Anda di halaman 1dari 23

MATERI PRODUK KERAJINAN DAN KEWIRAUSAHAAN

wirausaha adalah seorang yang berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala
sumber daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali produk baru, menentukan cara
produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta
mengatur permodalan operasinya untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih
tinggi. Kewirausahaan adalah kemampuan seorang manajer resiko (risk manager) dalam
mengoptimalkan segala sumber daya yang ada, baik itu materil, intelektual, waktu, dan
kemampuan kretivitasnya untuk menghasilkan suatu produk atau usaha yang berguna bagi
dirinya dan bagi orang lain.

1. Kebutuhan Pasar Produk Kerajinan


Indonesia sangat kaya baik dari kekayaan alam maupun budayanya. Komoditas produk
negara Indonesia banyak dikenal di mancanegara. Misalnya, furnitur dan kerajinan. Ada
banyak pengusaha asal Indonesia yang menggantungkan hidupnya dari usaha furnitur dan
kerajinan tersebut, baik yang sifatnya lokal maupun yang sudah go internasional. Apalagi di
daerah sekitar lokasi pariwisata sudah bisa dipastikan banyak warga Indonesia yang berjualan
produk kerajinan. Indonesia memiliki banyak tempat wisata dan menjadi prospek bisnis
kerajinan yang sangat baik.

Produk kerajinan sangat banyak manfaatnya. Ada yang digunakan untuk keperluan rumah
tangga. Ada juga yang hanya sekadar untuk hiasan. Bahkan, terkadang menjadi cindera mata
hingga menjadi barang yang memiliki prestise yang tinggi bagi pemiliknya.

2. Menganalisis Peluang Usaha Produk Kerajinan


Menganalisis peluang usaha pada produk kerajinan dimaksudkan untuk menemukan peluang
dan potensi usaha produk kerajinan yang dapat dimanfaatkan, serta untuk mengetahui
besarnya potensi usaha yang tersedia dan berapa lama usaha dapat bertahan. Ancaman dan
peluang selalu menyertai suatu usaha sehingga penting untuk melihat dan memantau
perubahan lingkungan dan kemampuan adaptasi dari suatu usaha agar dapat tumbuh dan
bertahan dalam persaingan.

Pemetaan potensi usaha produk kerajinan dapat didasarkan pada ciri khas kerajinan dari
setiap daerah. Pemetaan potensi menjadi sangat penting untuk mendorong pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi daerah. Terdapat beberapa cara atau metode dalam melakukan
pemetaan potensi usaha produk kerajinan, baik secara kuantitaif maupun kualitatif.

Analisis SWOT adalah suatu kajian terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan.
Analisis SWOT pada usaha produk kerajinan didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang
efektif adalah dengan memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), serta
meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Analisis ini didahului oleh
proses identifikasi faktor eksternal dan internal. Untuk menentukan strategi yang terbaik,
dilakukan pembobotan terhadap tiap unsur SWOT berdasarkan tingkat kepentingan.
Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui
langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pengembangan usaha produk kerajinan sebagai
alat penyusun strategi. Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan dan peluang tetapi secara bersamaan dapat menimbulkan kelemahan dan ancaman.
Analisis SWOT dapat menentukan strategi pengembangan usaha produk kerajinan dalam
jangka panjang sehingga arah tujuan dapat dicapai dengan jelas dan dapat dilakukan
pengambilan keputusan secara cepat.

Analisis SWOT dilakukan dengan mewawancarai pengusaha kerajinan dengan menggunakan


kuisioner. Hal-hal yang perlu diwawancarai seperti aspek sosial, ekonomi, dan teknik
produksi kerajinan untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang memengaruhi
keberhasilan usaha produk kerajinan.

Secara rinci ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menganalisis peluang usaha
produk kerajinan, yaitu sebagai berikut

a. Penetapan Kelayakan Usaha Produk Kerajinan


Menemukan jawaban tentang apakah peluang usaha produk kerajinan dapat dijual, berapa
biaya yang dikeluarkan serta mampukah produk kerajinan tersebut menghasilkan laba. Pada
tahap analisis kelayakan usaha produk kerajinan iniada beberapa langkah yang harus
dilakukan yaitu sebagai berikut.

1) Analisis Kelayakan Teknis


Sebelum peluang usaha baru diimplementasikan, dilihat dari aspek teknis perlu dilakukan
analisis. Dalam melaksanakan analisis kelayakan teknis, perlu diperhatikan berbagai macam
teknis pembuatan karya kerajinan seperti yang telah kamu pelajari pada materi terdahulu.

2) Analisis Peluang Pasar


Seorang wirausahawan yang akan membuka usaha baru selalu membutuhkan informasi
tentang pasar karena tujuan dari pemasaran adalah untuk memenuhi permintaan pelanggan.
Oleh karena itu, diperlukan riset pasar untuk menemukan pasar yang menguntungkan,
memilih produk kerajinan yang dapat dijual, menerapkan teknik pemasaran yang baik dan
merencanakan sasaran pelanggan. Tujuan riset pasar adalah mengumpulkan informasi untuk
pengambilan keputusan tentang usaha kerajinan yang akan dibuka.

3) Menentukan Jumlah Pembelian Potensial dalam Tiap-Tiap Segmen Pasar


Langkah ketiga ini terkait dengan perkiraan konsumen potensial dari produk kerajinan baru
oleh tiap-tiap segmen pasar pada periode sekarang dan yang akan datang. Salah satu cara
untuk mendapatkan informasi ini adalah dengan memilih agen untuk menguji pasar.

4) Sumber Informasi Pasar


Adalah informasi untuk mengevaluasi peluang pasarmasa sekarang dan yang akan datang
dari usaha produk kerajinan. Dua pendekatan untuk memperoleh data tentang informasi
tersebut adalah mengadakan penelitian secara spesifik yang dirancang untuk mengumpulkan
informasi yang dinamakan dengan data primer, dan menemukan data-data relevan yang
berasal dari lembaga seperti biro pusat stastistik, kantor dinas pariwisata dan perindustrian,
maupun biro penelitian yang disebut dengan data sekunder.

5) Uji Coba Pasar


Uji coba pasar cenderung menjadi teknik riset yang utama untuk mengurangi risiko yang ada
pada usaha produk kerajinan baru dan menilai keberhasilannya. Metode yang digunakan
dalam uji coba pasar adalah pameran perdagangan, menjual pada sejumlah konsumen
terbatas, dan menggunakan uji coba pasar di mana penerimaan calon pembeli bisa diamati
dan dianalisis lebih dekat. Uji coba pasar juga memberikan kemungkinan paluang dalam
pemasaran, distribusi, dan pelayanan.

6) Studi Kelayakan Pasar


Walaupun studi kelayakan pasar bagi usaha baru cenderung memakan waktu yang banyak
dan
merupakan tugas yang rumit, tetapi wirausaha baru perlu untuk melakukannya. Studi
kelayakan pasar akan dapat mengurangi risiko kerugian dan kegagalan usaha produk
kerajinan.

b. Analisis Kelayakan Finansial


Analisis kelayakan finansial adalah landasan untuk menentukan sumber daya finansial yang
diperlukan untuk tingkat kegiatan tertentu dan laba yang bisa diharapkan. Kebutuhan
finansial dan pengembalian (return) bisa sangat berbeda bergantung pada pemilihan alternatif
yang ada bagi usaha baru. Ada dua langkah dasar untuk pemilihan alternatif dalam analisis
kelayakan finansial, yaitu sebagai berikut.

