Anda di halaman 1dari 17

PEMBAHASAN

TUJUAN PENENTUAN HARGA POKOK

Menurut Tjiptono dalam bukunya strategi pemasaran (1997:152), pada dasarnya ada empat jenis
tujuan penetapan harga, yaitu:
1. Tujuan berorientasi pada laba
2. Tujuan berorientasi pada volume penjualan
3. Tujuan berorientasi pada citra (image)
4. Tujuan stabilisasi harga

Sedangkan menurut Sumarni dalam bukunya Pengantar Bisnis (2000:415), penetapan harga pokok
adalah sebagai berikut:
1. Untuk menetapkan harga pokok standart, yaitu harga/ biaya suatu barang yang dikeluarkan
apabila tidak terjadi pemborosan.
2. Sebagai dasar penetapan harga jual produk
3. Untuk mengetahui apakah kebijakan cara penjualan produk perlu diubah atau tidak.
4. Sebagai penunjuk apakah mesin dan perlengkapan perlu diganti atau ditambah, sebab ongkos-
ongkos perbaikan mesin lama akan mempertinggi harga pokok.
5. Untuk keperluan perhitungan neraca, yaitu dengan mengetahui harga barang jadi yang ada
digudang dan hal ini akan ditentukan dengan mengetahui harga pokok barang jadi tersebut.

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI

Harga pokok dapat dirumuskan sebagai biaya yang tidak dapat dihindarkan terhisap dalam

proses produksi yang dapat diperhitungkan sebelumnya dan yang secara kuantitatif dapat dihitung.

Harga pokok penjualan merupakan jumlah produk yang dijual dikalikan harga jual per unit.

Laba = Selisih Penjualan dengan harga pokok penjualan.

Efektif merupakan istilah yang berarti tercapainya tujuan, efisien adalah tercapainya tujuan

dengan berdaya guna. Atau hari ini harus lebih baik dari pada hari kemarin dan hari esuk harus lebih

baik dari pada hari ini.UMKM adalah singkatan dari Usaha Menengah Kecil dan Mikro. Dalam

paparan ini akan diuraikan mengenai Harga Pokok produksi, Harga Pokok Penjualan

Penjelasan

HARGA POKOK

Harga pokok adalah biaya yang tidak dapat dihindarkan/inhaerent/melekat pada produk,dapat

dperhitungkan sebelumnya, dan secara kuantitatif dapat dihitung dengan satuan moneter misanya

rupiah. Untuk menghitung harga pokok hendaknya diketahui dengan baik biaya dan jenis-

jenisnya.Komponen/ elemen harga pokok adalah BIaya Bahan Baku ditambah Biaya Tenaga Kerja dan

Biaya Overhead Pabrik. Tidak dapat dihindarkan berarti bahwa tanpa pengeluaran biaya proses
produksi tidak dapat berjalan dan tidak akan ada hasil. Bahan baku dan tenaga kerja langsung termasuk

yang tidak dapat dihindarkan di dalam proses produksi, akan tetapi tidak berarti semua pengeluaran

biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja diperhitungkan ke dalam harga pokok.Misalnya seloyang roti

memerlukan dua setengah ons tepung gandum, dua setengah ons tepung gandum adalah biaya yang

inhaerent untuk roti dengan ukuran tertentu. Bila karena satu dan lain hal kemudian dikeluarkan tiga

ons tepung gandum maka yang setengah ons ini tidak inhaerent, oleh karena itu tidak dapat

diperhitungkan ke dalam harga pokok. Tepung gandum yang setengah ons dianggap pemborosan yang

menjadi kerugian perusahaan.

Biaya yang akan diperhitungkan ke dalam harga pokok hendaknya dapat diduga sebelumnya

sebelum proses produksi. Dua setengah ons tepung gandum dalam seloyang roti dalam contoh di atas

hendaknya dapat diduga sebelumnya, atau dapat diketahui terlerbih dahulu. Demikian pula halnya

dengan perhitungan-perhitungan yang lain hendaknya dapat diduga sebelumnya untuk dapat

diperhitungkan dalam harga pokok. Misanya setiap membuat dua puluh Loyang ada yang rusak satu,

Maka satu loyang yang rusak sudah dapat diramalkan sebelumnya. Dianggap masih dalam kewajaran,

Akan tetapi kalau yang rusak lebih dari satu maka kelebihan itu tidak lagi dianggap sebagai biaya yang

diperhitungkan ke dalam harga pokok. Yang berarti harga pokok dua puluh loyang roti sama dengan

biaya untuk membuat dua puluh satu loyang roti.

