Table of Contents
1 Komponen Penentu Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang
1.1 a. Persediaan awal barang dagang
1.2 b. Persediaan akhir barang dagang
1.3 c. Pembelian bersih
2 Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang
2.1 a. Menghitung Penjualan Bersih
2.2 b. Menghitung Pembelian Bersih
2.3 c. Menghitung Persediaan Barang
2.4 d. Menghitung Harga Pokok Penjualan
3 Contoh Penghitungan Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal barang dagang merupakan persediaan barang yang tersedia di awal
periode atau tahun buku berjalan. Saldo persediaan awal barang dagang bisa dilihat
pada neraca saldo periode berjalan atau neraca awal perusahaan atau neraca tahun
sebelumnya.
Persediaan akhir barang dagang merupakan persediaan barang yang tersedia di akhir
periode atau akhir tahun buku berjalan. Saldo persediaan ini biasanya diketahui pada
data penyesuaian perusahaan pada akhir periode.
c. Pembelian bersih
Adapun untuk mendapatkan harga penjualan pokok dalam perusahaan dagang bisa
menggunakan tahapan penghitungan di bawah ini:
Ongkos Angkut Penjualan tidak termasuk dalam hitungan HPP dan menjadi biaya
umum.
UD. ANDI
Pembelian 75.000.000
Total Pembelian 76
Dari tabel di atas dapat diketahui secara sederhana bahwa harga pokok penjualan per
tanggal 31 Maret 2017 dari usaha UD. ANDI adalah sebesar Rp74.500.000.
Pada dasarnya, untuk menyusun patokan harga pokok penjualan, sebuah usaha
membutuhkan informasi dari laporan neraca lajur, sebelum menyederhanakannya dan
menjadikannya dalam beberapa komponen inti penyusun perhitungan HPP seperti
contoh di atas. Untuk memperoleh HPP yang akurat, maka laporan neraca lajur yang
dimiliki sebuah perusahaan pun harus tepat. Perhitungan neraca lajur disarankan untuk
tepat dan teliti agar pengambilan harga pokok sesuai dengan yang diperlukan. Selain
itu, pertimbangan harga dengan kompetitor juga bisa berpengaruh. Tetapi sebagai
pemilik usaha, Anda tentunya bisa mengambil nilai yang sesuai dengan kualitas produk
dan beberapa pertimbangan seperti di atas.
Table of Contents
1 Komponen Penentu Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang
1.1 a. Persediaan awal barang dagang
1.2 b. Persediaan akhir barang dagang
1.3 c. Pembelian bersih
2 Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang
2.1 a. Menghitung Penjualan Bersih
2.2 b. Menghitung Pembelian Bersih
2.3 c. Menghitung Persediaan Barang
2.4 d. Menghitung Harga Pokok Penjualan
3 Contoh Penghitungan Harga Pokok Penjualan
Ada beberapa komponn penentu harga pokok penjualan perusahaan dagang. Semua komponen
berikut berpengaruh terhadap harga pokok penjualan tersebut. Beberapa diantaranya adalah:
Persediaan awal barang dagang merupakan persediaan barang yang tersedia di awal periode atau
tahun buku berjalan. Saldo persediaan awal barang dagang bisa dilihat pada neraca saldo periode
berjalan atau neraca awal perusahaan atau neraca tahun sebelumnya.
c. Pembelian bersih
Pembelian bersih merupakan seluruh pembelian barang dagang yang dilakukan perusahaan, baik
pembelian barang secara tunai maupun secara kredit, ditambah dengan biaya angkut pembelian
dikurangi potongan pembelian dan retur pembelian yang terjadi.
Adapun untuk mendapatkan harga penjualan pokok dalam perusahaan dagang bisa menggunakan
tahapan penghitungan di bawah ini:
Ongkos Angkut Penjualan tidak termasuk dalam hitungan HPP dan menjadi biaya umum.
UD. ANDI
Pembelian 75.000.000
Total Pembelian 76
Dari tabel di atas dapat diketahui secara sederhana bahwa harga pokok penjualan per tanggal 31
Maret 2017 dari usaha UD. ANDI adalah sebesar Rp74.500.000.
