Anda di halaman 1dari 3

a.

Berikut adalah laporan laba rugi PT Ngayuh Kamukten dengan menggunakan metode
Variable Costing:
PT NGAYUH KAMUKTEN
LAPORAN LABA RUGI
OKTOBER 2020
Penjualan 200.000.000
Biaya-biaya Variabel:
Harga Pokok Penjualan 100.000.000
Administrasi Variabel 24.000.000
Pemasaran Variabel 16.000.000
Selisih Kapasitas 5.000.000 145.000.000
Margin Kontribusi 55.000.000
Biaya-biaya Tetap:
Administrasi Tetap 12.500.000
Pemasaran Tetap 10.500.000 23.000.000
Laba Bersih Operasi 32.000.000
Investasi Modal 100.000.000
Laba (Rugi) Bersih 132.000.000

b. ROI = Laba bersih / Investasi Modal x 100%


ROI = 32.000.000 / 100.000.000 x 100%
ROI = 32%
RI = Laba bersih – (hurdle rate x investasi modal)
RI = 32.000.000 – 15.000.000
RI = 17.000.000

c. ROI jika investasi baru sebesar Rp 60.000.000 diterima:


Laba Operasi Baru = Penjualan - Harga Pokok Penjualan - Biaya-biaya Operasi +
Tambahan Laba Operasi Baru
Laba Operasi Baru = 200.000.000 - 100.000.000 - 63.000.000 + 13.000.000
Laba Operasi Baru = 50.000.000
ROI Baru = Laba Operasi Baru / Investasi Modal Total x 100%
ROI Baru = 50.000.000 / (100.000.000 + 60.000.000) x 100%
ROI Baru = 36,36%
Dari perhitungan di atas, ROI baru setelah investasi masih di bawah hurdle rate yang
ditetapkan (15%). Oleh karena itu, manajer mungkin tidak terlalu termotivasi untuk
menerima investasi baru sebesar Rp 60.000.000. Namun, hal ini bisa bergantung pada
faktor-faktor lain seperti strategi jangka panjang perusahaan atau potensi pertumbuhan
pasar di masa depan.

d. Untuk menghitung EVA (Economic Value Added), kita perlu mengetahui terlebih
dahulu biaya modal yang dikeluarkan perusahaan. Biaya modal adalah biaya yang harus
dikeluarkan perusahaan untuk membiayai modal yang digunakan dalam operasi
perusahaan. Biaya modal dapat dihitung dengan mengalikan tingkat pengembalian yang
diharapkan oleh investor (hurdle rate) dengan jumlah modal yang digunakan perusahaan.
Dalam hal ini, biaya modal dihitung sebagai berikut:
Biaya Modal = Hurdle Rate x Investasi Modal
Biaya Modal = 15% x Rp 100.000.000
Biaya Modal = Rp 15.000.000

Selanjutnya, kita dapat menghitung EVA dengan rumus berikut:


EVA = NOPAT - (Biaya Modal x (1 - Tarif Pajak Penghasilan))
Dimana:
NOPAT adalah Net Operating Profit After Tax atau Laba Operasi Bersih Setelah Pajak
Tarif Pajak Penghasilan adalah persentase pajak yang harus dibayarkan atas laba
perusahaan
NOPAT dapat dihitung sebagai berikut:
NOPAT = Laba Bersih Operasi x (1 - Tarif Pajak Penghasilan)
NOPAT = Rp 32.000.000 x (1 - 20%)
NOPAT = Rp 25.600.000
Sehingga, EVA dapat dihitung sebagai berikut:
EVA = Rp 25.600.000 - (Rp 15.000.000 x (1 - 20%))
EVA = Rp 25.600.000 - (Rp 12.000.000)
EVA = Rp 13.600.000
Dengan demikian, berdasarkan perhitungan di atas, rekomendasi saya atas EVA
perusahaan adalah sebesar Rp 21.600.000. Artinya, perusahaan mampu menghasilkan
nilai tambah sebesar itu setelah memperhitungkan biaya modal dan tarif pajak
penghasilan yang harus dibayarkan. Semakin tinggi EVA perusahaan, semakin baik
kinerja perusahaan tersebut karena menunjukkan bahwa perusahaan mampu menciptakan
nilai tambah yang lebih besar dari biaya modal yang dikeluarkan.

e. Mencari titik impas baik dari segi unit maupun rupiah


Titik Impas (unit) = Total Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit - Biaya Variabel per Unit)
Titik Impas (unit) = 23.000.000 / (1.260 – 800)
Titik Impas (unit) = 23.000.000 / 460
Titik Impas (unit) = 50.000 unit

Titik Impas (rupiah) = Titik Impas (unit) x Harga Jual per Unit
Titik Impas (rupiah) = 50.000 x 1.260
Titik Impas (rupiah) = 63.000.000
Note:
Harga jual per unit = Total biaya / kapasitas unit produksi
Harga jual per unit = 63.000.000 / 50.000 unit
Harga jual per unit = 1.260
Biaya variable per unit = Total biaya variable / harga jual per unit
Biaya variable per unit = 40.000.000 / 1.260
Biaya variable per unit = 800
f. Untuk mengetahui jumlah unit penjualan yang harus direalisasikan agar dapat
memperoleh laba bersih setelah pajak sebesar Rp 30.000.000, pertama-tama perlu
dihitung besarnya laba bersih sebelum pajak.

Laba bersih sebelum pajak dapat dihitung sebagai berikut:


Laba Bersih Operasi = Laba Kotor - Biaya-biaya Operasi
Laba Bersih Operasi = 95.000.000 - 63.000.000
Laba Bersih Operasi = 32.000.000

Dalam menghitung laba bersih setelah pajak, perlu diperhatikan bahwa tarif pajak
penghasilan yang diberikan adalah sebesar 20%. Oleh karena itu, besarnya pajak
penghasilan yang harus dibayar dapat dihitung sebagai berikut:

Pajak Penghasilan = Tarif Pajak x (Laba Bersih Operasi + Investasi Modal)


Pajak Penghasilan = 20% x (32.000.000 + 100.000.000)
Pajak Penghasilan = 26.400.000

Karena investasi modal PT NGAYUH KAMUKTEN dalam periode tersebut sebesar Rp


100.000.000 dan laba bersih operasi yang dihasilkan adalah sebesar Rp 32.000.000,
maka perusahaan harus membayar ajak penghasilan 26.400.000.

Dengan demikian, laba bersih setelah pajak sebesar Rp 30.000.000 dapat dicapai jika
jumlah penjualan dapat dihitung sebagai berikut:

Laba Bersih Operasi = (Harga Jual x Jumlah Penjualan) - Harga Pokok Penjualan
42.000.000 = (Harga Jual x Jumlah Penjualan) - 100.000.000
142.000.000 = Harga Jual x Jumlah Penjualan
Jumlah Penjualan = 142.000.000 ÷ 1.260
Jumlah penjualan = 112.699

Anda mungkin juga menyukai