KAJIAN TEORI
A. Diskripsi Heritage
1. Pengertian Heritage
Tema yang digunakan pada proyek akhir tahun 2012 ini adalah
heritage, mengingat tema heritage belum pernah digunakan dalam
pagelaran busana. Kegiatan pelestarian hendaknya tidak ditujukan untuk
nostalgia semata. Hendaknya yang dilakukan adalah membaca ulang atau
reinterpretasi warisan budaya untuk kepentingan masa mendatang.
Pendekatan yang dapat ditempuh antara lain dengan mengemasnya dalam
sebuah pagelaran busana dengan tema New Light Heritage yang secara
otentik mewakili cerita/sejarah masa lalu hingga masa kini dalam sebuah
busana pesta malam. Selain itu sebagai palaku bidang fashion, penulis
dapat ikut serta dalam pelestarian heritage melalui karya yang dituangkan
dalam busana, hal ini tentunya lebih menarik bagi masayarakat
dibandingkan dengan sosialisasi heritage melalui media cetak. Kemajuan
teknologi juga mempengaruhi pelestarian heritage di Indonesia karena
masyarakat lebih tertarik mempelajari hal yang bersifat modern daripada
mempelajari warisan leluhur di Indonesia. Menurut Ibid dalam bukunya
yang berjudul World Heritage Committee, heritage dibagi menjadi dua
unsur , yaitu :
1. Intangible Heritage (abstrak) merupakan heritage
yang tidak dapat disentuh karena bukan merupakan
10
rasa, karsa, dan karya yang istimewa dari lebih 500 suku bangsa di tanah
air Indonesia, secara sendiri-sendiri, sebagai kesatuan bangsa Indonesia,
dan
dalam
interaksinya
dengan
budaya
lain
sepanjang
sejarah
11
yang dimiliki dan masih terus mempunyai nilai sejarah yang penting.
Heritage merupakan bagian dari nilai sosial catatan kehidupan keseharian
masyarakat.
12
b. Heritage Pontianak
Pada proyek akhir ini penulis menggangkat heritage dari
Pontianak, Kalimantan Barat. Pontianak memiliki beragam heritage
menarik antara lain Sungai Kapuas, Masjid Jami Pontianak, Tugu Bambu
Runcing, Monumen Katulistiwa, Patung Kura-kura dan Relief Dayak.
Kota Pontianak juga dilewati oleh garis Khatulistiwa sehingga iklim pada
daerah tersebut tropis dan sangat subur. Dari beberapa heritage yang ada di
Pontianak, penulis tertarik untuk mengangkat heritage Tugu Bambu
Runcing karena Tugu Bambu Runcing memiliki sejarah yang menarik
yaitu adanya peristiwa penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia
melalui Konferensi Meja Bundar (KMB), Belanda menjadikan Kalimantan
Barat sebagai negara bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS). Tahun
1598, Belanda mulai mendarat di Kalimantan. Namun kolonialisme baru
mencengkram Kalimantan pada abad ke 17. Ketika itu, Belanda dan
Inggris berusaha untuk menguasai perdagangan. Sementara, Kerajaan
Bugis
juga
berusaha
menguasai
Kalimantan.
Mereka
kemudian
intensif
memaksakan
monopoli
dagangnya
di
berbagai
perdagangan,
mereka
harus
mematahkan
berbagai
13
gerakan-gerakan
kebangsaan.
Berbagai
pergerakan
Indonesia
(PPRI).
Setelah
itu,
mulailah
era
usaha
mempertahankan kemerdekaan.
Upaya untuk mewujudkan pemerintahan Republik Indonesia di
Kalimantan Barat mendapat kendala karena Belanda kembali menguasai
daerah ini. Perjuangan untuk mengusir Belanda dilakukan dengan jalan
militer dan politik. Di jalan militer, pada pejuang melakukan serangan-
14
Barat
dikurung
dalam
penjara.
