Anda di halaman 1dari 21

RINGKASAN MATA KULIAH

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA: ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL

OLEH :

KELOMPOK 2

KADEK NOVIYANTI 1832121343

NI MADE DWI LAKSMI SARASWATI 1832121471

NI PUTU WINA PUTRISIA EPRILINA Y. 1832121469

KOMANG AYU KRISNU DANIA MURTI 1832121484

PUTU DHEYA SRI UTAMI MERTAYANTI 1832121761

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WARMADEWA

2020
Tujuan Pembelajaran 1 : Menentukan Jumlah Unit yang Harus Dijual Untuk
Mencapai Impas Atau Menghasilkan Target Laba

Titik Impas dalam Unit


Ketertarikan untuk mengetahui pendapatan, beban, dan laba berperilaku ketika volume
berubah adalah sesuatu yang lazim untuk melalui dengan menentukan titik impas perusahaan
dalam jumlah unit terjual. Titik impas (break-event point) adalah titik di mana total
pendapatan sama dengan total biaya, titik di mana laba sama dengan nol. untuk menemukan
titik impas dalam unit, kita fokus pada labaoperasi. Pertama, kita akan membahas cara
menentukan titik impas, kemudian melihat bagaimana pendekatan kita dapat dikembangkan
untuk menentukan jumlah unit yang harus dijual guna menghasilkan laba yang ditargetkan.
Keputusan awal perusahaan dalam mengimplementasikan pendekatan unit yang
terjual pada aktivitas CVP adalah menentukan apa yang dimaksud dengan sebuah unit. Bagi
perusahaan manufaktur, jawabannya jelas. Prosedur & Gamble bisa mendefinisikan sebuah
unit sebagai satu batang sabun mandi merek Ivory; Janet McFarland (dari scenario pembuka)
akan mendefinisikan sebuah unit sebagai suatu botol salsa. Perusahaan jasa menghadapi
pilihan yang lebih sulit. Southwest Airlines dapat mendefinisikan sebuah unit sebagai mil
penumpang atau satu kali perjalanan.
Keputusan kedua terpusat pada pemisahan biaya menjadi komponen tetap dan
variabel. Analisis CVP berfokus pada berbagai faktor yang memengaruhi perubahan dalam
komponen laba. Karena kita membahas analisis CVP dalam kerangka unit yang terjual, kita
perlu menentukan komponen tetap dan variabel dari biaya serta pendapatan yang berkaitan
dengan unit-unit. (Asumsi ini akan lebih longgar jika kita menggabungkan perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas ke dalam analisis CVP). Hal penting yang perlu disadari sekarang
adalah kita berfokus pada perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, biaya-biaya yang
sedang kita bicarakan adalah seluruh biaya perusahaan—manufaktur, pemsaran, dan
administratif. Jadi, jika kita menyebut biaya variabel, maka yang kita maksudkan adalah
semua biaya yang meningkat akibat unit yaitu terjual lebih banyak, termasuk bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, overhead variabel, biaya penjualan, dan administratif
variabel. Biaya tetap juga mencakup overhead tetap, beban penjualan, dan administratif
tetap.
Penggunaan Laba Operasi dalam Analisis CVP
Laporan laba rugi merupakan suatu alat yang berguna untuk mengorganisasikan biaya-biaya
perusahaan dalam kategori tetap dan variabel. Laporan laba rugi dapat dinyatakan sebagai
persamaan berikut.

Laba operasi = Pendapatan penjualan – Beban Variabel – Beban Tetap

Perhatikan bahwa kita menggunakan istilah laba operasi untuk menunjukkan


penghasilan atau laba sebelum pajak penghasilan. Laba operasi (operatingincome) hanya
mencakup pendapatan dan beban dari operasional normal perusahaan. Laba bersih (net
income) adalah laba operasi dikurangi pajak penghasilan.
Setelah menghitung jumlah unit yang terjual, kita dapat mengembangkan persamaan
laba operasi dengan menyatakan pendapatan penjualan dan beban variabel dalam jumlah unit
dolar dan jumlah unit. Secara lebih spesifik, pendapatan penjualan dinyatakan sebagai harga
jual per unit dikali jumlah unit yang terjual, dan total biaya variabel adalah biaya variabel per
unit dikali jumlah unit yang terjual. Dengan demikian, persamaan laba operasi menjadi :

Laba operasi = (Harga x Jumlah unit terjual) – (Biaya variabel) per unit x Jumlah unit
terjual) – Total biaya tetap.

Misalkan, Anda ditanya mengenai jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai
impas atau menghasilkan laba nol. Anda dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan
menetapkan laba operasi sama dengan nol, kemudian memecahkan persamaan laba operasi
untuk jumlah unit.
Sekarang, mari kita gunakan contoh berikut untuk mencari titik impas dalam unit.
Anggaplah Whitter Company memproduksi mesin pemotong rumput.

Untuk tahun mendatang, pengontrol telah menyusun proyeksi laporan laba rugi berikut.

Penjualan (1.000 unit @ $400) $ 400.000


Dikurangi: Bahan variabel 325.000
Margin kontibusi $ 75.000
Dikurangi: Beban tetap 45.000
Laba operasi $ 30.000

Kita lihat bahwa harga per unit mesin pemotong rumput di Whittier Company adalah $400
dan biaya variabel per unit adalah $325 ($325.000/1.000 unit). Biaya tetap adalah $45.000.
Jadi, permasalahan laba operasi pada titik impas adalah sebagai berikut.