Tujuan menghitung harga pokok:

1. Untuk menentukan harga penjualan, harga pokok penjualan tidak dapat ditentukan sebelum

harga pokoknya ditentukan terlebih dahulu.


2. Untuk menentukan laba atau rugi perusahaan. Laba dihitung dengan cara penjualan dikurangi

dengan harga pokok penjualan. Padahal harga pokok penjualan baru dapat ditentukan setelah

harga pokok ditentukan terlebih dahulu.


3. Untuk memberi penilaian didalam laporan keuangan yang berupa neraca. Harta dalam neraca

yang berupa persediaan produk jadi harus dinilai, diberi harga. Dengan pemberian harga

tersebut dapat diketahui kekayaan perusahaan. Penilaian atau pemberian harga tersebut

informasinya dari harga pokok.


4. Untuk menentukan kebijakan perusahaan. Misalnya dalam kasus akan memberi potongan harga

pada saat menjual secara besar-besaran.Dalam pengambilan kebijakan ini jangan sampai harga

yang ditentukan berada di bawah harga pokok.


5. Untuk menentukan efisiensi perusahaan. Hal ini dapat dilakukan dengan membandingkan

perkiraan penentuan harga pokok sebelum proses produksi dikaksanakan dengan perhitungan

harga pokok setelah proses produksi dikerjakan.


Tujuan perhitungan harga pokok tersebut di atas tidak dapat terpisah satu dengan yang lain.

Masing-masing tujuan saling terkait.


Komponen harga pokok:
Komponen harga pokok juga sering disebut elemen harga pokok, yang terdiri Biaya bahan baku ,

biaya bahan pembantu, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
Bahan baku adalah bahan yang melekat dan dapat diidentifikasi secara jelas pada produk jadi.misalnya

kain untuk baju , kedelai untuk tempe. Bahan pembantu adalah bahan yang membatu untuk proses

produksi . Tenaga kerja adalah tenaga kerja manusia, ini ada yang langsung berhubungan dengan

pengerjaan proses produksi ada yang tidak langsung berhubungan dengan dengan pengerjaan proses

produksi.Biaya overhead pabrik merupakan biaya umum selain bahan baku dan tenaga kerja langsung.

Contohnya biaya penyusutan, biaya-biaya listrik, air, telepon, asuransi, perbaikan mesin,dan masih

banyak contoh yang lain.


Biaya Bahan baku, ada dua hal yang penting yakni penetapan kuantitas yang digunakan dan

penetapan harga bahan ynag digunakan.Penetapan jumlah dapat dilakukan secara fisik dengan

mencatat berapa yang masuk dalam proses produksi dengan memperhatikan syrarat-syaratnya atau

dengan mempergunakan standart.Untuk produksi potongan dipergunakan dengan mencatat apa yang

masuk dalam proses produksi dengan mengingat criteria harga pokok. Sedang untuk produksi massa

memakai cara standart atas dasar pengalaman dengan mengeluarkan yang bersifat pemborosan dan

atas dasar teknis penelitian laboratorium.


Mengenai harga dapat dipergunakan : Harga beli/ harga historis/ harga perolehan, Harga

pengganti yakni harga yang terjadi di pasar pembelian sesudah menjual produk. Harga rata-rata

sedehana, tertimbang ,bergerak. Metode masuk pertama keluar pertam, Metode masuk terakhir keluar

pertama. Hasil dari metode metode tersebut tidak sama dan akan berpengaruh kepada perhitungan

harga pokok. Setiap metode mempunyai kebaikan dan kelemahan masing-masing.


Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang dibayarkan oleh perusahaan kepada tenaga pekerja.

