pihak, bahan baku yang dijual langsung masih dianggap
sebagai biaya variabel berdasarkan unit. Penekanan pada mutu total dan pembelian jangka
panjang sebenarnya mengasumsikan biaya bahan baku langsung benar-benar proporsional
dengan unit yang diproduksi menjadi semakin terbukti (karena limbah, sisa bahan, dan
diskon kuantitas dieliminasi).
Biaya variabel berdasarkan unit lainnya seperti listrik dan komisi penjualan juga
berlaku. Selain itu, variabel tingkat batch menjadi hilang (pada sistem JIT, batch-nya
adalah satu unit). Dengan demikian, persamaan biaya pada JIT dapat dinyatakan sebagai
berikut.
Total biaya = Biaya tetap + (Biaya variabel per unit x Jumlah unit) + (Biaya
Rekayasa x Jumlah jam rekayasa).
Karena aplikasi JIT merupakan kasus khusus dari persamaan ABC, tidak ada contoh
yang akan diberikan.

19

Anda mungkin juga menyukai