0 = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000


0 = ($75 x Unit) - $45.000
$75 x Unit = $45.000
Unit = 600

Dengan demikian, Whitter harus menjual 600 pemotong rumput untuk menutupi semua
beban tetap dan variabel. Suatu cara yang baik untuk memeriksa jawaban ini adalah
menformulasikan suatu laporan laba rugi berdasarkan 600 unit yang terjual.

Penjualan (600 unit @ $400) $ 240.000


Dikurangi: Bahan variabel 195.000
Margin kontibusi $ 45.000
Dikurangi: Beban tetap 45.000
Laba operasi $ 0

Jelaslah, penjualan 600 unit menghasilkan laba nol.


Sebuah keunggulan penting dari pendekatan laba operasi adalah seluruh persamaan
CVP berikutnya diturunkan dari laporan laba rugi menurut perhitungan biaya variabel.
Dengan demikian, Anda dapat memecahkan setiap persoalan CVP dengan menggunakan
pendekatan ini.

Jalan Pintas untuk Menghitung Unit Impas


Kita dapat menghitung unit impas lebih cepat dengan berfokus pada margin kontribusi.
Margin kontribusi (contribution margin) adalah pendapatan penjualan dikurangi total biaya
varaibel. Pada impas, margin kontribusi sama dengan beban tetap. Sebagai contoh iTunes dan
Apple mengenakan biaya $0,99 untuk mengunduh sebuah lagu. Total biaya variabel—
termasuk pembayaran ke perusahaan rekaman dan lain-lain—sekitar $0,95. Hal ini berarti
iTunes memperoleh margin kontribusi $0,04 untuk setiap lagu yang dibeli dan diunduh.
Margin kontribusi yang rendah per unit dan harus menutupi semua biaya tetap berarti iTunes
merupakan usaha yang impas.
Jika kita mengganti margin kontribusi per unit untuk harga dikurangi biaya variabel
per unit pada persamaan laba operasi dan memperoleh jumlah unit, maka kita akan
mendapatkan persamaan dasar impas berikut.

Jumlah unit = Biaya tetap/Margin kontribusi per unit

Dengan menggunakan Whittier Company sebagai contoh, kita dapat melihat bahwa
margin kontribusi per unit bisa dihitung dengan salah satu dari dua cara berikut. Cara pertama
adalah membagi total margin kontribusi dengan unit yang terjual untuk menghasilkan $75 per
unit ($75.000/1.000). Cara kedua adalah menghitung harga dikurangi biaya varaiabel per
unit. Dengan cara itu, hasilnya sama saja, yaitu $75 per unit ($400 - $325). Untuk
menghitung jumlah unit impas Whittier Company, gunakanlah persamaan dasar impas
berikut.

Jumlah unit = $45.000/$400 - $325


= $45.000/$75
= 600

Jawabannya tentu sama persis dengan jawaban yang dihitung dengan menggunakan laporan
laba rugi.

Penjualan dalam Unit yang Diperlukan untuk Mencapai Target Laba


Meskipun titik impas merupakan informasi yang berguna, sebagian besar perusahaan ingin
memperoleh laba operasi lebih besar daripada nol. analisis CVP menyediakan suatu cara
menentukan jumlah unit yang harus dijual untuk menghasilkan target laba tertentu. Target
laba operasi dapat dinyatakan sebagai sebuah jumlah dolar (misalnya, $20.000) atau suatu
persentase dari pendapatan penjualan (contohnya, 15 persen dari pendapatan). Pendekatan
laba operasi dari pendekatan margin kontribusi dapat disesuaikan dengan mudah untuk
mencari target laba.

Target Laba dalam Jumlah Dolar Anggaplah Whittier Company ingin memperoleh laba
operasi sebesar $60.000. berapakah mesin pemotong rumput yang harus dijual untuk
mencapai hasil ini? Mari, kita gunakan laporan laba rugi untuk mencari hasilnya.
$60.000 = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) - $45.000
$105.000 = $75 x Unit
Unit = 1.400

Jika kita menggunakan persamaan dasar impas, kita hanya perlu menambahkan target laba
sebesar $60.000 pada biaya tetap dan langsung menemukan jumlah unit.

Unit = ($45.000 + $60.000)/($400 - $325)


Unit = $105.000/$75
Unit = 1.400

Whittier harus menjual 1.400 mesin potong rumput untuk menghasilkan laba operasi sebesar
$60.000. laporan laba rugi membuktikan hasil berikut.

Penjualan (1.400 unit @ $400) $ 560.000


Dikurangi: Bahan variabel 455.000
Margin kontibusi $ 105.000
Dikurangi: Beban tetap 45.000
Laba operasi $ 60.000

Cara lain untuk memeriksa jumlah unit ini adalah menggunakan titik impas. Seperti
yang baru ditunjukkan, Whittier harus menjual 1.400 mesin potong rumput atau 800 lebih
banyak dari volume impas 600 unit untuk menghasilkan laba sebesar $60.000. margin
kontribusi per mesin pemotong rumput di atas impas akan menghasilkan laba sebesar
$60.000 ($75 x 800). Hasil ini menunjukkan margin kontribusi per unit untuk setiap unit di
atas impas adalah sama persis dengan laba per unit. Karena titik impas telah dihitung, jumlah
mesin pemotong rumput yang akan dijual untuk menghasilkan laba operasi $60.000 dapat
dihitung dengan membagi margin kontribusi per unit ke dalam target laba dan menambahkan
hasilnya dengan volume impas.
Secara umum, dengan asumsi biaya tetap tidak berubah, dampak terhadap laba
perusahaan yang dihasilkan dari perubahan jumlah unit yang terjual dapat dinilai dengan
mengalikan margin kontribusi per unit dengan perubahan unit yang terjual. Sebagai contoh,
jika mesin pemotong rumput yang terjual sebanyak 1.500, bukan 1.400, maka berapa jumlah
laba yang akan diperoleh? Perubahan dalam unit yang terjual adalah suatu kenaikan sebanyak
100 mesin pemotong rumput dan margin kontribusi per unit adalah $75. Dengan demikian,
laba akan meningkat $7.500 ($75 x 100).