1) Penentuan kebutuhan finansial total dengan dana


yang diperlukan untuk operasional Kebutuhan finansial hendaknya diproyeksikan tiap bulan
atau bahkan mingguan sekurang-kurangnya untuk operasi tahun pertama dari usaha produk
kerajinan baru. Selanjutnya, diperlukan juga proyeksi kebutuhan keuangan untuk tiga sampai
lima tahun yang akan datang.

2) Penentuan sumber daya finansial yang tersedia


Langkah kedua dalam analisis kelayakan finansial ini adalah proyeksi sumber daya finansial
yang tersedia dan dana-dana yang akan dihasilkan dalam operasi perusahaan. Dalam
menentukan sumber daya finansial potensial yang tersedia, harus dibedakan sumber finansial
jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
c. Analisis Persaingan
Semua usaha produk kerajinan akan menghadapi persaingan baik persaingan langsung, yaitu
dari produk kerajinan yang sejenis maupun persaingan produk perusahaan kerajinan lain pada
pasar yang sama. Analisis persaingan ini sangat penting untuk pengembangan dan
keberlanjutan usaha produk kerajinan.

3. Peluang Usaha Produk Kerajinan


Ada banyak cara bagi wirausaha kerajinan untuk mengembangkan ide peluang usahanya, di
antaranya adalah memberikan kebebasan dan dorongan kreativitas kepada para perajin atau
karyawannya. Pengembangan ide harus dilakukan secara terus - menerus agar wirausahawan
dapat memenangkan persaingan. Beberapa macam ide yang perlu dikembangkan, antara lain
sebagai berikut.

 Ide dalam pembuatan produk kerajinan yang diminati konsumen.


 Ide dalam pembuatan produk kerajinan yang dapat memenangkan persaingan.
 Ide dalam pembuatan dan pendayagunaan sumber-sumber produk kerajinan.
 Ide yang dapat mencegah kebosanan konsumen di dalam penggunaan produk
kerajinan.
 Ide dalam pembuatan desain, model, corak, dan warna produk kerajinan yang
disenangi konsumen.

Setelah mengidentifikasi peluang usaha, seorang wirausaha kerajinan memilih jenis usaha
produk kerajinan. Proses pemilihan ini melalui tahapan analisis yang cermat. Untuk itu
diperlukan pertimbangan yang matang. Tahap ini biasanya disebut evaluasi dengan kriteria
yang telah dikembangkan sesuai kebutuhan. Faktor-faktor yang menjadi dasar pertimbangan
evaluasi adalah sebagai berikut.

 Faktor keuntungan. Jika setelah diperhitungkan ternyata tidak memberi keuntungan


memadai, sebaiknya pilihan bersangkutan dibatalkan.
 Faktor penguasaan teknis, Cara pembuatan produk kerajinan perlu dikuasai atau
dipelajari dengan baik oleh para karyawan/perajin.
 Faktor pemasaran. Harus diteliti kemungkinan pemasaran dan prospek pemasarannya
di waktu mendatang.
 Faktor bahan baku. Bahan baku merupakan faktor penting yang ikut menentukan
tingkat harga pokok dan kelancaran proses produk usaha kerajinan.
 Faktor tenaga kerja. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah tersedianya tenaga kerja
yang murah dan kemungkinan untuk memenuhinya, baik jumlah, keahlian, maupun
jasa.
 Faktor modal. Perlu dipertimbangkan kesesuaian antara modal yang disediakan dan
kebutuhan jenis usaha kerajinan yang dibutuhkan.
 Faktor risiko. Tingkat risiko yang akan ditanggung perlu dipertimbangkan dengan
besarnya keuntungan yang akan diperoleh.
 Faktor persaingan. Perlu dipelajari situasi yang akan terjadi dan disesuaikan dengan
kemampuan menghadapinya dalam hal modal maupun pemasarannya.
 Faktor fasilitas dan kemudahan. Fasilitas yang dibutuhkan untuk operasi usaha
kerajinan dan kemudahan penyediaannya menjadi pertimbangan, kemudahan yang
mungkin dapat diperoleh dari pemerintah seperti pajak.
 Faktor manajemen.Pertimbangan penting lainnya adalah produk pengelolaannya yang
paling sesuai dan bagaimana kemampuan pengusaha untuk mengelolanya. Hal ini
sering diabaikan dalam mendirikan perusahaan kecil. Faktor lain yang perlu menjadi
pertimbangan adalah peraturan pemerintah, perizinan, pertimbangan etis, lingkungan,
dan sebagainya.

Jika wirausaha sudah menetapkan jenis usaha kerajinan sesuai dengan yang diinginkan dan
sudah melalui berbagai macam pertimbangan, tugas yang perlu diperhatikan seorang
wirausaha adalah mempertimbangkan hal-hal berikut.

 Jenis usaha kerajinan yang sesuai dengan hasrat dan minat.


 Jenis usaha kerajinan yang benar-benar akan membawa suatu keuntungan.
 Jenis usaha kerajinan yang mudah mengurus dan mengerjakannya.
 Jenis usaha kerajinan yang mudah memeliharanya.
 Jenis usaha kerajinan yang produknya disenangi dan dibutuhkan konsumen.
 Jenis usaha kerajinan yang bahan bakunya mudah didapat.
 Jenis usaha kerajinan yang mendapat dukungan serta perlindungan pemerintah.

4. Menciptakan Peluang Usaha Produk Kerajinan


a. Ide Usaha
Faktor-faktor yang dapat memunculkan ide usaha produk kerajinan adalah sebagai berikut.

1) Faktor internal
Faktor internal menjadi alat untuk menciptakan sebuah inspirasi atas objek yang dihadapi
dengan kemampuan kreativitasnya. Faktor internal ialah faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang sebagai subjek/pengusaha, antara lain:

 pengetahuan yang dimiliki,


 pengalaman dari individu itu sendiri,
 pengalaman saat ia melihat orang lain menyelesaikan masalah,
 intuisi yang merupakan pemikiran yang muncul dari individu itu sendiri.

2) Faktor eksternal
Faktor eksternal ialah hal - hal yang dihadapi seseorang dan merupakan objek untuk
mendapatkan sebuah inspirasi usaha, antara lain:

 masalah yang dihadapi dan belum terpecahkan,


 kesulitan yang dihadapi sehari–hari,
 kebutuhan yang belum terpenuhi baik untuk dirinya maupun orang lain,
 pemikiran besar untuk menciptakan sesuatu yang baru.

Untuk merintis suatu usaha produk kerajinan dengan baik, wirausahawan tentunya harus
melihat prospek usaha jangka pendek, menengah, dan panjang. Selanjutnya, untuk memulai
usaha produk kerajinan, wirausahawan harus mengetahui bagaimana prospek usaha ini.
Setelah mengetahui prospek usaha, barulah dia membuat rencana usaha, mempersiapkan
sarana dan prasarana, serta modal usaha.

b. Risiko Usaha
Seorang wirausaha ketika menjalankan dan mengembangkan usaha tentunya akan
menghadapi beberapa risiko yang dapat terjadi. Risiko ini bisa memengaruhi hasil usahanya
apabila tidak diperhitungkan, diantisipasi, dan dipersiapkan penanganannya. Di bawah ini
akan diuraikan beberapa risiko usaha yang mungkin akan terjadi.
1) Risiko usaha internal
Risiko usaha internal adalah risiko yang timbul dari menjalankan usaha dan berdampak pada
kelangsungan usaha itu sendiri. Risiko usaha ini apabila timbul, akan berakibat buruk bagi
usaha yang sedang dijalankan. Risiko bagi usaha biasa disebut dengan risiko usaha yang
berdampak bagi internal usaha.

Resiko usaha internal di antaranya seperti berikut.

 Kehilangan modal apabila piutang tidak terbayarkan oleh konsumen.


