Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum Analisis Perancangan Bisnis

Modul I – Kelompok Rabu (16.00-19.00)


BAB I
HARGA POKOK PRODUKSI
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Produksi dalam perusahaan telah berubah mengikuti perkembangan
zaman akan memunculkan persaingan dalam bidang usaha yang semakin ketat.
Perusahaan yang ingin mengembangkan bisnisnya guna meningkatkan
keuntungan. Penetapan harga pokok produksi dilakukan dengan cara menekan
biaya produksi serendah mungkin dan tetap menjaga kualitas dari barang atau
produk yang dihasilkan, sehingga harga pokok produk satuan yang dihasilkan
perusahaan lebih rendah dari sebelumnya. Penetapan harga pokok bermanfaat
bagi perusahaan untuk menetapkan harga jual yang tepat dengan laba yang
diperoleh perusahaan, sehingga perusahaan tersebut dapat bersaing dengan
perusahaan-perusahaan lain yang memproduksi produk sejenis. Manfaat dari
penetapan harga pokok tentunya tidak terlepas dari tujuan didirikannya
perusahaan yaitu agar modal yang ditanamkan dalam perusahaan dapat terus
berkembang atau dengan kata lain mendapatkan laba semaksimal mungkin.
Pendirian perusahaan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang
layak karena dengan adanya keuntungan yang layak maka dimungkinkan suatu
perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya bahkan dapat
mengembangkan usahanya untuk lebih maju dan berkembang. Pihak
manajemen perusahaan perlu membuat kebijakan salah satunya berupa
penetapan harga pokok produksi, yaitu dengan cara menekan biaya produksi
serendah mungkin tetapi tetap menjaga kualitas dari barang atau produk yang
dihasilkan, sehingga harga pokok produk satuan yang dihasilkan perusahaan
lebih rendah dari yang sebelumnya. Kebijakan ini sangat bermanfaat bagi
perusahaan untuk menetapkan harga jual yang tepat dengan laba yang ingin

Jurusan Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND 1


Laporan Praktikum Analisis Perancangan Bisnis
Modul I – Kelompok Rabu (16.00-19.00)
diperoleh perusahaan, sehingga perusahaan tersebut dapat bersaing dengan
perusahaan– perusahaan lain memproduksi produk sejenis.
Perusahaan yang telah berdiri tentunya ingin berkembang dan terus
menjaga kelangsungan hidupnya, untuk itu pihak manajemen perusahaan perlu
membuat kebijakan yang mengacu pada terciptanya efisiensi dan efektivitas
kerja, kebijakan tersebut dapat berupa penetapan harga pokok produksi, yaitu
dengan cara menekan biaya produksi serendah mungkin dan tetap menjaga
kualitas dari barang atau produk yang dihasilkan, sehingga harga pokok produk
satuan yang dihasilkan perusahaan lebih rendah dari yang sebelumnya.
Kebijakan penentuan harga pokok produksi sangat bermanfaat bagi perusahaan
untuk menetapkan harga jual yang tepat dengan laba yang ingin diperoleh
perusahaan, sehingga perusahaan tersebut dapat bersaing dengan perusahaan–
perusahaan lain yang memproduksi produk sejenis.
Harga pokok produksi perusahaan digolongkan kedalam tiga biaya
utama yaitu biaya produksi, biaya pemasaran,biaya administrasi dan umum.
Penggolongan biaya tersebut dapat diketahui bahwa perhitungan biaya produksi
dan biaya non produksi. Biaya produksi ini akan membentuk harga pokok
produksi yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi,
sedangkan biaya non produksi akan ditambahkan pada harga pokok produksi
untuk menghitung total harga pokok produk. Biaya produksi yang tepat akan
sangat menentukan perhitungan harga pokok produksi yang tepat pula. Harga
pokok produksi membutuhkan ketepatan dalam menghitung oleh manajemen
karena jika tidak maka akan mengakibatkan keasalahan dalam penyajian
informasi akuntansi sepeti perhitungan biaya produksi. Penentuan harga jual
dan penyajian laporan laba rugi yang akan berimbas pada pengambilan
keputusan tidak tepat oleh manajemen perusahaan.
Kesalahan perhitungan harga pokok produksi dapat mengakibatkan
penentuan harga jual pada suatu perusahaan menjadi terlalu tinggi atau terlalu

