Anda di halaman 1dari 7

1) JELASKAN APA YANG DIMAKSUD DENGAN HARGA POKOK PENJUALAN!

Harga pokok penjualan (HPP) adalah total keseluruhan beban pengeluaran yang dilakukan oleh seorang
pemilik usaha dalam menghasilkan produk atau jasa untuk bisnis mereka. Perhitungan HPP dilakukan
secara penuh, artinya semua aspek pengeluaran dimasukkan, seperti yang telah dikatakan sebelumnya
di atas.

Menghitung harga pokok penjualan harus teliti dan tepat karena berhubungan dengan harga barang
yang akan dijual kepada pasar. Harga pokok penjualan atau HPP adalah patokan dalam menentukan
harga jual suatu produk. Jika harga terlalu turun, maka perusahaan bisa mengalami kerugian. Tetapi
harga juga tidak bisa terlalu mahal karena bisa tidak sesuai dengan target pasar dan perusahaan akan
gagal memasarkan produk. Oleh karena itu perhitungan HPP harus sangat detail dan teliti.

Harga pokok penjualan atau HPP juga digunakan sebagai patokan berapa laba yang diinginkan oleh
perusahaan. Setelah perusahaan mengolah produk, tentunya perusahaan memerlukan dana untuk
menggaji karyawan yang mengerjakan proses dan beberapa hal lain yang berhubungan dengan
operasional perusahaan. Hal tersebut merupakan salah satu alasan menghitung harga pokok penjualan
atau HPP menjadi sangat penting karena HPP akan memberitahu perusahaan berapa banyak
keuntungan yang bisa didapat yang kemudian akan digunakan perusahaan untuk biaya operasional.

HPP juga membantu merealisasi biaya produksi untuk perusahaan manufaktur. Dengan mengerahui
berapa banyak keuntungan yang didapat, perusahaan manufaktur dapat memperkirakan berapa jumlah
nominal yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas produksi di periode selanjutnya. Atau bahkan
membantu perusahaan manufaktur melakukan riset untuk produk terbaru.

Total keseluruhan pencatatan HPP harus dimasukkan ke dalam pembukuan bisnis. Dalam konteks ini,
HPP termasuk ke dalam laporan laba rugi (income statement) sebab menentukan keuntungan sebuah
bisnis. Itulah alasan kenapa perhitungan HPP harus dilakukan dengan melibatkan semua laporan
pengeluaran.

*Komponen Penentu HPP


Menghitung Harga Pokok Penjualan tidaklah mudah. Terdapat beberapa komponen yang harus
diperhatikan apabila ingin mengakumulasikannya secara keseluruhan. Komponen-komponen yang
dimaksud adalah:

1. Direct Material (Bahan Baku Langsung)

Dalam menentukan harga pokok penjualan, komponen pertama yang harus diketahui adalah bahan
baku dalam penjualan. Maksudnya adalah dengan menghitung keseluruhan harga ongkos produksi
secara menyeluruh, mulai dari bahan, biaya angkut, ongkos dan lain-lain.

2. Direct Labor (Biaya Tenaga Kerja Langsung)

Produksi yang dilakukan dalam bisnis hanya akan berhasil apabila ada SDM atau pegawai. Untuk
mempekerjakan pegawai, pemilik usaha harus membayarkan upah mereka setiap bulannya. Oleh karena
itu, biaya pembayaran gaji tenaga kerja juga harus dimasukkan ke dalam komponen penentu HPP.

3. Overhead

Terakhir, overhead juga masuk ke dalam komponen penghitungan untuk harga pokok penjualan.
Singkatnya, overhead tidak terlibat langsung dalam proses pembuatan produk atau jasa namun tetap
berperan penting dalam keberhasilannya.

Beberapa contoh biaya overhead yang sering dilakukan adalah: biaya sewa kantor, biaya sewa
peralatan, biaya depresiasi produk, biaya listrik atau air, pam dll. Seringkali tidak terdeteksi para pemilik
usaha namun pengeluaran dari overhead ternyata sangatlah luar biasa.