Kemudian
dengan
Penangkapan
dan
pembuangan
mereka
ini
berlandaskan
exorbitante rechten suatu hak dan kekuasaan yang dimiliki oleh Gubernur
Jendral Hindia Belanda. Para pejuang itu adalah:
1. Gusti Sulung Lelanang dari Landak
15
Kepulangan mereka tidak bersamaan, Gusti Hamzah dan Gusti Sulung Lelanang
setelah 11 tahun dipengasingan baru dipulangkan pada tahun 1939. Gusti Hamzah
setelah dipulangkan dari Digul masih ditahan di penjara Sukadana. Setelah bebas
dari tahanan penjara Sukadana, Gusti hamzah kembali ke Simpang Melano
kemudian mendirikan koperasi. Namun demikian, pendudukan fasisme Jepang di
kalimantan Barat dengan pembunuhan massalnya telah menyapu bersih semua ex
Digulis ini. Perjuangan melawan Belanda semakin sengit ketika Belanda
bermaksud mendirikan negara Kalimantan. Lewat Konferensi Meja Bundar
(KMB), Belanda menjadikan Kalimantan Barat sebagai negara bagian dari
Republik Indonesia Serikat (RIS). Namun keberadaan RIS tidak diterima rakyat.
Akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS dibubarkan dan Kalimantan kembali
menjadi bagian dari Republik Indonesia. Sebagai gubernur Provinsi Kalimantan
setelah pembubaran RIS, diangkat Dr. M. Murjani.
Setelah pembentukannya, yaitu, tanggal 1 Januari 1957, Kalimantan Barat
mulai menata pemerintahan. Namun karena situasi keamanan baik lokal maupun
nasional belum stabil, pemerintahan ketika itu tidak bisa memperbaiki tingkat
kehidupan rakyatnya. Setelah berbagai kekacauan berakhir, yang diakhiri dengan
penumpasan terhadap peristiwa G30S/PKI, pemerintah daerah Kalimantan Barat
dapat melakukan perbaikan kehidupan dan kesejahteraan rakyat.
16
Atas jasa dan perjuangan mereka dalam hal ini Menteri sosial telah
menghadiahi mereka sebagai PERINTIS PERGERAKAN KEBANGSAAN/
KEMERDEKAAN melalui Surat Keputusan No. Pol. 297/70/PK/Anum tanggal
30 Maret 1990. Nama mereka diabadikan pada monumen Perintis Kemerdekaan
terletak di Jalan Ahmad Yani, bundaran Universitas Tanjungpura Pontianak
Kalimantan barat.
B. Sumber Ide
a. Pengertian Sumber Ide
Untuk mengembangkan model busana perlu adanya sumber ide.
Sumber ide diperlukan untuk merancang lahirnya kreasi baru. Sumber
ide adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan ide seseorang untuk
menciptakan disain ide baru (Sri Widarwati). Untuk mengembangkan
mode busana perlu adanya sumber ide. Sumber ide ini diperlukan untuk
merangsang lahirnya suatu kreasi baru (Chodijah dan Mamdy). Sumber
ide dapat diambil dari benda-benda yang ada disekeliling kita dan
peristiwa-peristiwa yang terjadi untuk menciptakan kreasi baru dalam
menciptakan busana. Menurut Widjiningsih , sumber ide adalah suatu
yang dapat merangsang lahirnya suatu kreasi.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sumber ide
adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan ide baru.
b. Penggolongan Sumber Ide
Secara garis besar sumber ide dalam menciptakan suatu busana
menurut Chodijah dan Wasri A Mamdy dikelompokkan menjadi :
17
18
sumber
ide
dengan
cara
memberikan
sumber
ide
dengan
cara
mengubah
20
22
Dari sumber ide diatas perancang menuangkan dalam bentuk busana pesta
malam yang terdiri dari 2 bagian yaitu gaun panjang dan cloak. Bagian pertama
adalah gaun panjang dengan bagian atas merupakan bustier dan bagian tengah
muka bawah menggunakan cutting yang menyerupai bamboo runcing. Gaun ini
dikombinasi perpaduan warna hitam, silver, abu-abu dan magenta. Bahan yang
digunakan adalah tenun dayak dan campuran katun polyester. Bagian kedua
adalah cloak adalah jubah atau pakaian luar, dengan atau tanpa lengan, menutupi
dari pundak, pinggul, lutut atau mata kaki, menggunakan bahan tile polos dan
sifon ceruti berwarna hitam dan magenta.