Jurusan Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND 2


Laporan Praktikum Analisis Perancangan Bisnis
Modul I – Kelompok Rabu (16.00-19.00)
rendah. Kedua kemungkinan tersebut dapat mengakibatkan keadaan yang tidak
menguntungkan bagi perusahaan, karena dengan harga jual yang terlalu tinggi
dapat mengakibatkan produk yang ditawarkan perusahaan akan sulit bersaing
dengan produk sejenis yang ada di pasar, sebaliknya jika harga jual produk
terlalu rendah akan mangakibatkan laba yang diperoleh perusahaan rendah pula.
Kedua hal tersebut dapat diatasi dengan penentuan harga pokok produksi dan
harga jual yang tepat.
2. Tujuan.
Adapun tujuan dari harga pokok produksi adalah :
a. Mampu memahami apa itu harga pokok produksi.
b. Mengetahui cara menentukan harga pokok produksi dan harga jual produk.
3. Manfaat
Adapun manfaat dari penerapan harga pokok produksi :
a. Memantau realisasi biaya produksi.
b. Menghitung laba atau rugi periodic.
B. Landasan Teori.
Pokok produksi (cost of goods manufactured) ialah kalkulasi biaya
produk jadi per unit yang terdiri dari unsur-unsur persediaan awal barang dalam
proses ditambah biaya produksi dalam periode sekarang dikurangi persediaan
akhir barang dalam proses (Darsono dan Ari Purwanti, 2010).
Adapun pengertian lain harga pokok produksi adalah kumpulan biaya
produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurang
persediaan produk dalam proses akhir. Harga pokok produksi terikat pada
periode waktu tertentu (Bustami dan Nurlela, 2010).

Harga pokok produksi mutlak diperlukan sebagai dasar penilaian dan


penentuan laba-rugi periodik, biaya produksi perlu diklasifikasikan menurut jenis
atau objek pengeluarannya. Pengumpulan data biaya dan aplikasinya yang

Jurusan Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND 3


Laporan Praktikum Analisis Perancangan Bisnis
Modul I – Kelompok Rabu (16.00-19.00)
seringkali menuntut adanya ketelitian yang tinggi, seperti misalnya penentuan
tingkat penyelesaian produk dalam proses pada produksi secara massa dapat
dilakukan dengan mudah. Harga pokok produksi memiliki tiga unsur yaitu: biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya produksi langsung atau biaya
overhead pabrik (Sihite, 2012).
1. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku meliputi harga pokok dari semua bahan yang secara
praktis dapat diidentifikasi sebagai bagian dari produk selesai, misalnya:
papan atau kayu pada perusahaan produsen mebel, pasir dan semen pada
perusahaan produsen tegel. Bahan yang dipakai dalam pembuatan suata
produk, memang diklasifikasikan sebagai bahan baku. Paku dan lem pada
perusahaan produsen mebel barangkali tidak diklasifikasi sebagai bahan baku
disebabkan oleh biaya yang didapat dari ketelitian harga pokok produknya.
Bahan-bahan yang relatif kecil nilainya seperti itu disebut bahan penolong dan
diklasifikasikan sebagai bagian dari biaya produksi tak langsung.

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung


Gaji dan upah meliputi seluruh tenaga kerja yang secara praktis dapat
diidentifikasi dengan kegiatan pengolahan bahan menjadi produk selesai. Gaji
dan upah operator mesin merupakan contoh biaya tenaga kerja langsung. Gaji
dan upah tenaga kerja yang ikut membantu terlaksananya kegiatan produksi
mungkin saja tidak digolongkan sebagai biaya tenaga kerja langsung. Gaji dan
upah tenaga kerja dibedakan menjadi biaya tenaga kerja langsung dan biaya
tenaga kerja tak langsung. Biaya tenaga kerja tak langsung meliputi semua
biaya tenaga kerja selain yang dikelompokkan sebagai biaya tenaga kerja
langsung. Gaji dan upah mandor adalah salah satu contoh dari biaya tenaga
kerja tidak langsung yang tidak praktis untuk mengidentifikasikan biaya,
seperti halnya gaji dan upah mandor itu kepada produk tertentu, sementara itu
perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk.