Perhitungan upah dapat dilakukan dengan dua cara : Upah berdasarkan waktu dan upah berdasarkan

unit/ prestasi.Upah berdasarkan waktu dapat ditentukan per jam , per hari, per minggu, per bulan.Upah

berdasarkan prestasi merupakan upah atas dasar prestasi kerja karyawan. Makin tinggi prestasinya

makin besar upahnya. Masing-masing cara pengupahan memiliki kelebihan dan kelemahan.
Biaya overhead pabrik adalah biaya selain biya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

Penetapan besarnya biaya dapat dibebankan misalnya 80% dari biaya bahan baku , atau 50% dari

biaya tenaga kerja . Karena banyak cara membebankan biaya overhead pabrik.
Untuk ilustrasi diberikan contoh sebagai berikut: Untuk Memproduksi 6 uni produk dibutuhkan 5 kg

bahan baku @ Rp 8000,00 , Biaya tenaga kerja 6 Jam kerja @ Rp 5000,00 per jam. Biaya overhead

pabrik 50% dari Biaya bahan baku.


Perhitungan:

Biaya Bahan Baku 5 x Rp 8000,00 = Rp 40.000.00


Biaya tenaga Kerja 6 x Rp 5000,00 = Rp30.000.00
Biaya Overhead Pabrik 50% x Rp 40.000 ,00 = Rp 20.000,00
Harga pokok = BBB + BTK + BOP = Rp 40.000,00 + Rp 30.000,00 + Rp 20.000,00
= Rp. 90.000,00
Harga pokok 1 unit produk = Rp 90.000.00 : 6 = Rp 15.000.00
Apabila produk tersebut dijual per unit Rp 20.000.00 maka :
Penjualan = 6 x Rp 20.000.00 = Rp 120.000,00
Harga Pokok Penjualan = 6 x Rp 15.000,00 = Rp 90.000,00
Laba = Penjualan - Harga Pokok penjualan = Rp 120.000.00 Rp 90.000,00 = Rp 30.000,00
Dari contoh tersebut diatas dapat diketahui bahwa harga pokok dapat digunakan untuk pedoman

menetukan harga jual, dan dapat diketahui besarnya laba yakni :


( Rp 30.000,00 : Rp 120.000,00) x 100% = 25 %
Dengan keuntungan sebesar 25% tersebut maka dapat diketahui tujuan perusahaan tercapai atau tidak .

Juga efisien atau tidak. Bila mengingat besar bunga Bank untuk waktu sekarang tidak ada 25% maka

dapat disebut bahwa efisien juga tercapai

JENIS COST SYSTEM

Berdasarkan sifat proses produksi, perusahaan dapat dibedakan :


1. Produk satuan / produk yang didasarkan atas pesanan
2. Produk massa / kontinyu.

Sehubungan dengan kedua jenis perusahaan di atas, terdapat 2 cara mengumpulkan biaya produksi
(cost system) yaitu :

1. JOB ORDER SYSTEM (SYSTEM HARGA POKOK PESANAN)


Adalah cara pengumpulan biaya / penentuan Harga Pokok dimana biaya-biaya produksi
dikumpulkan untuk sejumlah tertentu dan langsung disebabkan pada masing-masing produksi/jasa.
Di dalam sistem ini dibuat suatu perkiraan/lembaran biaya tersendiri yang harus dilakukan dalam
pabrik. Pada perkiraan / lembaran biaya tersebut dibebankan hal-hal sebagai berikut :
a. Bahan dibebankan berdasarkan bon permintaan
b. Upah yang dibebankan berdasarkan Job Ticket (kartu kerja)
c. Apabila pekerjaan sudah selesai maka selisih masih perlu ditambah biaya produksi tak
langsung / FOH expense dengan cara mempergunakan prosentase / tarif.

CONTOH

a. Material Requisition Rp.


b. Job Ticket (D. Labour) Rp.
c. Biaya produsi tak langsung Rp.
Biaya (manufacturing cost) Rp.
Rp.
Kemudian dihitung harga pokok per unit / satuan dengan jalan sebagai berikut :
Jumlah biaya yang nampak pada perkiraan / lembaran biaya dibagi dengan jumlah yang telah
diproduksi atau.

Total Biaya Produksi


HARGA POKOK PER UNIT =
Kuantitas Produksi

JOB ORDER COST SYSTEM digunakan dalam prosedur order produksi dimana dalam suatu pabrik
dibuat barang-barang tiap kali bersalainan atau order lain. Jadi tiap produksi diperlukan instruksi
tersendiri sehingga untuk jenis produksi yang satu diperlukan perhitungan HARGA POKOK lain
dari pada instruksi yang lainnya.