C. Tren
Tren merupakan suatu gambaran besar atau gerakan dalam pola piker mode.
Kecenderungan akan suatu gaya busana tertentu lazim disebut trend mode (Sri
Widarwati, 2000). Kecenderungan akan suatu gaya busana tertentu lazin disebut
dengan trend mode. Dalam kehidupan fashion ditandai dengan perubahanperubahan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Perubahan yang mendasar
pada mode merupakan bagian yang penting dan menyatu dengan masyarakat .
Oleh karena itu selain apa yang sudah disebut di atas, kehidupan fashion juga
dipengaruhi oleh keadaan dan kondisi ekonomi, social, dan peran. Apapun
disekitar kita dapat berpengaruh pada mode. Ketenaran seseorang, popularitas
suatu tempat, lagu, kejadian bahkan ilmu dapat memunculka sesuatu yang baru
pada mode. Yang penting dalam setiap kecenderungan (trend) baru/muncul kita
tidak perlu merasa harus mengikutinya. Sebaliknya, jangan pula menghindar atau
23
D. Karateristik Pemakai
Pemilihan desain busana yang tepat sesuai dengan keadaan si pemakai
bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu perlu kiranya seorang desaigner
busana diberikan bekal pengetahuan tentang pemilihan desain busana yang
sesuai dengan keadaan si pemakai, terutama bila pemakai memiliki bentuk
tubuh yang kurang sempurna. Untuk itu perlu dipilihkan desain busana yang
dapat menutupi bagian yang tidak sempurna tersebut. Karakteristik pemakai
terbagi menjadi:
24
25
26
Ciri Kepribadian :
i. Rileks, santai dan sederhana
ii. Tidak ragu, tegas dapat di andalkan
iii. Sportif, aktif dan dinamis
Ciri dalam berpakaian :
1. Memberi kesan bergerak, praktis dan nyaman
2. Bentuk kemeja, blus sportif, rok A line,
berbagai potongan celana
3. Bahan yang tidak mudah kusut, katun, denim,
drill, kanvas, dan lain-lain
4. Tidak menyukai warna putih karena cepat kotor
b. Tipe Feminin Romantis
Ciri Kepribadian :
i. Sangat lembut, ramah, dan penuh kasih saying
ii. Sedikit manja dan agak pemalu
iii. Menyukai pernak-pernik manis
Ciri dalam berpakaian :
1. Semua yang member kesan feminine
2. Gaun terusan, blus-blus manis, rok lebar
dengan detail kerut, pita, bunga dan renda
3. Bahan yang halus, lembut
4. Motif bunga-bunga
27
tubuh,
keindahan tubuh
28
ketat,
menonjolkan
merah
merupakan
warna
utama
29
Busana bayi
Bayi ialah usia 0-12 bulan, yang pada masa ini masih dalam
keadaan rawan penyakit, kulitnya peka terhadap gesekan atau
gangguan luar. Jadi, untuk golongan usia bayi perlu dipilih kain
dengan tekstur yang lembut, menyerap air atau keringat.
h.
30
a.
31
Usia dewasa berada pada usia 23-55 tahun. Pada usia dewasa
seseorang sudah selayaknya mulai mempunyai kepribadian yang
mantap. Demikian juga di dalam pemilihan busana. Busana yang
dipilih dapat disesuaikan dengan kegiatan apa yang kita lakukan.
Pemilihan warna untuk orang dewasa akan tergantung pada
kepribadian masing-masing, tetapi walaupun demikian tetap harus
melihat kesempatan apa busana itu dipergunakan.
a.
Yang dimaksud masa tua di sini ialah usia 55 tahun ke atas. Dilihat
dari model misalnya untuk pesta, sudah tidak sepantasnya
mempergunakan celana bermuda atau begi dengan blus ditalikan di
bagian depan. Pilihlah model-model busana yang wajar dan pantas
untuk orang tua, dapat mempergunakan rok dan blus, bebe/gaun
32
atau kain dan kebaya. Bagi laki-laki dapat memakai pantalon dan
safari batik, pantalon dengan kemeja. Warna-warna yang dipilih
sebaiknya warna-warna yang tenang, redup, atau yang kusam,
seperti krem, coklat, biru tua, hijau tua.
