Anda di halaman 1dari 11

Cara Menghitung Harga Jual Apotek (HJA)

Cara Menghitung Harga Jual Apotek, Perhitungan HJA,


Mark Up, Harga Netto Apotek dan PPN 10%

HNA
adalah Harga Netto Apotek, merupakan harga (modal) awal apotek dalam membeli obat dari
distributor
(PBF atau PBF Cabang).
Mark Up
adalah % keuntungan, ada yang menetapkan 25% (1,25) dan ada yang menetapkan 30%
(1,3).
PPN 10% (1,1)
adalah Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan untuk setiap pertambahan nilai dari proses
transaksi dari produsen sampai ke konsumen.
HJA
adalah Harga Jual Apotek, harga yang ditawarkan kepada konsumen setelah diperhitungkan
HNA, PPN 10% dan Mark Up.

HJA = HNA x PPN 10% x Mark Up


Contohnya seperti pada gambar diatas
Oleh: Apoteker Fauzi Sutan Nan Elok
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest
Cara Menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan)+Contoh Soal
Advertisement

Cara Menghitung HPP – Perhitungan akuntansi sangat melekat dalam dunia bisnis. Sebab
agar suatu bisnis atau perusahaan dapat terus berkembang maka diperlukan perhitungan yang
benar-benar matang. Salah satu perhitungan yang sangat bermanfaat dalam dunia usaha
seperti usaha makanan dan minuman, alat elektronik dan sebagainya adalah Harga Pokok
Penjualan (HPP).

Harga Pokok Penjualan atau HPP adalah jumlah pengeluaran dan beban yang diperkenankan,
baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menghasilkan barang
atau jasa di dalam kondisi dan tempat di mana barang itu  dapat dijual atau digunakan.
Untuk memperoleh perhitungan HPP yang benar, maka kita perlu mengetahui bagaimana
cara menghitung HPP sesuai dengan aturan yang berlaku. Untuk mengetahui cara
menghitung harga pokok penjualan kita juga harus mengetahui komponen yang
menentukannya.

Maka dari itu berikut ini akan kami bahas mengenai komponen HPP hingga rumus HPP
sehingga bisa Anda jadikan referensi atau bahan belajar. Silakan simak artikel selengkapnya
di bawah ini.

Daftar Isi

 Komponen Penentu HPP Perusahaan Dagang


o Persediaan awal barang dagang
o Persediaan akhir barang dagang
o Pembelian bersih
 Cara Menghitung HPP Perusahaan Dagang
o Menghitung Penjualan Bersih
o Menghitung Pembelian Bersih
o Menghitung Persediaan Barang
o Menghitung Harga Pokok Penjualan
 Contoh Perhitungan HPP Perusahaan Dagang
 Komponen Penentu HPP Perusahaan Manufaktur
o Biaya Bahan Baku
o Biaya Tenaga Kerja Langsung
o Biaya Overhead
 Cara Menghitung HPP Perusahaan Manufaktur
o Menghitung Bahan Baku yang Dipakai
o Menghitung Biaya Produksi
o Menghitung Harga Pokok Produksi
o Menghitung HPP
 Contoh Perhitungan HPP Perusahaan Manufaktur
o Tahap 1 : Menghitung Bahan Baku yang Digunakan
o Tahap 2 : Menghitung Biaya Produksi
o Tahap 3 : Menghitung Harga Pokok Produksi
o Tahap 4 : Menghitung Harga Pokok Penjualan
 HPP Perusahaan Jasa

Komponen Penentu HPP Perusahaan Dagang


Dalam perusahaan dagang, ada beberapa komponen yang menentukan HPP suatu perusahaan.
Berikut adalah penjelasannya:

Persediaan awal barang dagang

Persediaan awal merupakan persediaan barang yang tersedia di awal periode atau tahun buku
berjalan. Saldo persediaan awal barang dagang dapat dilihat pada neraca saldo periode
berjalan atau awal perusahaan atau neraca tahun sebelumnya.

Persediaan akhir barang dagang

Artinya persediaan barang yang tersedia di akhir periode atau akhir tahun buku berjalan.
Saldo ini biasanya diketahui pada data penyesuaian perusahaan di akhir periode.

Pembelian bersih

Pembelian bersih adalah seluruh pembelian barang dagang yang dilakukan perusahaan. Baik
pembelian secara tunai ataupun kredit, ditambah dengan biaya angkut pembelian dan
dikurangi potongan pembelian maupun retur pembelian yang ada.