Pada dasarnya, untuk menyusun patokan harga pokok penjualan, sebuah usaha membutuhkan
informasi dari laporan neraca lajur, sebelum menyederhanakannya dan menjadikannya dalam
beberapa komponen inti penyusun perhitungan HPP seperti contoh di atas. Untuk memperoleh
HPP yang akurat, maka laporan neraca lajur yang dimiliki sebuah perusahaan pun harus tepat.
Perhitungan neraca lajur disarankan untuk tepat dan teliti agar pengambilan harga pokok sesuai
dengan yang diperlukan. Selain itu, pertimbangan harga dengan kompetitor juga bisa
berpengaruh. Tetapi sebagai pemilik usaha, Anda tentunya bisa mengambil nilai yang sesuai
dengan kualitas produk dan beberapa pertimbangan seperti di atas.
Table of Contents
1 Komponen Penentu Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang
1.1 a. Persediaan awal barang dagang
1.2 b. Persediaan akhir barang dagang
1.3 c. Pembelian bersih
2 Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang
2.1 a. Menghitung Penjualan Bersih
2.2 b. Menghitung Pembelian Bersih
2.3 c. Menghitung Persediaan Barang
2.4 d. Menghitung Harga Pokok Penjualan
3 Contoh Penghitungan Harga Pokok Penjualan
Ada beberapa komponn penentu harga pokok penjualan perusahaan dagang. Semua komponen
berikut berpengaruh terhadap harga pokok penjualan tersebut. Beberapa diantaranya adalah:
Persediaan akhir barang dagang merupakan persediaan barang yang tersedia di akhir periode atau
akhir tahun buku berjalan. Saldo persediaan ini biasanya diketahui pada data penyesuaian
perusahaan pada akhir periode.
c. Pembelian bersih
Pembelian bersih merupakan seluruh pembelian barang dagang yang dilakukan perusahaan, baik
pembelian barang secara tunai maupun secara kredit, ditambah dengan biaya angkut pembelian
dikurangi potongan pembelian dan retur pembelian yang terjadi.
Adapun untuk mendapatkan harga penjualan pokok dalam perusahaan dagang bisa menggunakan
tahapan penghitungan di bawah ini:
Ongkos Angkut Penjualan tidak termasuk dalam hitungan HPP dan menjadi biaya umum.
UD. ANDI
Pembelian 75.000.000
Total Pembelian 76
Dari tabel di atas dapat diketahui secara sederhana bahwa harga pokok penjualan per tanggal 31
Maret 2017 dari usaha UD. ANDI adalah sebesar Rp74.500.000.
Pada dasarnya, untuk menyusun patokan harga pokok penjualan, sebuah usaha membutuhkan
informasi dari laporan neraca lajur, sebelum menyederhanakannya dan menjadikannya dalam
beberapa komponen inti penyusun perhitungan HPP seperti contoh di atas. Untuk memperoleh
HPP yang akurat, maka laporan neraca lajur yang dimiliki sebuah perusahaan pun harus tepat.
Perhitungan neraca lajur disarankan untuk tepat dan teliti agar pengambilan harga pokok sesuai
dengan yang diperlukan. Selain itu, pertimbangan harga dengan kompetitor juga bisa
berpengaruh. Tetapi sebagai pemilik usaha, Anda tentunya bisa mengambil nilai yang sesuai
dengan kualitas produk dan beberapa pertimbangan seperti di atas.
Table of Contents
1 Komponen Penentu Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang
1.1 a. Persediaan awal barang dagang
1.2 b. Persediaan akhir barang dagang
1.3 c. Pembelian bersih
2 Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang
2.1 a. Menghitung Penjualan Bersih
2.2 b. Menghitung Pembelian Bersih
2.3 c. Menghitung Persediaan Barang
2.4 d. Menghitung Harga Pokok Penjualan
3 Contoh Penghitungan Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal barang dagang merupakan persediaan barang yang tersedia di awal periode atau
tahun buku berjalan. Saldo persediaan awal barang dagang bisa dilihat pada neraca saldo periode
berjalan atau neraca awal perusahaan atau neraca tahun sebelumnya.