2. PROCESS COST SYSTEM (SYSTEM HARGA POKOK PROSES)


Adalah cara penentuan harga pokok produksi dimana biaya produksi selama periode tertentu di
bebankan ke proses / kegiatan dan dibagi sama rata kepada produksi yang dihasilkan dalam periode
tersebut.
Pada akhir suatu masa ditentukan jumlah biaya dan jumlah ini dinamakan TOTAL CONVERSION
COST / BIAYA PENGOLAHAN. Dari jumlah iut dapat kita hitung Unit Conversion Cost / Biaya
Pengolahan Per Satuan dengan jalan membagi total Conversion Cost dengan kuantitas yang
diproduksi.
Proses cost system diselenggarakan dalam produksi dimana berlaku REPETITIVE ORDER
(Order Produksi yang berulang-ulang untuk memproduksi suatu barang). Di dalam hal demikian
dibuat laporan periode bekala untuk keperluan perencanaan dan pengawasan produksi, laporan
tersebut menunjukkan produksi tiap-tiap kegiatan. Laporan ini dipergunakan oleh petugasCost
Accounting untuk menghitung biaya pengolahan per satuan. Pada kedua sistem tersebut dapat
dipergunakan 2 macam dasar :
1. HISTORICAL COST SYSTEM (terjadi dulu proses produksinya, baru dicatat biayanya).
HISTORICAL / ACTUAL COST SYSTEM adalah suatu prosedur untuk mengumpulkan biaya
dimana biaya tersebut dicatat pada saat / setelah biaya terjadi dan mengajukannya setelah semua
kegiatan selesai.
2. STANDARD COST SYSTEM (sebaliknya).
STANDARD COST SYSTEM (PREDETEMINED BASE) adalah biaya yang ditetapkan lebih
dulu sebelum proses dijalannkan. Biaya tersebut ditetapkan / dihitung berdasarkan perkiraan
keadaan dimana yang datang.

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER METHOD)

Perusahaan yang beroperasi berdasarkan pesanan di dalam mengumpulkan harga pokok produksinya
dengan menggunakan metode harga pokok pesanan (Job order cost method). Dalam methode ini
dilakukan dengan cara :
Total Cost
HARGA POKOK PER UNIT =
Kuantitas Produksi

KARAKTERISTIK METODE HARGA POKOK PESANAN

A. KARAKTERISTIK PERUSAHAAN yang berproduksi atas dasar pesanan :


1. Proses pengolahan produksinya terjadi secara terputus-putus
2. Produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan pemesan, sehingga out
putnya bervariasi.
3. Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan.

B. KARAKTERISTIK METODE harga pokok pesanan :


1. Digunakan jika perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi
pemesan dan setiap jenis produk perlu dihitung harga pokoknya.
2. Biaya produksi harus dipisahkan menjadi 2 golongan yaitu :
a. Biaya produksi langsung
b. Biaya Produksi tak langsung
c. Biaya produksi langsung terdiri dari :
- Biaya bahan baku langsung
- Biaya tenaga kerja langsung
d. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok pesanan.
e. Harga pokok / unit produk dihitung pada saat pesanan diproduksi.

PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN (STATEMENT COST OF GOODS SOLD)

Di dalam perusahaan perdagangan, produk dibeli dan dijual dalam keadaan semula tanpa
mengalami sesuatu perubahan. Oleh sebab itu, bagi suatu perusahaan perdagangan harga pokok hanya
mengandung 1 unsur saja, yakni Harga Beli produk yang diperdagangkan.
Di dalam perusahaan industri terjadi peruabahan bentuk bahan/barang yang dibeli menjadi
produk jadi. Perubahan tersebut dilakukan melalui proses pengolahan yang disebut Proses Produksi.
Untuk dapat menghitung harga pokok suatu perusahaan industri harus memahami bagaimana jalannya
proses produksi dalam perusahaan itu.