 Kehilangan karyawan/personil yang handal apabila tidak dapat menangani dengan
baik dalam bidang upah, kesempatan berkarier, fasilitas kerja, wewenang, tanggung
jawab, kebijakan, kesalahpahaman manajeman internal.
 Kehilangan kepercayaan konsumen karena tidak mampu memberikan barang yang
sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen. Kepercayaan konsumen hilang akibat
kesalahan membuat produk pesanan, kesalahan jadwal pengiriman, kesalahan jumlah
penagihan, dan kesalahan pelayanan purnajual. Akibat ditinggalkan oleh konsumen
adalah kesulitan mencari konsumen baru yang baik dan memiliki loyalitas terhadap
produk, merek, dan kualitas.
 Kehilangan kepercayaan penyuplai yaitu risiko usaha yang berakibat ditinggalkan
oleh pihak luar perusahaan yang menjadi pemasok kebutuhan perusahaan. Kebutuhan
itu di antaranya persediaan bahan baku, alat kantor, tenaga kerja. Risiko ini bisa
terjadi karena keterlambatan melakukan pembayaran ke pihak penyuplai dan
melanggar ketentuan perjanjian kerja sama. Akibat ditinggalkan oleh penyuplai
adalah kesulitan mencari pemasok yang baik, cepat, jujur, dan sesuai dengan kualitas
perusahaan.
 Risiko penghentian Izin usaha, yaitu risiko usaha yang diberikan oleh pemerintah
dengan melakukan pencabutan izin usaha. Pencabutan izin usaha ini dikarenakan
melanggar ketentuan izin bisnis yang ada di pemerintah, melakukan penipuan dengan
memanipulasi laporan keuangan dengan tujuan supaya tidak membayar pajak ke
pemerintah, merusak lingkungan hidup, menggangu keamanan dan kenyamanan
masyarakat di sekitarnya.
 Risiko tidak diterima oleh masyarakat sekitar, yaitu risiko usaha yang terjadi akibat
dari ketidakterimaan masyarakat dengan adanya usaha yang dijalankan. Risiko usaha
ini bisa terjadi karena merusak tatanan masyarakat, menggangu ketenangan dan
keamanan masyarakat, tidak memberikan dampak ekonomis bagi masyarakat sekitar,
dan lain-lain.

2) Risiko bagi lingkungan usaha yang bersifat eksternal


Risiko bagi lingkungan usaha yang bersifat eksternal adalah risiko yang timbul dari
menjalankan usaha dan berdampakpada kelangsungan lingkungan luar usaha itu sendiri.
Risiko bagi usaha biasa disebut dengan risiko usaha yang berdampak bagi eksternal usaha.
Risiko usaha eksternal di antaranya sebagai berikut.

 Risiko pelestarian lingkungan hidup yaitu risiko usaha yang akan dihadapi oleh
wirausahawan dalam rangka melestarikan lingkungan hidup supaya terjaga
lingkungan alam, ekosistem, dan habitatnya. Risiko ini timbul karena bahan baku dari
usaha tersebut berhubungan dengan kelestarian lingkungan hidup.
 Risiko sosial dan budaya masyarakat, yaitu risiko yang terjadi atas berdirinya sebuah
usaha dan berdampak pada lingkungan sosial dan budaya masyarakat.
 Risiko tanggung jawab sosial perusahaan, yaitu risiko usaha yang timbul sebagai
bentuk kepedulian sosial perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Bentuk kepedulian ini seperti pemberian beasiswa, bantuan pembangunan sarana dan
prasarana umum (tempat ibadah, pembangkit listrik, pengelolaan sumber air, jalan
raya, irigasi), bantuan dana sosial untuk kegiatan keagamaan, kegiatan budaya lokal
maupun hari nasional.
 Risiko pengelolaan limbah, yaitu risiko usaha yang timbul sebagai akibat dari limbah
industri yang dikeluarkan dalam rangka memproduksi sebuah barang atau jasa.
Limbah dari produksi dapat berupa limbah cair dan limbah padat. Limbah industri
yang tidak dikelola dengan baik akan memberikan akibat pencemaran lingkungan
seperti air, udara, dan tanah
 Risiko perekonomian masyarakat dan negara adalah risiko usaha yang terjadi karena
sebuah kesalahan manajemen di internal perusahaan dan menimbulkan dampak
perubahan perekonomian masyarakat dan negara. Akibat dari risiko ini adalah
memburuknya kondisi perekonomian akan mengakibatkan daya beli masyarakat
menurun. Kondisi ekonomi makro yang buruk akan berpengaruh terhadap volume
kegiatan usaha.
 Risiko perubahan peraturan dan kebijakan pemerintah yaitu risiko usaha yang timbul
dan berakibat kepada perubahan dan kebijakan pemerintah.

c. Analisis Kemungkinan Keberhasilan dan Kegagalan Usaha


Faktor-faktor pendukung keberhasilan usaha adalah sebagai berikut.

1) Faktor Manusia
Faktor manusia merupakan faktor yang utama dalam pencapaian keberhasilan usaha karena
manusia yang mempunyai ide dan rencana usaha, manusia juga yang akanmewujudkannya.
Di sini diperlukan manusia yang beretos kerja tinggi, rajin, optimis, dan pantang menyerah.

2) Faktor Keuangan
Faktor keuangan merupakan faktor penunjang keberhasilan usaha. Faktor tersebut digunakan
untuk modal usaha serta pemenuhan segala pengeluaran untuk kepentingan operasi produksi
seperti pembelian bahan baku, bahan pembantu,gaji pegawai, promosi, dan biaya distribusi.
Dalam hal ini, diperlukan disiplin yang ketat dalam penggunaan dana sehingga segala
kegiatan keuangan harus dicatat dan dibukukan secara rapi, teliti, dan terus - menerus.

3) Faktor Organisasi
Dengan adanya faktor organisasi, sumber daya akan masuk pada suatu pola sehingga orang-
orang akan dapat bekerja dengan efektif dan efisien sesuai dengan bidang tugasnya masing-
masing untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan adanya organisasi, berarti seorang
wirausaha dapat:

 mempertegas hubungan dengan para karyawan,


 menciptakan hubungan antarkaryawan,
 mengetahui tugas yang akan dijalankan,
 mengetahui kepada siapa karyawan harus bertanggungjawab.

4) Faktor Perencanaan
Perencanaan usaha dapat digunakan sebagai alat pengawas dan pengendalian usaha. Oleh
karena itu, perencanaanharus dibuat oleh wirausaha sejak usahanya didirikan, yaitu dimulai
dari:
 merencanakan produk apa yang akan dibuat,
 memperhitungkan jumlah dana yang diperlukan,
 merencanakan jumlah produk yang akan dibuat,
 merencanakan tempat pemasaran produk.

5) Faktor Mengatur Usaha


Dalam kaitannya dengan kegiatan mengatur usaha, yang perlu dilakukan oleh seorang
wirausaha adalah sebagai berikut :

 menyusun uraian tugas pokok untuk menjalankan usahanya,


 menyusun struktur organisasi usaha,
 memperkirakan tenaga kerja yang dibutuhkan,
 menetapkan balas jasa dan insentif,
 membuat jadwal usaha,
 mengatur mesin-mesin produksi,
 mengatur tata laksana usaha,
 menata barang-barang,
 menata administrasi usaha,
 mengawasi usaha dan pengendaliannya.

6) Faktor Pemasaran
Faktor pemasaran produk perusahaan dapat ditinjau berikut ini:

 daya serap pasar dan prospeknya,


 kondisi pemasaran dan prospeknya,
 program pemasarannya.