5) Karakteristik pemakai berdasarkan jenis kelamin dibedakan menjadi :
a. Wanita
b. Laki-laki
6)
33
34
Disain Busana
a.
35
b. Penggolongan Disain
Desain merupakan suatu potongan, konstruksi, pola bentuk
atau rancangan yang divisualkan ke dalam suatu bentuk tertentu.
Desain yang berada dalam lingkup ilmu tekstil disebut sebagai
desain tekstil. Desain tekstil akan divisualkan ke dalam bentuk
kain atau model pakaian, yang mempunyai dua macam teknik
pembuatannya,
( http://www.scribd.com/doc/48271285/30/c ) yaitu:
1) Desain Struktur (Structural Design), merupakan pembuatan
desain dengan cara mengolah struktur atau konstruksi kain
pada saat kain dikerjakan; seperti tenun dan rajut. Sedangkan
menurut Arifah A. Riyanto , desain struktur adalah suatu
susunan garis, bentuk, yang dapat berbentuk menjadi berbagai
macam siluet (A, I, H, S, Y dan bustie).
2) Desain Permukaan ( Surface Design), merupakan pembuatan
desain di atas permukaan kain dengan cara-cara tertentu,
seperti printing, batik, ikat celup dan sebagainya
Selain dua teknik pembuatan desain diatas, terdapat pula
teknik pembuatan dengan memadukan keduanya, yaitu struktur dan
permukaan kain sehingga terciptanya suatu perpaduan dengan pola
dan konsep yang menarik. Jasa desain saat ini sangat diperlukan
dalam bidang apapun dalam kehidupan masyarakat. Desain sendiri
telah mempunyai suatu pangsa pasar di dalam masyarakat.
36
desain
berhubungan
dengan
pertimbangan
utama
37
inovasi material yang kemudian menjadi ciri khas dari produk itu. Dalam
tahap awal, desainer beraktifitas sebagai perancang dan menyempurnakan
rancangan tersebut untuk berguna dan diproses ulang untuk mencapai
yang lebih baik.
Dengan demikian, kreatifitas desainer berkisar pada merencanakan,
mendesain, menguji, memproduksi, menjual, membangun dan memelihara
dalam arti seluas-luasnya.
c. Unsur dan Prinsip Disain
Dalam membuat desain busana harus memperhatikan unsur-unsur
desain busana agar tercapai keselarasan dan keharmonisan dalam desain.
Menurut Sri Widarwati , unsure-unsur desain yang perlu diketahui adalah
:
a.
Unsur-unsur Disain
1) Garis
Garis merupakan unsur-unsur tertua yang digunakan untuk
mengungkapkan emosi dan perasaan seseorang. Garis adalah
hasil gerakan suatu titik ketitik yang lain sesuai dengan arah dan
tujuannya (Enny Zuhni). Menurut Sri Widarwati garis adalah
unsur yang digunakan untuk mengungkapkan emosi dan
perasaan seseorang. Menurut Widjiningsih , garis adalah unsur
yang dapat digunakan untuk mewujudkan emosi.
38
39
garis
mempunyai
arah,
yaitu
mendatar
stabil, kokoh,
kewibawaan
dan menggambarkan
40
41
ukuran
unsur
yang
digunakan
dengan
baik
42
b) Kini
c) Midi
d) Maxi
e) Longdress
43
44
45
46
yakni
bagaimana
unsur-unsur
itu
disusun
atau
47
48
49
baik
supaya
memperoleh
susunan
yang
menyenangkan.
b) Supaya
dipertimbangkan
apakah
dikelompokkan bersama-sama.