Cara Menghitung HPP Perusahaan Dagang


Ada beberapa tahap untuk menghitung HPP perusahaan dagang. Rumus HPP untuk
perusahaan dagang diawali dengan menghitung penjualan bersih, pembelian bersih,
persediaan barang dan harga pokok penjualan. Berikut rumus yang bisa Anda pakai.

Menghitung Penjualan Bersih

Penjualan Bersih = Penjualan – (Retur Penjualan + Potongan Penjualan)

Untuk catatan, ongkos angkut penjualan tidak termasuk dalam hitungan harga pokok
penjualan dan menjadi biaya umum.

Menghitung Pembelian Bersih

Pembelian Bersih = (Pembelian + Ongkos Angkut Pembelian) – (Retur Pembelian +


Potongan Pembelian)

Menghitung Persediaan Barang

Persediaan Barang = Persediaan Awal + Pembelian Bersih

Menghitung Harga Pokok Penjualan

HPP = Persediaan Barang – Persediaan Akhir

Contoh Perhitungan HPP Perusahaan Dagang


Harga Pokok Penjualan

UD. Bersama
Per 31 Maret 2017

Persediaan barang dagang (Awal) 15000000

Pembelian 75000000

Beban Angkut Pembelian 1000000

Total Pembelian 76000000

Retur Pembelian dan PH 1500000

Potongan Pembelian 2500000

Total Potongan Pembelian 4000000

Total Pembelian Bersih 72000000

Barang Tersedia untuk Dijual 87000000

Persediaan Barang Dagangan (akhir) (12500000)

Harga Pokok Penjualan 74500000

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa harga pokok penjualan pada tanggal 31 Maret
2017 dari UD. Bersama mencapai Rp 74.500.000.

Baca Juga : Cara Menghitung Break Event Point

Komponen Penentu HPP Perusahaan Manufaktur


Perusahaan manufaktur jelas berbeda dibanding dengan perusahaan dagang. Sebab
perusahaan manufaktur membuat produk yang dijual sendiri. Maka dari itu komponen
penentu HPP perusahaan ini juga berbeda dengan perusahaan dagang. Setidaknya ada tiga
komponen penentu HPP, antara lain:

Biaya Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan dasar yang dipakai untuk memproduksi suatu produk. Biaya bahan
baku meliputi harga pokok semua bahan yang dapat diidentifikasi dengan pembuatan suatu
jenis produk dan dapat dengan mudah ditelusuri atau dilihat wujudnya dalam produk selesai.

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja merupakan kegiatan fisik yang dilakukan karyawan untuk mengolah suatu
produk. Biaya ini meliputi biaya-biaya yang berkaitan dengan penghargaan dalam bentuk
upah yang diberikan kepada seluruh tenaga kerja yang ikut serta secara langsung dalam
pengerjaan produk.

Biaya Overhead

Selain biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung, jua ada biaya produksi tidak langsung.
Biaya overhead sulit untuk ditelusuri secara langsung sebab produk atau aktivitas-
aktivias pekerjaan. Biaya tidak langsung tersebut terkumpul menjadi biaya overhead pabrik
atau BOP.

Cara Menghitung HPP Perusahaan Manufaktur

Dalam perusahaan manufaktur, cara menghitung HPP sedikit lebih rumit. Ada empat tahap
mengenai cara menghitung HPP perusahan manufaktur. Anda bisa simak tahap-tahap tersebut
di bawah ini.

Menghitung Bahan Baku yang Dipakai

Pada tahap pertama, kita perlu menghitung bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi. Rumusnya adalah:

Bahan Baku yang Digunakan = Saldo Awal Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku – Saldo
Akhir Bahan Baku

Menghitung Biaya Produksi


Tahap selanjutnya adalah menghitung biaya produksi. Rumus menghitung biaya produksi
adalah:

Total Biaya Produksi = Bahan Baku yang Digunakan + Biaya Tenaga Kerja Langsung +
Biaya Overhead Pabrik

Menghitung Harga Pokok Produksi

Tahap ketiga adalah menghitung harga pokok produksi. Untuk tahap ini kita menggunakan
rumus:

Harga Pokok Produksi = Total Biaya Produksi + Saldo Awal Persediaan Barang dalam
Proses Produksi – Saldo Akhir Persediaan Barang dalam Proses Produksi

Menghitung HPP

Di tahap keempat sekaligus tahap terakhir kita menghitung harga pokok penjualan.
Rumus HPP adalah sebagai berikut:

HPP = Harga Pokok Produksi + Persediaan Barang Awal – Persediaan Barang Akhir

Sebagai gambaran, Anda bisa menyimak gambar di bawah ini.


