Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aurelia Anjani

NIM : 215154040
Kelas : 3B AC
Matkul: Analisis Laporan Keuangan

Resume Materi Bab 10


Balance Scorecard pada Sektor Swasta

Definisi Balance Scorecard


Balance Scorecard dikembangkan oleh Drs. Robert Kaplan dan David Norton pada tahun 1990.
BSC merupakan metode pengukuran hasil kinerja suatu perusahaan atau instansi melalui kartu
skor yang hendak diwujudkan manajemen di masa mendatang yang kemudian dibandingkan
dengan kinerja sesungguhnya.

Four Process Managing Strategy dalam Mengukur Kinerja Organisasi Menggunakan


BSC
1. Perspektif Keuangan
Pengukuran kinerja keuangan digunakan untuk menunjukkan apakah perencanaan,
implementasi dan pelaksanaan serta strategi memberikan perbaikan mendasar.
Perspektif keuangan terdiri dari:
a. Imbalan kepada pemegang saham (ROE)
ROE = (Laba bersih setelah pajak / Modal Sendiri) x 100%
b. Imbalan investasi (ROI)
ROI = (Laba bersih setelah pajak / Total Aktiva) x 100%
c. Rasio Kas (Cash Ratio)
Cash Ratio = ((Kas + Bank + Surat Berharga) / Utang Lancar) x 100%
d. Rasio Lancar (Current Ratio)
Current Ratio = (Aktiva Lancar / Utang Lancar) x 100%
e. Collection Periods (CP)
CP = (Total Piutang Usaha / Total Pendapatan Usaha) x 365 hari
f. Perputaran Persediaan (PP)
PP = (Total Persediaan / Total Pendapatan Usaha) x 100%
g. Perputaran Total Aset (TATO)
TATO = (Penjualan / Total Aktiva)
h. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva (TMS Terhadap TA) TMS terhadap
TA = Total Modal Sendiri / Total Aktiva
2. Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan terdiri dari:
a. Pangsa pasar (market share) dengan mengukur besarnya pangsa pasar atau
proporsi segmen pasar yang dikuasai perusahaan.
b. Kesetiaan pelanggan = (∑ Pelanggan Tahun (n) / ∑ Pelanggan Tahun (n-1)) x
100%
c. Akuisisi pelanggan = ((∑ Pelanggan Tahun (n) - ∑ Pelanggan Tahun (n-1)) /
∑Pelanggan Tahun (n-1)) x 100%
d. Kepuasan pelanggan = (∑ Keluhan Pelanggan / ∑ Pelanggan) x 100%
e. Profitabilitas pelanggan = Laba dalam segmen pasar yang dilayani / Jumlah
pelanggan dalam segmen pasar yang dilayani
3. Perspektif Internal Bisnis
Perspektif proses bisnis menampilkan proses kritis yang memungkinkan organisasi
memberi value proposition yang mampu memberikan pelayanan yang lebih baik dan
memuaskan penerima manfaat.
Perspektif proses bisnis internal terdiri dari:
a. Proses inovasi merupakan kreativitas perusahaan dalam mengembangkan
produk atau jasa baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
b. Proses operasi
MCE = (Waktu Pengolahan / Waktu Penyelesaian) x 100%
c. Pelayanan setelah serah terima, seperti konsultasi dan perbaikan/perawatan
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Perspektif ini menggambarkan kemampuan organisasi untuk menciptakan
pertumbuhan jangka panjang. Tujuan perspektif ini adalah untuk menyediakan
infrastruktur bagi tercapainya tiga perspektif sebelumnya. Perspektif pembelajaran dan
pertumbuhan terdiri dari kepuasan pekerja, retensi pekerja, dan produktivitas pekerja.

Keunggulan Balance Scorecard


a. Komprehensif
BSC memperluas perspektif yang awalnya hanya perspektif keuangan, meluas menjadi
perspektif konsumen, internal bisnis, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Kekomprehensifan atas target ini adalah respon sempurna bagi perusahaan dalam
menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks.
b. Koheren
Kekoherenan antara seni manajemen dan sasarannya dalam berbagai perspektif mampu
memperbaiki kinerja keuangan yang sangat diharapkan oleh perusahaan yang sedang
menghadapi iklim bisnis yang turbulen.
c. Seimbang
Keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh tata cara perencanaan strategik
penting untuk menghasilkan kinerja keuangan berkelanjutan.
d. Terukur
Balanced scorecard mengukur target-target strategik yang sulit untuk diukur.

Kelemahan Balance Scorecard


a. Korelasi yang buruk antara ukuran perspektif non-finansial dan finansial
Tidak ada jaminan bahwa laba di masa mendatang akan sesuai dengan tujuan
nonfinansial.
b. Terpaku pada hasil keuangan (fixation on financial result)
Manajer lebih peduli terhadap faktor finansial dibanding aspek lainnya.
c. Tidak ada prosedur perbaikan (no mechanism for improvement)
d. Ukuran-ukuran tidak diperbaharui (measures are not up to date)
Banyak perusahaan tidak memiliki prosedur formal untuk meng-update ukuran dalam
mencocokkan dengan perubahan seni manajemen.
e. Terlalu banyak pengukuran (measurement overload)
f. Kesulitan dalam memutuskan trade-off (difficult in establishing trade off)
Balanced scorecard tidak memperlihatkan bobot terperinci untuk setiap ukuran
finansial dan non-finansial yang terdapat dalam suatu laporan yang sama. Tidak adanya
bobot tersebut, menjadi sangat sukar untuk memadukan faktor finansial dan
nonfinansial.

Anda mungkin juga menyukai