3) Keseimbangan atau balance
50
ukuran
ini
dapat
51
52
atau
susunan
garis
pada
pakaian
yang
53
c) Pengalihan ukuran
Pengulangan dari ukuran besar kecil atau sebaliknya yang
akan menghasilkan irama yang disebut peralihan ukuran
atau Gradation (Sri Widarwati, 1993 : 21). Gradasi
(Gradation) adalah rangkaian yang berdekatan atau
berdampingan yang serupa, yang bentuk atau jaraknya
berubah secara bertahap dari ukuran atau jarak yamg
sempit/kecil, menjadi besar dalam satu unit atau menyebar
(Arifah A. Riyanto 2003 : 62).
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
peralihan ukuran adalah pengulangan dari ukuran besar ke
ukuran kecil atau sebaliknya yang bentuknya berubah
secara bertahap.
d) Pertentangan
Pertentangan merupakan pertemuan antara garis tegak lurus
dan garis mendatar pada lipit atau garis hias (Sri Widarwati,
1993 :21). Jadi pertentangan adalah pertemuan dua karakter
yang bertolak belakang misalnya pertemuan antara garis
tegak lurus dengan garis mendatar.
5) Pusat perhatian
Pusat perhatian merupakan suatu bagian yang lebih
menarik dari bagian-bagian yang lainnya (Sri Widarwati, 1993
:21). Pusat perhatian pada busana dapat berupa krah yang indah,
54
55
56
3) Presentation Drawing
Maksud dari presentation drawing adalah suatu sajian atau
gambar koleksi yang ditunjukkan kepada pelanggan (buyer).
Oleh karena itu menurut Sri Widarwati (2000), perlu
diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
a) Membuat sketsa disain secara teliti pada kertas.
b) Membuat sheet bagian belakang (backview), digambarkan
di atas proporsi tubuh atau digambar sebagian.
c) Memberi keterangan pada detail busana.
d) Menempelkan contoh bahan pada sheet, jangan terlalu besar
cukup 2 cm x 2 cm
57
4) Fashion Illustration
Adalah suatu gambar fashion untuk tujuan promosi suatu
desain. Menurut Sri Widarwati (1993), beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam membuat fashion illustration adalah :
a) Proporsi tubuh lebih panjang
b) Untuk ukuran proporsi tubuh fashion illustration ukurannya
dapat lebih dari 8,misal 9 sampai 10 kali tinggi kepala.
Biasanya kaki dibuat lebih panjang.
5) Three Dimention Drawing
Adalah sajian gambar yang menampilkan ciptaan desain
busana dengan menggunakan bahan yang sebenarnyadan dibuat
dalam tiga dimensi. Biasanya digunakan untuk mempromosikan
bahan baru dari suatu industri tekstil. Bagian dari gambar yang
tidak diselesaikan dan bahan tetap harus diselesaikan dengan
menggunakan cat air atau bahan penyelesaian yang lain.
Sedangkan bagian pakaian diselesaikan dengan menggunakan
kain yang sesungguhnya dengan cara diselipkan pada bagian
sisi-sisinya. Pada bagian yang menonjol diberi kertas lain untuk
menutupi kampuh dan sisi bahan.
Adapun langkah-langkah dalam menggambar tiga dimensi
adalah sebagai berikut :
a) Menggambar desain busana diatas proporsi tubuh yang
lengkap.
58
j)
59
60
ii.
Hiasan dari kain : saku luar, klep, kerah, draperi, godet dan
trimming. Hiasan ini dibuat dari bahan yang sama dengan bahan
pokonya atau dari bahan lain
iii.
iv.
v.
vi.
ii.
61
f.
62
b.
F. Busana Pesta
1. Pengertian Busana Pesta
Busana pesta adalah busana yang digunakan pada kesempatan
pesta, dimana busana tersebut dibagi menurut waktunya yaitu pagi,
siang, malam (Prapti Karomah dan Sicilia S. Menurut Enny Zuhny
Khayati busana pesta malam adalah busana yang dipakai pada
kesempatan pesta dari waktu matahari terbenam sampai waktu
berangkat tidur, baik yang bersifat resmi maupun tidak resmi.
