Anda di halaman 1dari 15

Tugas Kelompok AKUNTANSI MANAJEMEN PENETAPAN HARGA

DISUSUN OLEH : KELOMPOK XII ASNIDAR (10800111024) AK.2 & ANDIRWANTO (10800111019) AK.1

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASAR TAHUN 2012/2013

PENDAHULUAN Peranan Akuntansi pada umumnya dan Akuntansi Manajemen khususnya sangat penting dalam menyediakan informasi bagi masyarakat secara keseluruhan, terutama bagi pengambil keputusan, para manajer, dan professional. Apalagi menghadapi suatu investasi yang memiliki nilai mata uang yang penuh dengan resiko, dan semakin penting pula suatu informasi jika kita ketahui bahwa kondisi suatu perekonomian serta keadaan social yang tidak menentu dan sulit diramalkan apa yang akan terjadi. Data yang diolah agar menjadi informasi yang relevan terkadang menjadi beban perusahaan, sehingga timbullah apa yang disebut cost of information. Disamping menyediakan informasi bagi para pemakainya, keterampilan khusus dalam pengolahan data akuntansi penting pula dipahami. Data dan informasi tersebut dapat bermanfaat jika: 1. Dapat mengurangi ketidakpastian dari pemakainya; 2. Dapat diadaptasikan serta memenuhi kapasitas para pemakainya. Khusus Akuntansi manajemen yang memiliki tanggung jawab dalam mediator konflik, spesialisasi ini dapat juga membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan agar sumber-sumber ekonomi yang dikuasainya atau kekayaan perusahaan dapat dialokasikan dan ditranformasikan secara lebih efektif serta efisien, termasuk pula tanggung jawab untuk memberikan informasi mengenai aspek-aspek disfungsional yang ditimbulkan oleh konflikkonflik intra organisasi. Karena tanggung jawab tersebutlah, maka informasi khususnya yang bersifat keuangan merupakan hal penting yang tentunya harus memberi manfaat kepada manajemen atau kepada pemilik sumber-sumber ekonomi. Namun informasi akuntansi yang dikenal secara umum, dalam menghasilkan informasi berupa laporan keuangan, yaitu Neraca, Laaporan Laba Rugi dan Daftar Perubahan Modal, tampaknya belum mempunyai banyak arti bagi pemilik sumber-sumber ekonomi secara universal. Seperti diketahui bahwa setiap evolusi mengalami proses maupun ruang lingkup yang

berbeda, atau situasi dan kondisi yang berbeda. Apa yang dialami perusahaan besar atau organisasi bisnis di Indonesia baru mencapai sekitar dari taraf penentuan target atau sasaran yang berarti sebagai fungsi objektif akuntansi ini masih cenderung kea rah maksimalisasi kesejateraan pemilik.

PEMBAHASAN PENETAPAN HARGA A. Menetukan Harga Target Cara penetapan harga dan penanganan masalah harga jual yang digunakan oleh perusahaan memiliki banyak cara. Dalam perusahaan kecil harga sering ditetapkan oleh manajemen teras, bukan oleh bagian pemasaran atau bagian penjualan. Sementara itu, pada perusahaan-perusahaan besar, penetapan harga biasanya ditangani oleh para manajer divisi atau manajer lini produk. Pada dasarnya penetapan harga yang ditargetkan, mengandung tujuan-tujuan tertentu. Meskipun pada suatu titik tertentu, ada perusahaan yang tidak mempunyai keleluasaan untuk menentukan harga produknya, misalnya dalam organisasi penjualan yang diorganisasi, yang dibatasi oleh quota harga.
Target Return Orientasi Laba Profit Maksimum

Pertumbuhan Penjualan

Sasaran Harga

Orientasi Sales

Pertumbuhan Pangsa Pasar

Orientasi Status (Status quo)

