Anda di halaman 1dari 29

PENETAPAN HARGA JUAL DAN

PELAPORAN KEPADA
MANAJEMEN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN DALAM
MENENTUKAN HARGA JUAL
 Harga jual merupakan sejumlah kompensasi (uang ataupun barang) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa.

 Penetapan harga jual produk bagi sebagian besar perusahaan merupakan


persoalan rumit, hal ini dikarenakan keputusan tersebut berpengaruh
terhadap keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Perusahaan
menetapkan harga jual produknya dengan harapan produk tersebut laku
terjual dan memperoleh laba yang maksimal. Namun apabila harga jual
yang ditetapkan perusahaan terlalu tinggi berdampak pada pengurangan
jumlah pembelian bahkan tidak adanya pembelian akan produk tersebut,
begitu juga jika harga jual produk terlalu rendah berdampak pada
kesulitan mencapai laba yang diinginkan.

 Penetapan harga jual memerlukan analisis pasar, analisis produksi,


analisis tingkat daya beli konsumen, analisis laba yang diinginkan
maupun analisis pesaing dan sebagainya.
METODE HARGA JUAL
Metode penentuan harga jual yang sering dipakai ada 5,
yaitu:
1. Gross Margin Pricing
2. Direct Cost Pricing
3. Full Cost Pricing
4. Time and Material Pricing
5. Return on Capital Employment Pricing
1. Gross Margin Pricing
Gross Margin Pricing yaitu metode penentuan harga jual dengan
menentukan cost barang yang dijual ditambah persentase (mark on/mark up) yang
diinginkan perusahaan. Umumnya digunakan oleh perusahaan perdagangan
dimana produk yang dijual tidak dibuat sendiri sehingga tidak banyak aktiva tetap
yang digunakan.

Persentase ini meliputi dua komponen yaitu bagian untuk menutup biaya
operasi dan bagian yang merupakan laba yang diinginkan. Persentase Mark up
besarnya berbeda antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya. Perusahaan
yang mempunyai risiko besar akan menentukan persentase mark up ini relatif
lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang risikonya tidak terlalu besar.

Berbagai macam faktor yang mempengaruhi besarnya mark up di antaranya:


a. Musiman
b. Biaya operasinya tinggi atau rendah,
c. Aktiva (modal) yang dipergunakan besar atau kecil,
d. Persaingan tajam atau tidak, dan sebagainya.
Penentuan harga jual dengan metode ini penentuannya
relatif mudah, yaitu dengan menentukan cost barang yang
dijual ditambah mark up yang diinginkan perusahaan.

Rumus:

Dalam beberapa perusahaan, mark up ditentukan dengan


terlebih dahulu menentukan berapa harga jual yang paling
banyak memberikan laba total, metode ini juga disebut
Profit Maximization.
Contohnya :
 Biaya tetap (fixed cost) sebuah perusahaan sebesar Rp 200.000.000.
 Biaya variabel perunit Rp 200.000.
 Data perubahan harga jual dan unit yang terjual sebagai berikut :

 Harga jual yang memiliki laba tertinggi adalah pada harga jual Rp.280.000 perunit
dengan unit yang terjual 4.600 unit dengan laba total Rp 168.000.000.
Dengan mengetahui harga jual yang paling banyak memberikan laba, maka mark up akan
ditentukan :
2. Direct Cost Pricing
 Direct cost pricing yang lebih dikenal dengan nama marginal income pricing,
perhitungannya dengan menghitung biaya yang berhubungan secara proporsional
dengan volume penjualan, sehingga menghasilkan marginal income. Dasar
penentuan harga jualnya berdasarkan berapa jumlah marginal income yang
dikehendaki oleh perusahaan

Rumusnya sebagai berikut :


3. Full Costing Pricing
 Penentuan harga jual dengan metode full costing pricing hampir sama
dengan penentuan harga jual dengan metode direct cost pricing. Letak
perbedaan pada dasar pembebanan biayanya. Pada direct cost pricing hanya
biaya variabel saja sebagai dasar perhitungan harga jual, tetapi dalam metode
ini semua jenis biaya dipakai sebagai dasar untuk menentukan harga jual.
semua biaya untuk membuat produk dihitung dan ditambah persentase laba
yang diinginkan untuk menutup biaya operasi dan laba yang diinginkan.
4. Time and Material Pricing
 Dalam metode ini tarif tertentu ditentukan dari upah langsung dan tarif lainnya dari
bahan baku masing-masing, tarif ini dijadikan satu ditambah jumlah tertentu dari
biaya langsung serta laba yang diinginkan. Metode ini banyak digunakan untuk
perusahaan-perusahaan jasa seperti pengiriman dokumen, kantor notaris, kantor
akuntan, reparasi mobil, reparasi komputer dan sebagainya.

