Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH TARGET LABA

AKUNTANSI MANAJEMEN

DISUSUN OLEH :

1. Alfia Nuryana (041708109)

2. Anita Fitriani ( 041707794)

3. Dandi Setiawan (041706531)

4. Elisa Ermawati (041707938)

5. Fadhila Aprilia Devi (041705516)

6. Juhana Vantika (041708005)

UNIVERSITAS TERBUKA

POKJAR CEPU

UPBJJ SEMARANG
A. Pengertian Target Laba
Target laba adalah sebuah target yang dibuat oleh sebuah perusahaan sehingga perusahaan akan
berupaya keras untuk mencapainya, dengan adanya target usaha maka, perusahaan akan lebih
bersemangat dalam meningkatkan jumlah penjualannya. Dengan demikian maka keuntungan
perusahaan dapat lebih meningkat, dan kelangsungan hidup perusahaan dapat terjaga.

Analisis Titik Impas (ATI) memberikan informasi yang sangat berharga bagi manajemen. Sebagai bagian
dari analisis BVL, hasil ATI akan mengembangkan pemikiran manajemen tentang laba perusahaan diatas
titik impas. Oleh karena itu, manajemen tentunya akan menetapkan target keuntungan yang ingin
dicapai pada periode berikutnya. Target tersebut dapat berupa target pendapatan dalam satuan mata
uang (Rp), maupun dalam satuan unit. Ada tiga macam target yang dapat ditetapkan yaitu :

1. Target Laba Ditetapkan Dalam Jumlah Tertentu,


Contohnya perusahaan ANTARA merencanakan untuk memperoleh target laba sebesar Rp
15.000.000. Bila biaya tetap Rp 60.000.000 dan biaya variabel 40% dari pendapatan, berapa
tingkat pendapatan yang harus dicapai? Untuk memecahkan masalah ini kita harus
menggunakan rumus TI (Kuantitas) = Biaya tetap / (H-V). Dari rumus tersebut unsur biaya tetap
(pembilang) ditambah dengan target laba, dengan demikian titik impas unit dapat dihitung sbb :
TI(Kg)= Rp60.000.000+Rp15.000.000/(Rp2000-Rp800xkg = 62.500kg. Jadi, titik impas (kg) =
62.500 unit. Jika jumlah ini dikalikan dengan harga jual per kg akan ditemukan titik impas dalam
satuan uang yaitu : 62.500 x Rp 2000= Rp 125.000.000.
2. Target laba ditetapkan dalam jumlah persentase tertentu dari pendapatan,
Seringkali sebuah perusahaan menetapkan target laba dalam tingkat persentase tertentu.
Mengacu pada contoh sebelumnya diketahui bahwa harga jual per kg adalah Rp 2000. Biaya
variabel per kg Rp800 dan biaya tetap sebesar Rp60.000.000. Jika perusahaan menetapkan
target laba sebesar 20% dari total pendapatan maka berapa jumlah barang(kg) yang harus
terjual? Untuk memecahkan masalah ini, langkah pertama adalah menghitung target laba dalam
hitungan jumlah uang, dengan cara sbb: Target laba = 20% pendapatan. Target laba =
20%xRp2000K. Target laba = 400K. Setelah diketahui target laba sebesar 400k maka kita langkah
kedua bisa menggunakan rumus dengan menambahkan 400k ke biaya tetap sebagai
berikut(untuk menyederhanakan Rp dihilangkan dalam perhitungan) :
TI (Kg) = 60.000.000+400K/(2000-800)
TI disubstitusi dengan K
K (2000-800)= 60.000.000 + 400K
K(2.000-800) - 400k = 60.000.000
800k = 60.000.000
K = 75.000
Jadi, perusahaan harus mampu menjual produknya sejumlah 75.000kg.
Dengan kata lain, perusahaan memperoleh laba sebesar 20%dari total pendapatan jika
perusahaan sudah memperoleh hasil penjualan sebesar 75.000 x Rp 2000yaitu sebesar
Rp150.000.000
3. Target Laba Ditetapkan Setelah Diperhitungkan Pajak
Perusahaan juga dapat menetapkan target laba bersih setelah pajak. Kita masih mengacu pada
contoh sebelumnya. Jika diasumsikan besarnya tarif pajak (PPh pasal 25) adalah 20% dari laba
dan perusahaan menetapkan target laba setelah pajak sebesar Rp24.000.000 maka berapa
jumlah produk yang harus terjual?
Untuk memecahkan masalah ini, langkah pertama adalah menghitung laba sebelum pajak atau
laba operasi, dengan cara sebagai berikut.
Laba setelah pajak = Laba Operasi - Pajak
Rp24.000.000 = Laba Operasi - (20%xLaba Operasi)
Rp24.000.000 = (1-20%)Laba Operasi
Laba Operasi = Rp24.000.000/(80%)
Laba Operasi = Rp30.000.000
Langkah selanjutnya adalah memasukkan angka laba operasi ke dalam rumus dengan
menambahkan laba operasi ke komponen biaya tetap, sebagai berikut.
TI (Kg) = (Rp60.000.000+Rp30.000.000)/(Rp2000-Rp800)xkg
= 75.000Kg
Jadi, target laba setelah pajak sebesar Rp24.000.000 akan dicapai ketika perusahaan mampu
menjual 75.000kg produknya. Jika jumlah ini dialihkan dengan harga jual per kg akan ditemukan
hasil total pendapatan adalah Rp150.000.000.