7) Faktor Administrasi
Untuk menunjang kelancaran kegiatannya, sebaiknya seorang wirausaha mempunyai catatan
yang rapi mengenai kegiatan dan kejadian yang terjadi setiap harinya. Catatan tersebut dibuat
secara kronologis dan kemudian didokumentasikan.

5. Langkah-Langkah Melakukan Wirausaha


Secara umum langkah-langkah melakukan wirausaha adalah sebagai berikut.

a. Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu
yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka
usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’. Tahap ini juga memilih jenis
usaha yang akan dilakukan.

b. Tahap melaksanakan usaha


Dalam tahap ini, seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan
usahanya, mencakup aspekaspek: pembiayaan, sumber daya manusia, kepemilikan,
organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil
keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.

c. Tahap mempertahankan usaha


Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis
perkembangan yang dicapaiuntuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
d. Tahap mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau
dapat bertahan, perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

Wirausaha Produk Kerajinan Hiasan dari Limbah

Wirausaha Produk Kerajinan Hiasan dari Limbah


a. Kerajinan sebagai bagian dari industri kreatif
Ekonomi Pertanian
Ekonomi Industri
Ekonomi Informasi
Ekonomi Kreatif
b.Kewirausahaan Produk Kerajinan
Hukum ekonomi dasar menjelaskan hubungan antara ketersediaan barang di pasar (supply) dan
permintaan pembeli (demand)
c. Produk kerajinan hiasan dari bahan limbah
1. jenis produk hiasan
2. produk hiasan dan nilai estetik
Produk dapat disebut sebagai hiasan apabila memiliki nilai estetik atau nilai keindahan. Keindahan
dapat dihasilkan dari pengolahan material untuk menghasilkan
bentuk, warna, tekstur
yang indah.
dwi yuniawati (07)
krisanty amelia a. (18)
Mufida Rahma w. (20)
Tsabita nur a. (31)
vinta abiusani (33)

XII IPA 4
d. bahan baku limbah untuk kerajinan
1. material dan bentuk limbah
Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan. Kegiatan yang menghasilkan limbah dapat dibedakan
menjadi kegiatan di rumah tangga dan di industri.
2. bahan utama dan bahan pendukung
Bahan utama adalah yang memiliki nilai estetik, sedangkan bahan pendukung berfungsi untuk
konstruksi.
3. bahan baku limbah di lingkungan sekitar
Setiap daerah memiliki potensi sumber bahan baku limbah yang berbeda-beda.
e. teknik produksi kerajinan hiasan berbahan limbah
f. langkah-langkah perancangan desain, produksi, dan biaya produksi hiasan
1. pengembangan desain
Pengembangan desain dari limbah untuk membuat produk hiasan diawali
dengan riset dengan tujuan mencari data tentang
potensi limbah
yang
akan digunakan untuk bahan baku. Penentuan bahan baku limbah yang akan digunakan menjadi
dasar untuk proses
eksplorasi ide produk
.
Skema Pengembangan Desain Hiasan dari Limbah
Pendekatan
mengenali pasar sasaran dan selera pasar
melakukan eksplorasi material limbah untuk menghasilkan nilai estetik produk yang berbeda dan
unik
memikirkan dimana produk hiasan tersebut akan diletakkan
2. perancangan proses produksi dan k3
Bahan baku yang dipilih dan desain akhir , menentukan proses apa saja yang dilakukan pada tahap
pembahanan Proses dan kerja apa saja yang harus dilakukan dalam setiap tahap pembentukan,
perakitan, dan finishing, juga bergantung dari bahan baku dan desain akhir.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan,
dan kesejahteraan manusia yang bekerja disebuah institusi maupun lokasi proyek.
Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja.
3. perhitungan biaya produksi
Unsur Biaya Produksi :
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga Kerja
Biaya Overhead
HPP ( Harga Pokok Produksi )
Jumlah biaya produksi yang melekat pada persediaan barang jadi sebelum barangtersebut laku
dijual.
HPP/unit =
Biaya Produksi
Jumlah produk yang dihasilkan
g. pengemasan dan promosi
1. kemasan untuk produk hiasan
Fungsi kemasan :
melindungi produk dari benturan dan cuaca
memberikan kemudahan membawa
menambah daya tarik
sebagai identitas
Material Kemasan
2. promosi produk hiasan Limbah
Promosi produk dapat dilakukan diantaranya dengan mengadakan kegiatan disuatu lokasi,
menggunakan media cetak, maupun media elektronik dan sosmed.
h. perencanaan wirausaha
Perencanaan wirausaha merupakan tahap awal dalam memulai usaha.
Business Plan, berisi tahapan yang harus dilakukan dalam menjalankan suatu usaha.
Perencanaan wirausaha berguna dalam mengukur kemampuan, keberhasilan dan kegagalan usaha
agar sesuai sasaran.
i. simulasi wirausaha produk hiasan dari limbah
Yang diperlukan dalam wirausaha :
Hubungan baik antara wirausahawan dan client
Pembagian tugas yang adil dan efektif
Pelaksanaan 3 tahapan kegiatan

Tahap 1
Pembentukan organisasi dan pembagian tugas
Menetapkan target dan strategi
Membuat jadwal kegiatan
Menetapkan biaya produksi dan harga jual, pembiayaan serta alur keuangan

Tahap 2
Melakukan produksi
Melakukan Quality Control (QC)
Melakukan pengemasan
Melakukan promosi, penjualan dan distribusi

Tahap 3
Evaluasi kinerja dan keuangan
Penyusunan Laporan Evaluasi

Menetapkan Target dan Strategi


Target : produk laku di pasar, produk memuaskan konsumen, produk tahan lama, jumlah minimal
barang yang terjual tercapai.

Strategi : membuat produk yang unik, inovatif, berbeda dari yang lain

EVALUASI
Kinerja & keuangan
Harus mencapai target dan melaksanakan strategi. Target tercapai tetapi belum maksimal karena
untuk masalah keuangan belum terlaksana karena produk belum terjual sehingga tidak dapat
menentukan besar pemasukan yang diterima

Penyusunan Laporan Evaluasi


Man (Manusia)
Money (Uang)
Material (Bahan)
Machine (Mesin)
Method (Metode)
Market (Pasar)
Produk hiasan di dalam rumah (interior)
Produk hiasan di luar rumah (eksterior)
a. Studi Pasar Sasaran untuk Ide Pengembangan Produk
Pasar sasaran yang berbeda memiliki selera dan daya beli yang berbeda. Pemahaman akan pasar
sasaran akan mendukung proses pencarian ide dan penetapan harga jual.
b. Eksplorasi Material untuk Ide Pengembangan Produk
Eksplorasi material dilakukan dengan membuat beberapa percoban teknik pengolahan pada suatu
meterial
c. Proses Merespon Lingkungan untuk Ide Pengembangan Produk
Produk di dalam rumah
Produk di luar rumah
terima kasih
testimoni
Strength (kekuatan) :
produk PINYU memiliki nilai estetik yang unik.
Bahan limbah mudah didapat (botol plastik)
Harga relatif terjangkau
Weakness (kelemahan) :
Karena cat yang digunakan adalah cat minyak yang membutuhkan waktu yang cukup lama utuk
mengering, maka untuk menghasilkan produk yang telah di cat .
Opprtuities
Banyak peluang yang tersedia di pasar
Treats
Ketersediaan limbah sangat melimpah sehingga dimungkinkan akan banyak pesaing yang dapat
membuat produk serupa.

Analisis SWOT
Dibutuhkan desain yang memiliki estetika lebih tinggi dan unik.
Mengembangkan jenis bahan baku agar diperoleh produk yang beragam.
Desain baru harus selalu dibuat, untuk mengatasi pesaing.