Jurusan Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND 4


Laporan Praktikum Analisis Perancangan Bisnis
Modul I – Kelompok Rabu (16.00-19.00)
3. Biaya Overhead Pabrik
Biaya ini meliputi semua biaya produksi selain biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik meliputi biaya bahan
penolong, gaji dan upah tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi tak
langsung lainnya. Biaya depresiasi atau biaya sewa mesin-mesin produksi
pada perusahaan yang memproduksi lebih dari satu macam produk,
merupakan contoh dari biaya overhead pabrik.

C. Pengumpulan dan Pengolahan Data


1. Pengumpulan Data
Tabel 1.1 Data Dalam Penentuan Persentase Penjualan.
Kondisi Persentase penjualan
Optimis >50 %
Normal 30%-50%
Pesimis < 30%
Sumber: Data Praktikum APB, 2019

Berdasarkan tabel 1.1 di atas yang dimaksud dengan kondisi optimis


adalah jika persentase penjualannya labih dari 50%, untuk kondisi normal
persentase penjualannya berkisar antara 30% sampai 50%, sedangkan kondisi
pesimis persentase penjualannya kurang dari 30%.

a. Data penentuan biaya penuh 1 tahun.


1. Biaya bahan baku Rp 16.000.
2. Biaya listrik tetap Rp 100/KWH dengan kebutuhan listrik per tahun
31.000 KWH.
3. Biaya listrik mesin Rp 100/KWH dengan kebutuhan listrik per tahun
62.000 KWH.
4. Biaya telepon per tahun Rp 6.850.000.
5. Biaya air per tahun Rp 2.900.000

Jurusan Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND 5


Laporan Praktikum Analisis Perancangan Bisnis
Modul I – Kelompok Rabu (16.00-19.00)
6. Biaya administrasi dan umum tetap Rp 20.000.000.
7. Biaya administrasi dan umum variabel ( biaya peralatan kantor ) Rp
12.450.000
b. Data Penentuan Harga Pokok Produksi tahun.
1. Harga bangunan per m2 adalah Rp 258.000 dengan luas gedung yang
diperlukan sebanyak 203 m2.
2. Harga tanah per m2 adalah Rp 170.000 dengan luas tanah yang
diperlukan sebanyak 350 m2.
3. Biaya 1 set mesin Rp 26.800.000
4. Biaya transportasi ke Jakarta Rp 225.000
5. Biaya transportasi ke Bandung Rp 173.000
6. Biaya transportasi ke Tangerang Rp 280.000
c. Data Keuangan
1. Kas yang tersedia Rp 2.981.078.960
2. Modal sendiri Rp 27.000.000
3. Biaya bunga 18% pertahun dengan biaya pajak sebesar 15%.
d. Data Biaya Perencanaan Aggregat
1. Kapasitas produksi 1 tahun sebesar 180.000 unit
2. Jumlah tenaga kerja sebanyak 290 orang
3. Biaya tenaga kerja/shift Rp 6.500
4. Jumlah hari kerja 120 hari.
5. Biaya simpan 750 dengan persediaan awal sebanyak 18
6. Persediaan dalam proses 1 Januari = 91.000,-
7. Persediaan dalam proses 31 Desember = 0

Jurusan Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND 6


Laporan Praktikum Analisis Perancangan Bisnis
Modul I – Kelompok Rabu (16.00-19.00)
Tabel 1.2 Spesifikasi Elemen-Elemen Penyusunan Aksesoris
LEVEL Part no Lead Std cost Part ABC Nama
Time (Rp) usage Code komponen
Level 1 TK-111 1 18.000 1 A Tas-A
TK-211 1 8.000 1 A Depan
TK-212 1 7.000 1 A Belakang
TK-213 2 6.000 1 A Dalam
Level II TK-311 5 10.000 2 B Kulit
TK-312 1 2.000 1 B Merk
TK-313 6 2.000 1 B Parasut
Level III TK-314 2 3.000 1 C Saku
TK-315 3 1.000 1 C Resleting
A
TK-316 4 2.000 1 C Resleting
B
Sumber: studi kasus pratikum 2019

Berdasarkan data tabel 1.2 didapat informasi mengenai jumlah level,


nomor part, lead time, ongkos standar, part yang digunakan, code, dan
nama komponen dalam elemen-elemen penyusunan tas kulit

Tabel 1.3 Jumlah Mesin Yang Digunakan.