*Unsur yang Mempengaruhi Laporan Harga Pokok Penjualan (HPP)

Persediaan barang dagangan awal (+)


Pembelian barang dagangan (+)

Beban angkut pembelian (+)

Retur pembelian dan pengurangan harga (–)

Potongan pembelian (–)

Persediaan barang dagangan akhir (–)

*Manfaat Harga Pokok Penjualan (HPP)

Sebagai patokan untuk menentukan nilai harga jual produk

Mengetahui keuntungan yang diperoleh perusahaan ketika melakukan penjualan.

*Struktur Harga Pokok Penjualan (HPP)

1. Persediaan atau Inventory

Struktur yang pertama ini dalam sebuah perusahan dagang akan terdiri dari persediaan barang jadi yang
dikenal dengan sebutan inventory.

Adapun dalam perusahaan manufaktur, elemen yang pertama inin meliputi persediaan bahan baku,
persediaan barang yang ada dalam proses, dan persediaan barang jadi. Struktur dan elemen ini
merupakan besaran dari persediaan yang terjual.
Untuk dapat menentukan nilai dan jumlah dari persediaan yang telah terjual, maka diperlukan beberapa
unsur seperti halnya persediaan awal, pembelian (jika termasuk dalam kelompok perusahaan dagang),
harga pokok dari produksi (jika termasuk dalam perusahaan manufaktur), persediaan akhir, dan
persediaan yang dipakai atau barang yang tersedia untuk dijual kepada pembeli.

2. Tenaga Kerja Langsung atau Direct Labour Cost

Tenaga kerja langsung adalah sejumlah upah yang dibayarkan pada karyawan dan para tenaga kerja
yang terlibat langsung dalam sebuah aktivitas mengolah barang yang diperdagangkan.

Biaya tenaga kerja langsung dikeluarkan jika besar kecilnya upah yang dibayarkan bergantung pada
sejumlah produk yang mampu dihasilkan.

Biaya ini merupakan upah tenaga kerja yang dapat dibayarkan dengan didasarkan pada upah satuan
maupun upah harian yang dihitung perjam. Biaya ini, dalam perusahaan kecil cenderung sulit untuk
dialokasikan sebagaimana mestinya.

3. Biaya Overhead atau Overhead Cost

Biaya ini muncul karena adanya beberapa elemen yang telah disebutkan sebelumnya tadi.

Bisa dikatakan biaya overhead ini adalah salah satu kategori dari indirect cost dimana jenisnya akan
bervariasi disesuaikan dengan skala usaha, jenis dari usaha yang dijalankan, dan sumber daya yang
dipakai.

Beberapa contoh biaya overhead yang sering dilakukan adalah: biaya sewa kantor, biaya sewa
peralatan, biaya depresiasi produk, biaya listrik atau air, pam dll. Seringkali tidak terdeteksi para pemilik
usaha namun pengeluaran dari overhead ternyata sangatlah luar biasa.
2) BAGAIMANA MENENTUKAN HARGA POKOK PENJUALAN? JELASKAN!

*Harga pokok penjualan memiliki rumus untuk menghitung nilainya. Rumusnya adalah:

HPP = Pembelian bersih + Persediaan awal – Persediaan akhir.

Harga pokok penjualan atau HPP didapat dengan cara menjumlahkan pembelian bersih dan persediaan
awal kemudian dikurangi dengan persediaan akhir dalam satu periode tertentu. Berikut adalah langkah-
langkah untuk menghitung Harga Pokok Penjualan:

*Menghitung penjualan bersih.

Penjualan bersih adalah salah satu unsur pendapatan perusahaan. Ada beberapa unsur yang ada pada
penjualan bersih seperti retur pembelian, pembelian kotor, dan pengurangan harga. Ongkos angkut
tidak termasuk karena termasuk biaya umum.