Wirausaha Produk Kerajinan Hiasan dari Limbah

A. Kerajinan sebagai Bagian dari Industri Kreatif


Dunia telah melewati empat gelombang peradaban ekonomi, yaitu :

1. Gelombang Ekonomi Pertanian, saat pertanian menjadi penggerak ekonomi


yang utama.
2. Gelombang Ekonomi Industri, yang diawali dengan revolusi industri dan
perkembangan permesinan, saat industri manufaktur bermunculan dan
menghasilkan produk secara massal.
3. Gelombang Ekonomi Informasi, gelombang ini muncul akibat inovasi di
bidang teknologi informasi.
4. Gelombang Ekonomi Kreatif, saat penggerak utama ekonomi adalah ide
kreatif yang membuat ekonomi terus tumbuh.

Industri-industri yang termasuk ke dalam industri kreatif dikelompokkan ke dalam


14 sub sektor, yaitu :

credits to : nemupalu.blogspot.com

B. Kewirausahaan Produk Kerajinan

Hukum ekonomi dasar menjelaskan hubungan antara ketersediaan barang di pasar


(supply) dan permintaan pembeli (demand). Titik temu antara keduanya
merupakan harga jual produk. Produk kerajinan memanfaatkan keterampilan
tangan, proses pengerjaannya membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga
memberikan peluang untuk memasuki pasar sebagai produk dengan jumlah
terbatas dengan keunikannya. Produk yang unik dengan jumlah terbatas dapat
memiliki harga jual yang tinggi.
Peluang kerajinan untuk menjadi produk dengan harga yang tinggi harus dipastikan
dengan melakukan riset pasar terhadap minat dan selera pembeli. Hasil riset akan
mendasari proses perancangan produk kerajinan yang inovatif. Rancangan produk
terwujud melalui kegiatan wirausaha dengan didukung oleh 6M; Man (manusia),
Money (uang), Material (bahan), Machine (peralatan), Method (cara kerja), dan
Market (pasar).

Skema proses dalam wirausaha kerajinan


sumber : Buku Prakarya dan Kewirausahaan Kelas XII

C. Produk Kerajinan Hiasan dari Bahan Limbah

Jenis-jenis Produk Hiasan


Produk kerajinan Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang. Kreativitas
dan keterampilan didukung pula oleh keragaman hayati dari masing-masing
daerah. Perkembangan industri di setiap daerah juga membuka peluang
diperolehnya bahan baku untuk kerajinan. Kerajinan menampilkan keindahan yang
dihasilkan oleh ketermplan tangan dari proses pembuatannya. Salah satu produk
kerajinan yang dapat dikembangkan adalah produk hiasan.

Produk hiasan dapat ditemui di berbagai tempat di sekitar kita. Dilihat dari
penempatannya, produk hiasan dapat ditemui di dalam rumah (interior) yang
berfungsi menghias dan membuat suasana tertentu di dalam ruangan dan di luar
rumah (eksterior) yang berfungsi untuk menghias pagar, taman, atau dinding di
bagian luar rumah. Produk hiasan juga dapat ditemui di kendaraan atau dikenakan
manusia (perhiasan)

Produk Hiasan dan Nilai Estetik


Produk hiasan adalah produk yang memiliki fungsi hias. Beberapa produk hiasan
hanya berfungsi sebagai elemen visual yang memperindah suasana dan tampilan
suatu produk. Beberapa produk hiasan lainnya di samping memiliki fungsi hias,
juga memiliki fungsi pakai. Contohnya adalah kerajinan kincir angin yang
ditempatkan di halaman dan bingkai foto. Produk dengan fungsi pakai bila memiliki
nilai keindahan yang tinggi, dapat pula digolongkan menjadi produk hiasan.

Setiap produk yang dipakai atau yang disebut dengan produk fungsional pada
dasarnya memiliki nilai estetik. Suatu produk yang memiliki nilai fungsional yang
tinggi biasanya memiliki nilai estetik yang rendah, sedangkan suatu produk yang
besar nilai estetiknya biasanya memiliki nilai fungsional yang rendah bahkan bisa
juga tidak memiliki nilai fungsional

Produk dapat disebut sebagai hiasan apabila memakai nilai estetik atau nilai
keindahan. Keindahan dapat dihasilkan dari pengolahan material untuk
menghasilkan bentuk, warna, dan tekstur yang indah. Setiap bahan memiliki
peluang diolah menjadi produk hiasan, termasuk bahan limbah seperti kaleng,
plastik, kaca, kulit telur, batok kelapa, kulit kerang, dan kertas.

D. Bahan Baku Limbah untuk Kerajinan

Material dan Bentuk Limbah


Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Limbah adalah salah satu dari
suatu kegiatan atau proses. Wujud limbah dapat dibagi menjadi limbah padat,
cair, dan gas. Suatu kegiatan industri atau rumah tangga dapat menghasilkan lebih
dari satu macam limbah padat. Contohnya dari kegiatan di parbik garmen yang
memproduksi pakaian, dihasilkan limbah berupa sisa potongan kain dengan
berbagai ukuran, sisa benang, dan sisa selongsong benang.

Kegiatan yang menghasilkan limbah dapat dibedakan menjadi kegiatan di rumah


tangga dan di industri. Limbah di industri biasanya berjumlah banyak dengan
bentuk dan ukuran yang serupa sedangkan limbah padat yang dihasilkan rumah
tangga lebih beragam baik dari jenis, bentuk, dan ukurannya. Limbah industri
maupun rumah tangga memiliki potensi untuk dibuat kerajinan hiasan.

Produk hiasan harus memiliki nilai estetis yang tinggi. Nilai estetis dapat dihasilkan
dengan kemampuan mengolah material sesuai dengan karakter yang dimiliki oleh
material tersebut. Peluang pengolahannya bergantung pada jenis, sifat dasar
bahan, bentuk dan ukurannya. Pengolahan juga harus memperhatikan warna dan
tekstur dari limbah agar diperoleh kualitas produk yang baik.

Bahan Utama dan Bahan Pendukung


Sebuah produk hiasan pada umumnya terdiri atas bahan utama dan bahan
pendukung. Bahan utama adalah yang memiliki nilai estetik, sedangkan bahan
pendukung berfungsi untuk konstruksi. Contohnya produk hiasan bingkai foto yang
dihiasi pecahan kaca, atau kulit kerang, menggunakan bahan pendukung kayu
untuk konstruksi bingkainya. Bahan baku limbah yang terbuat dari material solid
seperti logam, kaca, plastik, atau kayu dapat digunakan untuk penghias sekaligus
konstruksinya.

Bahan Baku Limbah di Lingkungan Sekitar


Setiap daerah memiliki potensi sumber bahan baku limbah yang berbeda-beda.
Beberapa daerah pantai memiliki limbah kerang laut dengan jumlah banyak,
sedangkan daerah penghasil minyak kelapa akan memiliki limbah berupa
tempurung kelapa. Ada jenis limbah yang terdapat di hampir setiap tempat di
Indonesia, contohnya kulit dan bonggol jagung, daun kering, tulang dan kulit
hewan, dan sampah plastik kemasan.

