Anda di halaman 1dari 4

NILAI JUAL

Harga, seperti istilah yang digunakan dalam bidang ekonomi dan keuangan, adalah suatu
tindakan menetapkan nilai pada suatu produk. Walaupun konsepnya terkesan sederhana, tapi
banyak yang kesulitan dalam membedakan antara harga dengan biaya dan bagaimana cara
menetapkan harga. Apakah ada rumus harga pokok penjualan agar pemilik bisnis dapat
dengan mudah menentukan harga jual produk yang ditawarkan? Tentu saja ada.

mengapa terus menerus mengalami kerugian sejak pertama kali memulai bisnis. Meskipun
ada keuntungan, namun keuntungan yang didapat tersebut tidak sesuai dengan yang Anda
harapkan atau dapat membuat bisnis Anda berkembang. Padahal Anda sudah mengambil
keuntungan yang cukup besar apabila dibandingkan dengan modal yang telah dikeluarkan.

Menentukan harga jual produk sama pentingnya dengan merancang produk Anda semenarik
mungkin. Sebab, ini merupakan salah satu faktor penentu apakah konsumen akan kembali
membeli produk Anda atau tidak  dan apakah keuntungan yang Anda dapatkan memang
menguntungkan untuk mulai menabung serta mengembangkan bisnis. Meskipun kita
menawarkan produk atau layanan yang baik, jika harga yang kita tetapkan tidak tepat maka
konsumen enggan untuk kembali. Mungkin kelihatannya harga terlihat sepele, tapi juga hal
ini lah yang akan menentukan apakah bisnis Anda akan sukses atau tidak.

Apabila Anda ingin unggul di antara pesaing bisnis lainnya, perpaduan antara produk atau
layanan yang baik dengan harga jual yang tepat akan menarik konsumen untuk mencoba
produk yang bisnis Anda tawarkan atau bahkan menjadi pelanggan tetap. Dengan
mempertahankan pelanggan dari hanya mencoba hingga kembali lagi sebagai pelanggan
tetap, Anda sudah bisa menyokong agar perusahaan tetap hidup dan sudah pasti Anda akan
mendapatkan keuntungan yang stabil.

Banyak pebisnis pemula yang salah mengartikan antara Harga Pokok Penjualan dengan
Harga Jual. Faktanya, kedua jenis harga ini adalah dua hal yang berbeda baik dari segi arti
maupun cara perhitungan. Harga Pokok Penjualan (HPP) atau yang disebut juga Cost of
Good Sales (COGS), adalah perhitungan yang mengacu pada seluruh biaya langsung yang
dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa yang Anda jual. Dalam perhitungan Harga
Pokok Penjualan (HPP), pastikan untuk menghitung ongkos produksi terlebih dahulu. Perlu
diingat bahwa Anda bisa menjual produk yang ditawarkan dengan harga tinggi hanya jika
bisnis Anda menawarkan sesuatu yang memang sepadan dengan harga tersebut, seperti
layanan yang baik atau kualitas bahan yang terbaik misalnya.

Mari kita mulai menghitung ongkos produksi untuk menetapkan harga produk yang bisnis
Anda tawarkan. Ongkos produksi yang dimaksud terbagi menjadi 3 unsur, yaitu:

 Ongkos material. Masukkan angka perhitungan semua bahan mentah dan peralatan


produksi yang Anda gunakan disini.
 Ongkos tenaga. Tidak hanya tenaga karyawan, tenaga eksternal, seperti pengiriman
barang atau customer service.
 Ongkos lain-lain. Ini merupakan biaya yang tidak berhubungan dengan produksi,
seperti biaya marketing atau pemasaran misalnya, dan sebagainya.
Tujuan dari menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah untuk mengetahui besarnya
biaya yang Anda keluarkan dalam memproduksi suatu barang atau jasa. Selain itu, apabila
Anda membuat laporan laba rugi, HPP merupakan salah satu komponen penting yang ada di
dalamnya. Untuk mengetahui seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk produksi suatu
barang atau jasa, rumus Harga Pokok Penjualan yang bisa Anda terapkan adalah:

HPP = Persediaan Barang Dijual – Persediaan Akhir

Sementara untuk mendapatkan nilai pembelian bersih menggunakan rumus sebagai berikut:

Pembelian Bersih = (Pembelian + Biaya Angkut) – (Retur Pembelian + Potongan


Pembelian)

Agar Anda dapat lebih jelas memahami cara penggunaan rumus Harga Pokok Penjualan
diatas, berikut dibawah ini contoh yang dapat Anda terapkan:

Pada tanggal 24 Mei 2018, PT Kreasi Karya Utama memiliki:

 Persediaan barang dagangan (awal) sebanyak Rp 20.000.0000


 Pembelian sebesar Rp 50.000.000
 Beban angkut pembelian sebesar Rp 1.000.000
 Retur pembelian sebesar Rp 5.000.000
 Potongan pembelian sebesar Rp 2.000.000
 Persediaan barang dagangan akhir sebesar Rp 10.000.000

Berdasarkan data di atas, perhitungan HPP-nya adalah:

Pembelian Bersih = (Pembelian + Biaya Angkut) – (Retur Pembelian + Potongan


Pembelian)

Pembelian Bersih = (Rp 50.000.000 + Rp 1.000.000) – (Rp 5.000.000 + Rp 2.000.000)

       = Rp 51.000.000 – Rp 7.000.000

       = Rp 44.000.000

Barang Tersedia Dijual = Persediaan Awal + Pembelian Bersih

Barang Tersedia Dijual = Rp 20.000.000 + Rp 44.000.000

    = Rp 64.000.000

HPP = Barang Tersedia Dijual – Persediaan Akhir

HPP = Rp 64.000.000 – Rp 10.000.000

       = Rp 54.000.000
Dari contoh perhitungan diatas, diketahui bahwa Harga Pokok Penjualan yang dimiliki oleh
PT Kreasi Karya Utama adalah sebesar Rp 54.000.000.

