Harga pokok penjualan (HPP) adalah total keseluruhan beban pengeluaran yang dilakukan oleh seorang
pemilik usaha dalam menghasilkan produk atau jasa untuk bisnis mereka. Perhitungan HPP dilakukan
secara penuh, artinya semua aspek pengeluaran dimasukkan, seperti yang telah dikatakan sebelumnya
di atas.
Menghitung harga pokok penjualan harus teliti dan tepat karena berhubungan dengan harga barang
yang akan dijual kepada pasar. Harga pokok penjualan atau HPP adalah patokan dalam menentukan
harga jual suatu produk. Jika harga terlalu turun, maka perusahaan bisa mengalami kerugian. Tetapi
harga juga tidak bisa terlalu mahal karena bisa tidak sesuai dengan target pasar dan perusahaan akan
gagal memasarkan produk. Oleh karena itu perhitungan HPP harus sangat detail dan teliti.
Harga pokok penjualan atau HPP juga digunakan sebagai patokan berapa laba yang diinginkan oleh
perusahaan. Setelah perusahaan mengolah produk, tentunya perusahaan memerlukan dana untuk
menggaji karyawan yang mengerjakan proses dan beberapa hal lain yang berhubungan dengan
operasional perusahaan. Hal tersebut merupakan salah satu alasan menghitung harga pokok penjualan
atau HPP menjadi sangat penting karena HPP akan memberitahu perusahaan berapa banyak
keuntungan yang bisa didapat yang kemudian akan digunakan perusahaan untuk biaya operasional.
HPP juga membantu merealisasi biaya produksi untuk perusahaan manufaktur. Dengan mengerahui
berapa banyak keuntungan yang didapat, perusahaan manufaktur dapat memperkirakan berapa jumlah
nominal yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas produksi di periode selanjutnya. Atau bahkan
membantu perusahaan manufaktur melakukan riset untuk produk terbaru.
Total keseluruhan pencatatan HPP harus dimasukkan ke dalam pembukuan bisnis. Dalam konteks ini,
HPP termasuk ke dalam laporan laba rugi (income statement) sebab menentukan keuntungan sebuah
bisnis. Itulah alasan kenapa perhitungan HPP harus dilakukan dengan melibatkan semua laporan
pengeluaran.
Dalam menentukan harga pokok penjualan, komponen pertama yang harus diketahui adalah bahan
baku dalam penjualan. Maksudnya adalah dengan menghitung keseluruhan harga ongkos produksi
secara menyeluruh, mulai dari bahan, biaya angkut, ongkos dan lain-lain.
Produksi yang dilakukan dalam bisnis hanya akan berhasil apabila ada SDM atau pegawai. Untuk
mempekerjakan pegawai, pemilik usaha harus membayarkan upah mereka setiap bulannya. Oleh karena
itu, biaya pembayaran gaji tenaga kerja juga harus dimasukkan ke dalam komponen penentu HPP.
3. Overhead
Terakhir, overhead juga masuk ke dalam komponen penghitungan untuk harga pokok penjualan.
Singkatnya, overhead tidak terlibat langsung dalam proses pembuatan produk atau jasa namun tetap
berperan penting dalam keberhasilannya.
Beberapa contoh biaya overhead yang sering dilakukan adalah: biaya sewa kantor, biaya sewa
peralatan, biaya depresiasi produk, biaya listrik atau air, pam dll. Seringkali tidak terdeteksi para pemilik
usaha namun pengeluaran dari overhead ternyata sangatlah luar biasa.
Struktur yang pertama ini dalam sebuah perusahan dagang akan terdiri dari persediaan barang jadi yang
dikenal dengan sebutan inventory.
Adapun dalam perusahaan manufaktur, elemen yang pertama inin meliputi persediaan bahan baku,
persediaan barang yang ada dalam proses, dan persediaan barang jadi. Struktur dan elemen ini
merupakan besaran dari persediaan yang terjual.
Untuk dapat menentukan nilai dan jumlah dari persediaan yang telah terjual, maka diperlukan beberapa
unsur seperti halnya persediaan awal, pembelian (jika termasuk dalam kelompok perusahaan dagang),
harga pokok dari produksi (jika termasuk dalam perusahaan manufaktur), persediaan akhir, dan
persediaan yang dipakai atau barang yang tersedia untuk dijual kepada pembeli.
