Garment biasanya berupa pabrik atau perusahaan, dengan sistem administrasi dan pengelolaan
yang lebih baik. System pengelolaan yang lebih baik memberi kemudahan kepada perusahaan
untuk memasarkan produknya atau proses produksinya.
Sistem kerja menggunakan pembagian sesuai jobdesk nya akan menjadikan proses lebih cepat
dan lebih menghemat waktu untuk mengerjakan satu produk, misalnya satu regu mengerjakan
bagian yang sama dan di berikan kebagian yang lain untuk mengerjakan proses selanjutnya.
Selain lebih cepat degan sistem seperti itu juga membuat kualitas yang dihasilkan lebih baik.
Dan jangan lupa Anda juga harus memberikan standar pada produk yang dikerjakan baik
jahitan, mutu dari bahan ( kain, benang). Demi menjaga produk yang baik biasanya dilakukan
beberapa pengujian atau evaluasi sesuai dengan standar yang di berikan oleh pemesan atau
dari pihak perusahaan yang menentukan standar yang digunakan.
Ketatnya persaingan terhadap bisnis garment, tentunya memaksa para pelaku bisnis untuk
mulai memutar otak guna mencari cara jitu untuk memenangkan persaingan yang ada. Salah
satu caranya yaitu dengan menetapkan harga murah untuk menarik minat calon konsumen.
Meski strategi harga atau menentukan harga produk memang bukan perkara yang mudah bagi
para pelaku bisnis.
Namun untuk bisa memenangkan persaingan pasar, Anda harus lebih bijak
dalam cara menentukan harga jual produk, agar tak ditinggalkan para pelanggan. Nah, agar
Anda tak terjebak dalam permainan perang harga dalam bisnis garmet, berikut akan kita bahas
bersama.
Tips Sukses Menentukan Harga Jual Bisnis Garment
Menghitung harga jual hasil produksi ( marketing ) merupakan bagian dari tahapan perhitungan
terhadap penentuan kebutuhan harga bahan dasar/utama, bahan tambahan, bahan pelengkap
dan semua biaya yang digunakan untuk produksi, serta keuntungan yang diinginkan sehingga
dapat dipergunakan untuk menetapkan harga jual baik perpotong maupun dalam jumlah yang
besar.
Harga pokok produksi = biaya tetap ( konstan ) + biaya langsung dan biaya tidak langsung.
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun jumlah produksinya bertambah
atau dikurangi, misalnya gaji karyawan, biaya penyusutan, biaya asuransi, biaya
perawatan, sewa gedung dan mesin.
Biaya langsung yaitu biaya yang secara langsung masuk dalam proses produksi,
misalnya bahan baku langsung, upah buruh langsung, bahan penolong, barang gagal, dan
biaya lembur.
Biaya tidak langsung yaitu biaya yang secara tidak langsung ikut menentukan proses
produksi. Misalnya penggunaan listrik.
Penentuan Laba
Penentuan jumlah prosentase (%) laba berdasarkan target atau keinginan dari pengusaha,
misalnya 10% atau berdarakan persaingan yang rata-rata misalnya 12%, kemudian laba
ditetapkan 12%. Perolehan persentase laba dikalikan dengan jumlah keseluruhan biaya
langsung ( jasa disain, bahan pokok, bahan pelengkap, ongkos pembuatan ) ditambah dengan
biaya tidak langsung dan biaya tetap.
Sebuah butik “Anindya Fashion” membuatkan busana pesta seorang pelanggannya dengan
pengeluaran untuk bahan baku sebanyak Rp.125.000,00, jasa desain Rp. 10.000,00, bahan
pembantu Rp. 7.500,00, bahan pelengkap Rp.25.000,00, ongkos jahit
sebesar Rp.50,000,00 ( jahit + payet ), biaya penyusutan Rp.10.000,00, biaya sewa gedung Rp.
5.000,00 dengan laba 12% dan pajak 5%.
Berikut ini contoh cara perhitungannya.
Dari perhitungan tersebut dapat diperoleh harga jual sebesar Rp.272.420.00, dari hasil tersebut
kita bulatkan menjadi Rp. 275.000,00.