Lalu, apa bedanya dengan Harga Jual? Apakah ada rumus harga jual yang bisa diterapkan
seperti ada rumus harga pokok penjualan? Jawabannya adalah ya. Harga Jual merupakan
besaran nilai yang akan dibebankan kepada konsumen. Terdapat dua cara yang dapat
digunakan untuk menghitung besaran Harga Jual yang harus Anda bebankan kepada
konsumen, yaitu dengan metode Cost-Plus Pricing Method dan Mark Up. Cost-Plus Pricing
Method merupakan metode untuk menentukan harga jual per unit produk dengan menghitung
jumlah seluruh biaya per  unit dan ditambah dengan jumlah margin yang yang diharapkan.
Pada umumnya, margin yang diterapkan adalah berupa presentasi. Contohnya, PT Kreasi
Karya Utama mengharapkan margin sebesar 10% atau 15%, maka pemilik bisnis harus
menambahkan persentase margin tersebut ke dalam perhitungan dengan rumus sebagai
berikut:

Harga Jual = Biaya Total + Margin

Perhitungan dengan rumus di atas contohnya seperti berikut:

PT Kreasi Karya Utama mendapatkan pesanan sebanyak 100 buah pesanan tas serut. Biaya
yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi pesanan tersebut adalah sebesar Rp
3.000.000. Dengan keuntungan atau margin yang diinginkan oleh perusahaan, maka
perhitungannya akan menjadi:

Rp 3.000.000 (Biaya Total) x 10% (Margin) = Rp 300.000

Harga Jual = Rp 300.000 : 100 (jumlah pesanan) = Rp 3.000

Sehingga untuk mendapatkan margin sebesar 10%, PT Kreasi Karya Utama harus menjual tas
serut tersebut dengan harga Rp 3.000 per buah.

Sedangkan metode Mark Up adalah metode untuk menentukan harga jual per unit produk
dengan menentukan kelebihan harga dari dari harga dasar awal setiap produk yang akan
dijual untuk mendapatkan keuntungan. Dengan metode ini, penentuan margin yang ingin
didapatkan tidak menggunakan presentasi melainkan dengan nominal. Misalnya, PT Kreasi
Karya Utama ingin mendapatkan keuntungan sebesar Rp 10.000 per unit produk yang dijual,
maka perusahaan hanya perlu menambahkan harga mark up tersebut di akhir ketika telah
mengetahui harga dasar dari produk tersebut.

Apabila diterapkan menggunakan contoh sebelumnya, perhitungan dari rumus harga jual
menjadi:

PT Kreasi Karya Utama mendapatkan pesanan sebanyak 100 buah tas serut dengan biaya
produksi yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 3.000.000. Jika perusahaan
menginginkan mark up sebesar Rp 1.000.000 maka harga jual per unitnya adalah sebagai
berikut.

Rp 3.000.000 (Biaya Produksi) + Rp 1.000.000 (Margin) = Rp 4.000.000

Harga Jual = Rp 4.000.000 : 100 (jumlah pesanan) = Rp 4.000


Maka harga jual yang diterapkan oleh PT Kreasi Karya Utama untuk setiap unit tas serut
adalah sebesar Rp 4.000 per buah.

Jenis rumus harga jual dengan metode mark up merupakan yang paling populer bagi pebisnis
yang bergerak di bidang perdagangan barang. Hal ini karena memudahkan pedagang dalam
transaksi dengan tawar menawar. Dengan harga mark up ini, konsumen bisa melakukan
penawaran dan pedagang tetap dapat menjaga agar harga jual akhir yang diberikan tetap di
atas harga minimum sehingga pedagang tetap mendapatkan keuntungan.

Agar Anda dapat memberikan harga terbaik dipasaran, produksi dalam jumlah besar untuk
produk yang tidak memiliki tanggal kadaluarsa akan lebih banyak memberikan keuntungan
dibandingkan membuatnya berdasarkan jumlah pesanan. Jika Anda terhambat oleh modal,
terdapat banyak alternatif yang bisa digunakan untuk bisa mempercepat produksi dan layanan
Anda salah satunya adalah melakukan pinjaman modal usaha. Pengajuan pinjaman modal
usaha kepada institusi keuangan tradisional seperti bank memang sulit bagi pemilik bisnis
kecil. Hal ini tidak lain karena persyaratan yang diberikan oleh bank untuk memberikan
pinjaman modal usaha tersebut biasanya sulit untuk dipenuhi.

Anda mungkin juga menyukai