Target Laba dalam Persentase dari Pendapatan Penjualan Anggaplah Whittier Company
ingin mengetahui jumlah mesin pemotong rumput yang harus dijual untuk menghasilkan laba
yang sama dengan 15 persen dari pendapatan penjualan. Pendapatan penjualan adalah harga
dikalikan dengan kuantitas yang terjual. Jadi, target laba operasi adalah 15 persen dari harga
dikalikan dengan kuantitas. Dengan menggunakan laporan laba rugi (yang lebih sederhana
pada kauss ini), diperoleh:

0,15 ($400) (Unit) = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) – $45.000


$60 x Unit = ($400 x Unit) – ($325 x Unit) – $45.000
$60 x Unit = ($75 x Unit) – $45.000
$15 x Unit = $45.000
Unit = 3.000

Apakah volume sebanyak 3.000 mesin pemotong rumput menghasilkan laba yang
sama dengan 15 persen dari pendapatan penjualan? Untuk 3.000 mesin pemotong rumput,
total pendapatan adalah $1,2 juta ($400 x 3.000). Laba dapat dihitung tanpa harus menyusun
laporan laba rugi yang formal. Ingat bahwa di atas impas, margin kontribusi per unit adalah
laba per unit. Volume impas adalah 600 meisn pemotong rumput. Jika 3.000 mesin pemotong
rumput terjual, maka ada 2.400 (3.000 – 600) mesin pemotong rumput di atas titik impas
yang telah terjual. Jadi, laba sebelum pajak adalah $180.000 ($75 x 2.400), yaitu 15 persen
dari penjualan ($180.000/$1.200.000).

Target Laba Setelah Pajak Saat menghitung titik impas, pajak penghasilan tidak berperan.
Hal ini disebabkan pajak yang dibayar atas laba nol adalah nol. namun, ketika perusahaan
ingin mengetahui jumlah unit yang harus dijual untuk menghasilkan laba bersih tertentu,
diperlukan beberapa pertimbangan tambahan. Ingat kembali bahwa laba bersih adalah laba
operasi setelah pajak penghasilan dengan angka target laba kita dinyatakan dalam kerangka
sebelum pajak. Dengan demikian, kita harus menambahkan kembali pajak penghasilan untuk
memperoleh laba operasi ketika target laba dinyatakan sebagai laba bersih.
Secara umum, pajak dihitung sebagai persentase dari laba. Laba setelah pajak dihitung
dengan menggunakan pajak dari laba operasi (atau laba sebelum pajak).
Laba bersih = Laba operasi – Pajak penghasilan
= Laba operasi – (Tarif pajak x Laba operasi)
= Laba operasi – (1 – Tarif pajak)
Atau
Laba operasi = Laba bersih / (1 – Tarif Pajak)

Jadi, untuk mengonversi laba setelah pajak menjadi laba sebelum pajak, cukup membagi laba
setelah pajak dengan (1 – Tarif pajak).
Misalkan, Whittier Company ingin memperoleh laba bersih sebesar $48.750 dan tarif
pajaknya adalah 35 persen. Untuk mengonversi target laba setelah pajak menjadi target laba
sebelum pajak, selesaikanlah langkah-langkah berikut.

$48.750 = Laba operasi – (0,35 x Laba operasi)


$48.750 = 0,65 (laba operasi)
$75.000 = Laba operasi

Dengan kata lain, jika tarif pajak adalah 35 persen, maka Whittier Company harus
menghasilkan $75.000 sebelum pajak penghasilan untuk memperoleh $48,750 setelah pajak
penghasilan. Dengan pengonservasian ini, kita dapat menghitung jumlah unit yang harus
dijual.

Unit = ($45.000 + $75.000)/$75


Unit = $120.000/$75
Unit = 1.600

Mari, periksa jawaban ini dengan menyusun laporan laba rugi berdasarkan penjualan
sebanyak 1.600 mesin pemotong rumput.

Penjualan (1.600 unit @ $400) $ 640.000


Dikurangi: Bahan variabel 520.000
Margin kontibusi $ 120.000
Dikurangi: Beban tetap 45.000
Laba operasi $ 75.000
Dikurangi: Pajak penghasilan (tarif pajak 35%) 26.250
Laba bersih $ 48.750
Tujuan 2
Menghitung jumlah pendapatan yang diperlukan untuk mencapai impas atau
menghasilkan target laba

