Anda di halaman 1dari 5

NAMA : ANISA NUR ISTIKHOMAH

NIM : 041712148
KELAS : 5A AKUNTANSI
TUGAS : TT 2
MAKUL : AKUNTANSI MANAJEMEN / EKMA4314

Jawaban :

1. Analisis Kos Volume Laba (KVL) atau Cost Volume Profit Analysis (CVS) adalah
salah satu alat perencanaan jangka pendek sekaligus berfungsi sebagai alat bantu
dalam proses pengambilan keputusan manajemen. Dalam analisis KVL, hubungan
antara biaya kuantitas penjualan dan harga jual amat ditekankan sehingga secara
keseluruhan dapat diperboleh informasi keuangan dibidang pemasaran, produksi
dan administrasi.
Analisis KVL juga diguankan dalam proses pengambilan keputusan manajemen
ketika harus menentukan jumlah dan macam produk atau jasa yang dihasilkan,
tingkat harga jual produk, strategi pemasaran dan penggunaan fasilitas produksi.
Dengan demikian analisis KVL merupakan bagian integral dari proses perencanaan
keuangan dan pengambilan keputusan oleh manajemen.

2. a. Total Biaya Variable per unit (Rp 000)


Bahan Baku Langsung per unit 1800
Tenaga kerja langsung per unit 1000
Overhead variable per unit 250
Biaya Penjualan variable per unit 250
Total 3.300

b. Total Biaya Tetap


Total Biaya Tetap (dalam dollar) = biaya overhead tetap + Biaya admin &
penjualan tetap
= 150.000 + 300.000
= 450.000

c. Total Margin Kontribusi dan margin kontribusi per unit


Margin Kontribusi
Penjualan (Rp 4100 x 1200 mesin) Rp 4.920.000
Total Biaya Variable (Rp 3.300 x 1.200 mesin Rp 3.960.000
Total Margin Kontribusi Rp 960.000
Margin Kontribusi per unit (Rp 960.000/1.000) Rp 960

d. Rasio Margin Kontribusi


: Margin Kontribusi Per unit/Harga Jual per unit
: $960/Rp 4.100
: 0,2341
: 23.41%

e. Titik Impas Dalam Kuantitas


: Total Biaya Tetap / (Harga Jual – Biaya Variabel per unit )
: 450.000/ (Rp 4.100 – 3.300)
: 450.000 / 800
: 562 unit
f. Titik Impas Rupiah
Total Biaya Tetap / Margin Kontribusi
: 450.000/ 0.2341
: 1.922.255

g. Laporan Laba rugi Margin kontribusi


Penjualan Rp 1.922.255
Total Biaya Variable Rp 512.255
Total Margin Kontribusi Rp 960.000
Total Biaya Tetap Rp 450.000
Pendapatan Operasi RP 0

3. Perbedaan antara KVL Perusahaan yang menghasilkan single Produk dengan


multi produc
Pada kenyataannya, tidak semua perusahaan memproduksi satu jenis barang atau
jasa. Mayoritas banyak perusahaan akan memproduksi lebih dari satu barang atau
jasa (multi produk or service) isu yang muncul bagi perusahaan tipe tersebut,
kaitannya dengan analisi BVL, adalah bauran atau kombinasi penjualan serta biaya
bersama (common cost) . bauran penjualan adalah penentu proporsi masing
masing produk yang harus dijual relative terhadap total penjualan. Bauran
penjualan adalah hal yang penting bagi perusahaan multi produk karena beberapa
mungkin lebih profitable dibandingkan yang lain. Jika bauran penjualan berubah
maka profit juga ikut berubah. Sedangkan yang dimaksud dengan common cost
adalah biaya yang akan tetap muncul meskipun salah satu atau lebih produc tidak
lagi dihasilkan, agar titik imoas yang diperoleh dapat menutup biaya bersama yang
muncul akan analisis biaya volume laba yang digunakan untuk perusahaan
muktiple product dapat digunakan dengan cara perhitungan yang mengansusi
bahwa perusahaan menjual single produc.