Menghadapi Persaingan Persaingan Nonharga

B. Cost Plus Pricing Penetapan harga pada hal ini hanya merupakan pendekatan penentuan harga berdasarkan perilaku biaya, karena penentuan-penentuan harga cost plus merupakan langkah awal, dalam hal ini dapat mengurangi ketidakpastian dan dapat pula memberikan keterangan dari beberapa hal lainnya, misalnya jika perusahaan dihadapkan dengan pesanan/order dibawah harga target yang telah ditentukan, dengan menghubungkan

biaya dan plus yang digunakan keputusan-keputusan dapat lebih mudah diambil. Cost plus merupakan biaya tertentu ditambah dengan kenaikan (Markup) yang ditentukan. Pengertian cost yang lain adalah harga pokok dalam akuntansi manajemen maupun akuntansi biaya. Metode pelaporan Cost dan Rugi laba secara garis besar dibagi dalam dua cara yaitu: 1. Absorption/Full cost Biaya pokok produksi terdiri dari Harga Pokok Produksi Baku Lansung. Biaya Bahan baku lansung (Direct Material) Biaya Tenaga Kerja Lansung (Direct Labour) Biaya Tak Lansung pabrik (Factory overhead Cost) Tetap Variable

2. Variabel costing/Direct Costing = Contribution Approach = Pendekatan Kontribusi Harga Pokok terdiri dari: Total biaya Variabel, Biaya Produksi Variabel yang terbagi atas: Biaya bahan baku Lansung Biaya tenaga kerja Lansung Biaya tak lansung Variabel Biaya penjualan dan administrasi variable

Metode Full cost dan Variabel Cost akan berbeda dalam beberapa hal:

Produksi sama dengan unit yang dijual. Kedua metode diatas akan menghasilkan laba/rugi yang sama. Jika persediaan akhir lebih besar dari persediaan awal maka laba bersih full cost lebih besar daripada variable cost. Jika persediaan akhir lebih kecil daripada persediaan awal maka laba bersih menurut variable cost lebih besar dari metode full-cost. Jika persediaan awal dan persediaan akhir sama maka laba/rugi kedua metode akan sama pula.

C. Perhitungan Perbedaan Laba Biaya Penuh (Full Cost) dan Biaya variable (Variabel Cost) Perbedaan keduanya tergantung pada: Perlakuan biaya tetap yang ditunda pembebanannya ke dalam Rugi Laba. Mengetahui perbedaannya adalah dengan membandingkan selisih biaya overhead variable yang melekat pada persediaan awal dan persediaan akhir. Rumus yang digunakan: LHP-LHV = Atau = X(VPr-VPj) BOTstX (Qak-Qaw) Laba Bersih Harga Pokok Penuh Laba Bersih Harga Pokok Variabel Biaya Overhead Tetap Kapasitas Normal Volume Produksi Volume Penjualan Biaya Overhead tetap Satuan Quantitas Akhir Qantitas Awal

Keterangan: LHP =

LHV = BOT KN VPr VPj Qak Qaw = = = =

BOTst = = =

Hubungan Diatas dapat diringkaskan sebagai berikut: Jika VPi > VPj Jika Atau Qak > Qaw Maka LHP > LHV

VPr < VPj VPr = VPj

Atau Qak < Qaw Atau Qak = Qaw

LHP < LHV LHP = LHV

Apabila digunakan pembebanan harga pokok berdasarkan biaya sesungguhnya, maka beda laba bersih Harga Pokok Penuh (HPP) dengan Harga Pokok Variabel (HPV), tergantung metode aliran persediaan yang dapat dinyatakan dengan: Metode Penentuan Harga Pokok Beda Laba Bersih HPP dan HPV

Persediaan Rata-rata sesungguhnya FIFO Sesungguhnya jika, QPj > QPaw LIFO Sesungguhnya Jika, QPj < QPr LIFO, Sesungguhnya, jika, QPj > QPr BOTPaw = Biaya Overhead Tetap Pada Persediaan Awal QPak [ (QPak - QPaw) (QPak - QPaw) [ ] ]