Menurut Sri Widarwati busana pesta adalah busana yang dibuat dari
bahan yang bagus dan hiasan yang menarik sehingga kelihatan
63
64
terbuka,
glamour,
: Backlees(punggung
mewah.
terbuka), busty
Misalnya
look (dada
65
1)
Bentuk dasar
b)
c)
2)
Pengaruh tekstur
Siluet Tailor
Menggunakan tekstur yang tebal (formal)
b)
Siluet Draperi
66
Kesan usia
Bermacam huruf
Siluet
A,
menunjukkan
garis
sempit
di
atas
danmengembang dibawah
b)
c)
d)
Siluet
kebawah
e)
f)
g)
h)
5)
67
68
c)
b)
69
Menurut Enny Zuhni Khayati (1998:9) ada empat hal yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan bahan busana yaitu :
(1) Memilih bahan sesuai dengan desain.
(2) Memilih bahan sesuai dengan kondisi si pemakai.
(3) Memilih bahan sesuai dengan kesempatan.
(4) Memilih bahan sesuai dengan keuangan keluarga.
c)
70
G. Pola Busana
Menurut Widjiningsih (1994 : 1), pola busana terdiri dari
beberapa bagian yaitu pola badan (blus), lengan, krah, rok, kulot dan
celana yng masing-masing dapat diubah sesuai dengan model yang
dikehendaki. Sedangkan menurut Porrie Muliawan ( 1994 : 2), pola
adalah potongan kain atau potongan kertas yang dipakai sebagai contoh
untuk membuat baju ketika bahan digunting.
Dalam pembuatan kostum ini penulis menggunakan pola dasar
wanita dengan sistem praktis. Penggunaan pola ini disebabkan oleh
kondisi tubuh model yang ramping dan tinggi. Sehingga pola ini tepat
bagi model, yang tidak terlalu memerlukan bentuk lipit pantas pada
bagian dada. Pemilihan pola praktis ini juga lebih mudah dilakukan.
Sedangkan untuk pola rok menggunakan pola dasar rok dengan sistem
praktis dan kemudian dikembangkan sesuai model.
a.
Pengambilan Ukuran
71
72
Tinggi dada
Diukur dari bawah peter ban dipinggang tegak lurus keatas
sampai dipuncak buah dada.
g) Panjang punggung
Diukur dari tulang leher yang menonjol ditengah belakang
lurus kebawah sampai dibawah batas peterban dipinggang.
h) Lebar punggung
Diukur 8-9 cm dibawah tulang leher yang menonjolatau
pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas
lengan kanan sampai batas lengan kiri.
i)
Lingkar pinggang
Diukur sekeliling pinggang, pas dahulu kemudian ditambah
1 cm atau diselakan 1 jari.
j)
Panjang sisi
73
m) Panjang lengan
Diukur dari bahu terendah sampai panjang lengan yang
dikehendaki. Untuk lengan panjang, saat mengukur lengan
harus dibengkokan agar menambah kelonggaran.
2) Cara mengambil ukuran badan bawah
a) Lingkar pinggang
Diukur sekeliling pinggang, pas dahulu kemudian ditambah
1 cm atau diselakan 1 jari.
b) Lingkar panggul
Diukur
sekeliling
badan
bawah
terbesar,diukur
pas
74
pembuatan
busana
diperlukan
pola.
Menurut
75
yang
diambil
dari
bagian-bagian
badan
yang
76
sistem,
yaitu
JHC
Meyneke,
sistem
H. Teknologi Busana
Teknologi busana merupakan salah satu cara atau teknik yang
digunakan dalam pembuatan busana agar hasilnya pas dan nyaman
dipakai (Nanie Asri, 1993 ). Teknologi busana terdiri dari :
77
78
Tusuk festoon
79
2) Teknologi Facing
80
81
cara
pemasangannya
menempel
dan
dengan
interfacing
diseterika
tanpa
sehingga
perekat
yang
dapat
cara
82
83
5) Teknologi Interlining
Interlining adalah pakaian yang menempel pada pakaian yang
dilapis, dipasang jika diperlukan terutama pada musim dingin di
Eropa ( Sicilia Sawitri, 1997 : 21 ). Jika tidak diperlukan dapat
dilepas, interlining dipasang diantara lining dengan busana yang
dilapis. Bahan-bahan yang digunakan untuk interlining biasanya
terbuat dari bahan yang berbulu karena untuk member kesan
kehangatan.