B. Perencanaan Laba
Dalam suatu manajemen perusahaan untuk mencapai laba yang diharapkan maka manajemen harus
membuat rencana yang terperinci untuk dapat menilai suatu kinerja perusahaan. Perencanaan laba
menetapkan target laba yang juga mempertimbangkan penjualan dan biaya yang diaharapkan untuk
tahun depan dan periode lebih lama. Analisis cost volume profit (cvp) dapat membantu manajer dalam
perencanaan pendapatan guna menentukan tingkat penjualan yang dibutuhkan agar mencapai tingkat
laba yang diharapkan. . Untuk keputusan perencanan biaya, manajer mengasumsikan jumlah penjualan
dan laba yang diharapkan telah diketahui, tetapi ingin menemukan nilai biaya variabel atau biaya tetap
yang dibutuhkan untuk mencapai laba yang diharapkan pada jumlah penjualan yang diasumsikan.

Perencanaan laba yang baik adalah kekuatan-kekuatan eksternal yang mempengaruhi bisnis. Kekuatan-
kekuatan tesebut meliputi peubahan dalam teknologi, tindakan pesaing ekonomi, demografi, selera
serta pilihan pelanggan , perilaku sosial, serta faktor-faktor politik.perencanaan laba merupakan suatu
rencana manajer perusahaan untuk mencapai cita-cita dan tujuan perusahaan dalam memproyeksikan
laba yang ingin dicapai dimasa akan datang dengan berdasarkan pada pencapaian laba di periode
sebelumnya. Pencapaian target laba yang direncanakan manajer dapat dilakukan dengan peningkatan
volume penjualan. Untuk mengetahui volume penjualan produk maka dapat dilakukan perhitungan
penjualan (Q) sebagai berikut :

FC+Q = S - VC
Keterangan :

Q = Penjualan

FC = Fixed Cost (Biaya Tetap) = Laba

VC = Variabel Cost (Biaya Variabel)

S = Sales Penjualan

Manfaat perencanaan laba sebagai berikut :

a. Perencanaan laba menyediakan pengarahan kesemua tingkatan manajemen. Hal itu membantu
megembangkan kesadaran akan laba diseluruh lapisan organisasi dan merangsang kesadaran
akan biaya serta efesiensi biaya.

b. Perencanaan laba meningkatkan koordinasi. Hal tersebut memberikan suatu cara untuk
menyesuaikan usaha-usaha dalam mencapai cita-cita.Anggaran membuat identifikasi dan
eleminasi dari halangan serta ketidakseimbangan menjadi mungkin., sebelum kedua hal itu
terjadi sertauntuk menyalurkan usaha-usaha ke aktifitas-aktifitas yang paling menguntungkan.

c. Perencanaan laba menyediakan suatu cara untuk memperoleh ide dan kerja sama dari semua
tingkatan manajemen. Keahlian dan pengetahuan dari semua manajer dibutuhkan untuk
mengembangkan rencana yang paling efektif. Partisipasi dari semua tingkatan mengeluarkan
ide-ide dan menyediakan suatu cara untuk mengkomunikasikan tujuan serta untuk memperoleh
dukungan atas rencana akhir. Manajer yang berpartisipasi belajar mengenai apa yang dharapkan
yaitu mereka mengembangkan komitmen terhadap cita-cita dimana mereka turut berpartisipasi
dalam penetapannya.

d. Anggaran menyediakan suatu tolok ukur untuk mengevaluasi kinerja aktual dan meningkatkan
kemampuan dari individu-individu. Hal ini memicu manajer untuk merencanakan dan kinerja
secara efektif dan efesien.

Anda mungkin juga menyukai