LAPORAN HARGA POKOK PENJUALAN DALAM PERUSAHAAN INDUSTRI dibagi


menjadi 5 bagian yaitu :
1. BAHAN LANGSUNG (DIRECT MATERIAL) terdiri dari persediaan awal, pembelian dan
persediaan akhir.
2. TENAGA KERJA LANGSUNG (DIRECT LABOUR) menunjukkan biaya yang kegiatannya secara
langsung dapat dilihat dari hasil produksi.
3. BIAYA TAK LANGSUNG PABRIK (FOH) meliputi semua biaya yang membantu terbentuknya
produk secara langsung.
4. PERSEDIAAN DALAM PROSES merupakan biaya dalam proses awal dan biaya dalam proses
akhir.
5. PERSEDIAAN BARANG JADI AWAL DAN BARANG JADI AKHIR.

PROYEKSI LAPORAN HARGA POKOK PENJUALAN / STATEMENT COST GOODS SOLD

PT. ABC
LAPORAN HARGA POKOK PENJUALAN
PER ..

MATERIAL (BAHAN BAKU)


Persediaan awal .
Pembelian *) .(+)
Bahan tersedia untuk diproduksi .
Persediaan akhir . (-)
Pemakaian bahan .
LABOUR (TENAGA KERJA) .
Factory Over Head . (+)
Biaya produksi (Manufacturing Cost) .
BARANG DALAM PROSES awal . (+)
Nilai persediaan BDP .
BARANG DALAM PROSES akhir . (-)
HARGA POKOK PRODUKSI
(COST OF GOODS MANUFACTURING) .
BARANG JADI awal . (+)
Barang yg tersedia utk dijual .
BARANG JADI akhir . (-)
HARGA POKOK PENJUALAN
(COST OF GOODS SOLD) .

ARUS BIAYA PADA METODE HP. PESANAN (FLOW OF COST ORDER COSTING)

Material

Labour Barang Dalam Proses Barang Jadi


BOP Sesungguhnya BOP Dibebankan HP. Penjualan

Selisih

PROSEDUR AKUNTANSI UNTUK BIAYA PRODUKSI

Produksi ini meliputi :


1. Prosedur Akuntansi Bahan
2. Prosedur Akuntansi Buruh
3. Prosedur Akuntansi Tidak Langsung Pabrik (FOH)
4. Prosedur Akuntansi Produk Jadi
5. Prosedur Akuntansi Penjualan

ad.1. Prosedur Akuntansi Bahan

a. Prosedur Akuntansi Pembelian


Tunai
Bahan xxx
Kas xxx

b. Prosedur Akuntansi Pemakaian


BDP (Barang Dalam Proses) xxx
BOP Sesungguhnya xxx
Bahan xxx

ad.2. Prosedur Akuntansi Buruh (Labour)


Pada Saat Terjadi
Upah / Gaji xxx
Hutang Pajak xxx
Upah / gaji Terhitung xxx

Pada Saat Pembayaran


Upah / Gaji Terhutangxxx
Kas xxx

Pada Saat Distribusi


BDP (Barang Dlam Proses) xxx
BOP sesungguhnya xxx
Gaji Bagian Penjualan xxx
Gaji Bagian Administrasi xxx
Upah / Gaji xxx

ad.3. Prosedur Akuntansi untuk Biaya FOH

Pada Prosedur ini Biaya Overhead dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan ke Produksi (Aplied)


Cara pembedaan :
Menggunakan Formulasi Tarif x Basis

2. Biaya Overhead Pabrik yang sesungguhnya Terjadi (Actual)


- Bahan Tidak Langsung
BOP Sesungguhnya xxx
Bahan xxx

- Buruh Tidak Langsung


BOP Sesungguhnya xxx
Upah Sesungguhnya xxx

- Biaya Penyusutan
BOP Sesungguhnya xxx
Akum. Penyusutan xxx

- Biaya yang Jatuh Tempo


BOP Sesungguhnya xxx
Biaya yang jatuh Tempo xxx

SIFAT BIAYA YANG DIBEBANKAN KE WIP ADALAH BERSIFAT LANGSUNG.