Berikut ciri-ciri interlining ( Goet Poespo : 2005 ) :
1) Berbobot ringan.
2) Memberikan kehangatan.
3) Tidak terlalu tebal.
Pemeliharaan harus selaras dengan pemeliharaan busana
yang dilapis. Bahan yang digunakan untuk interlining adalah bahanbahan yang berbulu karena digunakan untuk menghangatkan,
contohnya furs, flannel, flannelette, felt dan katun berbulu.
6) Teknologi Pengepresan
84
Dalam proyek akhir tahun 2012 mengambil tema New Light Heritage
dengan tujuan memperkenalkan kembali heritage-heritage yang terdapat di
Indonesia pada masyarakat umum, sehingga heritage dapat terus dijaga dan
dilestarikan. Heritage itu sendiri adalah warisan, pusaka, dan nilai sejarah
dari nenek moyang kita di masa lalu yang wajib dijaga dan dilesatrikan oleh
85
sudah
sepantasnya
untuk
dipertahankan
atau
dilestarikan
keberadaannya. Dalam pagelaran busana dengan tema new light heritage ini
penulis mengambil sumber ide dari Pontianak, Kalimantan barat dengan
heritage Tugu Bambu Runcing. Oleh masyarakat sekitar, tugu bamboo
runcing dianggap sebagai tanda penghormatan pada para pejuang Pontianak
yang rela mengorbankan diri demi mengusir kaum penjajah.
Dalam pagelaran busana ini, penulis menciptakan busana pesta malam
dengan sumber ide tugu bamboo runcing yang akan diperagakan oleh model.
Pada kesempatan ini penulis menciptakan busana pesta malam dengan style
sportif feminin dengan menggunakan bahan yang tembus terang yang
memperlihatkan kesan feminine dari model dan kesan sportif diperlihatkan
adanya garis-garis tegas pada gaun bagian dalam. Dilihat dari bentuk tubuh
model yang cukup proporsional penulis menciptakan busana pesta malam
dengan dua bagian, bagian dalam menggunakan bustier untuk lebih
menonjolkan bagian dada model dan gaun panjang agar model terlihat lebih
tinggi di dukung dengan adanya garis vertical pada gaun. Busana ini
digunakan pada kesempatan pesta malam hari.
Proses penciptaan Busana Pesta Malam sangat perlu memperhatikan
unsur-unsur dan prinsip-prinsip disain yang telah ada. Dalam penciptaan
busana pesta malam dengan sumber ide tugu bambu runcing penulis
mengambil sumber ide dari peristiwa nasional yaitu adanya perlawanan
rakyat dalam mengusir penjajah Belanda.
86
tekstur kaku dan tebal sedangkan bagian gaun bawah menggunakan tekstur
yang lembut. Keselarasan dalam warna juga tertuang pada penggunaan warna
yang hanya menggunakan tiga warna yaitu hitam, abu-abu silver dan
magenta. Prinsip perbandingan diwujudkan dalam perbandingan ukuran
tubuh model, ukuran busana dan ukuran disain hiasan yang proporsional
87
88
89
90
Lengan Fantasy
Bustier
Teknik Wafing
Lengan Fantasy
Bustier
92
J. Pagelaran Busana
Peragaan
busana
menurut
Popy
Dharsono
adalah
ajang
untuk
bahwa
peragaan
busana
adalah
suatu
ajang
untuk
93
busana yang terinspirasi dari heritage yang ada di suatu daerah tertentu di
Indonesia. Adapun tahap persiapan yang harus dilakukan antara lain :
1. Tahap persiapan pagelaran busana
Pagelaran dapat berhasil dengan baik apabila mendapat persiapan yang
matang . Untuk dapat mencapai keberhasilan yang optimal maka diperlukan
adanya suatu persiapan yang meliputi :
a) Menentukan tujuan pagelaran
i.
ii.
iii.
iv.
Melestarikan budaya
v.
vi.
ii.
iii.
iv.
c) Pembentukan panitia
Menurut Ibnu Syamsi, syarat agar pembentukan kepanitiaan
berjalan dengan baik, antara lain ;
94
i.
ii.