Contoh Perhitungan HPP Perusahaan Manufaktur
PT Bumi Raya Autoparts merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur
pembuatan suku cadang motor. Di awal bulan Juli, diketahui:

Persediaan bahan baku mentah : Rp 50.000.000

Bahan setengah jadi : Rp 100.000.000

Persediaan spare part : Rp 150.000.000

Untuk proses produksi bulan Juli, PT Bumi Raya Autoparts membeli bahan baku Rp
750.000.000 plus biaya pengiriman Rp 20.000.000. Sedangkan selama proses produksi
timbul biaya pemeliharaan biaya mesin sebesar Rp 10.000.000.

Di akhir bulan Juli diketahui :

Sisa penggunaan bahan baku mentah : Rp 80.000.000

Sisa bahan setengah jadi : Rp 10.000.000

Sisa sparepart siap jual : Rp 25.000.000

Berapa Harga Pokok Penjualan (HPP) PT Bumi Raya Autoparts?

Tahap 1 : Menghitung Bahan Baku yang Digunakan

Bahan Baku yang Digunakan = Saldo Awal Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku – Saldo
Akhir Bahan Baku

Bahan Baku yang Digunakan = 50.000.000 + (750.000.000 + 20.000.000) – 80.000.000 = Rp


740.000.000

Tahap 2 : Menghitung Biaya Produksi

Total biaya produksi = Bahan baku yang digunakan + biaya tenaga kerja langsung +
biaya overhead produksi

Total Biaya Produksi = 740.000.000 + 10.000.000 = Rp 750.000.000

Tahap 3 : Menghitung Harga Pokok Produksi

Harga Pokok Produksi = Total biaya produksi + saldo awal persediaan barang dalam proses
produksi – saldo akhir persediaan barang dalam proses produksi

Harga Pokok Produksi = 750.000.000 + 100.000.000 – 10.000.000 = Rp 840.000.000

Tahap 4 : Menghitung Harga Pokok Penjualan


HPP = Harga pokok produksi + Persediaan barang awal – persediaan barang akhir

HPP = 840.000.000 + 150.000.000 – 25.000.000 = Rp 965.000.000

Maka Harga Pokok Produksi PT Bumi Raya Autoparts pada bulan Juli adalah Rp
965.000.000.

HPP Perusahaan Jasa


Perusahaan jasa tidak sama dengan perusahaan dagang maupun manufaktur. Sebab dalam
laporan laba rugi perusahaan jasa tidak ada HPP. Berbeda dengan perusahaan dagang
maupun manufaktur yang terdapat harga pokok penjualan atau HPP. Mengapa demikian?

Alasannya karena pada perusahaan jasa tidak mempunyai persediaan. Kendati begitu juga ada
perusahaan jasa yang mempunyai persediaan, sebab kebanyakan perusahaan jasa yang
beroperasi tidak murni atau tidak menjual jasa sepenuhnya.

Misalnya jasa dokter, dalam prakteknya dokter tidak hanya menawarkan jasanya saja namun
juga menjual obat. Maka dari itu ada persediaannya. Begitu juga dengan jasa reparasi alat
elektronik, juga mempunyai persediaan suku cadang alat elektronik.

Pada dasarnya sah-sah saja bila perusahaan jasa menampilkan HPP pada laporan laba
ruginya. Akan tetapi dalam PSAK tidak ada aturan khusus apakah perusahaan harus
menyajikan Harga Pokok Penjualan atau tidak. Dalam PSAK 1 paragraf 101 hanya
disebutkan bahwa entitas minimal menyajikan biaya penjualan yang terpisah dari biaya-biaya
lainnya.

Baca Juga : Cara Menghitung PPH 21

Bagaimana, cara menghitung HPP tidak sulit bukan? Perlu dicatat, cara di atas bukan
panduan yang komprehensif. Meski begitu cara menghitung harga pokok penjualan dapat
Anda jadikan tambahan wawasan untuk memahami seputar harga pokok penjualan.

Di samping itu dalam akuntansi ada dua sistem yang lazim dipakai, yaitu sistem periodik dan
sistem perpetual. Kedua jenis sistem ini menentukan bagaimana pencatatan transaksi
persediaan yang dilakukan oleh suatu perusahaan.

Demikian informasi seputar cara menghitung HPP yang bisa kami sampaikan. Semoga cara
menghitung HPP perusahaan dagang dan cara menghitung HPP perusahaan manufaktur di
atas bisa memudahkan Anda untuk mempelajari lebih jauh mengenai rumus harga pokok
penghasilan

Anda mungkin juga menyukai