Indonesia memiliki kekayaan alam dengan ragam tanaman dan hewan. Setiap
daerah di Indonesia juga dapat memiliki keragaman aktivitas/ kegiatan yang khas.
Setiap kegiatan dapat menghasilkan limbah.
Posted by Fidya Anindya AS at 05:10
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to Pinterest

1 comment:

Produk Kerajinan Bahan Keras - Kewirausahaan

1. 1. KERAJINAN BAHAN KERAS KELOMPOK4: -Devi Herlina Siahaan - Endah Ayu Lestari - Puspa
Lestari - SekarPuspita Arum - Yasmin NurAisy
2. 2. Kerajinan Bahan Keras • Definisi: Kerajinan bahan keras adalah kerajinan yang dalam
tahap pembuatannyamenggunakan bahan yang bersifat keras. • Ada2 jeniskerajinan bahan
keras, yaitu: 1. Kerajinan Bahan KerasAlami Kerajinan bahan kerasalami adalah kerajinan
yang bahan baku pembuatannyamasih berasal dari alam atau mengalami pengolahan
tanpamengakibatkan perubahan wujud bendaitu. Contoh: kayu, bambu, rotan, dan lain-lain.
2. Kerajinan Bahan KerasBuatan Kerajinan bahan kerasbuatan adalah kerajinan yang
bahannya telah mengalami pengolahan kembali. Contoh: logam, fiberglass, dan lain-lain.
3. 3. Kerajinan Batu Jenisbatu yang banyak digunakan untuk produk kerajinan adalah batu
hitam yang kerasdan batu padasberwarnaputih atau cokelat yang lunak. Teknik pengolahan
batu hitam dan batu padas banyak menggunakan teknik pahat dan teknik ukir. Produk
kerajinan dari bahan kerasmemiliki fungsi sebagai berikut. 1. Bendapakai, yaitu
karyakerajinan yang diciptakan mengutamakan fungsinya, sedangkan unsur
keindahannyahanyasebagai pendukung saja. 2. Bendahias, yaitu karyakerajinan yang dibuat
sebagai bendapajangan atau hiasan. Produk kerajinan jenisini lebih menonjolkan aspek
keindahan daripadaaspek kegunaan. Teknik pembuatan: teknik cor, teknik etsa, teknik ukir,
teknik ukir tekan, teknik bubut, teknik anyam.
4. 4. Tahap Penyelesaian Tahap Membuat Kerajinan Bahan Keras a. Membuat rancangan
Rancangan adalah hal awal yang kitalakukan setelah mendapat ide untuk membuat suatu
kerajinan dari bahan lunak, rancangan yang bagusbiasanyaakan menghasilkan yang bagus.
Rancangan biasanya dibuat di suatu kertaslalu kitamenggambarnya. b. Menyiapkan alat dan
bahan Setelah rancangan dibuat tahap selanjutnyaadalah menyiapkan alat dan bahan. Alat
dan bahan di utamakan memiliki kualitasyang bagus sehinggaakan mendapat hasil yang baik.
c. Membuat benda sesuai rancangan Setelah semuasiap kitamulai dengan
prosespembuatan, buatlah sebuah bagian dasar terlebih dari suatu kerajinan sehinggaakan
mudah dibentuk dan mempercepat prosespembuatan.
5. 5. d. Tahap penyelesaian Tahap akhir setelah kitamembuat suatu kerajinan adalah salah
satunyadengan merapikan atau memberi hiasan atau beberapatambahan lain
sehinggameningkatkan kualitaskerajinan tersebut.
6. 6. Keberhasilan & Kegagalan Wirausahawan1. Keberhasilan Wirausaha a. Faktor-Faktor
Pendukung Keberhasilan Wirausaha Adabeberapapendukung keberhasilan wirausaha, di
antaranya: 1) Faktor manusia 2) Faktor keuangan 3) Faktor organisasi 4) Faktor mengatur
usaha 5) Faktor pemasaran b. Langkah-Langkah untuk Menjadi Wirausahawan yang Suksesdi
antaranya: 1) Adavisi dan tujuan yang jelas. 2) Bersediauntuk mengambil risiko uang dan
waktu. 3) Terencanadan terorganisir. 4) Kerjakerassesuai dengan tingkatan kepentingannya.
5) Mengembangkan hubungan yang baik dengan karyawan, pelanggan, pemasok, dan
lainnya. 6) Hal-hal yang membuat usahaatau bisnismeraih kesuksesan.
7. 7. Menurut W . Keith Schilit, ada8 hal yang membuat usahaatau bisnismeraih kesuksesan
atau keberhasilan, yaitu : 1) Peluang pasar yang baik. 2) Keunggulan persaingan. 3)
Kualitasbarang/jasa. 4) Inovasi yang berproses. 5) Dasar budayaperusahaan. 6) Menghargai
pelanggan dan pegawai. 7) Manajemen yang berkualitas. 8) Dukungan modal yang kuat.
8. 8. 2. Kegagalan Wirausaha a. Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan Wirausaha 1) Tidak
kompeten dalam manajerial. 2) Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik,
kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan mengoordinasikan, keterampilan
mengelolasumber dayamanusia, maupun kemampuan menginterasikan operasi perusahan.
3) Kurang dapat mengendalikan keuangan. 4) Gagal dalam perencanaan. 5) Lokasi yang
kurang memadai 6) Kurangnyapengawasan peralatan 7) Sikap yang kurang sungguh-sungguh
dalam berusaha. 8) Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
9. 9. b. Faktor-Faktor yang Membuat Seseorang Mundur dari Wirausaha 1) Pendapatan yang
tidak menentu. 2) Kerugian akibat hilangnya modal investasi. 3) Perlu kerja keras dan waktu
yang lama. 4) Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap. c. Alasan
Utama Kegagalan Usaha Baru Alasan utama kegagalan usaha baru antara lain : 1)
Pengetahuan pasar yang tidak memadai. 2) Kinerja produk yang salah. 3) Usaha pemasaran
dan penjualan yang tidak efektif. 4) Adanya persaingan. 5) Keusangan produk yang terlalu
cepat. 6) Waktu memulai usaha baru yang tidak tepat
10. 10. DataHasil Penelitian Dalam observasi mengenai industri kerajinan dari bahan kerasini,
kami mendatangi salah satu tempat industri kerajinan yang terbuat dari batu, yakni
kerajinan batu nisan yang bernamaToko Risqi Granite. Alat dan Bahan: Pasir, semen
biasadan semen putih, traso, mil, keramik atau tehel, cetakan kayu, pengaduk, wadah.
Tahap Pembuatan: 1. Siapkan semuaalat dan bahan. 2. Masukkan pasir dan semen kedalam
wadah. 3. Campurkan semen putih dan mil kedalam wadah tadi. 4. Aduk hinggasemuabahan
yang dimasukkan tadi benar-benar tercampur dengan rata. 5. Kemudian masukkan
semuabahan tadi kedalam cetakan kayu. 6. Diamkan dan jemur di bawah sinar matahari.
Tunggu selamakurang lebih duahari. 7. Setelah kering, keluarkan batu nisan dari dalam
cetakan tadi
11. 11. Format Anggaran Produksi No Jenis Biaya Jumlah 1 Biayaproduk a.Bahan Baku
b.TenagaKerja 2.000.000 1.000.000 2 Subtotal BiayaUtama 3.000.000 3 BiayaOverhead
Produksi 500.000 4 a. Bahan Tak Langsung b. TenagaKerjaTak Langsung c. BiayaSewa d.
Perawatan & Perbaikan Mesin e. Perawatan/perbaikan Bangunan/ruangan f. Penyusutan
Bangunan/Ruangan g. Penyusutan Peralatan h. Listrik i. Air - - - - - - - - - 5 Biayao verbo ard
subtotal 6.500.000
12. 12. BEPProduksi Jikabiayaproduksi yang dikeluarkan untuk produk kerajinan sebesar Rp.
6.500.000 dan total produksi sebanyak 100 produk, dengan hargajual produk kerajinan Rp.
4.000.000 maka: BEPProduksi = Rp. 6.500.000 Rp. 4.000.000 = 1 produk BEPHarga = Rp.
6.500.000 100 Produk = Rp. 65.000/produk
13. 13. Thank You !!
A.Kerajinan Sebagai Bagian dari Industri Kreatif