Titik Impas dalam Dolar Penjualan 


Pada beberapa kasus yang menggunakan analisis CVP, manajer mungkin lebih suka
menggunakan pendapatan penjualan sebagai ukuren aktivitas peujualan daripada unit yang
terjual.Suatu ukuran unit yang terjual dapat dikonversikan menjadi suatu ukuran pendapatan
penjualan hanya dengan mengalikan harga jual per unit dengan unit yang terjual.Sebagai
contoh, titik impas Whittier Company yang telah dihitung adalah 600 rmesin pemotong
rumput.Karena harga jual per unit mesin pemotong rumput adalah $400, volume impas dalam
pendapatan penjualan adalah $240.000 ($400 x 600).Setiap jawaban yang dinyatakan dalam
unit yang terjual dapat dikonversi secara mudah menjadi satu jawaban yang dinyatakan dalam
pendapatan penjualan, tetapi jawaban tersebut bisa dihitung secara lebih langsung dengan
mengembangkan rumus terpisah untuk kasus pendapatan penjualan.Pada kasus ini, variabel
yang penting adalah dolar penjualan sehingga pendapatan dan biaya variabel harus
dinyatakan dalam dolar, bukan unit.
Untuk menghitung titik impas dalam dolar penjualan, biaya variabel didefinisikan sebagai
suatu persentase dari penjualan bukan sebagai sebuah jumlah per unit yang terjual.Tampilan
11-1 mengilustrasikan pembagian pendapatan penjualan menjadi biaya variabel dan margin
kontribusi.Pada tampilan tersebut, harga adalah $10 dan biaya variabel adalah $6. Sisanya
adalah margin kontribusi sebesar $4 ($10 - $6). Jika yang dijual adalah 10 unit, maka total
biaya variabel adalah $60 ($6 x 10 unit). Karena setiap unit yang dijual menghasilkan
pendapatan sebesar $10 dan membutuhkan biaya variabel $6, kita dapat mengatakan 60
persen dari setiap dolar pendapatan yang dihasilkan diakibatkan oleh biaya variabel ($6/$10).
Jadi, dengan berfokus pada pendapatan penjualan, kita dapat memperkirakan total biaya
variabel sebesar $60 untuk pendapatan $100 (0,60 x $100. Rasio biaya variabel (variable cost
ratio) sebesar 60 persen pada contoh ini merupakan bagian dari setiap dolar penjualan yang
harus digunakan untuk menutup biaya variabel. Rasio biaya variabel dapat dihitung dengan
menggunakan data total maupun data per unit. Rasio margin kontribusi (contribution margin
ratio) adalah bagian dari setiap dolar penjualan yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan
menghasilkan laba.Pada Tampilan 11-1, jika rasio biaya variabel adalah 60 persen dari
penjualan, in.ka rasio margin kontribusiharuslah 40 persen dari penjualan. Dari sini, dapat
dipahami bahwa pelengkap rasio  biaya variabel adalah rasio margin kontribusi. Bagian dolar
penjualan yang tersisa setelah biaya variabel tertutupi haruslah merupakan komponen margin
kontribusi. Sama seperti rasio biaya variabel yang dapat dihitung dengan menggunakan angka
total atau per unit, rasio margin kontribusi yang sebesar 40 persen pada tampilan tersebut
juga dapat dihitung dengan kedua cara tersebut. Cara pertama, membagi total margin
kontribusi dengan total penjualan ($40/$100); cara kedua menggunakan margin kontribusi
per unit dibagi dengan harga ($4/S101 rasio biaya variabe!nya diketahui, rasio ini tentu dapat
dikurangkan dari 1 untuk menghasilkan rasio margin kontribusi (1-0,60 = 0,40). Bagaimana
dengan biaya tetap?Karena margin kontribusi merupakan pendapatan yang tersisa setelah
biaya variabel tertutupi, margin kontribusi tersebut pastilah merupakan pendapatan penjualan
yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan menyumbang laba. Dalain hal ini, terdapat tiga
kemungkinan biaya tetap bisasama dengan margin kontribusi, biaya tetap bisa lebilh kecil
dari margin kontribusi atau biaya tetap bisa lebih besar dari margin kontribusi. Jika biaya
tetap yang sama dengan margin kontribusi, maka laba operasi sama dengan nol dan
perusahaan berada dalam keadaan impas. Jika biaya tetap yang lebih kecil dari margin
kontribusi perusahaan menghasilkan laba (atau laba operasi positif).Terakhir, jika biaya tetap
yang lebih besar dari margin kontribusi, perusahaan mengalami kerugian operasi.
Berikut disajikan kembali laporan laba rugi berdasarkan perhitungan biaya variabel Whittier
untuk 1.000 mesin pemotong rumput.
Dolar Presentase Penjualan
Penjualan $400.000 100,00%
Dikurangi biaya variabel 325.000 81,25
Margin kontribusi $ 75.000 18,75%
Dikurangi biaya tetap 45.000
Laba operasi $ 30.000

Perhatikan bahwa pendapatar.penjualan, biaya variabe!, dan margin kontribusi telah


dinyatakan dalam bentuk persentase darı penjualan. Rasio biaya variabel adalah 0,8125
($325.000/$400.000); rasio margin kontribusi adalah 0,1875 (dihitung dari 1- 0,8125 atau
$75.000/$40C.000). Biaya tetap adalah $45.000.Berdasarkan informasi dalam laporan laba
rugi ini, berapakah pendapatan penjualan yang harus dihasilkan Whittier untuk mencapai
impas? 

