Anda di halaman 1dari 5

Menerapkan Harga Jual Busana di Perusahaan Garment

Garment biasanya berupa pabrik atau perusahaan, dengan sistem administrasi dan pengelolaan
yang lebih baik. System pengelolaan yang lebih baik memberi kemudahan kepada perusahaan
untuk memasarkan produknya atau proses produksinya. 
Sistem kerja menggunakan pembagian sesuai jobdesk nya akan menjadikan proses lebih cepat
dan lebih menghemat waktu untuk mengerjakan satu produk, misalnya  satu regu mengerjakan
bagian yang sama dan di berikan kebagian yang lain untuk mengerjakan proses selanjutnya.
Selain lebih cepat degan sistem seperti itu juga membuat kualitas yang dihasilkan lebih baik.
Dan jangan lupa Anda juga harus  memberikan standar pada produk yang dikerjakan baik
jahitan, mutu dari bahan ( kain, benang). Demi menjaga produk yang baik biasanya dilakukan
beberapa pengujian atau evaluasi sesuai dengan standar yang di berikan oleh pemesan atau
dari pihak perusahaan yang menentukan standar yang digunakan. 
Ketatnya persaingan terhadap bisnis garment, tentunya memaksa para pelaku bisnis untuk
mulai memutar otak guna mencari cara jitu untuk memenangkan persaingan yang ada. Salah
satu caranya yaitu dengan menetapkan harga murah untuk menarik minat calon konsumen.
Meski strategi harga atau menentukan harga produk memang bukan perkara yang mudah bagi
para pelaku bisnis.
Namun untuk bisa memenangkan persaingan pasar, Anda harus lebih bijak
dalam cara menentukan harga jual produk, agar tak ditinggalkan para pelanggan. Nah, agar
Anda tak terjebak dalam permainan perang harga dalam bisnis garmet, berikut akan kita bahas
bersama.
Tips Sukses Menentukan Harga Jual Bisnis Garment

1. Penetapan Harga Berdasar Biaya (Cost Based Pricing)


Ini merupakan strategi penetapan harga yang paling tua. Harga ditetapkan berdasarkan biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk setiap satuan produk, ditambah dengan keuntungan atau laba
yang dikehendaki. Berikut ini beberapa pendekatan cara menentukan harga jual berdasar biaya:
2. Harga Biaya Plus (Cost Push Pricing Method)
Penetapan harga produk dengan menggunakan metode ini ialah dengan menghitung jumlah
biaya produksi, kemudian tambahkan dengan nilai keuntungan yang diinginkan (disebut juga
margin).
Rumus
Harga Jual = Modal (biaya produksi) + Laba
Contoh kasus: Anda memiliki usaha baju remaja. Dalam memproduksi 10 baju remaja, biaya
yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku Rp 400 ribu, biaya operasional untuk
menghasilkan 10 baju tersebut (meliputi gaji karyawan, listrik, dll) sebesar Rp 400 ribu, jadi
total biaya Rp 800 ribu. Jika Anda menginginkan keuntungan 30% maka harga jual baju anak
tersebut adalah:
= Rp 800.000 + (30% x Rp 800.000)
= Rp 1.040.000,- (harga jual 10 baju anak)
Harga jual per baju adalah: Rp 1.040.000 / 10 = Rp 104.000,-
3. Harga Mark Up
Dalam usaha dagang, pedagang membeli barang dari supplier, kemudian dijual kembali dengan
menambahkan mark up harga. Keuntungan yang diperoleh pedagang berasal dari sebagian
mark up tersebut. Sebagian lain dari mark up digunakan untuk menutup biaya eksploitas
(operasional) yang telah dikeluarkan oleh pedagang.
Rumus
Harga jual = Harga beli + Mark Up
Contoh kasus : Anda berjualan jam dinding membeli dari supplier seharga Rp 200 ribu, dengan
mark up Rp 50 ribu, maka harga jual jam tangan tersebut adalah Rp 250 ribu.
4. Harga Break Event
Menentukan harga jual didasarkan pada permintaan pasar dengan masih memperhitungkan
biaya. Perusahaan dikatakan break event jika penerimaan sama dengan biaya yang telah
dikeluarkan. Penjualan pada periode berikutnya adalah keuntungan, jadi jika penjualan yang
diperoleh perusahaan berada di bawah titik break event, maka perusahaan merugi. Perusahaan
baru bisa untung setelah titik break event terlampaui.
5. Penetapan Harga Berdasarkan Permintaan (Demand-Based Pricing).
Penetapan harga jual berdasarkan persepsi konsumen terhadap value yang diterima (value
price), preceived quality, dan sensitivitas harga. Caranya dapat dilakukan dengan melakukan
analisa PSM (Price Sensitivity Meter). Mintalah kepada konsumen untuk memberikan
pernyataan berkaitan dengan kualitas produk Anda, dimana konsumen merasa harga terlalu
mahal, merasa mahal, merasa murah, dan merasa terlalu murah.
Semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda. Jangan lupa share disosial media Anda agar Anda
mendapatkan manfaatnya. Karena sebaik –baik nya ilmu adalah berbagi
Perhitungan Harga Jual