4. Konsekuensi Bagi perusahaan yang memiliki komposisi biaya tetap yang


lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain ketika situasi yang
dihadapi adalah terjadi penurunan penjualan ?
Biaya yang terjadi berdasarkan perilakunya atau berdasarkan dapat tidaknya
dikendalikan oleh manajemen dapat diklasifikasikan menjadi biaya tetap dan biaya
variable. Struktur biaya menunjukan proposi biaya yang tetap dan biaya variable
dalam suatu organisasi perusahaan.
Struktur biaya yang paling baik akan tergantung pada berbagai factor seperti
kecenderungan pendapatan jangka panjang, fluktuasi penjulana dari tahun ke tahun
dan sikap manajer dalam menghadapi risiko. Namun bila dua perusahaan
dibandingkan struktur biayanya, semakin tinggi komposisi biaya tetapnya akan
semakin rentan posisi keuangan perusahaan terhadap perubahan pendapatan.
Artinya, jika pendapatan kedua perusahaan naik dalam jumlah yang sama maka
kenaikan laba akan lebih tinggi pada perusahaan yang komposisi biaya tetapnya
lebih tinggi dari perusahaan lain. Demikian pula sebaliknya bila terjadi penurunan
pendapatan, perusahaan yang memiliki struktur biaya tetap lebih tinggi, akan lebih
cepat masuk ke daerah rugi. Hal ini berkaitan dengan operating leverage
perusahaan.

5. Apa berbedaan variable costing dengan absorption costing?


Perbedaan Variable costing dan Absorption costing ada beberapa hal diantaranya
yaitu, yang pertama jika Absorption costing memasukkan unsur bahan baku
langsung, tenaga kerja langsung, overhead variable dan overhead tetap sebagai unsur
dari kos produknya, namun tidak untuk variable costing yang tidak memasukkan
overhead tetap dan mengganggap kos tersebut sebagai kos periode alih alih kos
produk. Selain itu variable costing lebih ditujukan untuk keperluan internal
sedangkan absorption costing lebih ditujukan untuk keperluan eksternal.
6. Apa yang dimaksud segmen? System costing manakah yang digunakan untuk
menyusun laba rugi segmentasi?
Yang dimaksud segmen adalah segala sesuatu yang dapat menciptakan profit bagi
organisasi. Oleh karena itu yang dapat dikategorikan segmen adalah :
a. Produk Misalnya : Produk A,B,C dan sebagainya
b. Teritori Misalnya : Wilayah Jatim, Jateng, DIY dan sebagainya
c. Divisi Misalnya : dalam sebuah KAP : Audit, system, Pajak dan sebagainya
d. Tenaga Penjualan : Misalnya Adi, Budim dan sebagainya

Dalam menyusun laba rugi segmentasi menggunakan Variable Costing, akan dikenal
dua tipe biaya tetap, yakni biaya tetap langsung dan biaya tetap bersama. Biaya tetap
bersama keberadaannya tidak tergantung kepada salah satu segmen, tetapi berkaitan
dengan keberadaan perusahaan. Sedangkan biaya tetap langsung berkaitan dengan
keberadaan segmen. Artinya biaya tetap bersama ini akan hilang jika sebuah segmen
dihapus (didrop )