Tenaga kerja langsung adalah sejumlah upah yang dibayarkan pada karyawan dan para tenaga kerja
yang terlibat langsung dalam sebuah aktivitas mengolah barang yang diperdagangkan.
Biaya tenaga kerja langsung dikeluarkan jika besar kecilnya upah yang dibayarkan bergantung pada
sejumlah produk yang mampu dihasilkan.
Biaya ini merupakan upah tenaga kerja yang dapat dibayarkan dengan didasarkan pada upah satuan
maupun upah harian yang dihitung perjam. Biaya ini, dalam perusahaan kecil cenderung sulit untuk
dialokasikan sebagaimana mestinya.
Biaya ini muncul karena adanya beberapa elemen yang telah disebutkan sebelumnya tadi.
Bisa dikatakan biaya overhead ini adalah salah satu kategori dari indirect cost dimana jenisnya akan
bervariasi disesuaikan dengan skala usaha, jenis dari usaha yang dijalankan, dan sumber daya yang
dipakai.
Beberapa contoh biaya overhead yang sering dilakukan adalah: biaya sewa kantor, biaya sewa
peralatan, biaya depresiasi produk, biaya listrik atau air, pam dll. Seringkali tidak terdeteksi para pemilik
usaha namun pengeluaran dari overhead ternyata sangatlah luar biasa.
2) BAGAIMANA MENENTUKAN HARGA POKOK PENJUALAN? JELASKAN!
*Harga pokok penjualan memiliki rumus untuk menghitung nilainya. Rumusnya adalah:
Harga pokok penjualan atau HPP didapat dengan cara menjumlahkan pembelian bersih dan persediaan
awal kemudian dikurangi dengan persediaan akhir dalam satu periode tertentu. Berikut adalah langkah-
langkah untuk menghitung Harga Pokok Penjualan:
Penjualan bersih adalah salah satu unsur pendapatan perusahaan. Ada beberapa unsur yang ada pada
penjualan bersih seperti retur pembelian, pembelian kotor, dan pengurangan harga. Ongkos angkut
tidak termasuk karena termasuk biaya umum.
Nilai Penjualan bersih didapat dari nilai penjualan dikurangi nilai retur penjualan yang sudah
dijumlahkan dengan potongan penjualan.
Unsur-unsur yang termasuk ke dalam pembelian bersih diantaranya adalah pembelian kotor,
pengurangan harga, retur pembelian, dan potongan pembelian.
Pembelian bersih = (Pembelian + ongkos angkut pembelian) – (retur pembelian + potongan pembelian).
Nilai pembelian bersih didapat dari menjumlahkan pembelian dengan ongkos angkut pembelian
kemudian dikurangi dari jumlah dari retur pembelian dengan potongan pembelian.
*Menghitung persediaan barang.
Nilai persediaan barang didapat dari menjumlahkan persediaan awal dengan pembelian bersih.
Bahan baku yang dihitung adalah bahan baku untuk proses produksi atau pembuatan produk tertentu.
Bahan Baku Yang Digunakan = Persediaan Bahan Baku awal + Pembelian Bahan Baku – Persediaan
Bahan Baku akhir
Nilai bahan baku yang digunakan didapat dari menjumlahkan persediaan bahan baku awal dengan
pembelian bahan baku. Kemudian dikurangi dengan persediaan bahan baku akhir.
Total biaya produksi dapat didapat dengan cara menjumlahkan bahan baku yang digunakan dengan
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead produksi.
Harga Pokok Produksi = Total biaya produksi + persediaan barang dalam proses produksi awal –
persediaan barang dalam proses produksi akhir
Harga pokok produksi didapat dengan cara menjumlahkan total biaya produksi dengan persediaan
barang dalam proses produksi awal dikurangi dengan persediaan barang dalam proses produksi akhir.
Rumus yang digunakan untuk menghitung harga pokok penjualan perusahaan manufaktur adalah:
HPP = Harga pokok produksi + Persediaan barang awal – persediaan barang akhir
Nilai Harga pokok penjualan atau HPP didapat dari harga pokok produksi dijumlah dengan persediaan
barang awal lalu dikurangi dengan persediaan barang akhir.
Perhitungan harga pokok penjualan perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur memang sedikit
berbeda. Tetapi harga pokok penjualan atau HPP sama pentingnya bagi kedua perusahaan. Setiap detail
harga pokok penjualan harus dihitung dengan tepat dan akurat agar perusahaan tidak mengalami
kerugian.