Anda di halaman 1dari 5

1. Dalam menjalankan bisnis, perencanaan keuangan sangat penting untuk dilakukan.

Cara
yang paling efektif untuk menjaga bisnis dan alat-alat pembayarannya agar tetap di jalur
adalah dengan menciptakan proses anggaran. Anggaran dan rencana kerja wajib dibuat
untuk mencapai rencana perusahaan untuk masa yang akan datang. Agar dapat mencapai
rencana yang sudah ditentukan oleh perusahaan, perusahaan wajib menetapkan langkah
atau tindakan yang harus diambil. Pada poin inilah perusahaan akan membuat rencana
kerja. Rencana kerja biasanya berpedoman pada data historis dari tahun-tahun
sebelumnya.
Dalam penyusunan anggaran akan lebih berhasil apabila ditunjang dengan kebijakan
yang terarah dan perencanaan yang matang. Perusahaan yang mempunyai kecenderungan
memandang ke depan, akan memikirkan apa yang mungkin dilakukan untuk masa yang
akan datang. Hal ini menyebabkan dalam pelaksanaan perencanaannya, perusahaan
tinggal berpegang pada semua rencana yang telah disusun sebelumnya. Di mana,
bagaimana, mengapa, kapan, adalah pertannyaan yang dikembangkan sehari-hari. Dalam
perusahaan manufaktur (pabrik) kegiatan yang dilakukan dengan cara yang lebih efisien
dan meningkatkan keuntungan bagi perusahaan. Hal ini dapat terjadi apabila manajemen
memperhatikan rencana dan aktivitasnya di masa yang akan datang.
Anggaran perusahaan dalam proses penyusunannya memiliki kaitan yang erat dengan
perencanaan, pengkoordinasian kerja, dan pengawasan kerja. Dalam sebuah perusahaan,
anggaran perusahaan berperan sebagai alat bagi manajemen dalam melaksanakan ketiga
fungsi tersebut. Penyusunan Anggaran adalah siklus penting bagi perusahaan untuk
membantu pebisnis atau pelaksana dala perencanaan dan mewujudkan kegiatan-kegiatan
perusahaan sebagai pertanggungjawaban sehingga penympangan dapat diminimasisir.
Anggaran akan menuntun perusahaan dalam memperoleh tingkat keuntungan tertentu
yang diinginkan oleh perusahaan. Anggaran memberi pedoman kepada perusahaan
tentang langkah-langkah operasional yang harus dilakukan agar memperoleh keuntungan.
Dapat dikatakan pula bahwa anggaran merupakan suatu bentuk perencanaan laba yang
diinginkan oleh perusahaan.
2. Balanced scorecard atau yang biasa disingkat BSC adalah sebuah konsep kartu
berimbang yang digunakan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas strategi. Perusahaan
dapat mengetahui perkembangan kinerja dalam kurun waktu tertentu. Dalam menyusun
BSC, perusahaan membutuhkan data seputar non finansial dan finansial yang lengkap.
Dari BSC, manajemen bisa menentukan strategi mana yang berhasil dan tidak. Dengan
begini, manajemen dapat memutuskan strategi dalam jangka pendek. Menariknya, BSC
tidak hanya menguji kinerja dan strategi, namun juga memotivasi ide-ide baru. Secara
keseluruhan, konsep BSC sangat tepat diterapkan untuk mencapai tujuan dan visi misi
perusahaan ke depan.
Ada empat perspektif yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam menyusun strategi
menggunakan BSC, yaitu perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal,
perspektif keuangan, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Keempat perspektif
di atas menjadi tolak ukur sekaligus pendorong kesuksesan sebuah perusahaan. Ada
baiknya, keempat perspektif terkoordinasi antara satu dengan lainnya. Hal ini demi
mencapai visi dan misi perusahaan secara optimal dan terukur. Perusahaan bisa
meminimalisir strategi yang tidak berdampak positif, misalnya saja inovasi yang hanya
mengikuti trend. Jadi, perusahaan tetap harus mempertahankan keunggulan yang
ditawarkannya kepada para konsumen.
3. Tenaga kerja dalam suatu organisasi bisnis atau perusahaan perlu memiliki skill yang
terus dikembangkan. Hal ini dikarenakan lingkungan bisnis atau usaha terus mengalami
perubahan dan terus berkembang. Kedua hal ini tentu akan menghadirkan suatu
lingkungan baru dimana tenaga kerja harus melakukan adaptasi atau penyesuaian.
Penyesuaian inilah yang mengharuskan perusahaan harus melakukan upgrading
keterampilan dan pengetahuan para tenaga kerja yang dimiliki. Dengan demikian, kinerja
perusahaan dapat ditingkatkan.
Apalagi saat ini lingkungan bisnis berubah drastic dengan adanya Covid-19. Adanya
pandemic ini memaksa tenaga kerja untuk bekerja dari rumah dan bahkan cenderung
menggunakan teknologi untuk melakukan pekerjaannya. Hal ini biasa juga dikenal
dengan digitalisasi. Adanya digitalisasi ini memaksa tenaga kerja harus meningkatkan
dan menyesuaikan kemampuan dan pengetahuan mereka sesuai perkembangan teknologi
tersebut. Oleh karena itulah, permasalahan yang ada akibat adanya pandemic ini harus
dilakukan pelatihan dan pengembangan bagi karyawan atau tenaga kerja agar
kemampuan, skill dan pengetahuan mereka sesuai dengan kebutuhan zaman saat ini
sehingga perusahaan tetap aktif dan produktif dalam meningkatkan kinerjanya.
4. Diketahui,
Proyek Investasi, 5.600.000.000
Arus kas,
Tahun 1, 2.000.000.000
Tahun 2, 1.750.000.000
Tahun 3, 2.500.000.000
Tahun 4, 1.825.000.000
Tahun 5, 1.500.000.000
N, 5 tahun
a. Payback Period