Rumus-rumus diatas dapat berguna untuk merekonsiliasi atau menyesuaikan laporan Rugi-laba yang disajikan dengan konsep harga Pokok variable ke penyajian dengan konsep harga pokok penuh atau sebaliknya. Sehingga laporan keuangan yang semula disajikan untuk internal dapat disesuaikan untuk laporan ke pihak eksternal atau sebaliknya. D. Modifikasi Cost Plus Dan Hubungan Biaya Maksud bagian ini adalah menghitung berapa besar persentase laba berdasarkan biaya yang ditentukan, dan diasumsikan bahwa laba (harga jual)nya sudah diketahui, jadi kebalikan dari bagian di atas (bagian b). Atau dapat dikatakan menetapkan rumus-rumus yang digunakan dalam penetapan target laba. Rumusnya adalah = Persentase Target Laba = Atau persentase target Laba = X 100%

Dapat juga dihitung dengan memisahkan persentase target X = 100

E. Menetapkan Harga Berdasarkan ROI Yang Dikehendaki Salah satu sasaran yang sering ditemui adalah keputusan menetapkan tingkat pengembalian modal yang digunakan dalam kegiatan untuk menghasilkan produk tertentu. Return On Investment (ROI) merupakan salah satu sasaran yang dimaksud. Seperti yang telah dibahas pada bagian-bagian sebelumnya ROI = X = Profit marjin x sales turn over. Untuk menetapkan harga dengan tingkat (persentase) ROI tertentu digunakan dua langkah sebagai berikut. Pertama, menetapkan persentase Mark-Up (kenaikan) dengan rumus: Persentase mark-up = Kedua, menambah harga pokok produksi dengan mark-up pada langkah pertama. Modifikasi rumus: Dalam metode full-cost/functional cost/absorption cost = metode biaya penuh: a. Persentase mark-up = b. Jika daftar rugi/laba telah tersusun, maka rumusnya dapat dengan menggunakan: Persentase mark-up = Sedangkan jika harga pokok yang digunakan adalah bentuk Direct Costing atau metode contribution, rumusnya: c. Jika Daftar Rugi/Laba telah disusun, maka rumusnya: Persentase mark-up =

F. Penetapan Harga Per Waktu dan Harga Bahan

Pada pembahasan sebelumnya hamper semua sehubungan dengan penambahan (mark up atau cost plus) persentase tertentu dari cost atau biaya. Pendekatan lain dalam penentuan harga jual adalah apa yang disebut Harga jual berdasarkan waktu dan bahan (Time And Material Pricing).Metode ini kebanyakan digunakan oleh perusahaanperusahaan jasa seperti; reparasi mobil, motor, radio/TV, percetakan dan juga perusahaan professional seperti kantor akuntan, konsultan dan sebagainya. Yang dimaksud dengan Waktu (Time) di sini bisa jam kerja buruh, mesin, dan sebagainya. Komponen waktu perjam untuk Tenaga kerja Lansung: 1. Upah lansung termasuk tunjangan-tunjangan, bonusnya; 2. Biaya-biaya yang berhubungan dengan pekerjaan tidak lansung (seperti) gaji pengawas, penyusutan, asuransi, bahan-bahan tidak lansung dan sebanding dengan jam (Ekuivalen dengan jam); 3. Laba yang diinginkan per waktu tertentu, misalnya per jam. Komponen bahan per jam terdiri dari: 1. Persentase laba dari harga faktur bahan; 2. Persentase dari bahan tidak lansung atau yang dibebankan, seperti gaji manajer, bahan, pengawas, asuransi, handling, atau biaya yang berhubungan pengelolaan bahan. Jadi tariff/harga per waktu (missal per jam adalah): Upah lansung Biaya tak lansung atau sebanding Laba Per waktu Tarif/harga per jam Ditambah : laba ditahan Bahan tak lansung Rp Rp Rp... Rp % ..% Bahan X..% = Rp..