Laba operasi = Penjualan- Biaya variabel- Biaya tetap 


0 = Penjualan- (Rasio biaya variabel x Penjualan)- Biaya tetap 
0 = Penjualan (1- Rasio biaya variabel)- Biaya tetap
0= Penjualan (1-0,8125)-$45.000
Penjualan (0,1875) = $45.000 
Penjualan $240.000
jadi, Whittier harus menghasilkan pendapatan sejumlah $240.000 untuk mencapai impas.
Perhatikan bahwa (1-0,8125) adalah rasio margin kontribusi. Kita dapat melewati beberapa
langkah dengan mengetahui Penjualan- (Rasio biaya variabel x Penjualan) sama dengan
Penjualan x Rasio margin kontribusi. Bagaimana dengan persamaan dasar impas
yang digunakan untuk menentukan titik impas dalam unit?Kita juga dapat menggunakan
pendekatan tersebut pada kasus ini.Ingat kembali rumus titik impas dalam unit berikut.

Unit impas = Biaya tetap/(Harga - Biaya variabel per unit)


Jika kita mengalikan kedua sisi persamaan dengan harga, maka sisı kiri akan sama dengan
pendapatan penjualan saat impas. 

Unit impas x Harga = Harga x [Biaya tetap/(Harga - Biaya variabel per unit)] 
Penjualan impas = Biaya tetap x [Harga/(Harga - Biaya variabel per unit)] 
Penjualan impas = Biaya tetap x (Harga/Margin kontribusi) 
Penjualan impas = Biaya tetap/Rasio margin kontribusi 

Sekali lagi, dengan menggunakan data Whittier Company, dolar penjualan impas adalah
($45.000/0,1875) atau $240.000. Hasilnya sama dengan di atas meskipun menggunakan
pendekatan yang sedikit berbeda

Target Laba dan Pendapatan Penjualan


Berapakah pendapatan penjualan yang harus dihasilkan Whittier untuk memperoleh laba
sebelum pajak sebesar $60.000? , Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tambahkanlan target
laba operasi sebesar $60.000 pada biaya tetap $45.000 dan bagilah dengan rasio margin
kontribusi.
Penjualan = ($4.5.000 + $60.000)/0,1875
= $105.000/0,1875
= $560.000
Whittier harus menghasilkan pendapatan $560.000 untuk mencapai target la ba sebesar
$60.000, Karena impas adalah $240.000, penjualan tambahan sebesar $320.000 ($560.000 -
$240.000) di atas impas harus dihasilkan. Perhatikan perkalian antara rasio margin kontribusi
dengan pendapatan di atas impas menghasilkan laba sebesar $60.000 (0,1875 x $320.000). Di
atas impas, rasio margin kontribusi merupakan rasio laba. Oleh karena itu, rasio tersebut
menggambarkan bagian dari setiap dolar penjualan yang dapat diperuntukkan bagi laba. Pada
contoh ini, setiap dolar penjualan yang diterima di atas impas akan meningkatkan laba
sebesar S0,1875.
Tujuan 3
Menerapkan analisis biaya volume laba untuk multiproduk
Analisis Multiproduk 
Analisis biaya volume laba cukup mudah diterapkan dalam pengaturan produk
tunggal.Namun, kebanyakan perusahaan memproduksi dan menjual sejumlah produk atau
jasa.Meskipun kompleksitas konseptual dari analisis CVP lebih tinggi dalam situasi
multiproduk, pengoperasiannya tidak berbeda jauh.
Contoh Whittier Company telah memutuskan untuk menawarkan dua model mesin pemotong
rumput mesin pemotong rumput manual dengan harga jual $400 dan mesin pemotong
runmput otomatis dengan harga jual$800. Departenen Pemasaran yakin bahwa 1.200 mesin
pemotong rumput manual dan 800 mesin pemotong rumput otomatis dapat dijual selama
tahun depan.

Mesin Manual Mesin Otomatis


Total
Penjualan $480.000 $ 640.000 $ 1.
120.000
Dikurangi beban variabel 390.000 480.000
870.000
Margin kontribusi $ 90.000 $ 160.000 $
250.000
Dikurangi ; beban tetap langsung 30.000 40.000 70.000
Margin pokok $ 60.000 $ 120.000 $ 180.000
Dikurangi beban tetap umum 26.250
Laba operasi $ 153.000

Titik Impas Dalam Unit


Pemilik Whittier agak khawatir dengan penambahan lini produk baru dan ingn mengetahui
banyaknya setiap model yang harus terjual untuk mencapai imapas.Salah satu tanggapan
adalah menggunakan persamaan yang telah kita kembangkan sebelumnya di mana biaya tetap
dibagi dengan margin kontribusi.Namun, persamaan ini menimbulkan beberapa
masalah.Persamaan ini dikembangkan untuk analisis pioduk tunggal.Untuk dua produk,
terdapat dua margin kontribusi per unit. Mesin pemotong rumput manual memiliki margin
kontribusi per unit sebesar $75 ($400 - $325) dan mesin pemotong rumput otomatis memiliki
margin kontribusi sebesar $200 ($800-$600).
Salah satu pemecahan adalah menerapkan analisis secara terpisah ke setiap lini
produk. Dengan cara itu, titik impas individu akan diperoleh jika laba didefinisikan scbagai
margin produk. Berikut impas untuk mesin pemotong rumput manual. 