No Nama Mesin Jumlah
1 Ukur 5
2 Potong 2
3 Jahit 2
4 Cetak 3
Sumber: studi kasus pratikum 2019

Jurusan Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND 7


Laporan Praktikum Analisis Perancangan Bisnis
Modul I – Kelompok Rabu (16.00-19.00)
Berdasarkan tabel 1.3 diketahui mesin ukur yang dipergunakan sebanyak 5
unit, untuk mesin potong sebanyak 2 unit. Mesin jahit yang dipergunakan sebanyak 2
unit sedangkan untuk mesin cetak jumlah yang digunakan adalah 3 unit, sehingga
jumlah keseluruhan mesin yang dipergunakan adalah 12 unit.

2. Pengolahan Data

LEMBAR KERJA PERENCANAAN PENJUALAN

A. PENENTUAN JUMLAH PENJUALAN (1 TAHUN)

Tabel 1.4 Rencana Penjualan ½ Tahun


Produksi Persentase Penjualan 1/2 Tahun
Kondisi
1/2 Tahun (%) (Unit)

90000 Normal 50% 45000

Sumber: Data Praktikum APB, 2019

Berdasarkan tabel 1.4 di atas dengan produksi ½ tahun sebanyak


90000 unit dengan kondisi optimis dan persentase sebesar 50% didapat
jumlah penjualan ½ tahun sebesar 45000 unit. Nilai penjualan ½ tahun
didapat dengan perhitungan produksi ½ tahun dikalikan dengan persentase.

Tabel 1.5 Rencana Penjualan Untuk Ketiga Pasar


Persentase Penjualan Jumlah Penjualan
Nama Pasar
(%) (unit)

Jakarta 50% 22500

Bandung 25% 11250

Tangerang 25% 11250

Sumber: Data Praktikum APB, 2019

Jurusan Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND 8


Laporan Praktikum Analisis Perancangan Bisnis
Modul I – Kelompok Rabu (16.00-19.00)
Berdasarkan tabel 1.5 di atas didapat nilai jumlah penjualan dari
target pasar Jakarta sebesar 22500 unit dengan persentase penjualan 50%,
untuk target pasar Bandung didapat jumlah penjualan 11250 unit dengan
persentase penjualan 25%, dan kota Tangerang jumlah penjualannya 11250
unit dengan persentase penjualan 25%. Jumlah penjualan didapat dari
perhitungan penjualan ½ tahun dikali dengan persentase penjualan untuk tiap
kotanya.

B. PENENTUAN BIAYA PENUH

Tabel 1.6 Biaya Bahan Baku


Standart Jumlah Biaya
Nama Part Usage
Part No. Cost / part (Rp)
Komponen [1] [2] [1] x [2]

TK – 211 Depan 8000 1 8000

TK – 311 Kulit 10000 2 20000

TK – 316 Parasut 2000 1 2000

TOTAL BIAYA BAHAN BAKU 30000


BIAYA BAHAN BAKU 13500000
Sumber: Data Praktikum APB, 2019

Berdasarkan tabel 1.6 di atas jumlah biaya untuk komponen depan


adalah Rp 8000, dan kulit sebesar Rp 20000, sedangkan Parasut adalah Rp
2000 sehingga bila dijumlahkan didapat nilai total biaya bahan baku sebesar
Rp 6000. Nilai jumlah biaya didapat dari perhitungan standart cost/part
dikali dengan part usage. Biaya bahan baku didapat dengan mengkalikan

Jurusan Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND 9


Laporan Praktikum Analisis Perancangan Bisnis
Modul I – Kelompok Rabu (16.00-19.00)
total biaya bahan baku dengan jumlah penjualan ½ tahun sehingga nilai
biaya bahan bakunya Rp 13500000.

Tabel 1.7 Biaya Tenaga Kerja (1/2) :


Jumlah Tenaga Upah (Rp
Kerja /Hari) Hari Kerja Jumlah Biaya (Rp)

290 6500 120 226.200.000


Sumber: Data Praktikum APB, 2019

Berdasarkan tabel 1.7 di atas didapat jumlah biaya tenaga kerja


sebesar Rp 226200000 dari penjumlahan antara jumlah tenaga kerja
dengan upah dan hari kerja.

