Dosen Pengajar :
Disusun oleh:
Nama NIM
FAKULTAS ……….
UNIVERSITAS ………
…….
2020
A. Latar Belakang
Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah harga pokok barang yang telah
laku dijual. Perhitungan dan penyusunan harga pokok penjualan merupakan
suatu hal yang penting bagi sebuah perusahaan baik di bidang perdagangan,
jasa, maupun industri. Untuk itulah diperlukan adanya penyusunan harga
pokok yang tepat dan rasional, artinya semua biaya yang menjadi beban
sebagai harga pokok penjualan menunjukkan hal yang wajar dan unsur-
unsur harga pokok penjualan dapat dialokasikan sesuai dengan fungsinya
masing-masing.
Dalam Harga Pokok Penjualan kita dapat melihat informasi-informasi
tentang persediaan yang kita miliki sebelumnya, pembelian bersih dan
persediaan yang tersedia untuk dijual. Perusahaan yang telah berdiri
tentunya ingin berkembang dan terus menjaga kelangsungan hidupnya,
untuk itu pihak manajemen perusahaan perlu membuat kebijakan yang
mengacu pada terciptanya efisiensi dan efektivitas kerja. Kebijakan tersebut
dapat berupa penetapan harga pokok penjualan dengan membandingkan
dengan harga pembelian barang. Hal ini tentunya tidak terlepas dari tujuan
didirikannya perusahaan yaitu agar modal yang ditanamkan dalam
perusahaan dapat terus berkembang atau dengan kata lain mendapatkan laba
semaksimal mungkin.
Hal inilah yang melatarbelakangi saya untuk menyusun makalah
tentang Harga Pokok Penjualan (HPP).
B. Landasan Teori
Pengertian Harga Pokok Penjualan (HPP)
Harga Pokok Penjualan atau yang biasa disingkat HPP adalah
jumlah pengeluaran dan beban yang secara langsung atau tidak
langsung untuk menghasilkan produk atau jasa di dalam kondisi dan
tempat dimana barang dapat dijual dan digunakan. Singkatnya,
Harga Pokok Penjualan atau HPP adalah jumlah biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk tenaga kerja, bahan dan overhead
dalam proses pembuatan produk atau jasa yang dijual ke pelanggan
sepanjang suatu periode.
Komponen-Komponen Harga Pokok Penjualan (HPP)
Di dalam Harga Pokok Penjualan, terdapat beberapa komponen
penting sebagai berikut :
1. Persediaan awal barang dagang.
Yang dimaksud Persediaan awal barang dagang merupakan
persediaan yang tersedia di awal periode akuntansi perusahaan.
Saldo persediaan awal barang ini bisa dicek di neraca saldo
periode berjalan atau neraca saldo di awal perusahaan pada tahun
sebelumnya.
2. Persediaan akhir barang dagang.
Persediaan akhir barang dagang adalah persediaan barang yang
tersedia di akhir periode akuntansi perusahaan atau akhir tahun
buku berjalan. Nilai saldo ini bisa diketahui pada data
penyesuaian perusahaan di akhir periode akuntansi.
3. Pembelian bersih.
Pembelian bersih dalam HPP adalah keseluruhan pembelian
barang dagang yang dilakukan perusahaan, untuk pembelian
barang tunai atau kredit, ditambah dengan biaya angkut
pembelian dikurangi dengan potongan pembelian dan retur
pembelian yang sedang terjadi.
Unsur-Unsur Harga Pokok Penjualan (HPP)
Unsur yang mempengaruhi laporan Harga Pokok Penjualan (HPP) :
Persediaan barang dagangan awal (+)
Pembelian barang dagangan (+)
Beban angkut pembelian (+)
Retur pembelian dan pengurangan harga (–)
Potongan pembelian (–)
Persediaan barang dagangan akhir (–)
Manfaat Harga Pokok Penjualan (HPP)
Manfaat dari Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah sebagai berikut :
Sebagai patokan untuk menentukan nilai harga jual produk
Mengetahui keuntungan yang diperoleh perusahaan ketika
melakukan penjualan.
Rumus Harga Pokok Penjualan (HPP)
Harga pokok penjualan memiliki rumus untuk menghitung nilainya.
Rumusnya adalah:
C. Analisis Perhitungan
Contoh Kasus :
UD Jaya Furniture sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan
furnitur yang mempunyai toko di salah satu pusat perbelanjaan di Kota
Bandung. Pada tanggal 1 November 2020 atau awal bulan November 2020,
UD Jaya Furniture mempunyai persediaan barang berupa furniture dengan
jumlah nilai 3.000.000 rupiah.
Sepanjang awal bulan November hingga berakhir Bulan November 2020,
UD Jaya Furniture membeli kembali barang persediaan yang
diperdagangkan di tokonya pada para pengrajin furniture sejumlah
35.000.000 dengan tambahan biaya kirim atau ongkos kirim sejumlah
1.000.000 rupiah ditanggung oleh UD Jaya Furniture.
Di bulan yang sama, UD Jaya Furniture juga mencatat adanya transaksi
penjualan barang dagangan sejumlah 70.000.000 rupiah. Sedangkan pada
akhir bulan November, tercatat beberapa aktivitas transaksi berupa :
1. Membayar biaya listrik 400.000 rupiah.
2. Membayar biaya PAM air sebesar 100.000 rupiah.
3. Membayar biaya sewa lapak kepada tenant sebesar 10.000.000 rupiah.
4. Membayar upah karyawan sebesar 700.000 rupiah.
5. Membayar biaya ongkos kirim kepada pelanggan sebesar 600.000
rupiah.
https://idmanajemen.com/contoh-soal-perhitungan-harga-pokok-penjualan-hpp-
cara-menyelesaikan/