G. Situasi Harga dan Faktor Yang Mempengaruhinya

Dengan melihat factor-faktor yang mempengaruhi penentuan harga jual maka dapat disimpulkan secara singkat mengenai situasi yang mempengaruhi harga jual. Situasi tersebut terdiri dari tiga factor yang merupakan ringkasan berbagai factor yang mempengaruhi harga jual yaitu: 1. Laba dan tujuan lain, factor lain selain pasar dan biaya; 2. Situasi pasar: meliputi konsumen, sifat biaya dan operasi; 3. Biaya produksi dan operasi, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membuat barang (produk) dan biaya produk tersebut bisa sampai ke tangan konsumen. Dengan demikian ringkasan situasi-situasi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Biaya Produksi dan Operasi BBBia

Harga Jual

Laba dan Faktor Lain

Situasi Pasar

Contoh Soal 1. Niker Company perlu menentukan target harga jual salah satu produknya. Data biaya sehubungan dengan produk ini adalah sebagai berikut: Per Unit Total Rp 8 Bahan baku 12 lansung 3 Tenaga Kerja 7 Rp 350.000,Lansung Overhead variable 2 Overhead Tetap Biaya Penjualan 4 Rp 200.000,dan administrasi variable Biaya penjualan dan administrasi tetap

Biaya diatas didasarkan pada volume yang ditetapkan 50.000 satuan yang diproduksi dan dijual setiap periode, perusahaan mempunyai kebijaksanaan menambahkan mark-up 50% dari harga pokok produksi. Hitunglah Target harga Jual Biaya Penuh! Penyelesaian : Target Harga Jual Biaya Penuh Bahan baku Rp 8,Tenaga Kerja Rp 12,Overhead Variabel+ Rp 3,Overhead tetap Rp 7,Rp 10,Total biaya produksi Rp 30,50% Mark-up (Plus) Rp 15,Harga Jual target Rp 45,2. Data anggaran produksi, penjualan dan biaya pada PT Deraction untuk Triwulan keempat (Oktober, November, Desember) 199X sebagai berikut. 1) Kapasitas produksi dan penjualan normal selama satu bulan sebesar 5.000 unit. 2) Total biaya tetap (overhead tetap) untuk setiap bulan sebesar Rp 50.000. Biaya produksi tetap per uni pada kapasitas normal Rp 50.000/5.000 = Rp 10. Biaya produksi variable per unit produk sebesar Rp 40 (Terdiri dari bahan baku Rp 15, upah lansung Rp 20, dan biaya overhead Variabel Rp 5). 3) Biaya non produksi tetap terdiri dari: Biaya pemasaran Rp 45.000, biaya administrasi dan umum Rp 40.000, dan biaya bunga Rp 15.000. Biaya nonproduksi per unit prodk yang dijual terdiri dari: biaya pemasaran Rp 12, serta biaya administrasi dan umum Rp 8. 4) Pada awal bulan Oktober tidak terdapat persediaan awal. Produksi selama triwulan keempat sebesar 15.750 unit dan penjualannya sebesar 14.750 unit. Rincian produksi dan penjualan setiap bulan adalah: Keterangan oktober November Desember Jumlah Produksi (unit) 6.000 5.000 4.750 15.750 Penjualan (unit) 4.500 5.500 4.750 14.750 Harga jual per unit sebesar Rp 100. Dari data diatas diminta: menyusun laporan laba rugi dengan metode harga pokok variable yang sekaligus dapat menunjukkan besarnya persediaan untuk bulan Oktober, November, Desember, dan jumlah selama triwulan keempat.

Penyelesaian : PT. Deraction Laporan Laba rugi Triwulan keempat Tahun 199X (Dalam Ribuan Rupiah) Keterangan Penjualan Harga pokok Variabel: Persediaan awal Biaya Produksi Produk Siap Dijual Persediaan Akhir HP Variabel Biaya NonProduksi Variabel: Pemasaran Administrasi&Umum Jumlah Biaya Variabel Margin Kontribusi Overhead tetap Pemasaran Administrasi Biaya bunga Jumlah Biaya Tetap Laba Bersih 30 70 40 140 240 240 60 180 60 200 260 40 220 40 190 230 40 190 630 630 40 590 Oktober 450 November 550 Desember 475 Jumlah 1.475