3. Biaya Overhead Pabrik

a. Biaya Listrik tetap

Tabel 1.8 Biaya Listrik Tetap


Kebutuhan Listrik Biaya Listrik
Total Biaya (Rp)
(KWH) (Rp / KWH)
15500 100 1550000
Sumber: Data Praktikum APB, 2018.

Berdasarkan tabel 1.8 di atas diketahui nilai total biaya listrik


tetap sejumlah RP 1550000 dari hasil pengkalian antara kebutuhan
listrik dengan biaya listrik.

b. Biaya Overhead Variabel


Tabel 1.9 Biaya Overhead Variabel
Biaya
Kebutuhan Listrik Listrik Total Biaya
Jumlah Mesin
(Rp / (Rp)
(KWH) KWH)
31.000 100 12 37.200.000
Sumber: Data Praktikum APB, 2019

Jurusan Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND 10


Laporan Praktikum Analisis Perancangan Bisnis
Modul I – Kelompok Rabu (16.00-19.00)
Berdasarkan tabel 1.9 di atas didapat nilai total biaya overhead
variabel sejumlah Rp 37200000 dari pengkalian antara kebutuhan listrik
denga biaya listrik dan jumlah mesin.

> Biaya Telepon


Biaya Telepon/ ½ Rp.3425000

> Biaya Air


Biaya air/ ½ Rp.1450000

Tabel 1.10 Total Biaya Overhead Variabel


Jenis Biaya Jumlah (Rp)
Biaya Overhead Tetap 37200000
Biaya Telepon 3425000
Biaya Air 1450000
Total Biaya 42.075.000
Sumber: Data Praktikum APB, 2019

Berdasarkan tabel 1.10 di atas didapat jumlah total biaya overhead


sebesar Rp 42.075.000 dari penjumlahan antara biaya overhead tetap, biaya
telepon, dan biaya.

4. Biaya Administrasi dan Umum


Tabel 1.11 Biaya Administrasi dan Umum
Jumlah
Jenis Biaya (Rp)
Biaya Administrasi dan Umum Tetap 20000000
Biaya Administrasi dan Umum Variabel 12450000
Total Biaya 32450000
Sumber: Data Praktikum APB 2019

Berdasarkan tabel 1.11 di atas didapat nilai total biaya administrasi


dan umum sebesar Rp 32450000 dari penjumlahan antara biaya administrasi
dan umum tetap dengan biaya administrasi dan umum variabel

Jurusan Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND 11


Laporan Praktikum Analisis Perancangan Bisnis
Modul I – Kelompok Rabu (16.00-19.00)
Tabel 1.12 Biaya Penuh Produk Aksesoris Dengan Menggunakan Metode
Variabel Costing.
Biaya produksi
Biaya Bahan Baku Rp. 1.350.000.000
Biaya Tenaga Kerja Rp. 226.200.000
Biaya Overhead
Tetap Rp. 1.550.000
Biaya Overhead Variabel Rp. 42.075.000

Rp.
Total Biaya Produksi 1.619.825.000

Biaya Non Produksi


Biaya Adm. & Umum Tetap Rp. 20.000.000
Biaya Adm. & Umum
Variabel Rp. 12.450.000

Rp.
Total Biaya Non Produksi 32.450.000

Rp.
TOTAL BIAYA PENUH 1.625.275.000

Sumber: Pengolaan Data Praktikum APB, 2019.

Berdasarkan tabel 1.12 diatas diketahui total biaya produksi adalah Rp


1619825000, didapat dari penjumlahan antara biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja, biaya overhead tetap, dan biaya overhead variabel. Sedangkan
total biaya non produksi didapat nilai Rp 3245000 dari penjumlahan antara
biaya administrasi umum tetap ditambah dengan biaya administrasi umum
ditambah dengan biaya variabel.