Unit impas mesin manual Biaya tetap/(Harga - Biaya variabel per unit)
Berikut impas untuk mesin pemotong rumput otcmatis 
Unit impas mesin otomatis
= Biaya tetap/(Harga Biaya variabel
= $40.000/$200
= 200 unit %3! per unit) Jadi, 400 mesin pemotong rumput manual dan 200 mesin pemotong
rumput otomatis barus dijual untuk mencapai margin produk impaus. Namun, margin produk
impas hanya menutup biaya tetap langsung.Sementara itu, biaya tetap umum masih belum
tertutupi.Titik impas perusahaan belum ada yang diidentifikasi secata
keseluruhan.Bagaimanapun, biaya tetap umum masih harus diperhitungkan dalam analisis.
Penentuan Bauran Penjualan Bauran penjualan dapat diukur dalam unit yang terjual atau
bagian dari pendapatan Contohnya, jika Whittier berencana menjual 1.200 mesin pemotong
rumput manuai dan 800 mesin pemctong rumput otomatis, maka bauran penjualan dalam unit
adalah 1.200:800 Bauran penjualan biasanya diturunkan sampai bilangan bulat terkecil. Jadi,
bauran relatif 1.200:800 dapat diturunkan hingga 12:8 dan selanjunya menjadi 3:2. Dengan
kata lain, untuk setiap tiga mesin pemotong rumput manual yang terjual, ada dua mesin
pemotong rumput otomatis yang terjual. Alternatif lainnya, bauran penjualan juga dapat
dinyatakan dalam persentase dari total pendapatat, yang dikontribusikan oleh setiap
produk.Pada kasus di atas, pendapatan mesin pemotong rumput manual adalah $480.000
($400 x 1.200) dan pendapatan dari mesin pemotong rumput manual adalah $640.000 ($800
x 800). Mesin pemotong rumput manual mencakup 42,86 persen dari total pendapatan dan
mesin pemotong rumput otomatis mencakup 57,14 persen sisanya. Hal ini mungkin terlihat
seperti perbedaan kedua bauran penjualan. Bauran penjualan dalam unit adalah 3:2, yaitu
dari setiap lima mesin yang terjual, 60 persen adalah mesin pemotong rumput manual dan 40
persen mesin pemotong rumput otomatis. Namun, bauran penjualan berdasarkan pendapatan
adalah 42,86 persen untuk mesin pemotong rumput manual. Sejumlah baruan penjualan yang
berbeda dapat digunakan untuk menetapkan volume impas. Contohnya, bauran penjualan
sebesar 2:1 akan menetapkan titik impas pada 550 mesin pemotong rumput manual dan 275
mesin pemotong rumput otomatis. Total margin kontribusi yang dihasilkan oleh bauran ini
adalah $96.250 ($75 550)+($200 x 275). Jika 350 mesin pemorong rumput manual dan 350
mesin pemotong remput otomatis terjual (untuk bauran penjualan 1:1), maka total margin
kontribusi juga $96.250 ((575 x 350) + ($200 x 350)). Karena total biaya tetap adalah
$96,250, kedua baruan penjualan merupakan titik impas.
Bauran Penjualan dan Analisis CVP Penentnan bauran penjualan tertentu memungkinkan
kita untuk mengonversi masalah mulaiproduk ke dalam format CVP produk tunggal.Karena
Whittier berharap menjual tiga mesin pemotong rumput manual atas setiap dua mesin
pemotong rumput otomatis, Whittier bisa mendefinisikan produk tunggal yang dijualnya
sebagai suatu paket yang berisi tiga mesin pemotong rumput manual dan dua mesin
pemotong rumput otomatis.Dengan menetapkan produk tersebut sebagai suatu paket, masalah
multiproduk dikonversi menjadi masalah produk tunggal.Untuk menggunakan pendekatan
titik impas dalam unit, harga jual per paket dan biaya variabel per paket harus
diketahui.Untuk menghitung nilai-nilai paket tersebut, diperlukan bauran penjualan, harga
setiap produk, dan setiap biaya variabel.Menurut data produk individu yang disajikan dalam
proyeksi laporan laba rugi, niiai paket dapat dihitung sebagai berikut.

Harga Biaya Buruan


Produk Margin Margin
Variabel Kontribusi Kontribusi
  Per Unit Per Unit Penjualan Per Unit Paket  
Mesin
$ 400 $ 325 $75 3 $225a
Manual
Mesin
800 600 200 2 400b
Otomatis
Total Paket $ 62.5

a. Angka ini diperoleh dengan mengalikan jumlah unit dalam paket (3) dengan margin
kontribusi per unit ($75).
b. Angka ini diperoleh dengan meagalikan jumlah unit dalam paket (2) dengan margin
kontribnsi per unit ($200).
Berdasarkan margin kontribusi per paket di atas, persamaan dasar impas dapat digunakan
untuk menentukan jumlah paket yarg perlu dijual untuk mencapai impas. Dari proyeksi
laporan laba rugi Whittier kita mengetahui total biaya tetap perusahaan adalah $96.250,
Berikut titik impasnya.
= Biaya tetap/Margin kontribusi per paket
= $96.250/S625
= 154 paket

Mesin Manual Mesin Total


Otomatis
Penjualan $ 184 .800 $ 246.400 $ 431.200
Dikurangi beban variabel $ 150.150 184.800 334.950
Margin Kontribusi $ 34.650 $ 61.600 $ 96.250
Dikurangi Beban langsung 30.000 40.000 70.000
Margin segrusin $ 4.650 $ 21.600 $ 26. 250
Dikurangi beban tetap umum 26. 250

Laba Operasi $0

Tampilan 11- 1 Laporan Laba Rugi : Solusi Impas


Whittier harus menjual 462 mesin pemotong rumput manual ( 3 x 154 ) dan 308 mesin
pemotong rumput otomatis ( 2 x 154 ) untuk mencapai impas. Laporan Laba rugi yang
memeriksa kebenaran solusi ini disajikan pada Tampilan 11-1.
Kompleksitas pendekatan titik impas dalam unit meningkatkan secara dramatis ketika jumlah
produk bertambah. Analisis ini pada perusahaan yang memproduksi ratusan produk.
Observasi ini tampaknya berlebihan dibandingkan keadaan sebenarnya. Cara lain untuk
menangani menigkatnya kompleksitas tersebut adalah beralih dari pendekatan unit yang
terjual ke pendekatan pendapatan penjualan. Pendekatan ini mampu menyelesaikan analisis
CVP multiproduk hanya dengan menggunakan data ikhtisar yang terdapat dalam laporan
laba rugi perusahaan.