Setiap
anggota
disadarkan
akan
keterikatan
untuk
iv.
v.
vi.
vii.
viii.
95
1) Ketua Panitia
2) Wakil Ketua Panitia
3) Sekretaris
4) Bendahara
5) Divisi Acara
6) Divisi Sponsorship
7) Divisi perlengkapan
8) Divisi Humas,
9) Divisi Publikasi dan Dokumentasi
10) Divisi Dekorasi
11) Divisi Keamanan
12) Divisi Among tamu
13) Divisi Konsumsi
14) Divisi Keamanan
15) Divisi Juri
16) Divisi Backstage
17) Divisi Floormanager
18) Divisi Transportasi
19) Divisi P3K
d) Menentukan tema
Karena tema adalah ide dasar pokok pagelaran, perlu adanya
analisa latar belakang terjadinya peristiwa yang dapat diangkat
menjadi tema dengan persyaratan sebagai berikut :
96
i.
Aktual
ii.
iii.
Waktunya terbatas
e) Membuat proposal
Proposal adalah rencana yang dituliskan dalam bentuk rancangan
kerja. Bentuk proposal terdiri dari:
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
viii.
ix.
f) Menyusun pagelaran
97
ii.
iii.
iv.
v.
lantai
yang
berbeda
ketinggiannya
.(http://teaterku.wordpress.com/2010/03/24/tata-panggung/)
i.
Macam-macam panggung
1. Panggung Arena
Adalah panggung yang penontonnya
melingkar
panggung.
atau
duduk
Penonton
mengelilingi
sangat
dekat
98
jarak
ini
membawa
bentuk
memisahkan
antara
panggung
pemain
yang
dengan
99
100
100ember100l,
miring
dan
shape/bentuk
yang
menyerupai
Lighting
Lighting berfungsi sebagai penerangan untuk
menyorot pagelaran busana pada model yang
sedang berjalan di atas catwalk. Beberapa
macam posisi lighting antara lain :
1. Main Light ( cahaya utama ) atau sering
disebut key light merupakan cahaya
utama yang berfungsi menerangi objek.
101
menyebabkan
pinggiran
objek
latar
belakang
sehingga
berpendar.
menghasilkan
102ember
cahaya
tambahan
Rim
light
aksen
yang
dimensi
atau
102
refleksi
atau pantulan
Musik
Musik untuk masing-masing rancangan berbeda,
tergantung dengan tema.
iv.
Koreografer
Pagelaran busana memerlukan seorang pemandu
koreografi untuk mengatur model dengan music
yang sesuai rancangan.
v.
baju,
baik
maupun
baju
baju
yang
yang
akan
sudah
diperagakan
vi.
103
vii.
Penerima tamu
Meja untuk penerima tamu diletakan di depan
pintu masuk agar mudah mengecek undangan
yang datang. Selain itu berguna untuk melayani
para undangan untuk mengisi buku tamu dan
petugas penerima tamu lainnya mengatur atau
menunjukkan kursi yang telah disesuaikan
berdasar pada jenis undangan.
viii.
Pembawa acara
Untuk menjadi pembawa acara yang baik perlu
memperhatikan
beberapa
hal
dibawah
ini
(http://www.isdaryanto.com/tips-menjadipembawa-acara):
a) Penampilan (Performance)
Dengan penampilan yang menarik, penonton atau pendengar tidak cepat
merasa bosan.
b) Sikap
Sikap pembawa acara hendaknya mampu menjadi penghubung antara
kepentingan penonton dan pelaku kegiatan yang ditampilkannya.
c) Bahasa
Tanpa dibekali kepandaian dalam memerankan kepintaran berbahasa,
seorang pembawa acara tidak akan berhasil mengantarkan sebuah acara
yang baik, bahkan sering menimbulkan kejengkelan pemirsanya.
104
d) Wawasan
Seorang pembawa acara dituntut memiliki wawasan yang kuat dan luas.
Pembawa acara yang tidak memiliki wawasan yang luas terkesan picik,
ragu, bahkan terlihat bengong dan terbatas.
105
106