Jurusan Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND 12


Laporan Praktikum Analisis Perancangan Bisnis
Modul I – Kelompok Rabu (16.00-19.00)

Tabel 1.13 Harga Pokok Produksi Produk Aksesoris PT Sykilku

Persediaan Barang Dalam Proses 1 Januari

Bahan Baku :
Persediaan 1 Januari Rp. 91.000
Pembelian Rp. 1350000.000
Tersedia Dipakai Rp. 13.500
Persediaan 31 Desember Rp. 0
Total Bahan Baku Dipakai Rp 1.350.104.500

Biaya Tenaga Kerja Rp 226200000


Biaya Overhead pabrik :
Telepon, Listrik, Air (Utilities) Rp 42.075.000
Gedung x 5 % Rp 26.187.000
Mesin Produksi 6,25 % Rp 2.010.000.000
Transportrasi Rp 678.000
Total Biaya Overhead Rp 2.078.825.000

Total Biaya Produksi Rp 1.619.825.000


Total Barang Dalam Produksi Rp 45000
Persediaan Barang Dalam proses 31 Desember Rp 0

Harga Pokok Produksi Rp 809.935.000


Total biaya overhead/unit Rp 46198,6667
Harga pokok produksi/unit Rp 809.981.199

Sumber: Data Praktikum Sumber: Pengolaan Data Praktikum APB, 2019.

Berdasarkan data tabel 1.13 diatas total bahan baku dipakai adalah Rp
1.350.104.500 didapat dari penjumlahan persediaan 1
Januari,pembelian,tersedia dipakai, dan persediaan 31 Desember. Untuk total

Jurusan Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND 13


Laporan Praktikum Analisis Perancangan Bisnis
Modul I – Kelompok Rabu (16.00-19.00)
biaya overhead adalah Rp 2.078.940.000 didapat dari penjumlahan biaya
overhead pabrik, utilities, gedung, mesin produksi, transportasi.

Sedangkan total biaya produksi didapat nilai Rp 809.981.199 didapat


dari penambahan antara total bahan baku dipakai, total biaya overhead, dan
biaya tenaga kerja.

Tabel 1.14 Presentase Keuntungan Dan Harga Jual

PRESENTASE KEUTUNGAN 80%

HARGA JUAL 1457966158


Sumber: Pengolahan Data Praktikum APB, 2019

Berdasarkan tabel 1.14 diatas dapat diketahui harga jual produk


dengan persentase keuntungan sebesar 80% adalah Rp 1457966158 didapat
dari perhitungan ( Persentase keuntungan × Harga Produksi ) + Harga
Produksi

D. Pembahasan

Harga pokok produksi diperoleh dari total biaya produksi dibagi dengan
total barang dalam proses yaitu Rp 1.619.825.000/45000 unit = Rp.35.996,111
Sedangkan total biaya overhead perunit diperoleh dari total biaya overhead
dibagi total produksi penjualan ½ tahun Rp 2.078.825.000/45000 = Rp
46.196,111

Harga produksi diperoleh diperoleh dari harga pokok produksi ditambah


1.619.825.000
total biaya overhead per unit yaitu Rp + 35.996,111 = 71.992,222.
45000

Sedangkan harga jual diperoleh dari % keuntungan dikali harga pokok produksi
ditambah biaya overhead dibagi dengan penjualan ½ tahun ditambah harga
pokok produksi ditambah biaya overhead dibagi dengan penjualan ½ tahun yaitu

Jurusan Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND 14


Laporan Praktikum Analisis Perancangan Bisnis
Modul I – Kelompok Rabu (16.00-19.00)
( 80% × xRp 809.981.199/45000 unit) + ( Rp 809.981.199/45000 unit) = Rp
32.399,247.

E. Penutup
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum analisis perancangan bisnis mengenai harga
pokok produksi dapat disimpulkan :
a. Harga pokok produksi (cost of goods manufactured) ialah kalkulasi biaya
produk jadi per unit yang terdiri dari unsur-unsur persediaan awal barang
dalam proses ditambah biaya produksi dalam periode sekarang dikurangi
persediaan akhir barang dalam proses.
b. Maka dari perhitungan di atas dapat diketahui harga pokok produksinya
adalah Rp 809.935.000 dan harga jualnya adalah Rp 1,457,966,158

Jurusan Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND 15


Laporan Praktikum Analisis Perancangan Bisnis
Modul I – Kelompok Rabu (16.00-19.00)

Jurusan Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND 16

Anda mungkin juga menyukai