Tahun Arus Kas Kumulatif


1 2.000.000.000 2.000.000.000
2 1.750.000.000 3.750.000.000
3 2.500.000.000 6.250.000.000
4 1.825.000.000 8.075.000.000
5 1.500.000.000 9.575.000.000
Proyek investasi kembali pada tahun ke 3, untuk lama masanya, dapat dihitung
sebagai berikut.
= (6.250.000.000 – 5.600.000.000)/5.600.000.000
= 650.000.000/5.600.000.000
= 0,11 x 12
= 1,39
Jadi, nilai proyek investasi kembali dalam 3 tahun 1 bulan
b. Profitability Index
= Nilai aliran kas masuk/Nilai investasi
= 9.575.000.000/5.600.000.000
= 1,70
Nilai profitability index lebih dari 1, dengan demikian proyek investasi tersebut
layak.
c. Net Present Value
Bunga diskonto, 12%
Tahun Arus Kas Bunga Diskonto Present Value
0 5.600.000.000 - -
1 2.000.000.000 12% 1.785.714.286
2 1.750.000.000 12% 1.395.089.286
3 2.500.000.000 12% 1.779.450.620
4 1.825.000.000 12% 1.159.820.493
5 1.500.000.000 12% 851.140.284
NPV 1.371.214.968
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, diperoleh nilai NPV yang positif sehingga
proyek investasi layak untuk diterima.
5. Diketahui,
Jenis produk yaitu
Apel jenis A
Apel jenis B
Apel jenis C (tomat)
a. Biaya bersama atau joint cost tetap menjadi biaya yang relevan apabila jenis tomat
diproses lebih lanjut. Hal ini dikarenakan pengambilan keputusan apakah melanjutkan
proses olah apel jenis C, akan diperhitungkan terlebih dahulu apakan memberikan
keuntungan bagi perusahaan atau tidak. Oleh karena itu, perlu diperhatikan lebih
lanjut bagaimana perbandingan keuntungan yang diperoleh jika apel jenis C diproses
lebih lanjut.
b. Keputusan apakah menjual pada titik pisah atau proses lebih lanjut.
Total perolehan penjualan jika dijual langsung
= (10.000 x 40.000) + (10.000 x 45.000) + (10.000 x 20.000)
= 1.050.000.000
Biaya, 200.000.000
Keuntungan
= 1.050.000.000 – 200.000.000
= 850.000.000
Total perolehan penjualan jika diolah menjadi manisan terlebih dahulu
= (10.000 x 40.000) + (10.000 x 45.000) + (10.000 x 25.000)
= 1.100.000.000
Biaya
= 200.000.000 + (2.000 x 10.000)
= 200.000.000 + 20.000.000
= 220.000.000
Keuntungan
= 1.100.000.000 – 220.000.000
= 880.000.000
Berdasarkan hasil perbandingan perhitungan, maka keputusan yang tepat adalah tidak
menjualnya pada titik pisah, melainkan diolah terlebih dahulu menjadi manisan
karena memberikan tambahan keuntungan bagi Tuan Akbar.

Anda mungkin juga menyukai