Pendekatan Dolar Penjualan


Penjualan $ 1.120.000
Dikurangi Biaya Variabel 870.000
Margin kontribusi $ 250.000
Dikurangi : Biaya tetap $ 96.250
Laba operasi $ 153. 750

Perhatikan laporan laba rugi diatas sesuai dengan kolom total laporan laba rugi yang lebih
terperinci yang diperiksa sebelumnya. Proyeksi laba rugi bersandar pada asumsi bahwa 1.200
mesin pemotong rumput manual dan 800 mesin pemotong rumput otomatis akan terjual.
Dengan laporan laba rugi tersebut , pertanyaan umum mengenai CVP dapat diajukan.
Misalnya , berapa pendapatan penjualan yang harus dihasilkan untuk mencapai impas ? untuk
menjawab pertanyaan ini , kita bagi total biaya tetap $ 96.250 dengan rasio margin kontribusi
0, 2232 ( $ 250,000 / $ 1.200.000 ).

Penjualan impas = Biaya tetap / Rasio margin kontribusi


= $ 96.250 / 0.2232
= $ 431 . 228
Titik impas dalam dolar penjualan secara implist menggunakan asumsi bauran penjualan ,
tetapi mengabaikan persyaratan penghitungan margin. Kontribusi per paket. Tidak ada
pengetahuan terhadap data produk individual yang diperlukan. Upaya penghitunganya mirip
dengan yang digunakan dalam pengaturan produk tunggal. Tidak seperti titik impas dalam
unit , jawaban atas pertanyaan CVP yang menggunakan dollar penjualan tetap dinyatakan
dalam ukuran ikhtisar tunggal.
Representasi Grafis dari Hubungan CVP
Untuk memahami hubungan CVP secara lebih mendalam , dapat dilakukan melalui
penggambaran secara visual. Penyajian secara grafis dapat membantu para manajer melihat
perbedaan antara biaya variiabel dan pendapatan. Hal itu juga dapat membantu mereka
memahami dampak kenaikan atau penurunan penjualan terhadap titik impas dengan cepat.
Dua grafik dasar yang penting , grafik laba volume dan grafik biaya-volume-laba.
Grafik Laba Volume
Grafik laba volume ( profit –volume graph ) menggambarkan hubungan antara laba dan
volume penjualan secara visual. Grafik laba volume merupakan grafik dari persamaan laba
operasi ( laba operasi = ( harga x unit ) – ( biaya variabel per unit x unit ) - biaya tetap).
Dalam grafik ini , laba operasi merupakan variabel terikat dan unit merupakan variabel bebas.
Nilai variabel bebas biasanya diukur pada sumbu horizontal dan nilai variabel terikat pada
sumbu vertikal.
Agar pembahasan lebih mudah , seperangkat data sederhana akan digunakan . Anggaplah
Tyson Company memproduksi suatu produk tunggal dengan data biaya dan harga sebagai
berikut :
Total Biaya tetap $ 100
Biaya Variabel per Unit 5
Harga jual per unit 10
Dengan menggunakan data diatas ,laba operasi dapat dinyatakan sebagai berikut
Laba operasi = ( $ 10 x Unit ) – ( $ 5 x Unit ) - $ 100
= ( $ 5 x Unit ) - $ 100
Kita dapat membuat grafik hubungan ini dengan meletakan unit di sepanjang sumbu
horizontal dan laba ( rugi ) operasi di sepanjang sumbu vertikal. Dua titik diperlukan untuk
menggambarkan suatu persamaan linear. Meskipun dua titik mana pun dapat digunakan ,
kedua titik sering dipilih adalah titik-titik yang menggambarkan volume penjualan nol dan
laba nol. Jika unit yang terjual adalah nol , maka Tyson mengalami kerugian operasional
sebesar $ 100 ( atau laba - $ 100). Oleh karena itu , titik yang menggambarkan volume
penjualan nol adalah ( 0, $ 100). Kedua titk yang ditunjukan pada Tampilan 11-2 itu
membatasi grafik laba yang diperlihatkan di sini.
Grafik pada Tampilan 11-2 dapat digunakan untuk menilai laba ( rugi ) Tyson pada setiap
tingkat akivitas penjualan. Sebagai contoh , laba yang berkaitan dengan penjualan 40 unit
dapat dibaca melalui grafik dengan (1) membuat garis vertikal dari sumbu horizontal ke garis
laba dan (2) membuat garis horizontal dari garis laba ke sumbu vertikal. Grafik laba volume
mudah diinterprestasikan tetapi gagal mengungkapkan bagaimana biaya berubah ketika
volume penjualan berubah. Terdapat sebuah pendekatan alternative dalam membuat grafik
yang dapat menyediakan perincian ini.
Laba atau
Rugi
$ 200