- Biaya yang Jatuh Tempo


BOP Sesungguhnya xxx
Biaya yang jatuh Tempo xxx

ad.4. Prosedur Akunatansi Barang Jadi (Finished Goods)


1. Prosedur Akuntansi Barang Jadi
Barang Jadi xxx
BDP (Barang Dalam Proses) xxx
2. Prosedur Akuntansi HPP (Cost of Goods Dold)
HPP xxx
Barang Jadi xxx

a.d.5. Prosedur Akuntansi untuk Penjualan (Sales)


Prosedur Penjualan Tunai
Kas xxx
Penjualan xxx

Prosedur Penjualan Cicilan (Kredit)


Piutang Dagang xxx
Penjualan xxx

METODE HARGA POKOK PROSES (PROSES COSTING)

PROSES COSTING adalah : Suatu metode kalkulasi HP Produksi dimana biaya-biaya yang terjadi
dibebankan ke masing-masing bagian (departemen).

KARAKTERISTIK METODE HP PROSES :

1. Produksi secara terus menerus (kontinyu)


2. Biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu
3. Produk yang dihasilkan bersifat homogen, bentuknya standar, tidak tergantung pada spesifikasi
pesanan.
4. Kegiatan produksi didasarkan pada budget produksi untuk satuan waktu tertentu
5. Tujuan produksi untuk mengisi persediaan
6. Jumlah (total) biaya mampu biaya satuan dihitung akhir periode.

ARUS BIAYA PADA PERUSAHAAN YANG MENGGUNAKAN PROSES PRODUKSI


SECARA MASSA / KONTINYU (PROSES COST SYSTEM)

Material

W.I.P W.I.P
Labour Bagian I Bagian II
F.O.H Finished Goods

Perusahaan yang menggunakan PROSES COSTING, adalah menghitung Harga Pokok Produksinya
dengan membuat laporan Harga Pokok Produksi dengan ELEMEN
1. Daftar Kwantitas (Quantity Schedule)
2. Pembebanan Biaya (Cost Charges)
3. Pertanggung Jawaban Biaya (Cost Accounted)

PT.
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
BAGIAN II AVERAGE
per . 19

DAFTAR KWANTITAS :
Produk masuk proses unit

Produk selesai unit


Produk dalam proses unit
unit

PEMBEBANAN BIAYA :
Total Cost Unit Cost
Biaya Bahan . .
Biaya Buruh . .
B.O.P . .
TOTAL . .

PERTANGGUNG JAWABAN BIAYA :

HP PDP selesai ..
HP Produk dalam proses:
- Biaya Bahan ..
- Biaya Buruh ..
- BOP ..
..
HP Produksi Bagian I ..

PT.
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
BAGIAN II AVERAGE
per . 19

DAFTAR KWANTITAS :
Produk masuk proses unit

Produk selesai unit


Produk dalam proses unit
unit
PEMBEBANAN BIAYA :
HP dari Bagian I .
Biaya Periode yang bersangkutan
Biaya Bahan . .
Biaya Buruh . .
B.O.P . .
TOTAL . .
AKUNTANSI BIAYA. .

PERTANGGUNG JAWABAN BIAYA :

HP PDP selesai ..
HP Produk dalam proses:
- Biaya Bahan ..
- Biaya Buruh ..
- BOP ..
..
HP Produksi Bagian II ..

Perhitungan EKUIVALEN PRODUKSI DAN HARGA POKOK per UNIT (Unit Cost)

EP = Produk Selesai + Produk Dalam Proses (tingkat penyelesaian)

Total Cost
UNIT COST =
EP

NOTE :
EP dihitung untuk setiap elemen produksi (baik bahan, tenaga kerja maupun BOP).
PERLAKUAN PRODUK HILANG
1. Produk hilang awal / dalam proses
2. Produk hilang akhir proses

Apabila terjadi produk hilang perlu dilakukan penyesuaian (adjusment) :


- Hanya terbatas pada prouk yang hilang pada awal / dalam proses.
- Penyusutan harus dilakukan pada bagian yang berikutnya (bagian yang / terakhir).

NOTE :
Kalau hanya ada 1 bagian, tidak perlu dilakukan adjusment.
Produk hilang : Kualitas disajikan pada bagian pada DAFTAR KUANTITAS.
Adjusment disajikan pada PEMBEBANAN BIAYA.