Persediaan akhir barang dagang merupakan persediaan barang yang tersedia di akhir periode atau
akhir tahun buku berjalan. Saldo persediaan ini biasanya diketahui pada data penyesuaian
perusahaan pada akhir periode.
c. Pembelian bersih
Pembelian bersih merupakan seluruh pembelian barang dagang yang dilakukan perusahaan, baik
pembelian barang secara tunai maupun secara kredit, ditambah dengan biaya angkut pembelian
dikurangi potongan pembelian dan retur pembelian yang terjadi.
Adapun untuk mendapatkan harga penjualan pokok dalam perusahaan dagang bisa menggunakan
tahapan penghitungan di bawah ini:
a. Menghitung Penjualan Bersih
Ongkos Angkut Penjualan tidak termasuk dalam hitungan HPP dan menjadi biaya umum.
UD. ANDI
Pembelian 75.000.000
Total Pembelian 76
Dari tabel di atas dapat diketahui secara sederhana bahwa harga pokok penjualan per tanggal 31
Maret 2017 dari usaha UD. ANDI adalah sebesar Rp74.500.000.
Pada dasarnya, untuk menyusun patokan harga pokok penjualan, sebuah usaha membutuhkan
informasi dari laporan neraca lajur, sebelum menyederhanakannya dan menjadikannya dalam
beberapa komponen inti penyusun perhitungan HPP seperti contoh di atas. Untuk memperoleh
HPP yang akurat, maka laporan neraca lajur yang dimiliki sebuah perusahaan pun harus tepat.
Perhitungan neraca lajur disarankan untuk tepat dan teliti agar pengambilan harga pokok sesuai
dengan yang diperlukan. Selain itu, pertimbangan harga dengan kompetitor juga bisa
berpengaruh. Tetapi sebagai pemilik usaha, Anda tentunya bisa mengambil nilai yang sesuai
dengan kualitas produk dan beberapa pertimbangan seperti di atas.
Table of Contents
1 Komponen Penentu Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang
1.1 a. Persediaan awal barang dagang
1.2 b. Persediaan akhir barang dagang
1.3 c. Pembelian bersih
2 Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan Perusahaan Dagang
2.1 a. Menghitung Penjualan Bersih
2.2 b. Menghitung Pembelian Bersih
2.3 c. Menghitung Persediaan Barang
2.4 d. Menghitung Harga Pokok Penjualan
3 Contoh Penghitungan Harga Pokok Penjualan
Persediaan awal barang dagang merupakan persediaan barang yang tersedia di awal periode atau
tahun buku berjalan. Saldo persediaan awal barang dagang bisa dilihat pada neraca saldo periode
berjalan atau neraca awal perusahaan atau neraca tahun sebelumnya.
Persediaan akhir barang dagang merupakan persediaan barang yang tersedia di akhir periode atau
akhir tahun buku berjalan. Saldo persediaan ini biasanya diketahui pada data penyesuaian
perusahaan pada akhir periode.
c. Pembelian bersih
Pembelian bersih merupakan seluruh pembelian barang dagang yang dilakukan perusahaan, baik
pembelian barang secara tunai maupun secara kredit, ditambah dengan biaya angkut pembelian
dikurangi potongan pembelian dan retur pembelian yang terjadi.
Ongkos Angkut Penjualan tidak termasuk dalam hitungan HPP dan menjadi biaya umum.
UD. ANDI
Pembelian 75.000.000
Total Pembelian 76
Dari tabel di atas dapat diketahui secara sederhana bahwa harga pokok penjualan per tanggal 31
Maret 2017 dari usaha UD. ANDI adalah sebesar Rp74.500.000.
Pada dasarnya, untuk menyusun patokan harga pokok penjualan, sebuah usaha membutuhkan
informasi dari laporan neraca lajur, sebelum menyederhanakannya dan menjadikannya dalam
beberapa komponen inti penyusun perhitungan HPP seperti contoh di atas. Untuk memperoleh
HPP yang akurat, maka laporan neraca lajur yang dimiliki sebuah perusahaan pun harus tepat.
Perhitungan neraca lajur disarankan untuk tepat dan teliti agar pengambilan harga pokok sesuai
dengan yang diperlukan. Selain itu, pertimbangan harga dengan kompetitor juga bisa
berpengaruh. Tetapi sebagai pemilik usaha, Anda tentunya bisa mengambil nilai yang sesuai
dengan kualitas produk dan beberapa pertimbangan seperti di atas.