180

160

140

120
( 50 , $100)
100 -------------------------------------------------------

80

60

40 ( 20, 50 )
Titik Impas

20

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

220
Unit yang terjual
240

260

280

2100

2120

2140

Tampilan 11-2 Grafik Laba Volume


Grafik Biaya Volume Laba
Grafik biaya volume laba ( cost volume profit graph ) menggambarkan hubungan antara
biaya, volume , dan laba. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih terperinci perlu dibuat
grafik dengan dua garis terpisah , garis total pendapatan dan garis total biaya. Tiap –tiap garis
ini disajikan dengan dua persamaan berikut :
Pendapatan = Harga x Unit
Total Biaya = ( Biaya variabel per unit x Unit ) + Biaya Tetap
Dengan menggunakan contoh Tyson Company persamaan pendapatan dan biayanya adalah
sebagai berikut :
Pendapatan = 510 x Unit
Total Biaya = ( $ 5 x Unit ) + $ 100
Untuk menggambarkan kedua persamaan tersebut dalam grafik yang sama , sumbu vertikal
diukur dalam dolar dan sumbu horizontal dalam unit yang terjual.
Perhatikan bahwa garis total pendapatan dimulai pada titik nol dan meningkat dengan
kemiringan yang sama dengan harga jual per unit ( kemiringan sebesar 10 ). Garis total biaya
memotong sumbu vertikal pada sebuah titik yang sama dengan total biaya tetap dan
meningkat dengan kemiringan yang sama dengan biaya variabel per unit ( kemiringan sebesar
5 ). Jika garis total pendapatan berada dibawah garis total biaya , maka akan muncul daerah
rugi. Demikian juga jika garis total pendapatan berada di atas garis total biaya , maka akan
muncul daerah laba. Titik tempat garis total pendapatan dan total biaya berpotongan adalah
titik impas.
Sekarang mari kita bandingkan informasi yang tersedia dari grafik CVP dengan informasi
yang tersedia dari grafik laba volume. Untuk melakukanya , pertimbangkan penjualan sebesar
40 unit. Ingat kembali bahwa grafik laba volume menggungkapkan penjualan 40 unit
menghasilkan laba $ 100. Perhatikan kembali tampilan 11-3, grafik CVP juga
memperlihatkan laba sebesar $ 100 , tetapi grafik itu memberikan lebih banyak informasi.
Grafik CVP menggungkapkan total pendapatan sebesar $400 dan total biaya $ 300
berhubungan dengan penjualan 40 unit. Grafik CVP juga menyediakan informasi tentang
pendapatan dan biaya yang tidak disediakan oleh grafik laba volume. Berbeda dengan grafik
laba volume , beberapa perhitungan dibutuhkan untuk menentukan laba yang berhubungan
dengan volume penjualan tertentu.

Asumsi –Asumsi pada Analisis Biaya Volume Laba


Grafik laba volume dan biaya volume laba yang baru iilustrasikan mengandalkan beberapa
asumsi penting. Berikut beberapa asumsi tersebut:
1. Analisis mengamsumsikan fungsi pendapatan dan fungsi biaya berbentuk linear
2. Analisis mengamsumsikan harga , total biaya tetap dan variabel per unit dapat
diidentifikasikan secara akurat dan tetap konstan sepanjang rentang yang relevan.
3. Analisis mengamsusikan apa yang diproduksi dapat dijual
4. Untuk analisis multiproduk , diasumsikan bauran penjualan diketahui
5. Diamsuksikan harga jual dan biaya diketahui secara pasti

Funsgi Linear , asumsi pertama yaitu fungsi biaya dan pendapatan linear , memerlukan
pertimbangan tambahan. Pada tampilan 11-4 , Panel A menggambarkan fungsi pendapatan
dan biaya yang berbentuk kurva linear. Kita melihat bahwa saat kuantitas yang dijual
meningkat , pendapatan juga meningkat. Namun kemudian , peningkatanya mulai tidak
setajam bila dibandingkan sebelumnya. Hal itu dijelaskan dengan mudah oleh kebutuhan
untuk menurunkan harga ketika unit yang terjual lebih banyak.
Rentang yang Relevan , analisis CVP merupakan alat pengambilan keputusan jangka
pendek. ( kita mengetahui bahwa analisis ini berorientasi jangka pendek karena sebagian
biaya adalah tetap). Hal yang kita perlukan hanyalah menetapkan tentang operasi berjalan
atau rentang yang relevan ( relevan range ) yang menggambarkan hubungan biaya dan
pendapatn linear yang berlaku.
Pada tampilan 11-4 , panel B mengilustrasikan rentang yang relevan dari 5.000 hingga 15.000
unit. Perhatikan bahwa hubungan biaya dan pendapatan secara garis besar adalah linear
dalam rentang ini. Hal itu memungkinkan kita untuk menggunakan persamaan CVP linear.
Jika rentang yang relevan berubah , maka biaya tetap dan variabel tentu akan berbeda. Harga
yang berbeda pun harus digunakan.
Asumsi kedua ini berkaitan dengan penetapan rentang yang relevan. Setelah rentang yang
relevan diidentifikasi , selanjutnya biaya dan hubungan harga diasumsikan supaya diketahui
dan konstan.
Panel A : Hubungan CVP Kurva Linear

Panel B : Rentang yang relevan dan hubungan CVP Linear


Tampilan 11-4. Rentang yang Relevan

Anda mungkin juga menyukai