Jika menggunakan metode ini, anda menentukan harga jual per unit ditambah jumlah tertentu untuk
menutup laba yang anda kehendaki pada unit tersebut atau disebut marjin.
Contoh :
Misalkan anda punya usaha distro dan mendapatkan order dari konsumen sebanyak 10 T-shirt.
Biaya yg dikeluarkan untuk produksi diperkirakan mencapai Rp. 500.000,00. Rinciannya sbb :
Jika anda ingin laba sebesar 20% dari biaya total, maka sesuai dengan rumus :
Rp. 500.000,00 + (20% x Rp. 500.000,00) = Rp. 600.000,00 (Harga untuk 10 buah T-shirt)
Jadi, untuk setiap T-shirt akan dijual dengan harga sebesar Rp. 60.000,00
Penetapan harga mark-up ini hamper sama dengan penetapan harga biaya plus.
Caranya lebih sederhana. Anda membeli barang-barang dagangan, kemudian harga jualnya anda
tentukan setelah menambah harga beli dengan sejumlah mark-up, seperti rumus dibawah ini :
Jadi, mark-up ini merupakan kelebihan harga jual diatas harga belinya.
Jadi, anda akan menjual HP tersebut dengan harga jual 1 juta + 500 ribu = 1,5 juta.
Mudah kan ?
Karena anda juga harus mengeluarkan sejumlah biaya lain-lain seperti sewa tempat, transport, dsb
dari hasil penjualan tersebut.