54 36

66 44

57 38

177 118

270 180 50 45 40 15 150

330 220 50 45 40 15 150

285 190 50 45 40 15 150

885 590 150 135 120 45 450

3. Perusahaan Nidker, kontraktor bangunan, yang sering kali membangun sebanyak 20 rumah secara serempak. Direktur perusahaan membuat anggaran biaya untuk sejumlah rumah yang diharapkan dibangun pada tahun berikutnya: Bahan baku lansung Rp 2.000.000,Upah Lansung Rp 1.000.000,Biaya Overhead Rp 1.000.000,Biaya Pengerjaan Biaya penjualan dan Administrasi Total Biaya Rp 4.000.000,Rp 1.000.000,Rp 5.000.000,-

Biaya overhead itu mencakup sekitar Rp 400.000,- biaya tetap. Biaya Penjuaan dan administrasi mencakup sebesar Rp 200.000,- biaya variable. Hitungalah Target Harga Jual dari Biaya utama dan persentase dari biaya pekerjaan penuh! Penyelesaian: Target harga Jual, sebesar persentase dari biaya utama Harga Jual = Biaya + Laba = 5.000.000 + 1.000.000 Harga Jual = Rp 6.000.000 atau Biaya Utama + 100% = = Biaya Utama = Rp 3.000.000,- + 100%(2.000.000 + 1.000.000). Harga Jual = Rp 6.000.000, Target harga jual sebagai persentase dari Biaya Pekerjaan Penuh. Biaya pekerjaan penuh = bahan + upah lansung + overhead tetap&variable = Rp 4.000.000,= = 4. Nidker Company sedang mempertimbangkan poses pengembangan anggur baru. Setelah mempelajari dengan sungguh-sungguh, target biaya yang dibebankan untuk satu peti anggur baru (20.000 peti) adalah sebagai berikut: Target Biaya per peti Target Biaya tahunan Bahan baku lansung Rp 18,Rp Tenaga kerja lansung Rp 3,60,Overhead variable Rp 2,40,-

Overhead Tetap Rp 6,Rp 120.000 Biaya penjualan variable Rp 1,Biaya Penjualan dan Rp 7,25,Rp 145.000 administrasi tetap Perusahaan menaksir bahwa penambahan produk baru akan memerlukan investasi permanen: Untuk modal Kerja Rp 250.000. Untuk peralatan/mesin Rp 150.000. Total Investasi Rp 400.000. Perusahaan menargetkan hasil atas dana yang tertanam dalam produk sebesar 15%. Penentuan harga yang berlaku adalah Cost-Plus. Hitunglah Harga Pokok produksi dalam dua metode Full cost dan contribution marjin! Penyelesaian: Full Cost Contribusi Biaya bahan Rp 18,Rp 18,Tenaga kerja Rp 3,60,Rp 3,60,Overhead variable Rp 2,40,Rp 2,40,Overhead tetap Rp 6,Biaya Penjualan Variabel Rp 1,Biaya produksi Rp 30,Rp 25,-

5. Nidker Company mengoperasikan suatu bisnis jasa peralatan dengan armada truk yang dikirim melalui radio dalam menaggapi panggilan dari pelanggan. Perusahaan mempekerjakan 10 Tukang ahli reparasi yang bekerja 40 jam seminggu, 50 minggu setahun. Selama setahun yang lalu, perusahaan meminta imbalan kerja pelayan reparasi Rp 16,50 per jam dan menambahkan ongkos beban bahan 35% dari bahan yang digunakan setiap kali reparasi dilakukan. Hitunglah tariff yang seharusnya dibebankan perjam kerja pelayanan dan ongkos beban bahan yang harus digunakan. Dan berapa harga yang seharusnya dibebankan ke suatu pekerjaan 2,5 jam dan bahan Rp 70,- ! Penyelesaian : Biaya Lansung Per jam kerja = = = = Rp 10,80 per jam Biaya reparasi Per jam kerja =

= = Laba per jam Biaya bahan = Rp 5,2 per jam = Rp 2,50 per jam = Laba dari bahan = 10% Persentase bahan lainnya: = = Tarif bahan = 30% = 40%

Anda mungkin juga menyukai