FORMULASI ADJUSMENT :

Unit Cost Bagian sebelumnya x Unit Hilang


Unit dari bagian sebelumnya - Unit Hilang

Perlakuan Akuntansi Produk Awal Proses

Apabila ada produk Dalam Proses Awal, maka dalam rangka menghitung. HARGA POKOK PRODUK
yang selesai dilaksanakan dengan :
1. Metode FIFO
2. Metode AVERAGE

PT.
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
BAGIAN II AVERAGE
per . 19

DAFTAR KWANTITAS :
PDP awal unit
Produk masuk proses unit

Produk selesai unit


PDP
Produk hilang unit
unit
PEMBEBANAN BIAYA :
Total Cost Unit Cost
HP PDP awal . .
Biaya Periode yang hilang
- Biaya Bahan . .
- Biaya Buruh . .
- B.O.P . .
TOTAL . .
AKUNTANSI BIAYA. .

PERTANGGUNG JAWABAN BIAYA :

HP PDP awal ..
Tambahan biaya penyelesaian:
- Bahan ..
- Tenaga Kerja ..
- BOP ..
HP PDP awal ..

Produk selesai periode yang bersangkutan


(selesai periode yang bersangkutan PDP awal) X unit Cost ...
HP Produk selesai dan transfer ...

HP PDP akhir .
- Biaya Bahan .
- Biaya Buruh .
- B.O.P .

HP Produksi Bagian I

NOTE :

Perhitungan ekuivalen produksi dan HP per unit (unit cost) untuk metode FIFO :

EP = PDP awal (tingkat penyelesaian) + Produk selesai PDP akhir 80% maka perhitungan EP sebagai
berikut :

EP = PDP awal (20%) + Produk selesai PDP awal + PDP akhir (80%)

Yang belum dinikmati Yang telah dinikmati

Material %
Tingkat Penyelesaian Labour % Biaya Konversi %
FOH %
Penentuan HP PDP akhir = 2. PDP x % tingkat penyelesaian X Unit Cost
PT.

LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI


BAGIAN II AVERAGE
per . 19

DAFTAR KWANTITAS :
PDP awal unit
Produk dari bagian I unit

Produk selesai unit


PDP
Produk hilang unit
unit

PEMBEBANAN BIAYA :
Total Cost Unit Cost
HP PDP Bagian I . .
HP PDP awal . .
Biaya Periode yang bersangkutan :
- Biaya Bahan . .
- Biaya Buruh . .
- B.O.P . .
TOTAL . .
AKUNTANSI BIAYA. .

PERTANGGUNG JAWABAN BIAYA :

* HP PDP awal ..
Tambahan biaya penyelesaian:
- Bahan ..
- Tenaga Kerja ..
- BOP ..
HP PDP awal ..

* HP Produk selesai
(selesai periode yang bersangkutan PDP awal) X unit Cost ...
HP Produk selesai dan transfer ...

* HP PDP akhir
- Biaya yang belum dinikmati dari bagian I .
- Biaya Bahan .
- Biaya Buruh .
- B.O.P .
HP PDP akhir
HP Produksi Bagian II
Perhitungan EP dan HP per Unit (Unit Cost) FIFO

EP = PDP awal * Tingkat penyelesaian + Produk Selesai PDP awal + PDP akhir *
Tingkat penyelesaian.

UNIT COST = Total Cost


EP

PT.
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI
BAGIAN II AVERAGE
per . 19

DAFTAR KWANTITAS :
PDP awal unit
Produk dari bagian I unit
unit
Produk selesai unit
PDP unit
Produk hilang unit
unit

PEMBEBANAN BIAYA :
Total Cost Unit Cost
Nilai PDP awal :
- Biaya Bahan . .
- Biaya Buruh . .
- B.O.P . .
TOTAL . .

Biaya Periode yang bersangkutan :


- Biaya Bahan . .
- Biaya Buruh . .
- B.O.P . .
TOTAL . .
AKUNTANSI BIAYA. .

PERTANGGUNG JAWABAN BIAYA :

HP PDP selesai ..
HP Produk dalam proses :
- Biaya Bahan ..
- Biaya Buruh ..
- BOP ..
HP PDP Barang I ..

Perhitungan EP dan HP per Unit (Unit Cost)

EP = Produk selesai + PDP (akhir) * Tingkat penyelesaian

Unit Cost = PDP awal + Biaya periode yang bersangkutan

Anda mungkin juga menyukai