 Time yang dimaksud dalam metode ini ditunjukkan oleh tarif per jam/waktu dari
tenaga kerja, dimana tarif tenaga kerja ini merupakan jumlah dari :
a) Laba Upah langsung dan premi-premi pada karyawan
b) Bagian yang layak dan berhubungan dengan upah tenaga kerja
c) Bagian untuk laba
 
 Material yang dimaksud pada metode ini adalah semua beban yang dimasukkan
dalam faktur pembelian material yang digunakan untuk pekerjaan tertentu ditambah
handling dari material tersebut serta laba dari penggunaan material. Beban-beban
material ini biasanya ditentukan dengan persentase tertentu dari cost material.
Dengan menentukan time dan material tersebut maka dengan mudah perusahaan
bisa menentukan harga jual suatu job (produk) perusahaan.
5. Return on Capital Employed Pricing
 Dalam metode return on capital employed pricing ini prosedurnya dengan
menentukan persentase mark up tertentu dari capital employed, yaitu
capital (cost) yang dianggap mempunyai peranan dalam memproduksi
barang (produk) caranya adalah dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
AKUNTANSI
PERTANGGUNGJAWABAN
(RESPONSIBILITY
ACCOUNTING)
KONSEP DASAR AKUNTANSI
PERTANGGUNGJAWABAN
 Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting) merupakan
suatu sistem akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap pusat
pertanggungjawaban sesuai dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk
mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari sistem
pengendalian manajemen.
 Akuntansi pertanggungjawaban (responsibility accounting) dibagi menjadi
empat bagian pusat pertanggungjawaban antara lain yaitu;
 Pusat Pendapatan (Revenue Centre)
 Pusat Biaya (Cost Centre)
 Pusat Laba (Profit Centre)
 Pusat Investasi (Investment Centre)
1) Pusat biaya (cost center): pusat pertanggungjawaban dimana manajer hanya
bertanggungjawab atas biaya. Suatu unit organisasi disebut sebagai pusat biaya apabila ukuran
kinerja dinilai berdasarkan biaya yang telah digunakan, bukan keluarannya. Sebagai contoh :
manajer pabrik bertanggungjawab atas efisiensi biaya produksi, wewenangnya menentukan
biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan overhead. Evaluasi kinerja diukur berdasarkan
efisiensi biaya produksi dengan tidak mengesampingkan kualitas produksi dan purna jual
produk.

2) Pusat pendapatan (revenue center): pusat pertanggungjawaban dimana manajer hanya


bertanggungjawab atas penjualan. Contoh pusat pendapatan adalah departemen penjualan.

3) Pusat laba (profit center): pusat pertanggungjawaban dimana manajer bertanggungjawab atas
pendapatan dan biaya. pusat pertanggungjawaban ini dengan membandingkan input (expense)
dengan output (revenue) dalam satuan moneter. Contohnya manajer cabang dan manajer anak
perusahaan memiliki wewenang dalam mengelola pendapatan dan biaya. Setiap keputusan yang
mereka buat berdasarkan perhitungan laba-rugi pada transaksi bisnis yang diputuskan. Kinerja
manajer dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan (perbedaan antara pendapatan dengan biaya).

4) Pusat investasi (investment center): pusat pertanggungjawaban dimana manajer hanya


bertanggungjawab atas pendapatan, biaya dan investasi. Pada pusat investasi prestasi manajer
dinalai berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang ditanamkan pada
pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
Pusat
Biaya

Contoh :
Laporan
Akuntansi
Pertanggungjawa
ban Pusat Biaya
SOAL

Anda mungkin juga menyukai