Menghitung harga jual hasil produksi ( marketing ) merupakan bagian dari tahapan perhitungan
terhadap penentuan kebutuhan harga bahan dasar/utama, bahan tambahan, bahan pelengkap
dan semua biaya yang digunakan untuk produksi, serta keuntungan yang diinginkan sehingga
dapat dipergunakan untuk menetapkan harga jual baik perpotong maupun dalam jumlah yang
besar.

Langkah menghitung atau menentukan harga jual produk yaitu :

1. Menghitung kalkulasi harga pokok, yaitu merupakan perhitungan terhadap biaya


pengeluaran produksi yang terdiri dari bahan utama, bahan pelengkap / pendukung,
biaya listrik dan tenaga kerja.
2. Menghitung kalkulasi harga jual, dalam menentukan harga jual ini harus memperhatikan
tentang jumlah keuntungan yang ditentukan sesuai dengan prosentase yang berlaku
pada usaha tersebut.
Penetapan harga jual yang dilakukan oleh usaha busana dapat ditetapkan melalui 3 cara yaitu :

1. Cost Based Pricing ( harga berdasarkan pada biaya produksi )


2. Value Based Pricing ( harga berdasarkan nilai artistik yang bagus )
3. Completition Based Pricing ( harga berdasarkan pada persaingan produksi )
Penetapan harga jual Cost Based Pricing dan Competition Based Pricing dapat digunakan untuk
usaha busana bentuk garment, konveksi, tailor, modiste dan adi busana. Namun biasanya usaha
busana jenis adi busana sering menggunakan tipe penetapan harga jual Value Based
Pricing yang harganya bisa sangat tinggi atau di atas harga pokok produksi karena ada unsur
value artistiknya yang menyebabkan busana tersebut sangat indah.
Harga jual dapat diperhitungkan dengan cara :

Harga pokok produksi + % laba + % pajak.

Harga pokok produksi = biaya tetap ( konstan ) + biaya langsung dan biaya tidak langsung.

 Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun jumlah produksinya bertambah
atau dikurangi, misalnya gaji karyawan, biaya penyusutan, biaya asuransi, biaya
perawatan, sewa gedung dan mesin.
 Biaya langsung yaitu biaya yang secara langsung masuk dalam proses produksi,
misalnya bahan baku langsung, upah buruh langsung, bahan penolong, barang gagal, dan
biaya lembur.
 Biaya tidak langsung yaitu biaya yang secara tidak langsung ikut menentukan proses
produksi. Misalnya penggunaan listrik.
Penentuan Laba
Penentuan jumlah prosentase (%) laba berdasarkan target atau keinginan dari pengusaha,
misalnya 10% atau berdarakan persaingan yang rata-rata misalnya 12%, kemudian laba
ditetapkan 12%. Perolehan persentase laba dikalikan dengan jumlah keseluruhan biaya
langsung ( jasa disain, bahan pokok, bahan pelengkap, ongkos pembuatan ) ditambah dengan
biaya tidak langsung dan biaya tetap.

Penentuan besar pajak


Penentuan besarnya pajak yaitu % dari ( harga pokok produksi + laba ). Besarnya persentase
pajak sekitar 5% dapat berubah tergantung dari lamanya sewa gedung.

Berikut ini contoh cara menghitung harga jual busana.

Sebuah butik “Anindya Fashion” membuatkan busana pesta seorang pelanggannya dengan
pengeluaran untuk bahan baku sebanyak Rp.125.000,00, jasa desain Rp. 10.000,00, bahan
pembantu Rp. 7.500,00, bahan pelengkap Rp.25.000,00, ongkos jahit
sebesar Rp.50,000,00 ( jahit + payet ), biaya penyusutan Rp.10.000,00, biaya sewa gedung Rp.
5.000,00 dengan laba 12% dan pajak 5%.
Berikut ini contoh cara perhitungannya.
Dari perhitungan tersebut dapat diperoleh harga jual sebesar Rp.272.420.00, dari hasil tersebut
kita bulatkan menjadi Rp. 275.000,00.

Anda mungkin juga menyukai