Anda di halaman 1dari 3

1 Berikut ini data akuntansi PT.

Keterangan Produk A Produk B Total

Unit yang diproduksi 200 unit 300 unit


Biaya bahan langsung (Rp) 600.000 50.000
Biaya TK langsung (Rp) 200.000 250.000
Total biaya utama (Rp) 800.000 1.000.000
Biaya overhead pabrik: Aktivitas Total (Rp)
Biaya pemeliharaan mesin 4000 jam 250.000
Biayan penanganan bahan 400 jam 300.000
Biaya persiapan mesin 100 jam 450.000
total 1.000.000
Pertanyaan:

Hitunglah biaya per unit untuk kedua produk tersebut berdasar aktivitas (ABC)

2 Diketahui data perhitungan laba operasi tunai dan penyusutan sebagai berikut :
Keterangan (Rp) (%)
Penjualan 100 unit @Rp5 500 100
Biaya variabel @Rp3 300 60
Margin kontribusi 200 40
Biaya tetap tunai 80 16
Laba operasi tunai 120 24
Penyusutan 20 4
Laba operasi 100 20

Pertanyaan:
1) Hitunglah BEP!
2) Hitunglah margin of safety
3) Hitunglah shut-down point
4) Hitunglah tingkat leverage operasi
5) Serta arti dari hasil perhitungan-perhitungan tersebut

JAWABAN:
1. Tarif aktivitas masing-masing produk
Aktivitas Biaya Aktivitas Kuantitas Driver Tarif Aktivitas
Biaya Pemeliharaan Mesin Rp. 250.000 : 5000 Rp. 50
Biaya Penanganan Bahan Rp. 300.000 : 600 Rp. 500
Biaya Persiapan Mesin Rp. 450.000 : 150 Rp. 3000

Biaya produksi per unit berdasarkan ABC


Produk A Produk B
Biaya Utama Rp. 800.000 Rp. 200.000
Biaya Overhead Pabrik
Biaya Pemeliharaan Mesin
Rp. 50 x 4000 Rp. 200.000
Rp. 50 x 1000 Rp. 50.000
Biaya Penanganan Bahan
Rp. 500 x 400 Rp. 200.000
Rp. 500 x 200 Rp. 100.000
Biaya Persiapan Mesin
Rp. 3000 x 100 Rp. 300.000
Rp. 3000 x 50 Rp. 150.000
Total Biaya Rp. 1.500.000 Rp. 500.000
Unit yang Diproduksi : 200 : 100
Biaya per Unit Rp. 7.500 Rp. 5.000

Jadi, biaya untuk Produk A sebesar Rp. 7.500 per unit


Biaya untuk Produk B sebesar Rp. 5.000 per unit
2. Data perhitungan laba operasi tunai dan penyusutan
a. BEP Unit = Biaya Tetap : (Penjualan per Unit - Biaya Variabel per Unit)
= Rp. 80 / (Rp. 5 - Rp. 3)
= Rp. 80 / Rp. 2
= 40 unit
BEP Rupiah = Penjualan per Unit x BEP unit
= Rp.5 x 40 unit
= Rp. 200
b. Margin of Safety (unit) = Proyeksi Unit Terjual - BEP unit
= 100 – 40
= 60 unit
Margin of Safety (rupiah) = Proyeksi Penjualan - BEP rupiah
= Rp. 500 - Rp. 200
= Rp. 300
MoS dari Penjualan Direncanakan = ((Rp. 500 - Rp. 200) : Rp. 500) x 100%
= (Rp. 300 : Rp. 500) x 100%
= 0,6 x 100%
= 60%

c. Shut Down Point = Biaya Tetap : Rasio Margin Kontribusi


= Rp. 80 : 40%
= Rp. 200
d. Tingkat Leverage Operasi = Rasio Margin Kontribusi : Rasio Laba Operasi
= 40% : 20%
= 2x

e. Artian
 Untuk mendapatkan titik impas, perusahaan harus menjual minimal 40 unit
dengan total pendapatan Rp200 dan total laba Rp 0. Titik impas ini dihitung agar
perusahaan tidak mengalami kerugian, tetapi jika perusahaan hanya menjual 40
unit, maka perusahaan tidak akan memperoleh laba.
 Penjualan pada perusahaan tersebut tidak boleh turun melebihi 60% dari tingkat
penjualan yang direncanakan, dengan demikian batas maksimum penurunan
penjualan perusahaan adalah sebesar Rp. 300 dan batas keamanan proyeksi
produk terjual adalah sebesar 60 unit.
 Shutdown point adalah titik terendah pada kurva biaya variabel rata-rata (average
variable cost). Ketika total pendapatan perusahaan dibawah Rp200, maka
perusahaan tidak akan cukup untuk menutupi biaya variabel dan perusahaan akan
menutup bisnisnya dan menanggung kerugian setara dengan biaya tetapnya.
 Leverage operasi perusahaan adalah 2, hal ini dimaksudkan dengan pertumbuhan
pendapatan operasional bertumbuh 2x dibandingkan penjualan

SUMBER :

BMP EKMA4314 - Akuntansi Manajemen

Anda mungkin juga menyukai