Dunia telah melewati empat gelombang peradaban ekonomi.Gelombang yg pertama adalah


gelombang ekonomi pertanian yaitu pertanian menjadi penggerak ekonomi yang utama.Gelombang
yang kedua adalah gelombang ekonomi industri yairu produk dari industri massal menjadi motor
penggerak utama ekonomi.Gelombang yang kedua adalah gelombang ekonomi informasi yang
mucul sebagai akibat dari inovasi di bidang teknologi informasi.Gelombang yang keempat adalah
gelombang ekonomi kreatif yaitu gelombang dengan ide kreatif sebagai penggeraknya..Pada
gelombang ini industri kreatif menjadi penggerak utamanya.
Industri-industri yang termasuk ke dalam industri kreatif dikelompokkan ke dalam 14 sub sektor,
antara lain: arsitektur,desain,fesyen,kerajinan,penerbitan dan percetakan,televisi dan
radio,musik,film,video dan fotografi,periklanan,layanan komputer dan piranti lunak,pasar dan
barang seni,seni pertunjukkan,riset dan pengembangan,dan permainan interaktif.

B.Kewirausahaan Produk Kerajinan

Hukum ekonomi menjelaskan hubungan antara ketersediaan barang di pasar(supply) dan


permintaan pembeli(demand) dan mempengaruhi harga jual produk.Ketersediaan barang yang
melebihi permintaan pembeli akan menurunkan harga barang.Sebaliknya ketersediaan barang yang
rendah daripada permintaan pembeli dapat meninggikan harga barang.Industri kerajinan hanya
dapat menghasilkan jumlah barang yang terbatas dalam rentang waktu tertentu.Berbeda dengan
industri manufaktur yang mampu menghasilkan produk dalam jumlah besar dalam waktu yang
singkat.Hal tersebut memberikan peluang produk kerajinan dengan keunikannya untuk memasuki
pasar sebagai produk dengan jumlah terbatas atau limited edition/limited product dan dapat
memiliki harga jual yang tinggi.
Rancangan produk terwujud melalui kegiatan wirausaha dengan didukung oleh ketersediaan
sumber daya manusia,material,peralatan,cara kerja,pasar,dan pendanaan.Sumber daya yang
dikelola dalam sebuah wirausaha dikenal pula dengan sebutan 6M, antara lain:
1.Man (manusia) atau SDM (sumber daya manusia) biasa disebut dengan istilah Man Power atau
Mind Power, adalah personel atau orang-orang yang terlibat dalam wirausaha tersebut.Juga
termasuk
pengelolaan ide-ide inovatif yang dapat bermanfaat untuk perkembangan produk dan usaha
secara
umum.
2.Money (uang), yaitu dana yang menjadi modal usaha, perputaran uang melalui pengeluaran dan
pemasukan yang terjadi dalam usaha tersebut.Kemampuan pengelolaan uang termasuk
kemampuan
mengelola keuntungan yang diperoleh untuk pengembangan usaha agar menjadi lebih besar.
3.Market (pasar), sasaran dari produk yang dihasilkan oleh suatu usaha.Wirausaha dikembangkan
berdasarkan pada kebutuhan dan keinginan pasar, dengan demikian peluang produk diserap
pasar akan
lebih besar.Riset tentang pasar bertujuan pula untuk mengenali pesaing yang ada di pasar
tersebut.Persaingan yang terjadi dapat mempengaruhi rancangan produk yang akan dibuat serta
keputusan penetapan harga jual produk.
4.Material (bahan)
5.Machine (peralatan)
6.Method (cara kerja)

C.Produk Kerajinan Hiasan dari Bahan Limbah

1.Jenis-jenis produk hiasan


Kreativitas dan keterampilan didukung oleh keragaman hayati dan masing-masing daerah.
Perkembangan industri di setiap daerah juga membuka peluang diperolehnya bahan baku untuk
kerajinanKerajinan menampilkan keindahan yang dihasilkan oleh keterampilan tangan dari
proses
pembuatannya.Salah satu produk kerajinan yang dapat dikembangkan adalah produk
hiasaan.Dilihat
penempatannya, produk hiasan dapat ditemui di dalam rumah (interior) dan berfungsi menghias
dan
membuat suasana tertentu di dalam ruangan atau serimg disebut sebagai elemen estetis
interior.Produk
hiasan yang dapat ditemukan di luar rumah (eksterior), berfungsi untuk menghias pagar, taman,
atau
dinding bagian luar rumah.Produk hiasan yang di pakai di tubuh manusia lebih dikenal dengan
sebutan
perhiasan.

2.Produk Hiasan dan Nilai Estetik


Produk hiasan adalah produk yang memiliki fungsi hias.Beberapa produk hiasan hanya berfungsi
sebagai
elemen visual yang memperindah suasana dan tampilan suatu produk.Beberapa juga produk
hiasan
lainnya yang memiliki fungsi hias dan funsi pakai.Contohnya bingkai foto,memiliki fungsi sebagai
hiasan
dan untuk memajang foto atau gambar yang memiliki kenangan.Setiap produk yang dipakai pada
dasarnya memiliki nilai estetik.Sebuah produk fungsional seperti misalnya gelas kaca yang dipakai
untuk
minum sehari-hari memiliki nilai estetik.Nilai fungsional gelas kaca tersebut llebih tinggi daripada
nilai
estetikanya.Produk dapat disebut sebagai hiasan apabila memiliki nilai estetik atau nilai
keindahan.Keindahan dapat dihasilkan dari pengelolaan material untuk menghasilkan
bentuk,warna,dan
tekstur yang indah.Setiap bahan memiliki peluang diolah menjadi produk hiasan,termasuk bahan
limbah.Beberapa bahan limbah yang dapat dimanfaatkan untuk produk hiasan di antaranya
adalah
kaleng,plastik,kaca,kulit telur,batok kelapa,kulit kerang,dan kertas
D.Bahan Baku Limbah untuk Kerajinan

1.Material dan bentuk limbah


Limbah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan.Berdasarkan wujudnya dapat dibagi menjadi
limbah
padat, limbah cair, dan gas.Kegiatan yang menghasilkan limbah dapat dibedakan menjadi
kegiatan di
rumah tangga dan di industri.Kegiatan sehari-hari di rumah tangga menghasilkan jenis-jenis
limbah,diantaranya kemasan-kemasan plastik,alat rumah tangga yang sudah rusak,dan pakaian
bekas.Kegiatan industri mengasilkan limbah yang khas tergantung dari industrinya dan biasanya
berjumlah banyak dengan bentuk dan ukuran yang serupa.Limbah padat rumah tangga dan
industri
memiliki potensi untuk dibuat kerajinan hiasan.Produk hiasan harus memiliki nilai estetis yang
tinggi.

2.Bahan Utama dan Bahan Pendukung


Produk kerajinan hiasan dari limbah memperhatikan keindahan dan keunikan
bentuk,warna,maupun
tekstur dari limbah itu sendiri.Sebuah produk hiasan pada umumnya terdiri atas bahan utama
dan bahan
pendukung.Bahan utama yaitu bahan yang memiliki nilai estetik dan bahan pendukung berfungsi
untuk
konstruksi.Produk bingkai foto yang dihiasi pecahan kaca atau kulit kerang, menggunakan bahan
pendukung kayu untuk konstruksi bingkainya.Bahan baku limbah yang terbuat dari material
padat seperti
logam.kaca,plastik,atau kayu dapat digunakan untuk penghias sekaligus konstruksinya.