7. Bagaimana tahapan dalam menyusun anggaran ?


Angagran disusun berdasarkan rencana strategis perusahaan. Rencana strategis
memiliki horizon waktu minimum lima tahun. Selanjutnya, rencana strategis
memiliki horizon waktu minimum lima tahun. Selanjutnya rencana strategis tersebut
diturunkan menjadi tujuan jangka panjang dan jangka pendek yang memiliki horizon
waktu lebih pendek, katakanlah maksimum tiga tahun. Tujuan tersebut diturunkan
lagi menjadi satu program kerja atau deskripsi kegiatan kegiatan yang memiliki
horizon waktu lebih pendek lagi, umumnya satu tahunan. Agar mudah untuk
dieksekusi maka program atau rencana kerja tersebut diubah menjadi suatu angka,
sehingga tidaklah mengherankan anggaran secara sederhananya disebut sebagai
kuantifikasi ata rencana aktivitas perusahaan dalam jangka waktu pendek. Bias
dalam waktu satu tahun, empat bulanan, tiga bulanan bahkan bulanan.
Selanjutnya aktivitas actual akan diperbandingkan dengan anggaran yang telah
ditetapkan. Perbedaan Unfaforable (tidak menguntungkan) yang muncul antara yang
direncanakan dengan yang sebenarnya terjadi akan menjadi sebuah umpan balik
yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tindakan korektif dan jika
diperlukan digunakan pula untuk merevisi proses penyusunan anggaran selanjutnya.
Proses yang baru dijelaskan merupakan gambaran dan aktivitas pengendalian dan
akan selalu memiliki pola yang terus berlanjut. Secara grafis, konsep dasar
penyusunan anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian.
8. Apa yang dimaksud master anggaran dan apa anggaran operasional itu?
Master anggaran merupakan rencana keuangan komperhensif perusahaan.
Umumnya master anggaran disiapkan untuk periode satu tahun. Horizon waktu ini
bersifat fleksibel dan tergantung kebutuhan perusahaan. Perusahaan dapat
menyiapkan anggaran untuk jangka waktu yang lebih pendek missal tiap empat
bulanan, tiga bulanan bahkan bulanan. Master anggaran dikatakan komperhensif
karena anggaran yang dibuat mencakup dua komponen yakni anggaran operasional
atau sering juga disebut anggaran fungsional dan anggaran keuangan. Master
anggaran terdiri dari anggaran laba rugi, anggaran neraca, dan anggaran kas.
Anggaran Operasional merupakan jenis anggaran yang mendesripsikan mengenai
aktivitas yang berkaitan dengan pemerolehan pendapatan atau penjualan, yakni
dimulai dari penjulan, produksi, sediaan jadi akhir hingga menghasilkan pro forma
laporan laba rugi. Anggaran opersional secara berururan disusun mulai dari
anggaran penjualan, produksi, pembelian bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung overhead sediaan barang jadi akhir, kos produk terjual, biaya penjualan dan
administrative. Kedelepan jenis anggaran ini akan menghasilkan output utama dari
anggaran operasional yakni anggaran laporan laba rugi.

9. Seberapa pentingkah Menyusun Anggaran Kas? Jelaskan


Bagi perusahaan menyusun anggaran kas merupakan sangat penting. Hal penting
berkaitan dengan penyusunan anggaran kas tersebut adalah biaya depresiasi
dikurangkan dan komponen biaya FOH da biaya penjulan dan administrasi. Hal
tersebut dikarenakan biaya depresiasi tidak memerlukan perusahaan untuk
melakukan pengeluaran kas yang sesungguhnya. Informasi yang dihasilkan dari
anggaran kas diatas menunjukan bahwa diakhir periode actual, perusahaan mampu
untuk membeli peralatan karena terdapat kelebihan kas yang cukup besar. Tanpa
ada informasi tersebut, mungkin perusahaan bias jadi memutuskan tidak membeli
peralatan atau membeli peralatan diperiode waktu yang salah. Selain itu lebihnya kas
yang tersedia memungkinkan perusahaan untuk memutuskan melakukan investasi
atas kas yang berlebih.

10.Bagaimana Menyusun Anggaran Neraca


Anggaran neraca merupakan pro forma neraca yang berisi tentang informasi
kedudukan asset, kewajiban, dan ekuitas, anggaran neraca disusun dengan
menggunakan input dari neraca periode terakhir dan beberapa anggaran
operasional. Master anggaran saling memiliki keterkaitan satu sama lain.
Informasi akun akun yang tertuang pada anggaran neraca akan tergantung dari
informasi yang tergantung pada neraca periode berjalan dan anggaran anggaran
operasional yang disusun.
Terdapat dua jenis akun yakni, akun nominal dan akun riil. Akun nominal merupakan
akun akun yang muncul pada laporan laba rugi dan harus ditutup setiap akhir
periode sehingga akan menghasilkan saldo nol ketika tutup buku. Beda halnya
dengan akun ril yang merupakan akun yang muncul pada neraca. Saldo yang ada
pada akun terakumulasi menambah nilai saldo pada periode selanjutnya.
Tentu saja nilai saldo tersebut bias tetap, bertambah ataupun berkurang tergantung
rencana aktivitas yang akan dilakukan perusahaan ditahun selanjutnya. Oleh karena
itu output dari beberapa angaran operasional yang telah kita susun akan menjadi
input untuk merevisi nilai saldo masing masing akun yang ada di anggaran neraca.
Masing masing angka akan berisi petunjuk dari mana ia berasal. Ciri khas neraca
adalah menunjukan total akun asset sama dengan liabilitas ditambah kewajiban,
sehinga anggaran neraca memiliki fungsi untuk memeriksa benar tidaknya akun
akun lain yang merupakan output dari anggran lainnya.

Anda mungkin juga menyukai