AKUNTANSI MANAJEMEN
“Balanced Scorecard”
Oleh:
Kelompok 10
Nama Kelompok :
1. Komang Tri Paramita (1907531013)
2. Putu Isma Suyanti Wirantini (1907531019)
3. Komang Meilantari Sukrasta (1907531032)
C. Penerjemahan Strategi
Pemilihan segmen pasar dan pelanggan yang unit bisnis akan layani,
pengidentifikasian proses internal dan bisnis yang penting di mana unit harus unggul
dalam hal penyampaian proposisi nilai kepada pelanggan dalam segmen pasar sasaran,
serta memilih kemampuan individual dan organisasional yang dibutuhkan untuk tujuan
internal, pelanggan, dan keuangan.
Tampilan Proses Penerjemahan Strategi
Gagal implementasi terjadi ketika output yang ditargetkan tidak tercapai meskipun telah
dilakukan tindakan sesuai strategi. Sedangkan strategi yang tidak valid terjadi ketika
target yang dicapai terpenuhi, namun output yang dihasilkan tidak begitu berarti. Hal ini
berarti perusahaan salah dalam menerapkan strategi sehingga perlu tindakan koreksi agar
strategi yang diterapkan lebih valid. Informasi mengenai efektifitas dan validitas asumsi
yang mendasari startegi disebut balikan double-loop. Sedangkan balikan single-loop
hanya menekankan mengenai efektifitas pelaksanaan saja. Sehingga dalam balikan
tersebut, hasil aktual banyak menyimpang dari yang direncanakan, pun validitas asumsi
yang mendasari rencana tidak dipertanyakan.
Penurunan biaya
• Menurunkan biaya produk per unit Biaya produk per unit
• Menurunkan biaya pelanggan per Biaya pelanggan per unit
unit
• Menurunkan biaya jalur distribusi Biya per jalur distribusi
Penggunaan aset
• Memperbaiki pemanfaatan aset Laba atas investasi
Nilai tambah ekonomi
b) Perspektif Pelanggan
Perspektif ini akan mengevaluasi bagaimana pandangan pelanggan terhadap
perusahaan. Perspektif ini terdiri dari dua kelompok pengukuran:
• Customer core measurement (pengukuran inti pelanggan)
Sering disebut core objectives and measures (tujuan dan ukuran
utama) dari perspektif pelanggan. Ada 5 tujuan utama yang berkaitan
dengan hal ini antara lain:
1) Peningkatan pangsa pasar
Pangsa pasar mencerminkan bagian pasar yang dimiliki
perusahaan dalam memasarkan produknya.
2) Peningkatan retensi pelanggan
Retensi pelanggan ialah kemampuan perusahaan untuk
mempertahankan hubungan dengan konsumen.
3) Meningkatkan akuisisi pelanggan
Yakni kemampuan perusahaan untuk menarik pelanggan baru.
4) Peningkatan kepuasan pelanggan.
Dalam hal ini perusahaan akan berusaha untuk menaksir tingkat
kepuasan pelanggan.
5) Peningkatan profitabilitas pelanggan
Dalam hal ini perusahaan akan berusaha untuk mengukur
tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dari para
pelanggannya.
• Customer value preposition (preposisi nilai pelanggan)
Nilai pelanggan adalah perbedaan antara realisasi dan pengorbanan
pelanggan. Realisasi adalah apa yang diterima pelanggan, meliputi hal-
hal seperti fungsi produk (fitur), kualitas produk, keandalan
pengiriman (output dikirim tepat waktu), waktu respons pengiriman,
citra dan reputasi. Sedangkan pengorbanan adalah apa yang harus
diserahkan pelanggan untuk mendapatkan produk tersebut, meliputi
harga produk, waktu untuk mempelajari penggunaan produk, biaya
operasional, biaya pemeliharaan, dan biaya pembuangan. Kebanyakan
komponen dari pengorbanan adalah biaya pasca pembelian. Atribut
yang berhubungan dengan realisasi dan pengorbanan proposisi nilai
memberikan dasar bagi tujuan dan ukuran yang akan mengarahkan
pada perbaikan hasil utama. Semakin besar realisasi dan semakin
sedikit pengorbanan pelanggan akan membuat pandangan pelanggan
terhadap perusahaan menjadi semakin baik.
Berikut tabel mengenai kemungkinan tujuan dan ukuran yang mungkin digunakan
dalam perspektif pelanggan.
Proses operasional
• Meningkatkan kualitas proses Biaya kualitas
Hasil output
Persentase unit cacat
• Meningkatkan efisiensi proses Tren biaya unit
Output/input
• Menurunkan waktu pemrosesan Waktu siklus dan velositas
Efektivitas siklus manufaktur
(MCE)
Takt time (tingkat permintaan
pelanggan terhadap produk)
Hansen. Mowen. 2020. Akuntansi Manajerial Buku 2 Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat
Ciptani, Monika Kussetya. 2000. Balanced Scorecard sebagai Pengukuran Kinerja Masa
Depan: Suatu Pengantar. Jurnal Akuntansi & Keuangan. 2(1):21-35
Unknown. Tersedia pada https://stie-igi.ac.id/wp-content/uploads/2020/05/AKUNTANSI-
MANAJEMEN-BAB-9.pdf (diakses pada tanggal 3 Mei 2021).
Unknown. Tersedia pada https://repository.wima.ac.id/414/3/Lampiran.pdf (diakses pada
tanggal 4 Mei 2021).
Unknown. Tersedia pada https://rahmatsuharjana.blogspot.com/2013/03/balanced-scorecard-
sebagaipengukuran.html#:~:text=Sementara%20itu%20Anthony%2C%20Banker%2C%
20Kaplan%2C%20dan%20Young%20%281997%29,Balanced%20Scorecard%20merup
akan%20suatu%20alat%20pengukur%20kinerja%20 (diakses pada tanggal 4 Mei 2021)