Rumus menghitung Penjualan bersih adalah:

Penjualan bersih = penjualan – (retur penjualan + potongan penjualan)

Nilai Penjualan bersih didapat dari nilai penjualan dikurangi nilai retur penjualan yang sudah
dijumlahkan dengan potongan penjualan.

*Menghitung pembelian bersih.

Unsur-unsur yang termasuk ke dalam pembelian bersih diantaranya adalah pembelian kotor,
pengurangan harga, retur pembelian, dan potongan pembelian.

Rumus menghitung pembelian bersih adalah:

Pembelian bersih = (Pembelian + ongkos angkut pembelian) – (retur pembelian + potongan pembelian).

Nilai pembelian bersih didapat dari menjumlahkan pembelian dengan ongkos angkut pembelian
kemudian dikurangi dari jumlah dari retur pembelian dengan potongan pembelian.
*Menghitung persediaan barang.

Rumus menghitung persediaan barang adalah:

Persediaan barang = persediaan awal + pembelian bersih.

Nilai persediaan barang didapat dari menjumlahkan persediaan awal dengan pembelian bersih.

*Menghitung Harga Pokok Penjualan atau HPP.

Rumus menghitung HPP adalah:

Harga pokok penjualan (HPP) = persediaan barang – persediaan akhir.

*Untuk perusahaan manufaktur, perhitungannya sedikit berbeda dengan perusahaan dagang.


Perusahaan menufaktur memiliki perhitungan HPP yang sedikit rumit dan melalui beberapa tahapan
agar hasilnya akurat dan tepat. Berikut adalah tahapan menghitung harga pokok penjualan perusahaan
manufaktur:

*Menghitung bahan baku yang digunakan.

Bahan baku yang dihitung adalah bahan baku untuk proses produksi atau pembuatan produk tertentu.

Rumus menghitung bahan baku yang digunakan adalah:

Bahan Baku Yang Digunakan = Persediaan Bahan Baku awal + Pembelian Bahan Baku – Persediaan
Bahan Baku akhir

Nilai bahan baku yang digunakan didapat dari menjumlahkan persediaan bahan baku awal dengan
pembelian bahan baku. Kemudian dikurangi dengan persediaan bahan baku akhir.

*Mengjitung biaya produksi.

Biaya produksi suatu produk dapat dihitung dengan rumus berikut:


Total biaya produksi = Bahan baku yang digunakan + biaya tenaga kerja langsung + biaya overhead
produksi.

Total biaya produksi dapat didapat dengan cara menjumlahkan bahan baku yang digunakan dengan
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead produksi.

*Menghitung harga pokok produksi.

Rumus untuk menghitung harga pokok produksi adalah:

Harga Pokok Produksi = Total biaya produksi + persediaan barang dalam proses produksi awal –
persediaan barang dalam proses produksi akhir

Harga pokok produksi didapat dengan cara menjumlahkan total biaya produksi dengan persediaan
barang dalam proses produksi awal dikurangi dengan persediaan barang dalam proses produksi akhir.

*Menghitung harga pokok penjualan.

Rumus yang digunakan untuk menghitung harga pokok penjualan perusahaan manufaktur adalah:

HPP = Harga pokok produksi + Persediaan barang awal – persediaan barang akhir

Nilai Harga pokok penjualan atau HPP didapat dari harga pokok produksi dijumlah dengan persediaan
barang awal lalu dikurangi dengan persediaan barang akhir.

*HPP Perusahaan dagang dengan perusahaan manufaktur

Perhitungan harga pokok penjualan perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur memang sedikit
berbeda. Tetapi harga pokok penjualan atau HPP sama pentingnya bagi kedua perusahaan. Setiap detail
harga pokok penjualan harus dihitung dengan tepat dan akurat agar perusahaan tidak mengalami
kerugian.

Anda mungkin juga menyukai