3.Bahan Baku Limbah di Lingkungan Sekitar


Setiap daerah memiliki potensi sumber bahan baku limbah yang berbeda-beda.Beberapa daerah
pantai
memiliki limbah kerang laut dengan jumlah banyak,sedangkan daerah penghasil minyak kelapa
akan
memiliki limbah berupa tempurung kelapa.Indonesia memiliki kekayaan alam dengan ragam
tanaman dan
hewan.Setiap daerah di Indonesia juga memiliki keragaman aktivitas/kegiatan yang khas dan
setiap
kegiatan tersebut menghasilkan limbah.
A. Kerajinan sebagai Bagian dari Industri Kreatif
Dunia telah melewati 4 gelombang peradaban ekonomi.
a. Gelombang Ekonomi Pertanian.
b. Gelombang Ekonomi Industri
c. Gelombang Ekonomi Informasi.
d. Gelombang Ekonomi Kreatif.
Industri-industri yang termasuk ke dalam industri kreatif dikelompokan ke dalam 14 sub,
yaitu: arsitektur, desain, fesyen, kerajinan, penerbitan dan percetakan, televise dan radio,
musik, film, video dan fotografi, periklanan, layanan komputer dan piranti lunak, pasar dan
barang seni, seni pertunjukan, riset dan pengembangan, dan permainan interaktif.

B. Kewirausahaan Produk Kerajinan


Hukum ekonomi dasar menjelaskan hubungan antara ketersediaan barang di pasar (supply)
dan permintaan pembeli (demand). Titik temu antara permintaan dan pengadaan adalah
penetapan harga jual produk. Ketersediaan barang yang melebihi permintaan pembeli akan
menurunkan harga, begitu juga sebaliknya.

Industri kerajinan yang hanya dapat menghasilkan jumlah barang yang terbatas dalam
rentang waktu tertentu, dan industri manufaktur yang mampu menghasilkan produk dalam
jumlah besar dalam waktu yang singkat memberikan peluang produk kerajinan dengan
keunikannya untuk memasuki pasar sebagai produk dengan jumlah terbatas atau limited
edition/limited product. Karena produk unik dengan jumlah terbatas dapat memiliki harga
jual yang tinggi.

Peluang kerajinan untuk menjadi produk dengan harga tinggi harus dipastikan dengan
melakukan riset pasar terhadap minat dan selera pembeli yang akan mendasari proses
perancangan produk kerajinan yang inovatif. Rancangan produk terwujud melalui kegiatan
wirausaha dengan didukung oleh ketersediaan sumber daya.

Sumber daya yang dikelola dalam sebuah wirausaha dikenal dengan sebutan 6M, yaitu: Man
(manusia), Money (uang), Material (bahan), Machine (peralatan), Method (cara kerja), dan
Market (pasar).
a. Man atau SDM (Sumber Daya Manusia)
Saat ini biasa disebut dengan istilah Man Power atau Mind Power, yang berarti personel atau
orang-orang yang terlibat dalam wirausaha tersebut.
b. Money
Merupakan dana yang menjadi modal usaha dan perputaran uang melalui pengeluaran dan
pemasukan yang terjadi dalam usaha tersebut.
c. Material, machine, dan Method
Hal tersebut terkait langsung dengan proses produksi yang terjadi dalam usaha tersebut.
d. Market
Pasar sasaran dari produk yang dihasilkan oleh suatu usaha.

C. Produk Kerajinan Hiasan dari Bahan Limbah


1. Jenis- jenis Produk Hiasan
Produk hiasan merupakan produk kerajinan yang memiliki potensi besar untuk berkembang
di Indonesia. Sumber manusia Indonesia memiliki kreativitas dan keterampilan tangan yang
tinggi. Kreativitas dan keterampilan tersebut didukung pula oleh keragaman hayati dari
masing-masing daerah.

Produk hiasan dapat ditemui di berbagai tempat di sekitar kita. Dilihat dari penempatannya,
produk hiasan dapat ditemui di dalam rumah (interior) dan di luar rumah (eksterior). Produk
hiasan juga dapat ditemui pada kendaraan maupun yang dikenakan manusia (perhiasan).

2. Produk Hiasan dan Nilai Estetik


Produk hiasan adalah produk yang memiliki fungsi hias. Beberapa produk hiasan hanya
berfungsi sebagai elemen visual yang memperindah suasana dan tampilan suatu produk.
Namun beberapa produk hiasan lainnya di samping memiliki fungsi hias, juga memiliki
fungsi pakai.

Setiap produk yang dipakai pada dasarnya memiliki nilai estetik. Seperti sebuah produk
fungsional seperti gelas kaca yang dipakai minum sehari-hari juga memiliki nilai estetik,
namun nilai fungsionalnya lebih tinggi daripada nilai estetiknya.

Produk dapat disebut sebagai hiasan apabila memiliki nilai estetik atau nilai keindahan.
Keindahan dapat dihasilkan dari pengolahan material untuk menghasilkan bentuk, warna, dan
tekstur yang indah.

Setiap bahan memiliki peluang untuk diolah menjadi produk hiasan, termasuk bahan limbah
yang jika melalui pengolahan yang kreatif dapat memiliki nilai estetik yang khas dan unik.

D. Bahan Baku Limbah untuk Kerajinan


1. Material dan Bentuk Limbah
Limbah merupakan salah satu hasil dari suatu kegiatan atau proses. berdasarkan wujudnya
limbah dapat dubagi menjadi limbah padat, cair, atau gas.

Kegiatan yang menghasilkan limbah dapat dibedakan menjadi kegiatan di rumah tangga dan
di industri. Limbah yang dihasilkan dari kegiatan di rumah tangga lebih beragam baik dari
jenis, bentuk dan ukurannya. Limbah yang dihasilkan industri biasanya berjumlah banyak
dengan bentuk, dan ukuran yang serupa. Limbah industri maupun limbah rumah tangga
memiliki potensi untuk dibuat kerajinan hiasan.

Produk hiasan harus memiliki nilai estetis yang tinggi yang dapat dihasilkan dengan
kemampuan mengolah material sesuai dengan karakter yang dimiliki oleh material tersebut.
Pengolahan bahan baku produk hiasan perlu memperhatikan jenis, sifat dasar bahan, bentuk
dan ukuran material, dan warna serta tekstur limbah yang akan digunakan agar diperoleh
kualitas produk yang baik.

2. Bahan Utama dan Bahan Pendukung


Sebuah produk hiasan terdiri atas bahan utama dan bahan pendukung. Bahan utama adalah
yang memiliki nilai estetik, sedangkan bahan pendukung berfungsi untuk konstruksi.

Contohnya pada perhiasan kalung dari bahan limbah, terdiri atas plastik limbah sebagai
bahan utama dan benang untuk menjalin plastic limbah tersebut sebagai material
pendukungnya.
3. Bahan Baku Limbah di Lingkungan Sekitar
Limbah padat, baik yang dihasilkan oleh industri maupun rumah tangga memiliki potensi
menjadi bahan baku untuk wirausaha produk kerajinan. Bahan baku harus memiliki jumlah
yang vukup untuk menghasilkan produk hiasan sesuai target produksi.

Setiap daerah memiliki potensi sumber bahan baku limbah yang berbeda-beda. Beberapa
daerah pantai memiliki limbah kerang laut dengan jumlah banyak, sedangkan daerah
penghasil minyak kelapa akan memiliki limbah berupa tempurung kelapa. Tetapi ada jenis
limbah yang terdapat di hamper setiap tempat di Indonesia, contohnya kulit dan bonggol
jagung, daun kering, tulang dan kulit hewan, dan sampah plastik kemasan.

Anda mungkin juga menyukai